Anda di halaman 1dari 12

RESUME MATERI PERKULIAHAN

WILLIAM K. CARTER
Chapter 9: Materials (Controlling, Costing, &
Planning)
Chapter 11: Labor (Controlling & Accounting
for Costs)

Oleh :

Herliana Vivi Anastasia Putri Lumbanraja - 17

4301180201

Program Studi D3 Kebendaharaan Negara

Politeknik Keuangan Negara STAN

2018/2019
CHAPTER 9. MATERIALS ( CONTROLLING, COSTING & PLANNING )
1. Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku
Pembeliaan dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut :

1. Menentukan rute (routing) untuk setiap produk yang merupakan urutan operasi yang akan
dilakukan, dan sekaligus menetapkan daftar bahan baku yang diperlukan ( bill of materials )
yang merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap langkah dalam urutan operasi
tersebut.
2. Anggaran produksi ( production budget ) menyediakan rencana utama dari mana rincian
mengenai kebutuhan bahan baku dikembangkan.
3. Bukti permintaan pembeliaan ( purchase requisition ) menginformasikan agen pembelian
mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
4. Pesanan pembelian ( purchase order ) merupakan kontrak atas jumlah yang harus
dikirimkan.
5. Laporan penerimaan ( receiving report ) mengesahkan jumlah yang diterima, dan mungkin
juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.
6. Bukti penerimaan bahan baku ( materials requistition ) dan Kartu catatan bahan baku
( materials record card )

Pembelian Bahan Baku


Pembeliaan bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian yang dikepalai
oleh agen pembeli umum dan memiliki fungsi yaitu :

1. Menerima bukti permintaan pembelian atas bahan baku, perlengkapan, dan peralatan.
2. Menyimpan informasi mengenai sumber pasokan, harga dan jadwal pengapalan serta
pengantaran.
3. Membuat dan menempatkan pesanan pembeliaan
4. Mengatur pelaporan di antara departemen pembeliaan, departemen penerimaan, dan
departemen akuntansi.

Pembelian Perlengkapan, Jasa dan Perbaikan.


Untuk pembeliaan perlengkapan, jasa dan juga perbaikan memiliki langkah-langkah sama
seperti dalam hal pembeliaan bahan baku. Bukti permintaan pembeliaan, pesanan pembelian, dan
laporan penerimaan dapat diterapkan untuk perlengkapan dan peralatan kantor, jasa kafetaria,
dan departemen lainnya. Apabila membutuhkan jasa perbaikan, agen pembeliaan mengeluarkan
pesananan pembeliaan gabungan ( blanket purchase order ).

Penerimaan
Yang dilakukan oleh departemen penerimaan yaitu :
1. Membongkar bahan baku yang masuk
2. Membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan
3. Mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembeliaan

1
4. Membuat laporan penerimaan
5. Memberitahukan kepada departemen pembeliaan mengenai perbedaan yang ditemukan
6. Mengatur pemeriksaan apabila diperlukan
7. Memberitahukan kepada departemen pengantaran dan departemen pembelian mengenai
kerusakan yang terjadi selama bahan baku tersebut dalam perjalanan.
8. Mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang sesuai.
Persetujuan Faktur dan Pemrosesan Data
Persetujuan faktur adalah hal penting dalam pengendalian bahan baku karena proses
tersebut memverifikasi bahwa barang yang telah diterima sesuai dengan pesanan dan pembayaran
dapat dilakukan. Pada saat bahan baku sampai di departemen penerimaan, perusahaan akan
menerima faktur dari pemasok. Kemudian departemen akuntansi akan memeriksa kesesuain faktur
dengan penerimaan pesanan pembeliaan. Kemudian apabila sudah sesuai maka akan dilakukan
kewajiban akuntansi seperti memposting ke buku pembantu, dan dimasukkan ke jurnal
pembayaran sesuai tanggal jatuh tempo pembayaran. Transaksi-transaksi ini akan mempengaruhi
akun pengendali dan akun buku pembantu sebagaimana nanti akan dimuat dalam tabel.

