Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN : BIAYA TENAGA KERJA (Labor Controlling)

Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih manusia untuk
menghasilkan suatu produk dan jasa tertentu.

Biaya tenaga kerja merupakan pembayaran kepada tenaga kerja sebagai penggunaan jasa untuk
menghasilkan suatu produk atau jasa

Biaya tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur dapat dibedakan menjadi :

1. Biaya tenaga kerja langsung : yaitu biaya tenaga yang dapat ditelusuri kepada produk yang
dihasilkan, merupakan biaya utama untuk menghasilkan produk dan jasa tertentu, dan secara
langsung diidentifikasi kepada produksi.

2. Biaya tenaga kerja tidak langsung; merupakan seluruh biaya tenaga kerja selain biaya tenaga
kerja langsung yang berhubungan dengan proses produksi untuk menghasilkan produk dan jasa
tertentu.

9.1. PENGENDADLIAN BIAYA TENAGA KERJA

Bagi perusahaan, pengendalian biaya tenaga kerja memerlukan informasi yang penting.
Mengingat biaya tenaga kerja merupakan komponen yang cukup signifikan untuk total biaya
produksi. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dari penempatan tenaga kerja, perencanaan
skedul produksi, penyusunan anggaran biaya tenaga kerja, waktu penyelesaian pekerjaan dan
perencanaan upah insentif.

9.2. PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

Merupakan ukuran prestasi produksi dengan menggunakan tenaga kerja manusia sebagai tolok
ukur. Produktivitas merupakan jumlah produk dan jasa yang dihasilkan seorang pekerja atau
dengan kata lain sebagai efisiensi yang mengubah sumber daya manusia menjadi suatu produk
dan jasa tertentu.

9.5. AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA

Ada tiga aktivitas yang perlu dilakukan :

1. Mengukur waktu kerja : pada industri manufaktur digunakan dua cara pengukuran waktu kerja
yaitu : a) menggunakan kartu kehadiran, menggunakan mesin atau secara manual; b)
menggunakan kartu tugas kerja, yaitu setiap waktu tugas dalam pekerjaan dicatat.

Contoh :

Kartu Waktu Kerja


9.6. RENCANA UPAH INSENTIF

Dalam industri yang menghasilkan produk massa dan mempunyai banyak karyawan, upah dibayar
berdasarkan kontrak kerja, telaah produktivitas, evaluasi kinerja, upah yang terjamin dan upah dengan
insentif, yang dibayarkan setelah pekerjaan selesai, maka semua yang dibayarkan sudah mencakup
adanya insentif. Berbeda kalau upah dibayarkan berdasarkan per-jam, per-minggu, perencanaan upah
insentif akan menaikkan penghasilan pekerja yang berbanding langsung dengan keluaran yang dihasilkan.
Untuk itu diperlukan suatu standar kerja harian yang adil, sehingga rencana upah insentif dapat
bermanfaat dengan baik. Penetapan rencana upah insentif memerlukan koordinasi dari departemen
personalia, serikat pekerja, akuntan biaya.

Untuk dapat menetapkan rencana upah insentif dengan baik, harus :

a) Seorang pekerja memungkinkan menghasilkan di atas standar yang ditetapkan

b) Memberikan balas memadai

c) Rencana upah insentif harus dipahami oleh pekerja

d) Membuat suatu standar insentif yang adil.

Tujuan rencana upah insentif adalah mendorong produktivitas tenaga kerja untuk menghasilkan produk
lebih banyak, meningkatkan penghasilan lebih besar, bagi perusahaan untuk mendapatkan biaya per-unit
yang lebih rendah. Rencana upah insentif ini berusaha untuk menjamin hasil keluaran yang lebih banyak,
pengendalian biaya tenaga kerja yang lebih cermat, menetapkan dasar tarif upah insentif yang dibayarkan.

Contoh : 1

CV. Citra Lestari, mempekerjakan 20 orang tenaga kerja, setiap tenaga kerja bekerja 8 jam sehari,
dimana masing-masing pekerja menghasilkan 40 unit per-hari atau 5 unit per jam, tarif per-jam yang
dibayarkan Rp 5.000,-. Untuk meningkatkan penghasilan karyawan dan dapat menekan biaya per unit
perusahaan akan menerapkan upah insentif, dengan memberikan tarif Rp 6.000,- per-jam apabila seorang
pekerja dapat menghasilkan 50 unit per-hari. Biaya lain yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya bahan
baku sebesar Rp 2.000,- per-unit dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 1.500,- per-unit.

Elemen Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja yang dimaksud disini adalah biaya tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan
proses produksi, jadi merupakan kompensasi yang dibayar kepada tenaga yang langsung menangani
proses produksi. Biaya tenaga kerja ini mencakup :

Rumus : Penghasilan Kotor = Upah reguler + Insentif/Bonus

Upah reguler yaitu upah yang biasa diterima oleh seorang pekerja secara umum, yang didasarkan pada
waktu kerja yang digunakan, unit produksi yang dihasilkan, dikalikan dengan upah standar yang telah
ditetapkan. Waktu kerja yang digunakan didasarkan pada jam kerja langsung, jam mesin dan unit
produksi serta satuan pengukuran lainnya.

