Anda di halaman 1dari 39

Bab.

9 PENGENDALIAN : BIAYA TENAGA KERJA (LABOR CONTROLLING)

Biaya tenaga kerja merupakan kontribusi seorang pekerja kedalam proses produksi,
dalam banyak organisasi manufaktur dan jasa, biaya tenaga kerja ini mempunyai
peranan yang penting, karena biaya tenaga kerja mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap biaya produksi suatu produk,untuk itu biaya tenaga
membutuhkan pengukuran, pengendalian dan analisis yang sistematis.
Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun
mental yang merupakan sumbangsih manusia
untuk menghasilkan suatu produce dan jasa
tertentu.

Biaya tenaga kerja merupakan pembayaran


kepada tenaga kerja sebagai penggunaan jasa
untuk menghasilkan suatu produce atau jasa.
Biaya tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur dapat dibedakan
menjadi:

1. Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga yang dapat ditelusuri
kepada produce yang dihasilkan, merupakan biaya utama untuk
menghasilkan produce atau jasa tertentu, dan secara langsung
diindentifikasi kepada produksi.

2. Biaya tenaga kerja tak langsung merupakan seluruh biaya tenaga


kerja selain biaya tenaga kerja langsung yang berhubungan dengan
proses produksi untuk menghasilkan produce dan jasa tertentu.
9.1. PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA
Bagi perusahaan, Pengendalian biaya tenaga kerja memerlukan
informasi yang penting, mengingat biaya tenaga kerja
merupakan komponen yang cukup signifikan untuk total biaya
produksi. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai dari
penempatan tenaga kerja, perencanaan skedul produksi,
penyusunan anggaran biaya tenaga kerja,waktu penyelesaian
pekerjaan dan perencanaan upah insentif.
9.2.PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
Produktivitas Tenaga Kerja merupakan ukuran prestasi produksi
dengan menggunakan tenaga kerja manusia sebagai tolok ukur.
Produktivitas merupakan jumlah produce dan jasa yang dihasilkan
seorang pekerja atau dengan kata lain sebagai efisiensi yang
mengubah sumber daya manusia menjadi suatu produce dan jasa
tertentu.
9.3. pengukuran produktivitas
Produktivitas harus dapat diukur, dapat dianalisis,dapat
dipahami dan dapat dibuat laporan yang akurat. Pengukuran
produktivitas tujuannya adalah untuk menampilkan suatu
indeks yang lebih akurat guna membandingkan hasil
sesungguhnya dengan standar prestasi yang ditetapkan.
Pengukuran yang paling umum digunakan adalah kuantitas
keluaran Per jam kerja, yang hanya memperhitungkan satu
masukan yaitu pekerja, pengukuran seperti ini mempunyai titik
lemah,karena mengabaikan faktor-faktor lain seperti
manajemen, peralatan yang digunakan, produce dan jasa yang
digunakan dalam proses produksi dan modal yang digunakan .
9.4. TUNTUTAN MUTU
Produktivitas tenaga kerja sangat besar pengaruhnya terhadap
mutu dan biaya.Yang sering disebut sebagai biaya tuntutan mutu,
biaya ini dapat dikategorikan ke dalam :
Biaya pencegahan:
Biaya yang berhubungan dengan
perancangan,pengimplementasian, dan pemeliharaan sistem
mutu.Dalam hal ini mencakup biaya pengendalian perekayasaan
mutu, perencanaan mutu untuk setiap departemen, program
pelatihan yang berkaitan dengan mutu, kerjasama dengan supplier
pengadaan bahan yang akan digunakan.
Biaya peningkatan mutu:
Biaya yang dikeluarkan untuk menjamin agar bahan dan produce
yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang diinginkan. Dalam
biaya ini mencakup pemeriksaan bahan baku, pemeriksaan
produce dalam proses,pemeriksaan produce jadi,pengujian yang
dilakukan di laboratorium, pengujian lapangan.
Biaya kegagalan internal
Biaya ini berkaitan dengan bahan dan produce yang tidak memenuhi
standar mutu yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan,sebelum
produce yang dihasilkan sampai ke tangan konsumen pemakai.

