Anda di halaman 1dari 20

BAB 11

TENAGA KERJA :
PENGENDALIAN
DAN
AKUNTANSI
BIAYA
 Biaya tenaga kerja terdiri atas gaji pokok dan tunjangan
 Gaji pokok untuk pekerjaan yang dilakukan disebut tarif dasar (base rate) atau tarif
kerja (job rage)
 Tunjangan (fringe benefit) merupakan elemen yang substansial dari biaya tenaga kerja.

1.PRODUKTIVITAS DAN BIAYA TENAGA KERJA


1.Produktivitas tenaga kerja (labor productivity) dapat
didefinisikan sebagai suatu ukuran kinerja produksi yang
menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolak
ukurnya.
2.Produktivitas tenaga kerja merupakan jumlahbarang dan jasa
yang diproduksi oleh seorang pekerja.
Mengukur Produktivitas

Tujuan dari pengukuran produktivitas adalah untuk memberikan


indeks yang padat dan akurat guna membandingkan hasil aktual dengan
suatu target atau standar kinerja.
Rumus :
Produktivitas = Total Output / Total Input
Ket: Produktivitas = Kinerja kerja
Total Output = Jumlah yang selesai dikerjakan

Total Input = Waktu yang diperlukan untuk bekerja


Contoh:
Misalnya, jika Junedi adalah inspektur di gudang besar dari perusahaan
pembuatan sepatu dan dia memeriksa 800 sepatu dalam 8 jam.
Outputnya adalah 800 sepatu, dan jumlah waktu yang dia selesaikan
adalah inputnya yaitu 8 jam.
Dengan informasi ini kita dapat menghitung,
produktivitas Junedi = 800/8
= 100
Dampak Ekonomi dari Produtivitas
1.Apabila produktivitas meningkat, laba bisnis dan pendapatan riil
pekerja juga meningkat.
2. Apabila peningkatan output tidak dapat mengimbangi kecepatan
peningkatan biaya, maka biaya per unit dan juga harga jual akan
meningkat
3. Jika harga dipertahankan agar tidak naik, maka peningkatan upah
harus mencerminkan pengurangan biaya per unit yang disebabkan
oleh peningkatan produktivitas.
4. Apabila biaya, upah, gaji, dan tunjangan meningkat lebih tinggi
dari output atau produksi per jam tenaga kerja, maka yang terjadi
adalah inflasi, yaitu harga yang lebih tinggi untuk menutup biaya per
unit yang juga lebih tinggi.
Meningkatkan Produktivitas dengan Manajemen
Sumber Daya Manusia yang Lebih Baik
Empat asumsi dasar yang merupakan karakteristik dari manajemen sumber daya manusia yang
lebih baik:
1.Orang yang melakukan pekerjaan tersebut adalah orang yang memiliki kualifikasi terbaik
untuk memperbaikinya.

2.Pengambilan keputusan sebaiknya terjadi di tingkatan serendah mungkin dalam organisasi.

3.Partisipasi pekerja meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen terhadap tujuan perusahaan.

4.Terdapat sejumlah besar ide yang dimiliki oleh pekerja yang menunggu untuk ditemukan.
2.Rencana Pemberian Insentif
Incentive wage plan atau Rencana Pemberian Insentif
memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan peningkatan
outputnya yang berkualitas tinggi.
Agar dapat berhasil, rencana pemberian insentif harus:

 Dapat diterapkan dalam situasi dimana pekerja dapat


meningkatkan output.

 Menyediakan lebih banyak upah yang besarnya proporsional


terhadap output yang melebihi standar

 Menetapkan standar yang adil sehingga usaha tambahan akan


menghasilkan pembayaran bonus.
Tujuan Rencana Pemberian Insentif
Tujuan utama dari rencana pemberian insentif adalah untuk mendorong pekerja agar memproduksi
lebih banyak guna memperoleh upah yang lebih tinggi, dan pada saat yang bersamaan mengurangi
biaya per unit. Rencana tersebut berusaha untuk memastikan output yang lebih besar, untuk
meningkatkan pengendalian atas biaya tenaga kerja dengan memastikan biaya per unit yang lebih
seragam, dan untuk mengubah dasar pemberian imbalan dari jam kerja yang dijalani menjadi
pekerjaan yang diselesaikan.