Contoh : 2
Seorang pekerja bekerja 8 jam sehari dengan waktu lima hari kerja dalam seminggu, upah dibayar secara
mingguan dengan tarif reguler Rp 7.500,- per-jam, unit yang dihasilkan 40 unit per-hari atau 160 unit per-
minggu. Penghasilan seorang pekerja per-minggu : 40 jam x Rp 7.500,- = Rp 300.000,-

Jurnal :

Produk Dalam proses Rp 300.000,-

Upah Rp 300.000,-

Insentif/Bonus : merupakan upah yang diberikan kepada pekerja, yang bekerja di atas tingkat standar
produktivitas yang telah ditatapkan. Insentif/bonus bisa ditetapkan berdasarkan jam kerja yang dihemat
atau unit produksi yang dihasilkan oleh seorang pekerja.

Contoh : 3

CV. Citra Mitra, mempekerjakan 10 orang karyawan, dengan jam kerja 8 jam sehari atau 40 jam per
minggu, standar hasil yang diharapkan perusahaan 30 unit per-hari untuk masing-masing pekerja atau 150
unit per-minggu. Tarif upah reguler Rp 6.000,- per-jam. Apabila karyawan dapat menghasilkan melebihi
standar yang ditetapkan akan diberikan upah intensif sebesar Rp2.000,- per-unit. Seandainya masing-
masing pekerja dapat menghasilkan 40 unit per-hari, berapa penghasilan masing-masing pekerja per-
minggu ?

Premi Lembur

Merupakan upah yang diberikan kepada pekerja diluar reguler, karena ada pekerjaan tambahan diluar
pekerjaan rutin, adanya target penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan perusahaan. Imbalan yang
diberikan ini akan dibebankan ke overhead pabrik.

Contoh : 4

Standar jam kerja yang ditetapkan perusahaan per-minggu untuk seorang pekerja adalah 40 jam, dengan
tarif reguler Rp 6.000,- per-jam, apabila seorang pekerja diberikan tugas lembur akan dibayar dengan tarif
150% dari tarif reguler. Seandainya seorang pekerja telah bekerja dengan waktu 45 jam per-minggu,
berapa penghasilan seorang pekerja per-minggu ?

Upah Cuti

Upah yang dibayarkan kepada pekerja yang mengambil cuti sesuai ketentuan perusahaan, upah semacam
ini disebut dengan upah non produktif, karena pekerja tidak aktif tetapi menerima upah. Upah ini akan
dibebankan ke biaya overhead pabrik.

Ketentuan pelaksanaan upah cuti, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :

1. Ditentukan kebijakan perusahaan, pada seorang pekerja diterima bekerja kebijakan ini sudah
diberitahukan.

2. Cuti diambil, umumnya pada waktu pekerjaan tidak banyak, hal ini supaya tidak ada kekosongan
pekerja.
3. Cuti harus diambil pada tahun terjadinya cuti, berlaku untuk cuti tahunan.

Contoh : 5

Miranda telah bekerja pada pabrik sandal selama lima tahun, oleh karena itu Miranda mempunyai hak cuti
selama dua minggu. Gaji tetap Miranda Rp 750.000 per-minggu.

9.7. DANA PENSIUN

Program dana pensiun, merupakan program yang dibuat sebagian perusahaan untuk menjamin hari tua
seluruh karyawan, sebagai penghargaan bagi karyawan yang telah menyumbangkan jasa-jasanya kepada
perusahaan. Program dana pensiun ini merupakan program agak rumit bagi perusahaan, karena program
ini berkaitan dengan pekerja, keuangan perusahaan, pertimbangan pajak penghasilan, dan keadaan
perekonomian secara makro dan sesuai dengan peraturan pemerintah berdasarkan undang-undang dana
pensiun.

Untuk mengetahui berapa besar dana yang harus disediakan program dana pensiun, perlu diperhatikan :

1. Berapa jumlah karyawan yang pensiun setiap tahunnya.

2. Jumlah nominal yang harus dibayar ke-setiap karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris.

3. Berapa lama masanya dana pensiun akan dibayar.

4. Jumlah pendapatan yang akan ditanam dari penyisihan dana pensiun.

5. Santunan yang dibayar kepada karyawan sebelum mencapai usia pensiun.

6. Biaya dana pensiun.

Setelah ditentukan biaya untuk dana pensiun, biaya yang menyangkut pada produksi dibebankan ke
pengendali overhead pabrik.

9.8. METODE UPAH INSENTIF

Rencana upah insentif umumnya dihitung menggunakan kombinasi dari unit yang dihasilkan dan jam
kerja yang dihemat.

Rencana Unit Kerja Langsung :

Suatu rencana pemberian insentif yang paling sederhana yaitu dengan membayar upah di atas tarif dasar
upah yang berlaku, apabila seorang pekerja dapat menghasilkan di atas standar yang ditetapkan. Pada
metode ini seorang pekerja akan dijamin mendapat upah dasar walaupun tidak mencapai standar yang
ditetapkan.