Biaya kegagalan eksternal


Biaya ini muncul karena rendahnya mutu produce yang dihasilkan. Biaya
ini mencakup :biaya perbaikan produce yang dikembalikan, biaya
penanganan keluhan pelanggan, biaya memperbaiki citra perusahaan
Dalam akuntansi biaya tenaga kerja,ada tiga aktivitas
yang perlu dilakukan:
1.Mengukur waktu kerja: pada industri manufaktur
digunakan dua cara pengukuran waktu kerja yaitu:
a) Menggunakan kartu hadiran,menggunakan
mesin atau secara manual.

b) Menggunakan kartu tugas kerja,yaitu setiap


waktu tugas dalam pekerjaan dicatat.
Cantoh:
Kartu waktu karja
P.T. Utama karya
Bekasi
Kartu kehadiran

Nama : Sulastri
No. pegawai : 0855
Unit : departemen perakitan
Hari Kehadiran - pulang Total jam
masuk istirahat Pulang
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu

Perhitungan upah:
Upah reguler = jam kerja x tarif upah /jam = xx
Upah lembur = jam kerja x tarif upah lembur/jam = xx

Total penghasilan = xx
2. Mempersiapkan daftar gaji: menentukan besarnya upah masing-masing karyawan,mengurangi segala
macam potongan yang berkaitan dengan upah.

Jurnal:

Gaji dan upah xx


Utang gaji dan upah xx
Piutang karyawan xx
Asuransi teenage kerja xx
Pajak penghasilan xx

3. Mengalokasikan Biaya teenage kerja: umumnya tugas ini dilakukan oleh departemen akuntansi,
karena hal ini menyangkut keseluruhan karyawan baik bagian produksi maupun non produksi

Jurnal:

Produk dalam proses xx


Pengendalian overhead pabrik xx
Beban gaji pemasaran xx
Beban gaji adiministrasi xx
Gaji dan upah xx
9.6. RENCANA UPAH INSENTIF

Dalam industri yang menghasilkan produce Massa dan


mempunyai banyak karyawan, upah dibayar berdasarkan
kontrak kerja, telah produktivitas,evaluasi kinerja, upah
yang terjamin dan upah dengan insentif, yang dibayarkan
setelah pekerjaan selesai,maka semua yang dibayarkan
sudah mencakup adanya insentif.Berbeda kalau upah
dibayar berdasarkan perjam, per-minggu, perencanaan upah
insentif akan menaikkan penghasilan pekerja yang
berbanding langsung dengan keluaran yang dihasilkan.
Untuk dapat menerapakan rencana upah insentif dengan baik,harus :
a. Seorang pekerja memungkinkan menghasilkan diatas standar yang
ditetapkan
b. Memberikan balas yang memadai.
c. Rencana upah insentif harus dipahami oleh pekerja.
d. membuat suatu standar insentif yang adil.

Tujuan rencana upah insentif adalah mendorong produktivitas tenaga kerja untuk
menghasilkan produce lebih banyak, meningkatkan penghasilan lebih besar, bagi
perusahaan untuk pendapatkan biaya per-unit yang lebih rendah.
Contoh:1

C .V. Lestari Jaya, mempekerjakan 20 orang tenaga karja, setiap tenaga karja
bekerja 8 jam sehari, dimana masing-masing pekerja menghasilkan 40 unit per-
hari atau 5 unit perjam, tarif perjam yang dibayar Rp.5.000;. Untuk
meningkatkan penghasilan karyawan dan dapat menekan biaya perunit
perusahaan akan menerapkan upah insentif, dengan memberikan tarif Rp. 6.000;
per-jam apabila seorang pekerja dapat menghasilkan 50 unit per- hari.Biaya lain
yang dikeluarkan perusahaaan adalah biaya bahan baku sebesar Rp.2.000;per-
unit dan biaya overhead pabrik sebesar Rp.1.500;per-unit
Biaya per-unit:

