“Hybird Costing”
Dosen Pengampu
Dra. Sri Dewi Edmawati, M.Si., Ak., CA
Disusun Oleh:
Kelompok 10
M Fadhli A (1810532027)
Fakhri Muhammad Berry (1810532059)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
HYBRID COSTING
Manufaktur melibatkan gabungan bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead untuk
menghasilkan produk baru. Barang yang dihasilkan itu berwujud dan dapat disimpan dan diangkut dari
pabrik ke pelanggan. Sebuah layanan ditandai dengan sifat tak berwujudnya. Ini tidak dapat dipisahkan
dari pelanggan dan tidak dapat diinventarisasi. Akuntansi biaya tradisional telah menekankan manufaktur
dan hampir mengabaikan layanan. Sekarang lebih, pendekatan itu tidak akan berhasil. Perekonomian kita
telah semakin berorientasi pada pelayanan. Manajer harus dapat melacak biaya layanan yang diberikan
sama persis seperti mereka harus melacak biaya barang yang diproduksi.
- Unique versus Standardized Products and Services
Jika sebuah perusahaan memproduksi produk yang unik dalam kelompok kecil, dan jika produk
tersebut mengeluarkan biaya yang berbeda,maka perusahaan harus mencatat biaya masing-masing produk
atau batch. Ini disebut sebagai job-order costing system. Di sisi lain, perusahaan dapat membuat banyak
unit identik dari produk yang sama. Karena unitnya sama, biaya masing-masing unit juga sama.
Akuntansi biaya unit identik relatif mudah dan disebut sebagai process-costing system.
Mengingat karakteristik proses produksi perusahaan, sekarang saatnya untuk menyiapkan sistem
yang akan digunakan untuk menghasilkan informasi biaya yang sesuai. Secara umum, sistem akuntansi
biaya digunakan untuk memenuhi kebutuhan akumulasi biaya, pengukuran biaya, dan penetapan biaya.
1. Cost adalah pengakuan dan pencatatan atas biaya yang timbul. Pada bagian ini nantinya akan ada
dokumen terkait untuk menelusuri jejak biaya, yang kemudian akan disimpan di dalam database. Hal
ini dilakukan untuk tujuan pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen.
2. Cost Measurement adalah penentuan total biaya dari Direct Material, Direct Labor and Overhead .
Bagian ini erat kaitannya dengan akumulasi dari biaya yang telah dicatat. Setelah dicatat biaya yang
ada kemudian dikelompokkan. Di dalam bagian ini juga dikenal istilah actual costing dan normal
costing untuk membantu manajemen di dalam mengukur biaya dan mengasosiasikannya dengan
produksi.
- Actual Costing : adalah penggunaaan biaya aktual untuk direct materials, direct labor dan
overhead namun di dalam praktiknya hal ini tidak bisa sepenuhnya digunakan dikarenakan cukup
sulit untuk menentukan informasi unit biaya yang didasarkan atas timely basis. Penentuan Actual
costing cukup sulit diterapkan untuk overhead hal ini disebabkan karena biaya overhead acap kali
berfluktuasi dan acap kali berubah dalam dan atau antar periode waktu
- Normal Costing : Adalah solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah pada actual costing.
Overhead nantinya akan telah ditentukan pada perhitungan tahun atau periode sebelumnya
(predetermined basis) dan menggunakan actual cost untuk direct material dan direct labor.