Pengendali Buku Besar


Transaksi Debit Kredit Buku Pembantu
Pembeliaan bahan baku Bahan baku Utang Jurnal di bagian penerimaan
untuk persediaan Usaha dari catatan pembantu
bahan baku
Pembeliaan bahan baku Barang dalam Proses Utang Jurnal di bagian Bahan Baku
untuk pesanan atau Usaha Langsung dari laporan biaya
departemen tertentu produksi atau kartu biaya
pesanan.
Bahan baku dan Bahan Baku Utang Jurnal di bagian Penerimaan
perlengkapan yang dibeli Usaha dari catatan pembantu
untuk keperluan overhead bahan baku
pabrik
Perlengkapan yang dibeli Bahan Baku Utang Jurnal di bagian penerimaan
untuk keperluaan kantor Pengendali Usaha dari catatan pembantu
pemasaran dan Beban Pemasaran bahan baku atau di kolom
administrasi Pengendali yang sesuai dari kertas kerja
Beban Administrasi analisis beban pemasaran
atau administrasi.

2
Pembeli jasa atau Overhead Pabrik Utang Jurnal di kolom yang sesuai
perbaikan Pengendali Usaha dari kertas kerja analisis
Beban Pemasaran beban.
Pengendali
Beban Administrasi
Pembelian peralatan Peralatan Utang Jurnal di catatan pembantu
Usaha peralatan
Biaya Perolehan Bahan Baku
Harga yang tercantum dalam faktur pemasok dan beban transportasi adalah biaya
pembeliaan barang yang paling jelas terlihat. Sementara biaya yan tidak terlalu jelas kelihatan
adalah biaya yang dapat disebut biaya akuisisi, yaitu biaya untuk melakukan fungsi pembeliaan,
penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, dan akuntansi. Namun
keterbatasan praktis memengaruhi perlakuan atas biaya-biaya tersbut, oleh karena itu bahan baku
biasanya dibukukan sesuai dengan harga faktur yang dibayar ke pemasok sedangkan biaya
akuisisi dan penyesuain harga diperlakukan sebagai overhead pabrik.

Diskon Pembeliaan. Diskon perdagangan dan diskon pembelian dalam jumlah besar biasanya
tidak dicatat oleh catatan akuntansi sebab diskon hanya pengurang harga sehinga harga yang
dibayar ke pemasok dicatat pada harga setelah diskon.

Beban Angkut Pembelian ( Freight-In ). Misalnya saja, faktur pemasok sebesar $600 terdiri atas
25 item yang beratnya 1.700 pon dan dikirimkan dengan tagihan biaya pengiriman $48. Jika beban
angkut pembelian dimasukkan dalam debit ke akun Bahan Baku di buku besar, maka beban angkut
pembeliaan dapat ditambahkan secara proporsional ke setiap catatan pembantu bahan baku dari
setiap item. Misalnya saja beban angkut $48 atas bahan baku yang biayanya $600 akan
menambah biaya setiap item sebesar 8 % ($48 : $600). Jika suatu item beratnya 300 pon, maka
beban angkut pembeliaan sebesar $8,47 ((300:1700) x $48) akan ditambahkan ke harga faktur dari
item tersebut.

Biaya Akuisisi yang Dibebankan.Untuk biaya ini dapat digunakan tarif tunggal, atau tarif yang te
rpisah untuk setiap kelas biaya sebagai berikut :

Estimasi biaya departemen pembeliaanuntuk periode anggaran


= Tarif per pesanan
Estimasi jumlah pesanan pembeliaan atauestimasi nilai pembeliaan
pembelian

Estimasi biaya departemen penerimaan untuk periode anggaran


= Tarif per item
Estimasi jumlah item yang akan diterima selama periode tersebut

3
Estimasi departemen bahan baku untuk periode anggaran
= Tarif per item, per kaki kubik, per
Estimasi jumlah item , luastempat , nilai dolar dan seterusnya
nilai dolar

Estimasi biaya departemen akuntansi yang dapat dibebankan


= Tarif per transaksi
Estimasi jumlah transaksi

Pendekatan ini menghasilkan perlakuan akuntansi berikut :

Bahan Baku ( atau Barang dalam Proses ) xxx

Biaya Departemen Pembeliaan Dibebankan xxx

Biaya Departemen Penerimaan Dibebankan xxx

Biaya Departemen Bahan Baku Dibebankan xxx

Biaya Departemen Akuntansi Dibebankan xxx

Di akhir periode, selisih antara biaya yang terjadi dengan jumlah yang dibebankan
mencerminkan biaya yang dibebankan terlalu rendah atau terlalu tinggi. Selisih tersebut ditutup ke
harga pokok penjualan atau persediaan akhir. Untuk Perhitungan Biaya Persediaan untuk Pajak
Penghasilan, umumnya, biaya-biaya ini juga dapat dikapitalisasi juga untuk pelaporan keuangan
dengan perkecualian biaya penyusutan dan kondisi dimana tenaga kerja yang melakukan
pengerjaan kembali, bahan baku sisa dan barang rusak mencerminkan kerugian produksi.

Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku


Bahan baku dan Salinan laporan penerimaan dikirimkan ke bagian Gudang dari departemen
penerimaan atau departemen pemeriksaan.

Pengeluaran dan Perhitungan Biaya Bahan Baku


Bukti Penerimaan Bahan Baku. Bukti permintaan bahan baku memberikan otorisasi bagi petugas
Gudang untuk mengeluarkan bahan baku.
Pemrosesan Data Elektronik ( Electronic Data Processing-EDP ) untuk Bukti Permintaan
Bahan Baku. Ketika EDP digunakan untuk bukti permintaan bahan baku, maka informasi
permintaan dimasukkan dan dikirimkan secara elektronik dan bukannya dalam bentuk dokumen
kertas.
Daftar Bahan Baku yang Diperlukan ( Bill of Materials- BOM). Daftar bahan baku yang
diperlukan memuat daftar dari semua bahan baku yang diperlukan untuk suatu pesanan atau
production run tertentu.
Buku Pembantu Bahan Baku.
Ketika perhitungan persediaan berbeda dari saldo di buku pembantu bahan baku, buku
pembantu bahan baku disesuaikan dengan hasil perhitungan aktual. Selain koreksi atas buku

4
pembantu bahan baku, akun Bahan Baku di buku besar disesuaikan melalui ayat jurnal seperti
berikut ini :
Pengendali Overhead Pabrik xxx
Bahan Baku xxx
2. Model Kuantitatif
Merencanakan Kebutuhan Bahan Baku
Perencanaan bahan baku berurusan dengan dua faktor fundamental,yaitu jumlah dan
waktu pembeliaan.Penentuaan berapa banyak yang akan dibeli dan kapan akan membeli
melibatkan dua jenis biaya yang saling berlawanan, yaitu : biaya penyimpanan persediaan dan
biaya karena tidak menyimpan cukup persediaan.
Kuantitas Pemesanan Ekonomis ( Economic Order Quantity-EOQ)
Kuantitas pemesanan ekonomis ( Economic Order Quantity-EOQ) adalah jumlah
persediaan yang dipesan pada suatu waktu yang meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika
suatu perusahaan tidak terlalu sering membeli bahan baku dan melakukan pembeliaan tersebut
dalam jumlah besar, maka biaya penyimpanan persediaan menjadi tinggi. Jika pembeliaan
dilakukan dalam jumlah kecil, dengan frekuensi pesanan yang cukup sering, mengakibatkan biaya
pemesanan yang tinggi. Oleh karena itu jumlah optimum yang dipesan pada suatu waktu tertentu
ditentukan dengan cara menyeimbangkan dua faktor yaitu biaya pemilikan/penyimpanan bahan
baku dan biaya perolehan/pemesanan bahan baku.Salah satu varians rumus dalam menghitung
EOQ yaitu :

Kuantitas pemesanan ekonomis =


√ 2 x Jumlah yang diperlukan per tahun x Biaya per Pesanan
Biaya per unit bahan baku x Persentase biaya penyimpanan

Atau EOQ =
√ 2 x RU x CO
CU x CC

Berdasarkan istilah EOQ, RU, CO,CU, dan CC sebagaimana yang dijelaskan di atas, rumus
tersebut didasarkan pada hubungan berikut :

RU
= Jumlah pesanan pembelian per tahun
EOQ

RU x CO
= Biaya pemesanan per tahun
EOQ

EOQ
= Rata-rata jumlah unit dalam persediaan pada setiap waktu
2

CU x CC x EOQ
= Biaya penyimpanan per tahun
2

5
RU x CO CU x CC + EOQ
+ = Total biaya /tahun dari biaya pemesanan dan penyimpanan
EOQ 2
persediaan (AC)

Untuk mengilustrasikan penggunaan rumus EOQ asumsikan kebutuhan per tahun sebesar 2400
unit, biaya per unit $0,75, biaya pemesanan $20 per pesanan, dan persentase biaya penyimpanan
adalah 20%. Penggunaan rumus di atas untuk data tersebut akan menghasilkan EOQ sebagai
berikut :