Elemen Biaya sistem sebelum sistem setelah


adanya insentif adanya
insentif

Bahan Baku Rp. 2.000 Rp. 2.000


Tenaga Kerja Rp. 1.000 Rp. 960
Overhead pabrik Rp. 1.500 Rp. 1.500

Total Rp. 4.500 Rp.4.460


Bahan Baku = Rp.2.000

20 x 8 x Rp. 5.000
Tenaga kerja sebelum insentif = = Rp.1.000

800 unit

Overhead pabrik = Rp. 1.500

20 x 8 x Rp. 6.000
Tenaga Kerja setelah insentif = = Rp. 960
1.000 unit

Dengan naiknya tarif biaya pekerja dari Rp.5.000; per-jam,menjadi Rp.


6.000;perjam,namun biaya per-unit produk turun dari Rp.4.500; menjadi
Rp.4.460; penurunan biaya per-unit ini disebabkan dua faktor yaitu:
1. Unit yang dihasilkan naik sebesar 25 %,
2. sedangkan kenaikan biaya tenaga kerja hanya sebesar 4 %
Elemen biaya tenaga kerja
Biaya tenaga kerja yang dimaksud disini adalah biaya tenaga kerja
yang berhubungan langsung dengan prosos produksi, jadi
merupakan kompensasi yang dibayar kepada tenaga kerja yang
langsung menangani proses produksi.
Rumus :
Penghasilan Kotor = Upah Reguler + insentif /Bonus

Upah Reguler : yaitu upah yang biasa diterima oleh seorang


pekerja secara umum, yang didasarkan pada waktu kerja yang
digunakan, unit produksi yang dihasilkan, dikalikan dengan upah
standar yang telah ditetapkan.
Contoh: 2

Seorang pekerja bekerja 8 jam sehari dengan waktu lima hari


karma dalam lima hari karma dalam seminggu, upah dibayar
secara mingguan dengan tarif reguler Rp.7.500,-per-jam, unit yang
dihasilkan 40 unit per-hari atau 160 unit per-minggu. Penghasilan
seorang pekerja per-minggu: 40 jam x Rp.7.500=Rp.300.000,-

Jurnal:
Produk Dalam Proses Rp. 300.000
Upah Rp. 300.000

Intensif/Bonus : Intensif/bonus merupakan upah yang diberikan


kepada pekerja, yang bekerja di atas tingkat standar produktivitas
yang telah ditetapkan.
Contoh: 3

C.V. Mitra Mini, mempekerjakan 10 orang karyawan, dengan jam kerja 8 jam sehari atau 40
jam per-minggu, standar hasil yang diharapkan perusahaan 30 unit per-hari untuk masing-
masing pekerja atau 150 unit per-minggu. Tarif upah regular Rp. 6.000,- per-jam. Apabila
karyawan dapat menghasilkan melebihi standar yang ditetapkan akan diberikan upah insentif
sebesar Rp. 2.000,- per-unit. Seandainya masing-masing pekerja dapat menghasilkan 40 unit
per-hari, berapa penghasilan masing-masing pekerja per-minggu?

Penghasilan masing-masing pekerja per-minggu: Upah Reguler + Intensif/bonus (40


jam x Rp. 6.000) + (200 unit – 150 unit x Rp. 2.000) = Rp. 340.000,-

Jurnal:
Produk dalam proses Rp.240.000
Pengendali overhead pabrik Rp.100.000
Utang Bonus/intensif Rp.100.000
Upah Rp.240.000
Premi Lembur
Premi Lembur: merupakan upah yang diberikan kepada pekerja diluar
upah regular, karena ada pekerjaan tambahan diluar pekerjaan rutin,
adanya target penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan perusahaan.
Imbalan yang diberikan ini akan dibebankan ke overhead pabrik.