3. Cost Assignment adalah asosiasi dari biaya produksi dengan unit yang akan diproduksi. Pada
bagian ini, biaya yang telah diakumulasikan akan dibebankan kepada produk atau jasa yang akan
dipasarkan. Pembebanan overhead yang ditunjukkan untuk produk yang berbeda akan menjadi
kesulitan sekaligus tantangan tersendiri. Walaupun permasalahan ini sudah bisa dipecahkan
dengan normal costing, namun produsen tetap harus memperhatikan hal-hal berikut ini untuk
pemicu biaya yang akan timbul :
1. Unit produced
2. Direct labor hours
3. Direct labor dollar
4. Machine hours
5. Direct material dollar/cost
Dari tanggal 2 Januari sampai 19 Januari, supervisor produksi menggunakan tiga formulir
permintaan $ 1.000 bahan langsung dari gudang. Dari tanggal 20 Januari sampai 31 Januari, dua formulir
permintaan tambahan seharga $ 500 bahan langsung digunakan. Tiga form pertama untukJob 101; dua
permintaan terakhir adalah untuk Job 102.
Menutup biaya underapplied ke harga pokok penjualan memerlukan entri sebagai berikut:
III. PROCESS COSTING
Dalam sistem kalkulasi biaya proses, biaya per unit produk atau jasa diperoleh dengan
membebankan total biaya ke banyak unit yang identik atau serupa. Dalam lingkungan manufaktur, biaya
proses setiapunit menerima jumlah biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja manufaktur langsung dan
biaya maunfaktur tidak langsung yang sama. Biaya perunitnya kemudiandihitung dengan membagi total
biaya yang terjadi dengan jumlah unit output yang dihasilkan dari proses produksi.
Perbedaan utama antara kalkulasi biaya proses dan biaya pekerjaan pesanan (job order costing)
terletak pada perluasan rata-rata yang digunakan untuk menghitung biaya per unit produk atau jasa.
Dalam sistem job costing, setiap pekerjaan menggunakan kuantitas sumberdaya produksi yang berbeda,
sehigga tidak dapat membebankan setiap pekerjaan dengan rata-rata biaya produksi yang sama.
Sebaliknya, jika unit produk atau jasa yang identik atau serupa dibuat secara masal, tidak diproses sebagai
pekerjaan individual, kalkulasi biaya proses akan digunakan untuk menghitung rata-rata biaya produksi
semua unit yang diproduksi. Sistem kalkulasi biaya proses memisahkan biaya ke dalam kategori biaya
menurut kapan biaya itu dimasukkan ke dalam proses.
Kasus 1 menunjukkan bahwa sistem kalkulasi biaya proses, rata-rata biaya per unit dihitung dengan
membagi total biaya selama suatu periode akuntansi dengan total unit yang diproduksi selama periode
tersebut. Kasus 1 dapat diberlakukan apabila perusahaan membuat produk atau memberikan jasa yang
homogen tetapi tidak memiliki unit yang belum selesai ketika setiap periode akuntansi berakhir, yang
merupakan situasi umum pada organisasi sektor jasa.
Kasus 2: Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan Awal Barang dalam Proses tetapi Memiliki
Beberapa Persediaan Akhir Barang dalam Proses
Keakuratan estimasi penyelesaian biaya konversi tergantung pada ketelitian, keterampilan, dan
pengalaman para estimator serta sifat proses konversi. Hal yang harus dipahami di sini adalah bahwa
unit yang baru dirakit sebagian tidak sama dengan unit yang telah dirakit sebelumnya. Ketika menangani
beberapa unit yang telah dirakit sepenuhnya dan beberapa unit yang baru dirakit sebagian, kita dapat
menghitung dalam lima langkah:
Langkah 1: Mengikhtisarkan arus unit fisik output.
Langkah 2: Menghitung output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung biaya unit ekuivalen.
Langkah 4: Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan.
Langkah 5: Membebankan total biaya ke unit yang telah selesai dan ke unit barang dalam proses akhir.
Ayat Jurnal
Dalam kaitannya dengan bahan langsung dan biaya konversi, ayat jurnal pada sistem kalkulasi biaya
proses sama dengan ayat jurnal yang dibuat pada sistem kalkulasi biaya pekerjaan. Perbedaan utamanya
adalah bahwa, dalam kalkulasi biaya proses, ada satu akun Barang dalam Proses untuk setiap proses.