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa suatu operasi pabrik dilakukan di suatu bangunan yang disewa
dengan biaya $2.400 per bulan ($80 per hari atau $10 per jam) dan bahwa penyusutan, asuransi, dan
pajak properti berjumlah $64 per hari, atau $8 per jam. Asumsikan lebih lanjut bahwa ada 10 pekerja
yang bekerja selama 8 jam per hari dengan upah $6 per jam dan setiap pekerja memproduksi 40 unit
produk per hari (5 unit per jam per pekerja). Pekerja dan manajemen setuju bahwa tarif $6,6 per jam
akan dibayarkan jika seorang pekerja memproduksi 48 unit per hari, sehingga meningkatkan jumlah
output per jam dari 5 menjadi 6 unit.
Tampilan 11-1 menunjukkan biaya per jam dan biaya per unit untuk kedua sistem tersebut, dan
mengindikasikan bagaimana suatu insentif upah dapat menurunkan biaya per unit dan pada saat
yang bersamaan memberikan lebih banyak pendapatan bagi pekerja.
TAMPILAN 11-1
Jenis Rencana Pemberian Insentif

a.Rencana Unit Kerja Langsung (Straight Piecework Plan)


Rencana unit kerja langsung adalah salah satu rencana pemberian insentif yang paling
sederhana, yaitu membayar upah di atas tarif dasar untuk produksi di atas standar. Standar
produksi dihitung dalam jumlah menit per unit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah
dolar yang dibayarkan per unit. Jika 2,5 menit adalah standar waktu untuk menghasilkan satu
unit, maka tarif standar adalah 24 unit per jam. Jika upah dasar dari seorang pekerja adalah
sebesar $7,44 per jam, maka tarif per unit adalah $7,44 : 24 atau $0,31 per unit. Dan biaya
untuk overhead tetap adalah 4,80 per jam.
Tampilan 11-2 menunjukkan bagaimana ketika tingkat output naik, biaya tenaga
kerja per unit turun sampai mencapai tarif per unit.
 
TAMPILAN 11-2
Jenis Rencana Pemberian Insentif

b.Rencana Bonus Kelompok (Group Bonus Plan)


Industri menggunakan beragam variasi dari rencana pemberian insentif, yang beberapa
diantaranya bergantung pada kinerja produktif yang lebih superior dari suatu departemen atau
suatu pabrik secara keseluruhan dan dapat mencakup tanaga kerja pendukung atau tenaga kerja
tidak langsung selain tenaga kerja langsung. Operasi pabrik yang menggunakan mesin-mesin
besar sering kali mengharuskan karyawan bekerja dalam kelompok.
Rencana bonus kelompok, seperti rencana yang didesain untuk pemberian insentif individual
dimaksudkan untuk mendorong produksi pada tarif di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok
menerima tarif per jam untuk produksi sampai sejumlah output standar.
Rencana bonus kelompok mengurangi pekerjaan menghitung biaya tenaga kerja dan
melaksanakan sistem insentif. Rencana bonus kelompok juga dapat memberikan kontribusi bagi
kerja sama yang lebih baik di antara pekerja, di mana pekerja yang baik menekan pekerja yang
buruk yang dapat membahayakan bonus kelompok. Rencana bonus kelompok juga sering kali
mengakibatkan menurunnya kecelakaan, jumlah barang cacat, pemborosan, serta mangkirnya
karyawan.
TAMPILAN 11-
4
Jenis Rencana Pemberian Insentif
c.Standar Waktu dan Teori Kurva Belajar (Learning Curve Theory)
Teori kurva belajar (Learning Curve Theory) menyatakan bahwa setiap kali kuantitas output
kumulatif menjadi dua kali lipat maka rata-rata waktu kumulatif per unit berkurang sebesar
persentase tertentu. Misalnya asumsikan bahwa persentase kritis adalah 20% maka kurva
belajar memprediksikan bahwa rata-rata waktu per unit yang diperlukan untuk memproduksi
dua unit pertama hanyalah sebesar 80% dari waktu rata-rata kumulatif per unit yang diperlukan
untuk memproduksi unit pertama.
Departemen yang Berkaitan dengan Biaya Tenaga Kerja
1.DEPARTEMEN PERSONALIA
Funsi utama dari departemen personalia adalah untuk menyediakan tenaga kerja yang efisien dan memastikan
bahwa seluruh organisasi mengikuti kebijakan personalia yang sesuai. Fungsi departemen personalia meliputi
perekrutan, pelatihan, penilaian, konseling pensiun, pemutusan hubungan kerja dan penempatan ke luar.
2.DEPARTEMEN PERENCANAAN PRODUKSI
Departemen perencanaan produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan pekerjaan dan memberikan
perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah kerja umumnya disertai dengan permintaan
bahan baku dan kartu jam tenaga kerja yang mengindikasikan operasi yang akan dilakukan atas produk
tersebut.