Contoh:4
Standar jam kerja yang ditetapkan perusahaan per-minggu untuk seorang
pekerja adalah 40 jam, dengan tarif regular Rp.6.000 per-jam, apabila
seorang pekerja diberikan tugas lembur akan dibayar dengan tarif 150%
dari tarif regular. Seandainya seorang pekerja telah bekerja dengan waktu
45 jam per-minggu, berapa penghasilan seorang pekerja per-minggu?
Penghasilan per-minggu: Upah Reguler + Premi Lembur
(40 jam x Rp.6.000) + (5 jam x 150% x Rp.6.000) = Rp.285.000,-

Jurnal:

Produk dalam proses Rp.240.000


Pengendali overhead pabrik Rp.45.000
Premi lembur Rp.45.000
Upah Rp.240.000
Upah Cuti
Upah cuti adalah upah yang dibayarkan kepada pekerja yang
mengambil cuti sesuai ketentuan perusahaan, upah cuti bervariasi
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Pembayaran upah
semacam ini disebut dengan upah non produktif, karena pekerja tidak
aktif tetapi menerima upah, upah cuti ini akan akan dibebankan ke
biaya overhead pabrik.

Ketentuan pelaksanaan upah cuti


Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk upah cuti:
1. Ditentukan kebijakan perusahaan, pada seorang pekerja diterima
bekerja kebijakan ini sudah diberitahukan.
2. Cuti diambil pada umumnya pada waktu pekerjaan tidak banyak,
hal ini supaya tidak ada kekosongan pekerja.
3. Cuti harus diambil pada tahun terjadinya cuti, berlaku untuk cuti
tahunan.
Contoh: 5
Miranda telah bekerja pada pabrik sandal selama lima tahun, oleh karena itu Miranda
mempunyai hak cuti selama dua minggu. Gaji tetap Miranda Rp.750.000 per-minggu.

Perhitungan upah reguler dan upah cuti saat Miranda mengambil cuti:

Upah Reguler mingguan Rp.750.000


Upah Cuti= 2 x Rp.750.000 Rp.1.500.000
Jumlah minggu pembebanan upah cuti: 52 minggu - 2 minggu = 50 minggu

Upah Cuti yang dibebankan setiap minggu:


Rp.1500.000
= = Rp.30.000
50 minggu

Jurnal
Produk Dalam Proses Rp.750.000
Pengendali Overhead Pabrik Rp.30.000
Upah cuti terutang Rp.30.000
Upah Rp.750.000
9.7. DANA PENSIUN
Program dana pensiun, merupakan program yang dibuat sebagian perusahaan
untuk menjamin hari tua seluruh karyawan, sebagai penghargaan bagi karyawan
yang telah menyumbangkan jasa-jasanya pada perusahaan.
Untuk mengetahui berapa besar dana yang harus disediakan program dana
pensiun, perlu diperhatikan:
1. Berapa jumlah karyawan yang pensiun setiap tahunnya.
2. Jumlah nominal yang harus dibayar ke setiap karyawan berdasarkan
perhitungan aktuaris.
3. Berapa lama masanya dana pensiun akan dibayar.
4. Jumlah pendapatan yang akan ditanam dari penyisihan dana pensiun.
5. Santunan yang dibayar kepada karyawan sebelum mencapai usia pensiun.
6. Biaya dana pensiun.
Setelah ditentukan biaya untuk dana pensiun, biaya yang menyangkut pada
produksi dibebankan ke pengendali overhead pabrik.
9.8. METODE UPAH INSENTIF
Rencana upah intensif umumnya dihitung menggunakan
kombinasi dari unit yang dihasilkan dan jam karma yang dihemat.

Rencana Unit Kerja Langsung:


Suatu rencana pemberian insentif yang paling sederhana, yaitu
dengan membayar upah diatas tarif dasar upah yang berlaku,
apabila seorang pekerja dapat menghasilkan diatas standar yang
ditetapkan. Pada metode ini seorang pekerja akan dijamin
mendapat upah dasar walaupun tidak mencapai standar yang
ditetapkan.

