Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI

METODE HARGA POKOK PESANAN

Nama Kelompok :

Ida Ayu Oka Punia Adnyaswari (2202014689)


I Putu Julio Andhika Puta (2202014691)
Ni Komang Fitri Setia Dewi (2202014696)

Dosen Pengampu : Ni Made Wisnie Arie Pramuki, SE,, M.SA,,AK

Fakultas Ekonomi Bisnis dan Pariwisata


Universitas Hindu Indonesia
Tahun Ajaran 2023 / 2024
Metode Harga Pokok Pesanan
A. Harga Pokok Pesanaan
Harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi
untuk menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang
menghasilkan produk atas dasar pesanan.
Tujuan metode ini adalah menentukan harga pokok produk dari setiap
pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan
maupun untuk per satuan.
Dalam metode ini, biaya – biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan
tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah
satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan, dimana biaya yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan / kontrak / jasa secara terpisah dan
setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya.
Syarat Penentuan Harga Pokok Pesanan
Menurut Mulyadi dalam buku akuntansi biaya, terdapat beberapa syarat
yang harus dipenuhi dalam menentukan harga pokok pesanan, yaitu :
1) Setiap pesanan produk harus dapat dipisahkan identitasnya dengan
jelas dan harus dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara
individu.
2) Biaya produk dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya produksi
langsung yang terdiri dari biaya bahan baku dan tenaga kerja, serta
biaya produksi tidak langsung yang terdiri dari biaya-biaya produksi
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
3) Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan
langsung pada pesanan, sedangkan biaya produksi tidak langsung
dibebankan pada pesanan tertentu atas dasar tarif yang ditenttukan
di muka.
4) Harga pokok setiap pesanan ditentukan saat selesai pengerjaan.
5) Harga pokok persatuan produk dihitung dengan membagi jumlah
biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan
jumlah satuan produk dalam pesanan terkait.

B. Akuntansi Biaya Bahan Baku


Bahan baku merupakan bahan yang secara menyeluruh membentuk produk
selesai dan dapat diidentifikasi secara langsung pada produk yang
bersangkutan.
Pengertian bahan baku dapat meluas meliputi juga bahan-bahan yang
digunakan untuk memperlancar proses produksi. Bahan baku yang
demikian termasuk dalam pengertian bahan baku penolong atau bahan
baku pembantu. Bahan baku dibedakan atas bahan baku langsung dan
bahan baku tidak langsung. Bila biaya bahan baku tersebut langsung
dibebankan kepada kelompok biaya bahan baku dinamakan bahan baku
langsung, sedangkan bila biaya dahan baku dimaksud dibebankan melalui
rekening biaya overhead pabrik dinamakan biaya bahan baku tidak
langsung.
Akuntansi Biaya Bahan Baku
Akuntansi terhadap bahan baku dibedakan menjadi akuntansi pembelian
bahan baku dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian
bahan terdiri atas (1) permintaan pembelian, (2) pesanan pembelian, dan
(3) penerimaan bahan. Oleh karena itu, terdapat 3 dokumen pembelian
bahan, yaitu (1) Surat Permintaan Pembelian, (2) Surat Pesanan Pembelian,
dan (3) Laporan Penerimaan Barang. Atas dasar 3 dokumen inilah
pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan bahan dapat menggunaan
metode fisik maupun metode perpetual. Metode perpetual lebih baik untuk
tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode phisik. Oleh
karena itu, perusahaan menengah dan besar umumnya menggunakan
metode perpetual.
Pembelian Bahan Baku
Akuntansi biaya untuk pembelian bahan baku adalah sama dengan
akuntansi untuk bahan bau menggunakan sistem persediaan perpetual. Saat
bahan baku diterima, akun bahan baku didebit (sedangkan pada sistem
persediaan periodik, yang didebit adalah akun pembelian).
Kuantitas dan harga per unit dari setia pembelian dicatat dalam kartu
catatan bahan baku. Satu kartu digunakan untuk setiap jenis bahan baku.
Kartu-kartu tersebut berfungsi sebagai catatan persediaan perpetual dan
merupakan buku besar pembantu yang mendukung akun bahan baku.
Kartu-kartu ini dan dokumen-dokumen lain dapat berbentuk kertas atau
elektronik.
Penggunaan Bahan Baku
Bahan baku langsung untuk setiap pesanan dikeluarkan ke pabrik
berdasarkan bukti permintaan bahan baku (materials requsitions), yang
merupakan dokumen yang disiapkan oleh pembuat jadwal produksi atau
personel lain, yang memberikan spesifikasi nomor pesanan dan tipe serta
jumlah bahan baku yang diperlukan. Satu kopi dari setiap bukti permintaan
dikiriman ke bagian gudang, yang mengumpulkan item yang dimaskud.
Kuantitas dan biaya dari setiap item dicatat dalam bukti permintaan dan
diposting ke kartu catatan bahan baku. Bukti permintaan bahan baku juga
digunakan untuk mengeluarkan bahan baku tidak langsung maupun
perlengkapan. Jika tidak digunakan di pabrik, perlengkapan yang
dibebankan ke beban pemasaran atau administrasi. Jika digunakan di
pabrik, maka dibebankan ke akun pengendali overhead pabrik.

C. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung adalah bagian dari upah yang secara khusus
dan konsisten dikeluarkan di dalam rangka pembuatan produk, urutan
pekerjaan tertentu, atau penyediaan layanan.
Sebagai informasi, tenaga kerja langsung sendiri merupakan setiap
manusia yang terlibat secara langsung di dalam proses produksi, mulai dari
pengolahan bahan sampai menjadi sebuah barang jadi.
Contoh biaya tenaga kerja langsung adalah upah operator mesin di
dalam sebuah pabrik. Di dalam beberapa bisnis, pengeluaran untuk tenaga
kerja langsung melebihi gaji yang dibayarkan kepada karyawan, karena
komponen gaji dan upah karyawan juga mencakup sejumlah tunjangan
lain, seperti asuransi kesehatan dan jiwa, asuransi kompensasi, tunjangan
pensiun, dan pajak gaji karyawan.
Manfaat Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung perlu dianggarkan dengan tepat, karena dapat
memberikan sejumlah manfaat berikut :
 Penggunaan Tenaga Kerja yang Lebih Efisien
Dengan perencanaan yang matang, termasuk di dalam penganggaran
direct labor cost, maka akan diperoleh jumlah dan proses
penggunaan tenaga kerja yang lebih efisien, sehingga meminimalisir
kerugian perusahaan.
 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Cepat
Perhitungan anggaran direct labor cost akan mempengaruhi biaya
lain, seperti biaya overhead dan bahan baku. Ketiga komponen ini
menajadi dasar perhitungan harga pokok produksi. Lewat
perhitungan harga pokok produksi, perusahaan bisa mengestimasi
harga jual produk yang tepat.
 Menjadi Alat Pengawasan
Anggaran biaya tenaga kerja langsung juga bisa digunakan sebagai
alat pengawasan. Karena telah dianggarkan, maka perusahaan akan
berusaha untuk memenuhi target yang telah ditentukan dan
meminimalisir risiko.
Penyusunan anggaran ini meliputi beberapa hal, mulai dari perencanaan
jumlah waktu produksi yang dibutuhkan tenaga kerja langsung hingga
upah yang harus dibayarkan berdasarkan jenis produk yang dihasilkan.
Cara Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung
Satuan yang sering dipakai untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung
adalah jam buruh langsung alias Direct Labor Hours (DHL). Selain itu, ada
beberapa komponen yang juga perlu dipahami, antara lain :
 Jumlah dan jenis barang yang diproduksi.
 Jam kerja yang dibutuhkan tenaga kerja langsung untuk
mengerjakan barang per unit.
 Durasi produk barang.
 Tingkat upah rata-rata per jam tenaga kerja langsung,
Rumus paling sederhana yang dapat digunakan untuk menghitunnya
adalah :
Rumus DHL = Total Jam Kerja x Tingkat Upah Tenaga Kerja
Perlu diingat bahwa tidak semuanya masuk ke dalam biaya tenaga kerja
langsung, seperti gaji serta upah mandor dan satpam, yang tidak terlibat
secara langsung di dalam proses produksi (BRP).

D. Biaya Overhead Pabrik


Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang dikeluarkan
selain untuk keperluan bahan baku dan biaya tenaga kerja secara langsung.
Biaya overhead pabrik juga diartikan sebagai bahan tidak langsung.
Baiay overhead juga diterapkan pada tenaga kerja tidak langsung, serta
biaya-biaya tidak mudah diidentifikasi atau dibebankan secara langsung
pada suatu pekerjaan. Sama dengan hasil produksi, atau tujuan akhir dari
biaya tertentu, misalnya kontrak-kontrak dengan pemerintah.
Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik dibedakan dalam beberapa kategori seperti sifat,
karakter, dan penggunannya. Hal ini untuk mempermudah proses
perhitungan besarnya anggaran dana perusahaan sesuai dengan
kebutuhannya. Berikut ini pembagian biaya overhead pabrik :
 Biaya overhead pabrik berdasarkan karakternya
 Biaya overhead pabrik tetap
Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya yang harus
dikeluarkan setiap periode terlepas dari volume penjualan
apakah naik, turun, atau tak berubah. Contohnya biaya sewa
gedung, penyusutan aset teteap, dan asuransi.
 Biaya overhead pabrik variabel
Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya yang berubah
dari satu periode ke periode lain sesuai dengan aktivitas
perusahaan. Misalnya biaya promosi produk, telepon, dan
perlengkapan kantor.
 Biaya overhead pabrik semi-variabel
Biaya overhead pabrik semi-variabel yakni biaya yang bisa
berubah tapi juga bisa tetap, tergantung kegiatan perusahaan
dalam periode tertentu. Contohnya biaya listrik, air, dan tinta
printer.