Contoh : 6

PT Bangkinang menetapkan standar hasil keluaran untuk produksi yang dilakukan sebesar 24 unit per-
jam, dengan tarif dasar Rp 12.000 per-jam atau Rp 500 per-unit. Apabila seorang dapat menghasilkan di
atas standar unit yang ditetapkan akan diberikan tarif upah per-jam yang berbeda. Biaya overhead pabrik
sebesar Rp 15.000,- per jam. Jika unit yang dihasilkan per-jam; 20 unit, 24 unit, 30 unit, 32 unit dan 35
unit.

Metode Bonus 100%

Merupakan variasi dari metode hasil kerja langsung. Perbedaannya terletak pada standar yang dibuat
bukan berdasarkan satuan uang, tetapi berdasarkan waktu per-unit keluaran. Yang ditetapkan bukan tarif
upah kerja per-unit, melainkan waktu standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit atau
pekerjaan tertentu. Pekerja dibayar berdasarkan waktu standar dengan tarif upah berdasarkan jam kerja,
bila pekerjaan atau unitnya diselesaikan dalam waktu standar atau kurang dari standar. Dalam variasi lain
untuk metode ini, penghematan waktu akan dibagi dengan supervisi atau dengan perusahaan.

Metode Bonus Kelompok

Dalam proses produksi suatu departemen atau keseluruhan pabrik, kerapkali memerlukan pekerja yang
bekerja dalam kelompok atau guna mengoperasikan mesin-mesin besar, karena dalam pengoperasian
mesin-mesin besar tidak mungkin memisahkan seorang, pekerja dari kelompok, tidak mungkin
meningkatkan keluarannya sendiri tanpa kerjasama dari kelompok. Rancangan bonus kelompok pada
prinsipnya sama dengan rancangan bonus secara individu,

Yauti untuk mendorong produksi di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif upah
yang sama untuk tingkat produksi standar. Unit yang dihasilkan diatas standar dianggap sebagai
penghematan waktu bagi seluruh kelompok, jadi setiap pekerja akan menerima bonus disamping upah
reguler. Bonus ini menjadi hak kelompok, yang akan dibagi diantara anggota kelompok, sesuai dengan
upah pokok masing-masing anggota kelompok.

Metode bonus kelompok ini dapat mengurangi pekerjaan administrasi untuk menghitung biaya tenaga
kerja, dan menghemat waktu pekerjaan supervisi dalam pengelolaan kerjasama diantara pekerja,
mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi kerusakan produk, dan memotivasi pekerja yang malas.

Contoh : 8

PT ElektroMAG, adalah perusahaan elektronik yang menggunakan mesin-mesin besar dan canggih,
dalam operasi yang dilakukan perusahaan mempekerjakan karyawannya berdasarkan kelompok, dimana
setiap kelompok terdiri dari 10 orang pekerja, masing-masing pekerja dibayar Rp 4.000,- per jam untuk
satu shift kerja dengan waktu 8 jam. Produksi standar 60 unit per jam atau 480 unit setiap shift, biaya
overhead pabrik Rp 25.000,- per jam atau Rp 200.000 per shift kerja. Dibawah data produksi dan jam
aktual.

Unit Produksi Jam Kerja Aktual

420 unit 80 jam

480 unit 80 jam


510 unit 80 jam Diminta :

1.Upah tetap kelompok


540 unit 80 jam
2.Bonus penghematan
525 unit 80 jam 3.Total Penghasilan Kelompok

492 unit 80 jam 4. Biaya Tenaga Kerja per-unit

5. Biaya Overhead per-unit

6. Biaya Konversi per-unit

9.9. KURVA BELAJAR

Rencana upah insentif sangat diharapkan oleh para pekerja untuk mencapai produktivitas yang lebih baik,
pada akhirnya akan meningkatkan keluaran dan menurunkan biaya konversi per-unit. Namun dengan
upah insentif seringkali juga kurang memacu pekerja, karena motivasi pekerja bukan hanya sekedar
imbalan yang berbentuk uang. Untuk mengatasi masalah ini diperbaiki dengan menerapkan teori kurva
belajar. Teori kurva belajar adalah teori yang menyatakan bahwa setiap kali jumlah kumulatif unit yang
dihasilkan dilipatgandakan, maka waktu rata-rata kumulatif per unit akan berkurang dalam suatu
persentase tertentu.

Contoh : 9

PT Dian Motor memproduksi produk baru yaitu komponen sepeda motor. Para perancang perekayasaan
produk telah memproyeksikan kurva kemahiran 90% yang akan dicapai apabila pekerja telah mahir dalam
teknik pembuatan produk ini. Lima unit pertama yang dihasilkan dalam proses ini akan memakan waktu
selama 4 jam, sedangkan tarif upah Rp 8.000 per jam.

Hitunglah :

1. Jam yang dibutuhkan serta hasil produksi per-jam sampai pada unit yang ke 40.

2. Biaya tenaga kerja per-unit untuk setiap unit kumulatif dari produksi

Anda mungkin juga menyukai