Contoh: 6
P.T.Muaro Tebu, menetapkan standar hasil keluaran untuk produksi
yang dilakukan sebesar 24 unit per-jam, dengan tarif dasar
Rp.12.000 per-jam atau Rp.500 per-unit (Rp.12.000: 24 unit),
apabila seorang dapat menghasilkan di atas standar unit yang
ditetapkan akan diberikan tarif upah per-jam yang berbeda. Biaya
overhead pabrik sebesar Rp.15.000,- per-jam. Jika unit yang
dihasilkan per-jam ;20 unit,24 unit, 30 unit,32 unit dan 35 unit.
Unit Produk Per-jam
Unit Produksi Per-jam
  20 unit 24 unit 30 unit 32 unit 35 unit
Tarif dasar per-jam Rp.12.000 Rp.12.000 Rp.12.000 Rp.12.000 Rp.12.000

Tarif standar/unit Rp. 0 Rp. 500 Rp. 500 Rp. 500 Rp. 500

Penghasilan/jam Rp.12.000 Rp.12.000 Rp.15.000 Rp.16.000 Rp.17.500

Biaya Pekerja/unit Rp. 600 Rp. 500 Rp. 500 Rp. 500 Rp. 500

Biaya Overhead/jam Rp.15.000 Rp.15.000 Rp.15.000 Rp.15.000 Rp.15.000

Biaya Overhead/unit Rp. 750 Rp. 625 Rp. 500 Rp.468,75 Rp.428,57

Biaya Konversi/unit Rp. 1.350 Rp. 1.125 Rp. 1.000 Rp.968,75 Rp.928,57

Keterangan:
Jika seorang pekerja berhasil melampaui jumlah produksi standar 24
unit, maka tetap menerima tarif upah per-unit sebesar Rp.500 biaya
pekerja per-unit akan menurun, sampai tercapai keluaran standar, dan
selanjutnya akan tetapi konstan pada setiap produk diatas standar.
Kendati tarif per-unit mencerminkan suatu keadaan sebab akibat yang
antara keluaran dan upah, namun insentif akan efektif bila para pekerja
dapat mengendalikan hasil karma mereka sendiri. Tarif per-unit ini tidak
akjan efektif bila tingkat keluaran menggunakan mesin.
Metode Bonus 100 %
Metode bonus 100 % merupakan variasi dari metode hasil
karma langsung.perbedaannya terletak pada standar yang
dibuat bukan berdasarkan satuan uang,tetapi berdasarkan
waktu per-unit keluaran.Yang ditetapkan bukan tarif upah
kerja per-unit,melainkan waktu standar yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan satu unit atau pekerjaan tertentu.

Contoh:7
P.T. Bukit tinggi,menetapkan standar keluaran untuk
masing-masing karyawan per-minggu sebesar 300
unit,dengan jam kerja 40 jam per-minggu,dan tarif overhead
per-jam
Rp.1.500 ,- Dibawah ini data beberapa pekerja selama
minggu pertama bulan juli 2011:
Nama pekerja jam kerja unit produksi unit produksi tarif dasar
standar aktual per-jam
Andini 40 jam 300 unit 280 unit Rp. 2.000
Bolot 40 jam 300 unit 330 unit Rp. 2.000
Cecep 40 jam 300 unit 345 unit Rp. 2.000
Dina 40 jam 300 unit 360 unit Rp. 3.000
Farhat 40 jam 300 unit 420 unit Rp.4.000
Gerry 40 jam 300 unit 390 unit Rp.4.000

Diminta:

Hitunglah
1. Rasio Efisiensi
2. Tarif Efektif per-jam
3. Total Penghasilan
4. Biaya Pekerja per-unit
5. Biaya Overhead pabrik per-unit
6. Biaya Konversi per-unit
Biaya
Total Biaya TK Per
Nama Pekerja Tarif Efisiensi Rasio Efektif BOB Per Unit Konversi Per
Penghasilan Unit
Unit

Andini - Rp.2.000 Rp.80.000 Rp.285,71 Rp.214,29 Rp. 500

Bolot 1,10 Rp.2.200 Rp. 88.000 Rp.266,67 Rp.181,82 Rp.1448,49

Cecep 1,15 Rp.2.300 Rp. 92.000 Rp.255,56 Rp.173,91 Rp. 429,47

Dina 1,20 Rp.3.600 Rp.144.000 Rp.400,00 Rp.166,67 Rp. 566,67

Farhat 1,40 Rp.5.600 Rp.224.000 Rp.533,33 Rp.142,86 Rp. 676,19

Gerry 1,30 Rp.4.200 Rp.208.000 Rp.533,33 Rp.153,85 Rp. 687,18


Perhitungan: Contoh Pekerja nama Bolot

Hasil Aktual 330


Rasio Efisiensi = = = 1,1 apabila rasio efisiensi
Hasil Standar 300 kurang dari satu atau
sama dengan satu, maka
pekerja tidak dapat bonus
Tarif Efektif
Rasio Efisiensi x Tarif Dasar Upah = 1,1 x Rp.2.000 =Rp.2.200