3.DEPARTEMEN PENCATATAN WAKTU


Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah pertama dalam
perhitungan biaya tenaga kerja. Pencatatan waktu yang akurat biasanya dicapai dengan :
Kartu absen yang menyediakan bukti yang dapat diandalkan atas kehadiran karyawan di pabrik dari
waktu masuk sampai waktu pulang.
Kartu jam kerja atau kartu pesanan untuk memastikan informasi atas jenis dan lama pekerjaan yang
dilakukan
Teknologi Bar-Coding. Pemasukan data terkomputerisasi di tempat baik untuk kartu absen
dan kartu jam kerja dapat dicapai menggunakan Bar Coding. Bar Code adalah simbol yang
diproses secara elektronik untuk mengidentifikasikan nomor, huruf, atau karakter lain.
Teknologi ini membantu akuntansi internal untuk menyediakan informasi yang tepat waktu,
akurat, dan relevan.
4.Departemen Penggajian
Data penggajian diproses dalam 2 tahap :
Menghitung dan menyiapkan gaji
Mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen
 Langkah-langkah ini dilakukan oleh departemen penggajian yang bertanggunga jawab untuk
mencatat klasifikasi pekerjaan, departemen,
dan tingkat upah untuk setiap karyawan.
a.Perhitungan dan Persiapan Penggajian.
Penggajian disiapkan dari kartu absen. Beban gaji final hasil perhitungan dicatat dalam jurnal gaji
atau catatan gaji. Catatan tersebut menunjukkan total upah, potongan, dann gaji bersih.
b.Distribusi Beban Gaji.
Kartu jam kerja atau laporan waktu kerja harian individual menunjukkan penggunaan atas waktu
yang dibeli dari setiap karyawan. Kartu jam kerja harus sama dengan total pendapatan karyawan
untum minggu tersebut.
5.Departemen Biaya
Berdasarkan ikhtisar distribusi biaya
tenaga kerja atau kartu jam kerja,
departemen biaya mencatat biaya tenaga
kerja tidak langsung pada kartu biaya
pesanan atau laporan produksi
departemental, serta mencatat biaya
tenaga kerja tidak langsung pada catatan
overhead departemental yang terinci
Hubungan Antardepartemen dan Pengendalian Biaya Tenga Kerja serta
Akuntansi
Diskusi sebelumnya menekankan pada tenaga kerja manufaktur. Perhitungan biaya
tenaga kerja untuk area-area nonmanufaktur, seperti pemasaran dan administrasi,
memerlukan rincian individual dan departemental yang sama dalam hal akumulasi
dan distribusi biaya.
Pertimbangan-pertimbangan Etika
Perilaku etis adalah penting di semua aspek aktivitas organisasi.Akuntansi biaya
dan pengendalian tenaga kerja adalah salah satu area yang dicakup oleh Standard
of Ethical Conduct. Standard ini berkaitan dengan hubungan kerja, pemutusan
hubungan kerja, dan kompensasi; dengan pembuatan anggaran dan analisis waktu
dan biaya tenaga kerja, dengan program produktivitas dan rencana pemberian
insentif; dan dengan persamaan dalam tunjangan karyawan.

Tenaga kerja, kontribusi manusia ke produksi, memiliki hubungan langsung


dengan produktivitas. Akuntansi biaya dan pengendalian tenaga kerja
memerlukan koordinasi antara departemen personalia, departemen perencanaan,
departemen pencatatan waktu, departemen penggajian, dan departemen biaya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai