Anda di halaman 1dari 26

Kelompok

1. INDAH PUTRI WARDANI (043845122)


2. SRI YULIANTI (043845029)
KEGIATAN BELAJAR 2
Manajemen Sediaan Just In Time
dan Akuntansi Backflush
A. MANAJEMEN SEDIAAN JUST IN
TIME
Just in Time (JIT) sesungguhnya adalah suatu filosofi yang berfokus
pada usaha-usaha untuk mengurangi inefficiency atau pemborosan (waste).
Segala sesuatu yang merupakan pemborosan harus dapat dieliminasi
paling tidak dikurangi di setiap area aktivitas organisasi perusahaan dengan
mempergunakan peralatan, barang, dan tenaga kerja seperlunya saja dalam
mencapai tujuan perusahaan.
1. Pemborosan (Waste)

Pemborosan adalah segala sesuatu yang melebihi jumlah minimal. Pemborosan


juga berarti setiap aktivitas yang tidak menambah nilai baik bagi perusahaan
maupun konsumen.
Menurut Chase dan Aquilano, pemborosan dapat timbul karena waktu tunggu,
transportasi, persediaan, pemrosesan, gerakan, produk catat atau tidak sesuai
spesifikasi teknis.
2. Komponen Dasar Just-in-Time
Tiga komponen dasar JIT yang perlu mendapat perhatian dalam mengurangi
pemborosan, yaitu flow, employee involvement, dan quality.
a. Aliran
Waktu dan ruang adalah penyebab terjadinya pemborosan. Oleh karena itu, penataan
terhadap arus aktivitas akan meniadakan aktivitas-aktivitas yang tidak menambah nilai.
Perusahaan yang menerapkan JIT bekerja dalam suatu hubungan kerja sama jangka
panjang dengan para pemasok barang. Kerja sama tersebut difokuskanpada tiga hal,
yaitu mengurangi jumlah supplier, menggunakan supplier yang secara geografis dekat,
dan meningkatkan kualitas hubungan yang baik dan sehat dengan supplier atau pemasok.
b. Pelibatan Karyawan
JIT sangat dipengaruhi oleh aspek sumber daya manusia. Dalam sistem JIT diusahakan untuk
memanfaatkan seoptimal mungkin kemampuan kreativitas dari sumber daya manusia, pemasok dan
lain sebagainya sehingga semua dapat memberikan dukungan terhadap perbaikan perusahaan.
Untuk mendapatkan kepercayaan, partisipasi dan dukungan dari seluruh sumber daya manusia, ada
beberapa hal yang harus dilakukan :
1) Sumber daya manusia harus diyakinkan bahwa perbaikan tidak akan menyebabkan mereka
kehilangan pekerjaannya.
2) Orientasi pendidikan dan program pelatihan harus ada sehingga sumber daya manusia dapat
memahami tujuan dan kebijaksanaan perusahaan.
3) Sumber daya manusia harus diberikan beban tanggung jawab yang lebih besar sebagai pembuat
keputusan.
4) Penggunaan prosedur formal untuk meningkatkan pengalaman dan pengetahuan.
5) Sumber daya manusia harus disatukan, dan semangat kelompok yang sehat harus dipupuk.
c. Kualitas
Sistem JIT membutuhkan suatu aliran kegiatan yang rata dan seimbang, yang
bergerak melalui seluruh rantai yang memberikan nilai tambah (value chain).
Untuk mewujudkannya, penyebab gangguan terhadap skedul harus
dihilangkan. Salah satu gangguan terhadap skedul adalah masalah kualitas
sehingga perlu diterapkan pengendalian kualitas total yang melibatkan setiap
departemen dan seluruh sumber daya manusia dalam peruahaan.
3. Karakteristik dan Manfaat Pembelian JIT
Sistem pembelian JIT memiliki karakteristik yang sangat logis, dalam banyak
aspek aktivitas dalam organisasi, khususnya dalam hal pembelian, misalnya :
kuantitas, kualitas, pemasok, pengiriman, biaya, desain, efisiensi, administratif,
dan produktivitas.
4. Sistem Pembelian Konvensional Versus Sistem Pembelian JIT
Beberapa aspek dalam proses pembelian atau pengadaan barang dapat
diperbandingkan antara sistem konvensional dengan sistem pembelian JIT.
Aspek-aspek tersebut meliputi : (1) ukuran lot pembelian, (2) pemilihan
pemasok, (3) evaluasi pemasok, (4) inspeksi penerimaan, (5) negosiasi dan
proses kontrak, (6) penentuan moda transportasi, (7) spesifikasi material, (8)
kertas kerja, dan (9) pengepakan.
5. Dampak Positif dan Kendala Sistem Pembelian Just-in-Time
Dari perbandingan tampak bahwa dengan sistem pembelian JIT, telah terjadi
pengurangan pemborosan, dalam hal penggunaan tenaga kerja untuk inspeksi
dan order, penggunaan dokumen dan waktu dalam proses pengadaan sehingga
terjadi peningkatan efisiensi yang sangat drastis.
B. AKUNTANSI BACKFLUSH
Akuntansi backflush atau backflushing atau backflush costing merupakan pendekatan
yang disederhanakan atau dipersingkat berkaitan dengan masalah akuntansi pada
aliran kos manufaktur.
Akuntansi backflush ini dikembangkan karena adanya tuntutan akibat penerapan
sistem just-in-time yang sangat menekankan pentingnya eliminasi aktivitas-aktivitas
yang tidak menambah nilai atau mengeliminasi mata rantai yang tidak menambah
nilai.
Tujuan perhitungan kos backflush adalah untuk mengurangi jumlah kejadian yang
diukur dan dicatat dalam sistem akuntansi.
KEGIATAN BELAJAR 3
Kos Tenaga Kerja dan
Permasalahan Akuntansi Tenaga
Kerja
A. Komponen-Komponen Kos Tenaga Kerja

