KONVEKSI
Anisa Suci U, Diana Cinta M, Felicia E, Hafifah Astiti MN, Jelita Wahyu S,
Nurlina’afifah
Universitas Duta Bangsa
ABSTRAK
Sistem perekonomian di Indonesia menjadi sorotan publik terutama bagi pelaku usaha bisnis yang
mengakibatan terjadinya persaingan usaha terutama pada usaha dengan bidang bisnis yang
sama. Ketatnya persaingan antar dunia usaha menuntut setiap perusahaan harus menentukan
strategi yang tepat untuk mendapatkan keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya.Tujuan
penelitian ini yaitu untuk menjelaskan tentang definisi dari harga produksi dan manfaat informasi
harga pokok produksi. . Perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam merumuskan strategi agar
dapat memenangkan persaingan tersebut dan yang tak kala pentingnya yang menjadi prioritas
atau tujuan yang ingin di capai yaitu mendapatkan keuntungan atau laba sebesarbesarnya dengan
meminimalkan modal usaha dan hal tersebut tentunya berkaitan dengan pembebenan biaya atau
atau akuntansi biaya. Selanjutnya kami akan menjelaskan unsur-unsur harga pokok produksi serta
cara menentukan harga pokok produksi. Dengan demikian ketepatan dalam melakukan
perhitungan harga pokok produksi benar-benar diperhatikan karena apabila terjadi kesalahan
dalam perhitungan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan
ABSTRACT
The economic system in Indonesia is in the public spotlight, especially for business actors, which
results in business competition, especially in businesses with the same business field. The intense
competition between the business world requires each company to determine the right strategy to
gain an advantage compared to its competitors. The aim of this research is to explain the definition
of production prices and the benefits of information on the cost of production. . Companies are
required to be more careful in formulating strategies in order to win the competition and what is
no less important is the priority or goal they want to achieve, namely getting the maximum profit
or profit by minimizing business capital and this is of course related to charging costs or or cost
accounting. Next, we will explain the elements of the cost of production and how to
determine the cost of production. Thus, accuracy in calculating the cost of production is
really taken into account because if an error occurs in the calculation it will cause losses for
the company
I.PENDAHULUAN
II.PEMBAHASAN
Biaya produksi, biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu: biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
1) Biaya Bahan Baku Langsung (Direct material) Bahan merupakan istilah yang
digunakan untuk menyebutkan barangbarang yang diolah dalam proses produksi
menjadi produk selesai. Bahan yang diolah dibedakan menjadi bahan baku adalah
bahan yang dapat diidentifikasikan secara langsung dengan produk yang
dihasilkannya, nilainya relatif besar dan umumnya sifat bahan baku masih melekat
pada produk yang dihasilkan. Bahan pembantu atau bahan penolong yaitu bahan
yang berfungsi sebagai pembantu atau pelengkap dalam pengolahan bahan baku
menjadi produk selesai dan nilainya relatif kecil. Nilai bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi dinamakan dengan bahan baku, sedangkan nilai bahan
pembantu atau bahan penolong yang digunakan dalam proses produksi disebut
dengan biaya bahan pembantu atau biaya bahan penolong.
2) Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor) Pembayaran kompensasi kepada
tenaga kerja perusahaan pada dasarnya dikelompokan dalam pengeluaran gaji dan
upah. Gaji digunakan untuk menyebutkan kompensasi yang dibayarkan secara
reguler dalam jumlah relatif tetap dan biasanya dibayar kepada tenaga yang
memberi jasa manajerial dan klerikal kepada perusahaan. Upah digunakan untuk
menyebut kompensasi yang dibayarkan berdasarkan jam kerja, hari kerja, atau
berdasarkan unit produksi atau jasa tertentu. Biaya tenaga kerja pada fungsi
produksi lebih lanjut diklasifikasikan kedalam biaya tenaga kerja langsung dan
tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang
dibayarkan tenaga kerja yang secara langsung menangani proses pengolahan bahan
baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk
selesai. Contoh tukang potong dan serut kayu dalam pembuatan mebel, tukang
jahit, border, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian, tukang linting rokok
dalam pabrik rokok, dan operator mesin jika menggunakan mesin. Sedangkan biaya
tenaga kerja tidak langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga
kerja tidak langsung menangani pengolahan bahan. Formulasi yang bisa digunakan
dalam penentuan upah tenaga kerja langsung dalam perusahaan adalah Biaya
tenaga kerja langsung = tarif upah x jam kerja karyawan.