EOQ =
√ 2 x 2.400 x $ 20
$ 0.75 x 20 √=
$ 96000
$ 0.15
=√ 640000=800 unit

Rumus EOQ dan Production Runs


Rumus EOQ juga dapat digunakan untuk menghitung jumlah optimum dari suatu
production runs, dalam kasus tersebut CO mewakili estimasi dari biaya persiapan ( setup cost )
dan CU mewakili biaya variable per unit. Untuk mengilustrasikan hal ini, asumsikan bahwa item
persediaan diproduksi bukan dibeli; biaya persiapan (CO) seperti biaya tenaga kerja untuk
mengatur dan menyesuaikan kembali mesin sebesar $62; biaya produksi variable (CU) sebesar $2
per unit; kebutuhan per tahun sebesar 6.000 unit dan biaya penyimpanan per tahun sebesar 20%.
Jumlah optimum dari suatu production run dapat dihitung sebagai berikut :

EOQ =
√ 2 X 6000 X $ 62 biaya persiapan
$ 2 biaya produksi variabel per unit x 20√=
$ 744.000
$ 0.40
=√ 1.860 .000=1.364 unit

Rumus untuk Menentukan Titik Pemesanan


Titik Pemesanan (order print ) dicapai bila jumlah yang tersedia sama dengan kebutuhan
yang diperkirakan; yaitu saat jumlah persediaan yang tersedia dan jumlah persediaan yang akan
diterima sama dengan jumlah persediaan yang akan digunakan selama waktu tunggu dan jumlah
persediaan pengaman. Dalam bentuk persamaan, titik pemesanan dapat dinyatakan sebagai
berikut:
I + QD = LTQ + SSQ
Dimana :

I = saldo persediaan yang ada

QD = Jumlah yang akan diterima (sebelum habis) dari pesanan yang sebelumnya sudah
dilakukan transfer bahan baku dan retur ke Gudang

LTQ = Jumlah yang akan digunakan selama waktu tunggu, yang setara dengan waktu tunggu
normal dalam bulan, minggu atau hari dikalikan dengan pengunaan normal selama sebulan,
seminggu atau sehari

6
SSQ = Jumlah persediaan pengaman.

3. Pengendalian Bahan Baku


 Metode siklus pesanan (order cycling method ) atau metode tinjauan siklus (cycle review
method) memeriksa secara periodic status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item
atau kelas.
 Metode minimum-maksimum ( min-max method ) didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah
dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran batas tertentu. Jumlah maksimum
untuk setiap ditetapkan dan tingkat minimum sudah memasukkan margin pengaman yang
diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama siklus pemesanan lagi.
 Pengendalian selektif, yaitu dengan mengklasifikasikan item ke dalam tiga kategori dengan
nilai tinggi, menengah dan rendah.

CHAPTER 11. LABOR ( CONTROLLING & ACCOUNTING FOR COST )


1. Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja ( labor productivity ) dapat didefinisikan sebagai suatu ukuran
kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolak ukurnya.
Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh seorang
pekerja.
Mengukur Produktivitas
Menetapkan standar untuk kinerja tenaga kerja tidaklah mudah, karena hal tersebut sering
kali menimbulkan perselisihan antara manajemen dan serikat pekerja. Kecepatan dengan mana
seseorang yang sedang diamati bekerja, dicatat dan dianggap sebagai sebagai rating atau rating
kinerja ( performance rating ).Beberapa rating untuk suatu tugas yang dipilih digabungkan guna
memperoleh waktu normal ( normal time ), yaitu waktu yang diperlukan seseorang untuk
melakukan pekerjaan tersebut ketika bekerja dengan kecepatan normal. Tambahan waktu
diberikan untuk waktu pribadi, jam istirahat, kelelahan serta penundaan karena kerusakan mesin
dan kekurangan bahan baku. Hasilnya adalah waktu standar ( standar time ) untuk suatu
pekerjaan yang dinyatakan dalam jumlah menit per unit atau total unit yang dapat dihasilkan per
jam.
Rasio efisiensi produktivitas ( productivity-efficiency ratio ) mengukur output dari seorang
individu relative terhadap standar kinerja. Rasio ini juga dapat digunakan untuk mengukur
pencapaian operasional relative terhadap suatu mesin,operasi, departemen, atau organisasi
secara keseluruhan. Misalnya jika 4.000 jam merupakan standar bagi suatu departemen tetapi
ternyata aktualnya 4.400 jam yang digunakan, maka terdapat rasio yang tidak menguntungkan
sebesar 90,9 persen. ( 4000 : 4400 )