 Biaya overhead pabrik berdasarkan sifatnya


 Biaya bahan penolong
Biaya bahan penolong adalah biaya yang merupakan bagian
dari pembuatan produk tapi jumlahnya terlalu kecil atau
terlalu rumit bila dikategorikan sebagai bahan baku,
contohnya paku, baut, dan sebagainya.
 Biaya pemeliharaan dan reparasi
Sesuai namanya, biaya overhead pabrik ini misalnya biaya
perbaikan mesin pbarik yang rusak dan perawatan peralatan
pabrik.
 Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung antara lain upah pegawai
bagian gudang, upah staf kebersihan, mandor, dan pegawai
administrasi.
 Biaya penyusutan aktiva tetap
Biaya penyusutan aktiva tetap contohnya biaya penyusutan
atau depresiasi gedung pabrik, mesin, kendaraan, serta
peralatan lain yang dipakai dalam produksi.
 Biaya jasa pihak lain
Biaya overhead pabrik ini antara lain biaya listrik, biaya
vendor untuk servis mesin.
 Biaya overhead pabrik berdasarkan penggunaannya
 Biaya langsung departemen
Biaya overhead pabrik ini yakni biaya yang muncul di
departemen tertentu dan Cuma departemen itu yang mendapat
manfaatnya. Misalnya biaya dahan penolong, penyusutan
mesin, dan mandor departemen produksi.
 Biaya tidak langsung departemen
Biaya tida langsung departemen merupakan biaya yang
manfaatnya didapatkan tidak hanya oleh satu departemen.
Misalnya biaya penyusutan, asuransi, dan perawatan gedung
pabrik jika ada beberapa departemen yang menggunakannya.
Manfaat Biaya Overhead Pabrik
1) Memberi informasi rincian biaya
Manfaat biaya overhead pabrik adalah pengusaha bisa memperoleh
informasi detail terkait alokasi biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Dengan begitu dapat merencanakan anggaran dengan lebih tepat,
sekaligus menekan atau meniadakan pengeluaran berlebihan.
2) Mengawasi pengeluaran
Dengan adanya biaya overhead pabrik ini, memungkinkan
perusahaan untuk mengelola dan mengawasi pengeluaran
perusahaan secara keseluruhan. Dari situ pengusaha akan lebih
meudah mengidentifikasi jika terdapat biaya yang terlalu besar dan
melakukan penyesuaian. Pengeluaran juga bisa dikelola dengan
lebih tertata serta sesuai rencana, apalagi ketika memanfaatkan
software akuntansi.
3) Menentukan harga produk
Biaya overhead pabrik cukup mempengaruhi penentuan harga suatu
produk. Meskipun tidak terkait langsung dengan produksi, tetapi
keberadaan BOP tetap harus dipertimbangkan. Pabrik akan
mengalami kerugian ketika biaya overhead pabrik tetap dikeluarkan
tetapi tidak dimasukkan dalam penghitungan harga produk. Oleh
karena itu salah satu manfaat dari biaya overhead pabrik adalah
penentuan harga produk yang lebih tepat.
Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik
Selanjutnya untuk menghitung biaya overhead dalam persentase, caranya
yakni dengan menjumlahkan biaya tidak langsung (biaya overhead) dibagi
dengan biaya langsung untuk kemudian dikalikan dengan 100 persen.
Perhitungan tersebut nantinya akan diketahui berapa besaran biaya
overhead yang dikeluarkan. Sebagai contoh apabila didapat nilai 30 persen,
berarti biaya yang dikeluarkan untuk biaya overhead pabrik yakni 30
persen dari total pengeluaran.
Hal ini dilakukan dengan menjumlahkan semua biaya yang biasanya
membaginya berdasarkan bulan, dan kemudian membagi total ini dengan
semua penjualan bulanan.
Misalnya, perusahaan A memiliki Rp100.000.000 dalam biaya overhead
bulanan dan menghasilkan Rp1.000.000.000 dalam penjualan bulanan.
Dalam hal ini, persentase overhead-nya adalah Rp100.000.000 dibagi
Rp1.000.000.000 yang artinya biaya overhead adalah sebesar 15 persen.

Jadi biaya overhead pabrik sangat penting, karena biaya overhead pabrik
adalah satu dari sekian komponen perhitungan biaya produksi secara
keseluruhan, dimana cara menghitung biaya overhead pabrik bisa dengan
persentase.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.jurnal.id/id/blog/2018-metode-penetapan-harga-pokok-
pesanan-pencatatan-akuntansinya/
2. https://mahasiswa.ung.ac.id/921411043/home/2012/10/12/akuntansi_b
iaya_bahan_baku.html
3. https://kumparan.com/berita-update/biaya-tenaga-kerja-langsung-
pengertian-manfaat-dan-perhitungannya-1xc8ECM0TFy
4. https://finance.detik.com/solusiukm/d-6336096/biaya-overhead-
pabrik-pengertian-contoh-dan-cara-menghitungnya
5. https://money.kompas.com/read/2022/10/08/093435726/pengertian-
biaya-overhead-pabrik-jenis-dan-menghitungnya?page=all

Anda mungkin juga menyukai