3) Biaya Overhead Pabrik Overhead pabrik (manufacturing overhead) atau beban
pabrik (factory burden) adalah semua biaya yang berkaitan dengan proses produksi
selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Bagian dari biaya ini adalah
bahan tak langsung (contohnya benang yang digunakan dalam menjahit pakaian)
dan biaya tenaga kerja tak langsung (contohnya pengawas pabrik atau petugas
reparasi). Biaya tidak langsung ini terkumpul dalam suatu kategori yang disebut
biaya overhead pabrik (BOP) dan membutuhkan suatu proses alokasi yang adil
untuk tujuan perhitungan harga pokok produksi atau jasa.
Harga pokok produk didasarkan pada jumlah pekerjaan dalam proses yang diselesaikan.
Pekerjaan-dalam-proses ini termasuk biaya bahan langsung yang dimasukkan ke dalam produksi,
ditambah tenaga kerja langsung dan overhead. Untuk menentukan pekerjaan-dalam-proses, Anda
memasukkan jumlah unit atau biaya ke dalam formula keluaran yang sama yang Anda gunakan
untuk menghitung bahan langsung yang dimasukkan ke dalam produksi. Persamaan standar untuk
menghitung harga pokok produk langkahnya adalah seperti berikut:
Metode full costing Menurut Mulyadi, (2012) dalam Komara & Sudarma, (2016) metode full
costing merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dari pengertian di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur harga pokok produk menurut metode ini meliputi:
Penentuan harga pokok produksi berdasarkan full costing pada umumnya ditujukan untuk
kepentingan penyusunan laporan keuangan untuk pihak eksternal. Laporan laba rugi yang disusun
dengan metode ini menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya
dengan fungsi pokok yang ada di perusahaan yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, serta fungsi
administrasi dan umum. Dengan demikian laporan laba rugi menurut full costing akan tampak
sebagai berikut:
Menurut Tarek et al. (2018) harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan metode
Variabel Costing terdiri dari unsure harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi (biaya
pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel).
Metode variable costing Menurut Mulyadi, (2012) dalam Komara & Sudarma, (2016) metode
variable costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya
produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Menurut Widilestariningtyas,
(2012) dalam Komara & Sudarma, (2016) metode variable costing merupakan metode penentuan
harga pokok produksi yang hanya membebankan biayabiaya produksi variabel saja ke dalam harga
pokok produk. Metode variable costing ini dikenal dengan nama direct costing. Biaya produksi
yang bersifat tetap pada variable costing diperlakukan sebagai biaya periode akuntansi dimana
biaya tersebut terjadi. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur harga pokok
produk menurut metode ini meliputi:
Berdasarkan metode ini pada umumnya ditujukan untuk pihak manajemen dalam rangka
pengambilan kebijakan harga. Laporan laba rugi yang disusun dengan metode ini menitik beratkan
pada penyajian biaya sesuai dengan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan. Laporan laba rugi menurut metode variable costing akan tampak sebagai berikut:
KESIMPULAN
Harga pokok produksi adalah biaya barang yang sudah diselesaikan dalam satu periode
disebut juga harga pokok produksi barang selesai (cost of good manufactured) disingkat dengan
harga pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses
awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Terdapat beberapa manfaat dari
menentukan harga pokom produksi, yaitu: menentukan harga jual produk perusahaan yang
berproduksi masa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang, memantau
realisasi biaya produksi, menghitung laba atau rugi periode tertentu, dan menentukan harga pokok
persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Selain itu, terdapat
beberapa unsur dalam menentukan harga pokok produksi diantaranya: biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik atau beban pabrik. Persamaan standar
untuk menghitung harga pokok produk langkahnya adalah seperti berikut: Barang-barang
manufaktur dalam proses pada tanggal mulai Anda, ditambah biaya langsung Anda (bahan +
tenaga kerja), ditambah overhead produksi Anda, kurangi barang Anda yang sedang berlangsung
pada tanggal akhir perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Jakarta.
Heizer, Barry. (2016). Kualitas Produk. Edisi Sebelas. Jakarta : Salemba Empat.
http://ojs.unr.ac.id/index.php/Equilibrium/article/download/340/386
http://jim.teknokrat.ac.id/index.php/sisteminformasi/article/download/740/285