6.1. Pendahuluan
Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca dapat memahami teori parietas daya beli
dan implikasi-implikasinya terhadap perubahan nilai tukar, mampu memahami teori
intenational fisher efect dan implikasi-implikasinya terhadap perubahan nilai tukar dan mampu
memahami perbandingan teori PPP, IRP, dan IFE?
Perubahan kurs PPP absolute menjadi kurs PPP relatif dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Keterangan :
𝑝ℎ = Price index home country
𝑖ℎ = Inflation rate home country
𝑝𝑓 = Price index foreign country
𝑖𝑓 = Inflation rate foreing country
𝑒𝑓 = presentase (%) perubahan kurs
= 1,058 – 1 = 5,8%
Berarti kurs valas USD akan apresiasi terhadap Rp sebesar 5,8%
Foward date 01/01/2015 = Rp 5.000 (1+5,8%)
= Rp 5.920
Penghitungan dengan formula lebih sederhana adalah :
𝐹𝑅 = 𝑆𝑅 {1 + {𝐼ℎ − 𝐼𝑓 )}
Contoh berdasarkan soal sebelumnya
𝐹𝑅 = 𝑆𝑅 {1 + {𝐼ℎ − 𝐼𝑓 )}
𝐹𝑅 = 𝑅𝑝 5.000 {1 + {9% − 3%)}
= Rp 5.300/USD
Dimana:
An = Amount atau jumlah uang dalam negeri (domestic currency) yang akan diterima
dari suatu deposti/investasi atau yang akan dibayar dari pinjaman pada akhir suatu
periode.
Ah = Amount atau jumlah uang dalam negeri (domestic currency) yang
diinvestasikan/didepositokan atau dipinjamkan.
If = Interest rate atau tingkat bunga foreign tersebut.
SR = Spot Rate
FR = Foward Rate
Rumus diatas dapat ditulis menjadi sbb;
𝐴
AN = [𝑆𝑅ℎ ] (1 + 𝑖𝑓 ){𝑆𝑅(1 + 𝑝)}
An = Ah (1+if) (1+p)
Menurut formula umum, rate of return (ROR) yang akan diperoleh dari
investasi atau deposito yang dilakukan diluar negeri (rf) adalah sebesar:
𝐴𝑛−𝐴ℎ
Rf = 𝐴ℎ
𝐴ℎ (1+𝑖𝑓 )(1+𝑝)−𝐴ℎ
𝑅𝑓 𝐴ℎ
Rf = (1+if ) ( 1+p) – 1
Secara teoritis, seorang investor akan menginvestasikan atau mendepositokan
dana dalam valas apabila rate of return dari luar (rf) minimal akan sama atau lebih tinggi
daripada tingkat bunga dalam negeri atau home country interest rate (ih) atau dengan
kata lain dapat dirumuskan menjadi rf = ih. Bila Rf disubstitusikan dengan ih pada
persamaan diatas, maka akan diperoleh rumus sbb:
(1+if) – 1 = ih
(1+if) (1+p) =1+ih
1+𝑖
1 + p = 1+𝑖ℎ
𝑓
1+𝑖
P = 1+𝑖ℎ – 1
𝑓
1,02
= 1.03 – 1
= 0.00097 = -0.97%
P = -0.97 < 0 atau negatif, berarti FR discount.
Bila SR = USD 1,50/GBP, maka FR adalah sebgai berikut.
FR = USD. 1,50 (1-0.0097)
= USD.1,49/GBP,
maka FR < SR atau dengan kata lain GBP depresiasi terhadap USD.
Contoh lain misalnya tingkat bunga per tahun Rp = 15% dan USD = 6%. Jika
Rp sebagai home currency, maka hitungannya adalah sebagai berikut.
(1+𝑖ℎ)
P = –1
1+𝑖𝑓)
1.15
= 1.06 – 1
= 0.0849 = 8.49%
P = 8.49% > 0 atau positif, berarti FR premium.
Bila SR = Rp 8000 / USD, maka FR = SR (1 + P).
FR = Rp 8000 (1 + 0.0849)
= Rp 8.679,20 maka FR > SR atau dengan kata lain USD apresiasi
terhadap rupiah.
Keterangan:
SR1 = Spot rate periode pertama
SR2 = Spot rate periode kedua
i$ = Tingkat bunga USD
iy = Tingkat bunga JPY
Selanjutnya menurut teori IFE : actual or effective return (r) dari investasi pada pasar
surat berharga di pasar uang (money market) luar negeri tergantung pada:
a. Foreign interest (if),
b. Presentase perubahan nilai forex (ef).
Dengan demikian, effective return di pasar uang atau bank luar negeri dapat dirumuskan
sebagai berikut:
r = (1 + if ) ( 1 + ef) – 1
Teori ini tidak berjalan dengan baik jika faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar
selain inflasi. Seperti misalnya kebijakan pemerinta,tingkat pendapatan,ekspektasi dan
interaksi antar faktor. Ketika semua faktor ini terdapat dalam suatu negara maka akan sulit
berjalannya teori ini.
6.6. Kesimpulan
Teori Purchasing Power Parity menyatakan. bahwa tingkat inflasi dapat mempengaruhi
nilai tukar mata uang. Teori Interest Rate Parity menyatakan bahwa tingkat suku bunga dapat
mempengaruhi nilai tukar mata uang. Berdasarkan teori Purchasing Power Parity dan teori
Interest Rate Parity maka tingkat inflasi dan suku bunga di suatu negara mempunyai pengaruh
terhadap nilai tukar mata uang.
Kedua faktor tersebut dapat berinteraksi sehingga menimbulkan pengaruh yang lebih
besar terhadap nilai tukar mata uang. Sebagai contohnya, perubahan perbedaan inflasi dapat
mempengaruhi perbedaan suku bunga. Dengan adanya perubahan perbedaan inflasi dan suku
bunga maka nilai tukar mata uang akan cenderung menyesuaikan dengan keadaan tersebut.
6.7. Evaluasi
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori paritas daya beli (PPP). Berbasis teori ini
bagaimana prediksi nilai valuta dari Negara – Negara yang laju inflasinya sangat
tinggi?
b. Selisih inflasi antara AS dengan Negara – Negara industry lain biasanya hanya
beberapa persentase saja dalam satu tahun manapun. Tetapi, nilai tukar aktual antara
dolar AS dengan valuta dari Negara – Negara tersebut seringkali berubah 10% atau
lebih. Implikasi apa yang disiratkan oleh informasi ini menyangkut paritas daya beli
(PPP)?
c. Jelaskan salah satu keterbatasn yang muncul pada saat menguji keberadaan paritas
daya beli?
d. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dampak Fisher International (IFE). Apa
implikasi dari IFE bagi perusahaan – perusahaan yang memiliki kelebihan kas dan
terus berinvestasi dalam sekuritas – sekuritas Treasury luar negeri?