Total Penghasilan
Jam Kerja x Tarif Efektif/jam = 40 jam x Rp.2.200 =Rp.88.000

Biaya Tenaga Kerja per-unit


Total Penghasilan Rp. 88.000
= Rp.266,67
Unit Hasil aktual 330

BOB Per-unit
Tarif BOB per-jam Rp.1.500
= = Rp.181,82/jam
Jam Kerja Per-unit 8,25 jam

330
Jam Kerja Per-unit = = 8,25 jam
40 jam
Biaya Konversi per-unit = Biaya tenaga kerja/unit – BOP per-unit
= Rp.266,67 + Rp.181,82 = Rp.448,49
Metode Bonus Kelompok
Dalam proses produksi suatu departemen atau keseluruhan pabrik, kerap kali
memerlukan pekerja yang bekerja dalam kelompok atau regu guna
mengoperasikan mesin-mesin besar, karena dalam pengoperasian mesin-mesin
besar tidak mungkin memisahkan seorang pekerja dari kelompok, tidak mungkin
meningkatkan keluarnya sendiri tanpa kerjasama dari kelompok. Rancangan
bonus kelompok pada prinsipnya sama dengan rancangan bonus secara individu,
yaitu untuk mendorong produksi diatas standar.
Metode bonus kelompok ini dapat mengurangi pekerjaan administrasi
untuk menghitung biaya tenaga kerja, dan menghemat waktu pekerjaan supervisi
dalam pengelolaan kerjasama di antara pekerja, mengurangi kecelakaan kerja,
mengurangi kerusakan produk, dan memotivasi pekerja yang malas.

Contoh: 8
P.T. Alexindo, adalah
perusahaan elektronik yang menggunakan mesin-
mesin besar dan canggih, dalam operasi yang dilakukan perusahaan
mempekerjakan karyawannya berdasarkan kelompok, dimana setiap
kelompok terdiri dari 10 orang pekerja, masing-masing pekerja dinbayar
Rp.4.000 per-jam untuk satu shift kerja dengan waktu 8 jam. Produksi
standar 60 unit per-jam atau 480 unit setiap shift, biaya overhead pabrik
Rp.25.000,- per-jam atau Rp.200.000 per shift kerja.di bawah data
produksi dan jam aktual.
Unit Produksi Jam Kerja Aktual

420 unit 80 jam

480 unit 80 jam

510 unit 80 jam

540 unit 80 jam

525 unit 80 jam

492 unit 80 jam

Diminta:

1. Upah tetap kelompok


2. Bonus Penghematan
3. Total Penghasilan Kelompok
4. Biaya Tenaga Kerja Per-unit
5. Biaya Overhead per-unit
6. Biaya Konversi per-unit
  Unit Produksi

420 unit 480 unit 510 unit 540 unit 525 unit 492 unit
Jam Aktual 80 80 80 80 80 80
Jam Standar 70 80 85 90 87,5 82
Jam dihemat 0 0 5 10 7,5 2
Upah tetap Rp.32.000 Rp.32.000 Rp.32.000 Rp.32.000 Rp.32.000
Rp.32.000
Bonus Rp. 0 Rp.20.000 Rp.40.000 Rp.30.000 Rp.8.000
Rp. 0
Total Pengh Rp.320.000 Rp.340.000 Rp.360.000 Rp.350.000 Rp.328.000
Rp.320.000
Biaya TK/ unit Rp. 666,67 Rp.666,67 Rp.666,67 Rp.666,67 Rp.666,67
Rp. 761,90
BOP/ unit
Rp. 476,19 Rp. 416,67 Rp.392,16 Rp.370,37 Rp.380,95 Rp.406,50
B. Konversi
Rp.1.238,09 Rp.1.083,34 Rp.1.058,83 Rp.1.037,04 Rp.1.047,62 Rp.1.073,17
Perhitungan: Contoh Produksi 510 unit