Komponen gaji dan upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja terdiri atas
gaji pokok (basic pay) dan tunjangan-tunjangan. Gaji pokok untuk tenaga
kerja pabrik dimasukkan dalam kelompok kos tenaga kerja langsung,
sementara semua tunjangan dimasukkan dalam kelompok kos overhead
pabrik.
1. Premi Lembur

Tambahan kompensasi yang dibayarkan atas waktu lembur dipisahkan dari gaji regular dan
dibebankan ke kos overhead.
Sebuah perusahaan membayar karyawan mereka dengan
tariff regular Rp25.000 per jam sampai dengan 40 jam
kerja. Jika jam kerja melebihi 40 jam maka setiap
kelebihan jam akan dipertimbangkan sebagai lembur
dan dibayar Rp30.000 per jam. Seorang karyawan telah
bekerja selama 45 jam dalam minggu ini. Dengan
demikian, perhitungan gaji yang diterima oleh karyawan
tersebut adalah sebagai berikut.
- Gaji regular : Rp25.000 x 4 =
Rp1.125.000
- Premi lembur : Rp 5.000 x 5 = Rp 25.000
- Jumlah gaji dan upah :
Rp1.150.000
2. Premi Shift
Perusahaan manufaktur biasanya bekerja secara kontinu. Oleh karena itu, karyawan bekerja dengan sistem
shift. Ada shift karyawan yang bekerja di siang hari dan ada karyawan yang bekerja di malam hari.

Karyawan yang bekerja di siang hari dibayar Rp20.000 per


jam, sedangkan karyawan yang bekerja di malam hari dibayar
Rp25.000 per jam. Jika shift siang dan shift malam setiap
bekerja selama 40 jam dalam minggu ini maka kos tenaga
kerja dapat dijurnal sebagai berikut.
Gaji dan upah langsung: 40jam x 2 x Rp20.000 = Rp1.600.000
Premi shift: 40 jam x Rp5.000 = Rp 200.000
Jumlah gaji dan upah = Rp1.800.000
3. Bonus
Bonus adalah tambahan kompensasi yang umumnya diberikan sebagai pengakuan atas produktivitas yang sangat luar
biasa. Bonus juga dibebankan ke kos overhead. Namun demikian, dalam praktik karena sifat dari bonus maka biasanya
pada akhir periode dibuat jurnal.

PT ABC memberi bonus sebesar 0,5% dari laba tahunan.


Perusahaan telah menentukan laba untuk tahun ini sebesar
Rp52.000.000. Diketahui bahwa gaji dan upah mingguan
sebesar Rp200.000. Untuk tujuan contoh ini, diasumsikan
bahwa kita mengetahui hasil akhir operasi di awal sehingga
dapat ditunjukkan jurnal mingguan dalam hubungannya
dengan utang gaji mingguan, sebagai berikut.
Gaji dan upah mingguan = Rp200.000
Bonus setahun: 0,5% x Rp52.000.000 = Rp260.000
Bonus mingguan: Rp260.000 : 52 minggu = Rp 5.000
4. Vakasi dan Holiday