7
2. Rencana Pemberian Insentif
Rencana pemberian insentif ( incentive wage plan ) memberikan imbalan bagi pekerja
sesuai dengan peningkatan outputnya yang berkualitas tinggi. Agar dapat berhasil rencana
pemberian insentif harus : (1). Dapat diterapkan dalam situasi dimana pekerja dapat meningkatkan
outputnya, (2). Menyediakan lebih banyak upah yang besarnya proporsional terhadap output yang
melebihi standar, (3). Menetapkan standar yang adil sehingga usaha tambahan akan menghasilkan
pembayaran bonus.
Tujuan Rencana Pemberian Insentif
Tujuan utama dari rencana pemberian insentif adalah untuk mendorong pekerja agar
memproduksi lebih banyak guna memperoleh upah yang lebih tinggi, dan pada saat yang
bersamaan mengurangi biaya per unit. Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa suatu operasi pabrik
dilakukan di suatu bangunan yang disewa dengan biaya $2.400 per bulan ( $ 80 per hari atau $ 10
per jam ) dan bahwa penyusutan asuransi, dan pajak property berjumlah $64 per hari, atau $ 8 per
jam. Asumsikan lebih lanjut bahwa ada 10 pekerja yang bekerja selama 8 jam per hari dengan
upah $6 per jam dan setiap pekerja memproduksi 40 unit produk per hari ( 5 unit per jam pekerja ).
Pekerja dan manajemen setuju bahwa tarif $6,6 per jam akan dibayarkan jika seorang pekerja
memproduksi 48 unit per hari sehingga meningkatkan jumlah output per jam dari 5 menjadi 6
unit.Rencana pemberian insentif dapat mendorong lingkungan kerja dimana setiap orang harus
berkinerja.
Jenis Rencana Pemberian Insentif
Rencana Unit Kerja Langsung ( Straight Piecework Plan ). Rencana unit kerja langsung adalah
salah satu rencana pemberian insentif yang paling sederhana, yaitu membayar upah di atas tarif
dasar untuk produksi di atas standar. Standar produksi dihitung dalam jumlah menit per unit dan
kemudian diterjemahkan menjadi jumlah dolar yang dibayarkan per unit. Jika 2,5 menit adalah
standar waktu untuk menghasilkan satu unit, maka tarif standar adalah 24 unit per jam. Jika upah
dasar dari seorang pekerja adalah sebesar $7,44 per jam, maka tarif per unit adalah $7,44:24 atau
$ 0, 31 per unit. Tarif per unit tidak akan efektif apabila output dipengaruhi oleh mesin, misalnya.
Selain itu, juga diperlukan modifikasi atas standar produksi dan tarif tenaga kerja apabila output
meningkat karena perbaikan teknologi.
Rencana Bonus Seratus Persen ( One-Hundered-Percent Bonus Plan ). Rencana bonus
serratus persen merupakan suatu variasi dari rencana unit kerja langsung. Rencana ini berbeda
dengan unit kerja langsung dalam hal bahwa standar tidak dinyatakan dalam uang melainkan
dalam waktu per unit output. Oleh karena system ini menekankan pada waktu dan bukannya uang,
rencana ini memungkinkan pengembangan standar efisiensi.
Rencana Bonus Kelompok ( Group Bonus Plan ).Rencana bonus kelompok, seperti rencana
yang didesain untuk pemberian insentif individual dimaksudkan untuk mendorong produksi pada

8
tarif di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif per jam, untuk produksi sampai
jumlah output standar. Unit yang diproduksi di atas standar dianggap sebagai waktu yang dihemat
oleh kelompok tersebut dan sebagai akibatnya setiap pekerja menerima bonus untuk penghematan
waktu tersebut. Biasanya bonus yang diperoleh suatu kelompok dibagi ke anggota-anggota
kelompok sesuai dengan tarif dasar mereka masing-masing.
Rencana Insentif Organisasi ( Pembagian Keuntungan Organisasi ). Rencana insentif
organisasi atau yang dikenal juga dengan rencana pembagian keuntungan organisasi, telah
dikembangkan sebagai jawaban atas masalah produktivitas yang telah mewabah. Rencana
pembagian keuntungan organisasi mengharuskan manajemen mendorong partisipasi pekerja dan
berkomitmen untuk menyukseskan rencana pemberian insentif tersebut. Kunci dari penerapan
rencana pembagian keuntungan organisasi yang sukses mencakup biaya tenaga kerja normal
yang terukur, rasio yang relatif stabil dari nilai output terhadap biaya tenaga kerja, dan insentif serta
kebijakan yang adil bagi semua pihak yang berpartisipasi.
3. Standar Waktu dan Teori Kurva Belajar ( Learning Curve Theory )
Teori kurva belajar ( learning curve theory ) menyatakan bahwa setiap kali kuantitas output
kumulatif menjadi dua kali lipat, maka rata-rata waktu kumulatif per unit berkurang sebesar
persentase tertentu. Misalnya dengan asumsi persentase kritis sebesar 20 %, maka kurva belajar
memprediksikan bahwa rata-rata waktu per unit yang diperlukan untuk memproduksi dua unit
pertama hanyalah sebesar 80% dari waktu rata-rata kumulatif per unit yang diperlukan untuk
memproduksi unit pertama; dan memproduksi total sebesar empat unit akan memerlukan waktu
rata-rata kumulatif sebesar 80 % dari waktu rata-rata kumulatif yang diperlukan oleh dua unit
pertama dan seterusnya. Hal ini disebut model pembelajaran waktu rata-rata kumulatif. Model ini
memprediksikan bahwa waktu yang diperlukan untuk memproduksi unit terakhir dan memerlukan
penjumlahan waktu setiap unit untuk menghitung total waktu kumulatif dan waktu rata-rata
kumulatif per unit. Menggunakan model waktu rata-rata kumulatif, tabel berikut ini mengilustrasikan
dampak dari kurva belajar 80 % dengan asumsi diperlukan 10 jam tenaga kerja langsung untuk
memproduksi unit pertama.
Unit x Jumlah Jam Tenaga Kerja Rata-Rata = Estimasi Total Jam yang Diperlukan untuk
Kumulatif yang Diperlukan per Unit Melakukan Tugas Tersebut
1 10,0 jam 10,0 jam
2 8,0 jam ( 10,0 x 80% ) 16,0 jam
4 6,4 jam ( 8,0 x 80 %) 25,6 jam
8 5,1 jam ( 6,4 x 80 %) 40,8 jam
16 4,1 jam ( 5,1 x 80%) 65,6 jam
32 3,3 jam ( 4,1 x 80% ) 105,6 jam
64 2,6 jam ( 3,3 x 80 %) 166,4 jam
Tabel tersebut menunjukkan bahwa tarif 80% adalah konstan di setiap penggandaan total
output. Angka-angka di kolom ketiga dihitung sebagai waktu rata-rata kumulatif per unit dikalikan

9
dengan total jumlah unit kumulatif. Untuk mengestimasikan total waktu yang diperlukan untuk
melakukan tugas untuk 32 kali pertama, perhitungannya adalah 32 x 3,3 atau 105,6 jam. Untuk
mengestimasikan total waktu yang diperlukan untuk melakukan tugas untuk 64 kali pertama,
perhitungannya adalah 64 x 2,6;atau 166,4 jam. Perbandingan antara kedua jumlah tersebut
menghasilkan selisih sebesar 166,4-105,6 = 60,8 jam yang diprediksikan sebagai total waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan 32 unit terakhir.
4. Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalian
Akuntansi biaya tenaga kerja mencakup :
(1). Sejarah kerja dari setiap pekerja, seperti tanggal dipekerjakan, tingkat upah, penugasan
awal,promosi, kenaikan gaji, dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit dan informasi yang
diperlukan untuk memilih kontrak serikat kerja, hukum jaminan sosial, peraturan upah, dan jam
kerja, pajak penghasilan yang dipungut, dan persyaratan pemerintah federal, pemerintah negara
bagian atau pemerintah local lainnya.(2). Waktu kerja dan biaya standar dan jam kerja setiap
karyawan, tingkat upah dan total pendapatan untuk setiap periode penggajian. (3). Perhitungan
potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan serta output atau pencapaian dari setiap
karyawan. (4). Jumlah biaya dan jam tenaga kerja tidak langsung maupun tenaga kerja langsung
yang akan dibebankan ke setiap pesanan. Biaya atau jam tenaga kerja langsung sering kali
digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya overhead. (5).Total biaya tenaga kerja di
setiap departemen untuk setiap periode dan data kumulatif atas potongan pendapatan dan gaji
untuk setiap karyawan.
Contoh pencatatan akuntansi biaya yaitu :
Beban Gaji xxx Barang dalam proses xxx
Utang PPh karyawan xxx Pengendali Overhead xxx
Utang Pajak FICA xxx Tenaga kerja tidak langsung xxx
Gaji yang masih harus dibayar xxx Beban gaji xxx
Departemen Personalia
Fungsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang
efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai.
Fungsi departemen personalia meliputi perekrutan, pelatihan, penilaian, konseling,
pension,pemutusan hubungan kerja, dan penempatan ke luar.
Departemen Perencanaan Produksi
Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan
memberikan perintah kerja ke departemen produksi.
Departemen Pencatatan Waktu
Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah
pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja. Pencatatan waktu yang akurat biasanya dicapai

10
dengan :(1)Kartu absen yang menyediakan bukti kehadiran pekerja dari waktu masuk hinga
pulang, (2).Kartu jam kerja atau kartu pesanan untuk memastikan informasi atas jenis dan lama
pekerjaan yang dilakukan,(3). Mesin Absensi, (4).Teknologi Bar-Coding
Departemen Penggajian
Data penggajian diproses dalam dua tahap yaitu : (1). Menghitung dan menyiapkan gaji
serta (2).Mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen. Langkah-langkah ini dilakukan
oleh departemen penggajian yang bertanggung jawab untuk mencatat klasifikasi pekerjaan,
departemen dan tingkat upah untuk setiap karyawan.
Departemen Biaya
Memasukkan jam kerja dan biaya ke kartu biaya pesanan dan laporan produksi serta
memasukkan biaya tenaga kerja tidak langsung ke kertas kerja analisis overhead departemental
dan juga menyiapkan ayat jurnal ikhtisar biaya serta laporan dan analisis biaya.
Akuntansi untuk Biaya-biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja
Penghasilan Lembur , Pembayaran Bonus dan Kompensasi yang Ditunda, Tunjangan Cuti,
Rencana Upah Tahunan dan Program Pensiun
Pendapatan lembur terdiri atas dua elemen, yaitu tarif upah regular dan premium lembur
yang merupakan jumlah tambahan untuk jam kerja yang melebihi batas tertentu. Pembebanan
premium lembur akan dibebankan ke pengendali overhead. Jika lembur dianggarkan di awal tahun,
maka total biaya anggarannya dimasukkan dalam perhitungan tarif overhead yang telah ditentukan
sebelumnya.Jumlah pembayaran bonus dapat dihitung per karyawan untuk setiap klasifikasi
pekerjaan. Sebagai ilustrasi jika pendapatan rata-rata per minggu dari seorang karyawan yang
merupakan tenaga kerja langsung adalah sebesar $250 dan perusahaan bermaksud membayar
upah dua minggu sebagai bonus di akhir tahun maka pendapatan aktualnya adalah $260 per
minggu. Tambahan $10 per minggu dibayarkan sekaligus sebesar $500 ($10 x 50 minggu, dengan
asumsi waktu cuti selama 2 minggu) di akhir tahun. Biaya bonus dibagi ke produksi selama tahun
tersebut melalui overhead yang telah ditentukan sebelumnya. Bonus ini dibebankan ke overhead
pabrik sebagai berikut :
Barang dalam Proses 250
Pengendali Overhead Pabrik 10
Beban Gaji 250
Utang Bonus 10
Ketika bonus dibayarkan maka akun utang didebit dan akun kas dibuat ke kredit. Untuk
tunjangan cuti, rencana upah tahunan maupun pension pencatatannya sama dengan metode
pembayaran bonus yang ditunda, hanya perberdaan di akun buku pembantu sesuai dengan
tujuannya. Adapun potongan-potongan yang berkaitan dengan tenaga kerja dapat berupa asuransi,
iuran serikat kerja dan persekot gaji.

11

Anda mungkin juga menyukai