Jam Standar:

Unit aktual 510


x Jumlah Tenaga Kerja = x 10 = 85
Unit Standar 60

Jam Dihemat

Jam Aktual – Jam Standar = 80 jam - 85 jam = 5 jam

Upah Tetap

Jam Aktual x Tarif per jam = 80 jam x Rp.4.000 = Rp. 320.000

Bonus

Jam Dihemat x Tarif/jam = 5 jam x Rp. 4.000 = Rp. 20.000

Total Penghasilan

Upah Tetap + Bonus = Rp.320.000 + Rp. 20.000 = Rp. 340.000


Biaya Tenaga Kerja Per unit

Total Penghasilan Rp. 340.000


= = Rp. 666,67
Unit aktual 510

BOP Per unit

BOP Per jam Rp.25.000


= = Rp. 392.16
Jam Per unit 63,75

Jam per unit = 510 unit : 8 Jam = 63,75

Biaya Konversi Per unit

Biaya Tenaga Kerja Per unit + BOP Per unit


Rp. 666.67 + Rp.392,16 = Rp. 1.058,83
9.9. KURVA BELAJAR
Rencana Upah insentif sangat diharapkan oleh para pekerja
untuk mencapai produktivitas yang lebih baik,Pada akhirnya
akan meningkatkan keluaran dan menurunkan biaya konversi
Per-unit.Namun dengan Upah insentif seringkali juga kurang
memacu pekerja,karena motivasi pekerja bukan hanya sekedar
imbalan yang berbentuk uang.Untuk mengatasi masalah ini
diperbaiki dengan menerapkan teori kurva belajar.Teori kurva
belajar adalah teori yang menyatakan bahwa setiap kali jumlah
kumulatif unit yang dihasilkan dilipatgandakan,maka waktu
rata-rata kumulatif per unit akan berkurang dalam suatu
persentase tertentu.
Contoh:9

P.T. Dian Motor memproduksi produk baru yaitu komponen sepeda motor.Para perancang
perekayasaan produk telah memproyeksikan kurva kemahiran 90% yang akan dicapai apabila
pekerja telah mahir dalam teknik pembuatan produk ini.Lima unit pertama yang dihasilkan
dalam proses ini akan memakan waktu selama 4 jam,sedangkan tarif upah Rp.8.000,- per-jam.

1.Hitunglah jam yang dibutuhkan serta hasil produksi per-jam sampai pada unit yang ke 40 .
2.Hitunglah biaya tenaga kerja per unit untuk setiap unit kumulatif dari produksi.
Produksi kumulatif Waktu rata-rata Jam Karja output Per-jam Biaya tenaga Per-
unit
kumulatif/unit dibutuhkan

5 4 20 0,25 Rp. 32.000

10 3,60 36 0,28 Rp. 28.800

20 3,24 64,8 0,31 Rp.25.920

40 2,92 116,8 0,34 Rp.23.360

Perhitungan:
Waktu rata-rata: Output per-jam
4,00 x 0,9 = 3,6 5 unit :20 jam = 0,25
3,60 x 0,9 = 3,24 10 unit :36 jam = 0,28
3,24 x 0,9 = 2,92 20 unit : 64,8 jam = 0,31
40 unit : 116,8 jam = 0,34
Jam kerja dibutuhkan:
5 x 4 jam = 20 jam
10 x 3,60 = 36 jam
20 x 3,24 = 64,8 jam
40 x 2,92 = 116,8 jam

Biaya Tenaga kerja Per-unit:

20
x Rp. 8.000 = Rp. 32.000
5

36
x Rp. 8.000 = Rp. 28.800
10

64,8
x Rp. 8.000 = Rp. 25.920
20

116,8
x Rp. 8.000 = Rp. 23.360
40

Anda mungkin juga menyukai