Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN KEUANGAN

INTERNASIONAL
KELOMPOK 5 :
I MADE SATRIA JAYA (202032122037)
I GUSTI NGURAH RAKA ADITYA (202032122040)
I MADE ADYJAYA PRANATHA (202032122143)
HUBUNGAN ANTARA INFLASI,
SUKU BUNGA, DAN
NILAI TUKAR
Pengertian
Inflasi yang dikemukakan oleh Bodie Kane Marcus
(2014:141) adalah tingkat kenaikan harga secara umum.
Tingkat inflasi yang tinggi sering diasosiasikan dengan

INFLASI
ekonomi yang “terlalu panas”, yaitu ekonomi dimana
permintaan barang dan jasa lebih tinggi dari kapasitas
produksi, sehingga terjadi kenaikan harga – harga.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi
merupakan kecenderungan naiknya harga barang dan
jasa pada umunya yang berlangsung secara terus
menerus. Jika inflasi meningkat, maka harga barang dan
jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang.

3
Menurut Kasmir (2014:114) bunga
bank dapat diartikan balas jasa yang
diberikan oleh bank yang berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah
yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga bisa diartikan
SUKU BUNGA harga yang harus dibayar kepada
nasabah dengan yang harus dibayar
oleh nasabah kepada bank.
Menurut Ross (2015:68) suku
bunga dibedakan antara suku bunga riil
dan suku bunga nominal. Suku bunga
nominal masih belum disesuaikan
dengan inflasi, suku bunga riil yang
telah disesuaikan dengan inflasi.
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) satu mata uang
terhadap lainnya merupakan bagian dari proses valuta asing.
Nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri yang
harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Menurut Mankiw (2007) dalam sistem ekonomi , nilai
tukar mata uang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Nilai tukar mata uang nominal
Nilai tukar mata uang nominal adalah perbandingan harga
relatif dari mata uang antara dua Negara. Nilai tukar antar dua
NILAI TUKAR
Negara ini yang diberlakukan di pasar valuta asing (valas)
adalah nilai tukar mata uang nominal.
b. Nilai tukar mata uang rill
Nilai tukar mata uang rill adalah perbandingan harga relatif
dari barang yang terdapat di dua Negara. Dengan kata lain nilai
tukar mata uang rill menyatakan tingkat harga dimana kita bisa
memperdagangkan barang dari suatu Negara dengan barang
Negara lain.

5
HUBUNGAN ANTARA INFLASI,
SUKU BUNGA DAN
NILAI TUKAR
Pada saat laju inflasi sebuah negara naik relatif terhadap laju
inflasi negara lain, maka deman atas valutanya menurun karena
exportnya menurun (menyusul naiknya harga). Selain itu
konsumen dan perusahaan dalam negara yang memiliki inflasi
tinggi cenderung meningkatkan konsumsi import mereka.
Kedua tekanan ini menciptakan penurunan atas nilai valuta dari
negara yang memiliki inflasi tinggi.

6
Teori Paritas Daya Beli (Purchasing power parity)
Teori paritas daya beli berfokus pada hubungan inflasi
dan nilai tukar. Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar
akan menyesuaikan diri dari waktu ke waktu untuk
mencerminkan selisih inflasi antara dua negara.

Ada 2 bentuk teori PPP yaitu :


1. Bentuk absolut (hukum satu harga)
2. Bentuk relatif (relatif Form)

7
Bentuk Absolut (Absolut form) atau disebut“Hukum satu
Harga”adalah :
Teori yang menyatakan bahwa harga dari 2 produk homogen
di negara-negara yang berbeda akan sama jika diukur dengan
valuta yang sama. Jika terdapat perbedaan harga setelah diukur

Bentuk absolut
dengan valuta yang sama, akan terjadi perubahan permintaan,
sehingga harga yang satu akan mendekati harga yang lain
Contoh :
a. Jika produk yang sama diproduksi oleh negara Inggris & AS,
dimana harga di Inggris lebih murah jika diukur dengan
(hukum satu harga)
valuta yang sama, maka permintaan terhadap produk tersebut
di Inggris akan meningkat, dan di AS akan menurun.
b. Konsekuensinya harga aktual yang dikenakan di masing -
masing negara bisa berubah dan atau nilai tukar yang
berubah.
c. Kedua kekuatan tersebut akan mendorong harga produk
sama, jika diukur memakai valuta yang sama.
d. Dalam kenyataan, eksistensi biaya transportasi, tarif dan
kuota mungkin dapat mencegah bentuk Absolut dari PPP.