1. Biaya dalam proses – Perakitan xxx
Pengendalian utang usaha xxx
(untuk mencatat bahan langsung yang dibeli dan digunakan pada produksi)
2. Barang dalam proses – perakitan xxx
Berbagai akun seperti pengendalian utang xxx
Upah dan akumulasi penyusutan
(untuk mencatat biaya konversi selama bulan Februari)
Contohnya mencakup energy, perlengkapan manufaktur, semua tenaga kerja manufaktur dan
penyusutan pabrik)
3. Barang dalam proses – pengujian xxx
Barang dalam proses perakitan xxx
Untuk mencatat biaya barang yang telah selesai dan dipindahkan dari perakitan ke pengujian selama
bulan Februari
Kasus 3: Kalkulasi Biaya Proses dengan Beberapa Persediaan Awal dan Akhir Barang dalam
Proses
Lima langkah yang telah dijabarkan sebelumnya untuk menghitung (1) biaya unit yang telah selesai
dan dipindahkan serta (2) biaya barang dalam proses akhir. Akan tetapi, untuk membebankan biaya ke
setiap kategori tersebut kita harus memilih metode penilaian persediaan. Pertama kita akan menguraikan
pendekatan lima langkah untuk metode rata-rata tertimbang, baru metode FIFO. Metode penilaian yang
berbeda akan menghasilkan jumlah biaya unit yang telah selesai dan barang dalam proses akhir yang juga
berbeda karena biaya per unit input cenderung berubah dari satu periode ke periode selanjutnya.
Biaya konversi
yang ditambahkan
secara merata
selama proses
Bahan langsung
yang ditambahkan
pada akhir proses
Biaya Transferred-In dan Metode Rata-rata Tertimbang
Semua unit, baik yang sudah selesai dan ditransfer keluar selama periode berjalan atau yang ada pada
persediaan akhir barang dalam proses, mengandung biaya transferred-in dari proses sebelumnya. Namun
biaya bahan langsung memiliki tingkat penyelesaian nol baik atas persediaan awal dan akhir barang
dalam proses karena, di Departemen pengujian, bahan langsung diperkenalkan pada akhir proses. Barang
dalam proses awal dan pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan akan digabungkan demi tujuan
peritungan biaya per unit ekuivalen bagi biaya transferred-in, biaya bahan langsung, dan biaya konversi.
Sistem kalkulasi biaya hybrid (Hybrid costing system) memadukan karakteristik baik sistem
kalkulasi biaya pekerjaan (job costing) maupun kalkulasi biaya proses (process costing). Tidak semua
perusahaan manufaktur menggunakan job order costing murni atau proses costing murni. Beberapa
perusahaan memiliki karakteristik, job order costing dan process costing. Perusahaan dalam pengaturan
hybrid ini sering menggunakan proses produksi batch. Proses produksi batch menghasilkan produk yang
identik dari berbagai hal tapi berbeda pada sisi yang lain. Secara khusus, banyak perusahaanmemproduksi
produkyang membuat tuntutan yang hampir sama terhadap masukan konversi namun berbeda
tuntutannyamasukan bahan langsung Dengan demikian, kegiatan konversi serupa atau identik,
namunBahan langsung yang digunakan berbeda. Sebagai contoh, kegiatan konversi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan kaleng kue pai pada dasarnya identik untuk pai apel atau ceri, tapi biaya bahan
langsung bisa berbeda secara signifikan.
Operasi adalah metode atau teknik standar yang dilakukan secara berulang-ulang pada bahan
yang berbeda, menghasilkan barang jadi yang berbeda. Beberapa operasi biasanya dilakukadi dalam
sebuah departemen. Misalnya, dalam pembuatan jas mungkin memiliki operasi pemotongan dan operasi
hemming dalam satu departemen.