Setelah jangka waktu yang panjang bagi karyawan memberikan jasa kepada
perusahaan, umumnya mereka menerima vakasi dan holiday. Kompensasi seperti ini disebut
pembayaran nonproduktif karena pekerja menerima insentif tanpa memberi kontribusi pada
output. Tidak seperti bonus, vakasi dan holiday ini didasarkan pada kebijakan perusahaan
dan oleh karena itu sudah diketahui sebelumnya dengan pasti. Dengan demikian, dapat
dibebankan setiap minggu secara sama proporsional dengan pembayaran vakasi dan
holiday.
5. Pensiun
Pensiun merupakan bagian dari kos tenaga kerja secara keseluruhan. Program pensiun melibatkan
profesi aktuaria yang mengestimasi umur peserta, menentukan kos pensiun melalui serangkaian
formulasi yang rumit. Untuk menentukan kos pensiun perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut.
a. Jumlah pekerja yang pensiun/berhenti setiap tahun
b. Jumlah manfaat yang dibayarkan untuk setiap pekerja yang pension
c. Jangka waktu atau lama waktu pembayaran manfaat pensiun
d. Jumlah penghasilan yang diperoleh dari investasi dana pensiun
e. Jumlah biaya administrasi
f. Manfaat bagi pekerja yang meninggal sebelum masa pensiun
g. Kos pension yang berkaitan dengan tenaga kerja pabrik didebitkan ke kos overhead pabrik.
B. Produktivitas dan Kos Tenaga Kerja
Gaji dan upah secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan produktivitas
dan keahlian tenaga kerja. Oleh karena itu, perencanaan yang memadai, motivasi,
pengendalian dan akuntansi untuk kos tenaga kerja dan produktivitas merupakan
masalah penting dalam pengelolaan suatu perusahaan.
Produktivitas secara umum merupakan rasio antara output dan input. Jika output
meningkat sementara input tetap maka rasio produktivitas meningkat. Atau jika
jumlah output tetap sementara jumlah input yang digunakan lebih sedikit maka
rasio produktivitas juga meningkat.
1. Perencanaan Produktivitas
Rencana peningkatan produktivitas harus konsisten dengan rencana-rencana yang
sudah ada seperti budget operasi dan budget modal, penelitian dan pengembangan,
teknologi yang dimiliki dan rencana pengembangan karyawan.

2. Mengukur Produktivitas
Tujuan pengukuran produktivitas adalah menyediakan indeks yang ringkas dan
akurat untuk membandingkan antara hasil aktual dengan target atau standar
kinerja. Namun demikian, ukuran yang digunakan secara luas adalah output fisik
per jam kerja langsung. Ukuran ini hanya mempertimbangkan satu elemen input,
yaitu tenaga kerja dan mengabaikan faktor-faktor lainnya.
C. Program Gaji
Proses penetapan gaji seringkali melibatkan tiga pihak atau dikenal dengan
nama tri-partit, yaitu pihak perusahaan, asosiasi tenaga kerja, dan
pemerintah. Secara intern perusahaan pelaksanaan program gaji memerlukan
keterlibatan semua pihak baik dari bagian personalia, serikat pekerja, bagian
pabrik, maupun akuntan dan kontroler perusahaan.
1. Tujuan Program Gaji

Tujuan utama program gaji adalah memberikan insentif atau rangsangan agar
tenaga kerja memproduksi lebih banyak sehingga mereka memperoleh lebih
banyak upah, tetapi pada saat yang bersamaan terjadi peningkatan output
sehingga kos per unit turun. Program gaji yang diterapkan harus diyakini akan
mampu meningkatkan produktivitas.
Program gaji yang disepakati antara pihak manajemen dan karyawan diharapkan
mampu merangsang karyawan untuk lebih produktif dengan tujuan penghasilan
karyawan meningkat dan dalam waktu bersamaan kos per unit mengalami
penurunan.
2. Tipe-tipe Program Gaji

a. Straight piecework plan


Merupakan program gaji yang sangat sederhana, yaitu membayar upah di
atas tarif dasar untuk produksi di atas standar. Dalam program gaji ini
tampak hubungan sebab akibat yang kuat antara besarnya upah yang
dibayarkan dengan jumlah output.
b. One-hundred-percent bonus plan
Merupakan variasi dari program gaji straight piecework, perbedaannya
terletak pada standar yang tidak dinyatakan dalam nilai uang melainkan
dalam bentuk waktu per unit output.
c. Group bonus plan
Bonus diberikan kepada setiap individu yang mencapai hasil di atas standar dan
setiap individu dapat terdorong untuk mencapai kinerja optimal.
d. Program gaji tariff termodifikasi (modified rate plan)
Model program gaji termodifikasi ini dilakukan penggabungan antara program gaji
berdasarkan jam kerja dan program gaji berdasarkan output. Ketentuan-ketetuan
yang harus diperhatikan adalah : (1) tetapkan tarif minimum per jam kerja, (2)
tetapkan tarif per unit, (3) jika jumlah produksi ˂ target, tenaga kerja dibayar
sebesar tarif minimum, dan (4) selisih antara upah minimum dengan upah yang
seharusnya menurut piece rate dibebankan ke kos overhead pabrik.
D. Masalah Akuntansi Tenaga Kerja
Masalah akuntansi tenaga kerja pada dasarnya mencakup tiga tahapan, yaitu (1)
Akuntansi pada saat gaji dan upah tersebut terjadi atau terutang. Gaji dan upah
dianggap terjadi dan terutang pada saat daftar gaji disetujui untuk dibayar. (2)
Akuntansi pada saat distribusi. Total gaji dan upah yang terjadi harus didistribusikan
berapa yang merupakan komponen kos tenaga kerja langsung, kos tenaga kerja tidak
langsung, kos tenaga bagian pemasaran, dan kos tenaga bagian administrasi dan
umum. (3) Akuntansi pada saat pembayaran, yaitu pada saat membayarkan gaji dan
upah yang terutang kepada tenaga kerja, menyetorkan pajak penghasilan karyawan
ke kas negara, menyetorkan dana pensiun, dan uang asuransi.

Anda mungkin juga menyukai