8
Bentuk Relatif
(Relatif Form)
Bentuk Relatif (Relatif Form) adalah Teori yang menyatakan bahwa laju perubahan
indeks harga di 2 negara akan hampir sama jika diukur memakai valuta yang sama,
sepanjang biaya transportasi & hambatan - hambatan perdagangan tidak berubah.
Bentuk Realtif PPP adalah sebuah versi alternatif yang memperhitungkan
keberadaan ketidaksempurnaan pasar seperti biaya transportasi, tarif, dan kuota.

Contoh :
a. Kedua negara Inggris & AS memiliki laju inflasi nol, & nilai tukar berjalan antar
kedua negara berada pada Ekuilibrium.
b. Sejalan dengan berlalunya waktu,kedua negara tersebut mengalami inflasi.
c. Agar PPP eksis, nilai tukar juga disesuaikan untuk mengimbangi perbedaan laju
inflasi kedua negara.
9
Derivasi Paritas Daya Beli
Index harga domestik =h
Index harga negara lain = f
Laju inflasi = Ih
Laju inflasi negara lain = If
Index harga barang domestik = Ph
Index harga barang negara lain = Pf
INDEX HARGA BARANG DOMESTIK
Ph = (1 + I h )
Index harga di negara lain (Pf) berubah karena inflasi di negara tersebut :
Pf = ( 1 + I f )
Jika Ih > If dan nilai tukar antara valuta di kedua negara tidak berubah, maka
daya beli atas barang LN lebih besar daya beli atas barang domestik dalam hal
ini tidak ada PPP.

Jika Ih < If dan nilai tukar tidak berubah, maka daya beli atas produk
domestik lebih besar dari pada daya beli atas produk luar negeri. Dalam hal ini
PPP juga tidak ada.

Teori PPP menyiratkan bahwa nilai tukar tidak akan tetap konstan, tetapi
akan menyesuaikan diri untuk mempertahankan varitas daya beli.
Index harga luar negeri dari persfektif konsumen domestik :
Pf (1+ if) (1 + ef)
Ef mewakili % perubahan dalam nilai valas ybs
Ef mewakili % perubahan dalam nilai valas ybs. Menurut teori varitas %
perubahan nilai valas (ef) harus berubah untuk mempertahankan paritas
dalam index harga yang baru dari kedua negara.

Pf (1+ if )(1+ef) = Ph (1 +ih)


(1+ef) = Ph (1+ih)/Pf(1+if)
Ef = ((Ph(1+ih)/Pf(1+if))-1

Karena Ph=Pf (index harga awal diasumsikan sama di kedua negara)

Ef = ((1+ih)/(1+ if)) -1
Contoh :
Nilai tukar awal berada pada kondisi ekuilibrium. Kemudian valuta
domestik mengalami inflasi 5 % sementara negara lain mengalami inflasi
3 %.
Menurut teori PPP nilai valas tersebut akan mengalami penyesuaian sbb:
Ef = ((1+ih)/(1+if))-1
= ((1+5%)/(1+3%))-1
= 0,0194
= 1,94 %
 Artinya valas harus mengalami apresiasi sebesar 1,94 %
sebagai reaksi tahap tingginya inflasi di negara itu relatif
terhadap negara lain.
13
Contoh 2 :
Nilai tukar awal berada dalam kondisi ekuilibrium. Negara
asal mengalami inflasi 4 %Negara lain mengalami inflasi 7
% Maka valas akan mengalami penyesuaian :
Ef =((1+0,04)/(1+0,07))-1
= - 0,028
= - 2,8 %
Artinya bahwa valas yang dimaksud harus mengalami
depresiasi 2,8% sebagai reaksi terhadap tingginya inflasi di
negara asing terhadap inflasi domestik.

14
SEKIAN PRESENTASI DARI
KAMI,
APAKAH ADA PERTANYAAN?

15
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai