A. Penelitian Terdahulu
yang digunakan yaitu tahun 2004-2007. Obyek yang diteliti adalah variabel
terikat kurs rupiah dan variabel bebas inflasi domestik, adapun perbandingan
kurs dilakukan pada mata uang Dollar Amerika, yen Jepang, dan mata uang
euro. Kesimpulan dari penelitaian tersebut yaitu, selama tahun 2004 sampai
dengan tahun 2007 tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap kurs Rp/$,
sebaliknya kurs Rp/€ dan, Rp/¥, tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap
B. Tinjauan Teori
memahami teori nilai tukar, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
6
7
d. Kontrol Pemerintah
e. Ekspektasi
8
adalah ekspektasi akan nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar
f. Interaksi Antarfaktor
tukar.
kunci, premium (diskon) kurs forward, selisih suku bunga, asumsi IRP
yaitu kurs forward suatu valuta lain akan mengandung premium (atau
P= –1
F = S (1+ p)
Keterangan:
P = diskon forward
S = kurs spot
F = kurs forward
yaitu kurs spot dari suatu valuta dalam hubunganya dengan valuta lain
akan berubah sebagai reaksi terhadap perbedaan laju inflasi antara dua
didalam negerinya sendiri akan sama dengan daya beli maka pada saat
= –1
Keterangan:
hubunganya dengan valuta lain akan berubah sesuai dengan selisih suku
negeri secara rata-rata tidak akan lebih baik dibanding pengembalian dari
= –1
Keterangan:
sekuritas
dengan dengan nilai tukar. Teori ini menyatakan bahwa nilai tukar akan
antara dua negara, akibat adanya daya beli konsumen untuk membeli
produk domestik akan sama dengan daya beli untuk membeli produk luar
negeri (Madura,2000:208).
bahwa pasar komoditi merupakan pasar yang efisien dilihat dari alokasi,
internasional tanpa dikenai biaya transportasi sama sekali, tidak ada bea
harga yang digunakan untuk menghitung daya beli mata uang asing dan
domestik.
harga tunggal (the law of one price). Artinya, bila produk atau jasa yang
sama dapat dijual di pasar yang berbeda dan tidak ada hambatan dalam
cendrung sama di kedua negara tersebut. Bila kedua pasar tersebut adalah
dua negara yang berbeda, harga produk atau jasa tersebut biasanya
dinyatakan dalam mata uang yang berbeda, namun harga produk atau
Teori PPP dibedakan benjadi dua, yaitu bentuk Absolut dan bentuk
Relatif. Teori PPP Absolut menyatakan bahwa harga dari dua produk
valuta yang sama. Jika terdapat perbedaan harga setelah diukur memakai
(Madura,2000:209).
negara:
Keterangan:
kurs spot ditentukan oleh harga relatif dari sejumlah barang yang sama.
keterangan:
yang saling mensubtitusi, permintaan atas produk itu harus berubah jika
harga barang Inggris naik dengan presentase yang lebih rendah. Kedua
dibutuhkan untuk mencapai ekuilibrium baru ini adalah 4%, seperti yang
9%. Misal pound hanya mengalami apresiasi 1%. Dalam hal ini, dimata
lebih rendah dari kenaikan harga barang-barang AS sekitar 9%. Jadi, kita
naik 4% lebih tinggi dari produk Inggris. Jadi konsumen Inggris akan
15
sama yang ada di Inggris. Setelah apresiasi pound mencapai 4%, harga-
potensial dari inflasi atas nilai tukar. Gambar 1 merupakan salah satu
bentuk grafis dari teori PPP. titik-titik yang terdapat pada gambar
asal dengan negara asing katakanlah x persen, maka nilai valuta asing
power parity.
sebesar 5%, seperti yang di ilustrasikan titik B. Jika nilai tukar benar-
benar berreaksi terhadap perbedaan laju inflasi sesuai dengan teori PPP,
16
maka titik-aktual akan berada pada atau dekat dengan garis PPP yang
Garis PPP
4 A
-4 -2 2 4
-4
terjadi inflasi dengan laju yang berbeda di dua negara. Jika kedua nilai
tukar tidak berubah seperti yang dinyatakan teori PPP, maka muncul
muncul disparitas daya beli. Daya beli konsumen negara asal atas
17
bahwa dispritas daya beli semacam itu hanya muncul dalam jangka
-3 -2 1 3
D -3
Semua titik di sebelah kiri garis PPP mewakili daya beli konsumen
Titik D dalam gambar 2.2 mewakili laju inflasi domestik yang lebih
Sekali lagi, muncul disparitas daya beli. Daya beli atas produk-produk
asing telah menjadi lebih buruk daripada daya beli atas produk-produk
dalam negeri.
Teori PPP menyatakan bahwa valuta asing dalam kasus ini harus
karena valuta asing yang dimaksud tidak melemak sampai sejauh ini,
yang diindikasikan oleh teori PP, dan titik D akan bergerak mendekati
garis PPP. semua titik di sebelah kanan garis PPP mewakili daya beli
produk asing.
dan indeks harga luar negeri (f) sama. Sedangkan laju inflasi domestik ,
dan laju inflasi luar negeri , maka indeks harga barang domestik
menjadi :
(1+ )
tersebut :
(1+ )
19
Teori PPP menyiratkan bahwa nilai tukar tidak akan tetap konstan,
parity. Apabila inflasi terjadi dan nilai tukar antara valuta lokal dengan
valuta asing berubah, maka indeks harga luar negeri dari perspektif
(1+ )(1+ )
paritas dalam indkes harga yang baru dari kedua negara, dengan
Maka nilai :
(1+ ) =
= -1
= -1
dengan nilai tukar menurut PPP. Apabila nilai > , maka nilai harus
melebihi inflasi luar negeri. Sebaliknya bila nilai < , maka nilai
akan negatif dan berarti nilai valuta asing mengalami depresiasi pada saat
negeri (Madura,2000:2010).
uang atau depresiasi atas mata uang negara-negara lain, dan sebaliknya
apresiasi terhadap nilai mata uang negara-negara lain seperti mata uang
nilai mata uang Indonesia akan mengalami depresiasi dari nilai mata
dari negara lain seperti Thailand, dan konsumsi atas produk domestik
tentunya akan mengubah nilai tukar (kurs) sesuai dengan tingkat inflasi
terhadap teori Paritas Daya Beli (porchasing power parity- PPP) yang
21
negara yang berbeda akan setara jika diukur dengan mata uang yang
sama, jika berbeda harga yang diukur pada mata uang yang sama,
internasional.
regresi terhadap kurs dan selisish inflasi historis. Sebagai ilustrasi mari
laju inflasi yang terdapat pada awal kuartal, seperti yang digambarkan
berikut ini.
= + –1]+µ
term.
perubahan nilai tukar dengan besar yang setara. Uji –t yang tepat bagi
uji untuk =0
t=
uji untuk
t=
tabel t kemudian akan digunakan untuk mencari nilai-t kritis. Jika salah
satu uji-t menemukan bahwa nilai koefisien berbeda signifikan dari apa
yang diharapkan, maka hubungan antara selisih inflasi dengan nilai tukar
melihat nilai tukar riil antara dua valuta sepanjang waktu. Nilai tukar riil
tukar berfungsi sebagai pengukur daya beli, jika suatu valuta melemah
10%, tetapi inflasi negaranya 10% lebih tinggi dari negara asing, maka
23
nilai tukar riil tidak berubah. Besarnya depresiasi valuta tersebut ditutupi
Jika nilai tukar riil selalu berusaha mendekati ke suatu nailai rata-
rata setiap saat, hal menyiratkan bahwa nilai tukar riil tersebut konstan
hanya bersifat temporer. Sebaliknya, jika nilai tukar riil bergerak acak,
ini menyiratkan bahwa nilai tukar tersebut bergerak tanpa pola yang bisa
konstan dalam jangka panjang, dalam kondisi ini konsep paritas daya beli
tidak absah karena pergerakan nilai tukar riil tampaknya lebih dari
terjadi secara terus menerus ada dua alasan yang pertama adanya faktor
adalah tidak adanya produk subtitusi. Ide diteori PPP adalah bahwa
segera setelah harga-harga menjadi relatif lebih tinggi, negara lain akan
C. Kerangka Pikir
bahwa selisih inflasi antara kedua negara dapat mempengaruhi kurs tukar
kedua negara.
Perdagangan
Internasional
Kurs Tukar
D. Hipotesis