Sistem penetapan biaya operasi adalah sistem penetapan biaya hybrid yang diterapkan pada batch
yang serupa, tapi tidak identik, produknya. Setiap batch produk seringkali merupakan variasi dari satu
desain, dan itu berjalan melalui serangkaian operasi. Dalam setiap operasi, semua unit produk
diperlakukan persis sama menggunakan jumlah sumberdaya pengoperasian yang identik.
Sistem kalkulasi biaya operasi menggunakan pesanan kerja yang merinci bahan langsung yang
diperlukan dan operasi langkah demi langkah. Biaya produk dikompilasi untuk setiap pesanan kerja.
Bahan langsung yang bersifat khusus untuk pesanan kerja yang berbeda akan diidentifikasi secara spesifik
dengan pesanan kerja yang sesuai, seperti pada kalkulasi biaya pekerjaan. Biaya konversi rata-rata akan
dibebankan ke setiap unit yang melalui operasi tertentu. Unit yang tidak melalui suatu operasi tidak akan
menerima alokasi biaya operasi tersebut. Contoh, kita mengasumsikan bahwa hanya dua kategori biaya –
bahan langsung dan biaya konversi tetapi kalkulasi biaya operasi dapat saja memiliki lebih dari dua
ketagori biaya. Biaya pada setiap kategori diidentifikasi dengan pesanan kerja khusus yang menggunakan
metode kalkulasi biaya pekerjaan atau biaya pesanan yang sesuai.
Baltimore Company, sebuah pabrik pakaian membuat dua lini blazer untuk toko serba ada. Blazer
wool menggunakan bahan berkualitas tinggi dan memerlukan lebih banyak operasi ketimbang blazer
polyester.
Sistem kalkulasi biaya operasi yang dianut Baltimore menggunakan tariff yang dianggarkan
untuk menghitung biaya konversi setiap operasi. Tariff yang dianggarkan adalah :
AYAT JURNAL
Adidas pembuat sepatu yang telah lama membuat sepatu untuk atlit professional, menggunakan
konsep biaya Hybrid ketika memulai program Mi Adidas. Mi Adidas memberikan para
pelanggan di seluruh Amerika Utara, Eropa, dan Asia kesempatan untuk menciptakan sepatu
sesuai dengan spesifikasi pribadinya menyangkut funngsi, kecocokan dan penampilan. Mi
Adidas sudah tersedia di 100 toko ritel di A.S dan di unit mobil khusus yang selalu hadir pada
saat peristiwa olahraga besar diadakan.
Prosesnya kurang lebih sebagai berikut : pelanggan mendatanagi stasiun Mi Adidas, dimana
seorang wiraniaga akan mencatat profil pelanggan secara mendalam, sebuah scanner computer
akan menscan kaki pelanggan, dan pelanggan memilih 90 hingga 100 model serta warna yang
berbeda atas sepatu yang akan dirancangnya. Data yang diperoleh akan ditransfer ke pabrik dan
sebuah tim akan membuat sepatu yang diinginkan.
Secara historis, biaya yang terkait dengan setiap produk yang diinginkan umumnya masuk dalam
domain job order costing. Namun, adidas menggunakan sistem Hybrid costing – job order
costing untuk bahan dan komponen khusus yang dipilih oleh pelanggan dan process costing
untuk memperhitungkan biaya konversi produksi. Biaya pembuatan setiap pasang sepatu
dihitung dengan mengakumulasikan semua biaya produksi dan membaginya dengan jumlah
sepatu yang dibuat. Meskipun setiap pasang sepatu berbeda, biaya pembuatan setiap pasang
sepatu adalah sama.
REFERENSI
Don R. Hansen, and Maryanne M. Mowen & Liming Guan. 2009. Cost Management
Accounting and Control 6th Edition. South Western Engage Learning
Horngren, Charles, Srikant M. Datar and George Foster. 2006. Akuntansi Biaya, Penekanan
Manajerial Jilid 2 Edisi 2. Erlangga : Jakarta.