Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Biaya Produksi, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Saat menjalankan sebuah usaha dalam pengadaan barang atau jasa maka tentu dibutuhkan penghitungan
biaya produksi atau production cost, karena pelaporan biaya pada saat proses pembuatan sebuah produk
dan layanan sangat berguna dalam menghitung laba rugi sebuah perusahaan. Penghitungan biaya ini
memiliki peranan penting untuk mengetahui unsur apa saja yang membutuhkan pendanaan serta besaran
biaya yang disebutkan.

Dalam kondisi seperti itu tentu akan membantu pengusaha dalam analisa dan evaluasi untuk proses
produksi yang dilakukan.

Biaya produksi juga merupakan komponen penting dalam pelaporan keuangan perusahaan. Perhitungan
biaya ini harus diruntut secara detail guna menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik dan terperinci
tanpa terlewat suatu hal yang penting.

Apa itu Biaya Produksi?


Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi untuk suatu barang dan jasa guna dijual kembali
dan menghasilkam keuntungan. Kegiatan tersebut tentu membutuhkan biaya, inilah yang bisa disebut
dengan biaya produksi sebuah perusahaan. 

Pada dasarnya biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dilakukan pada proses produksi perusahaan.
Biaya tersebut meliputi bahan baku, overhead pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Ketiga unsur biaya
tersebut sangat berpengaruh pada kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

1. Direct Material atau Bahan Baku Langsung


Bahan yang berbentuk fisik serta diidentifikasi dan diproses menjadi bagian barang jadi, atau dapat
dilihat asal usulnya sebagai barang jadi dengan cara ekonomis dan sederhana.
Biaya ini digunakan untuk memperoleh bahan utama yang akan digunakan untuk mengolah produk.
Perolehan biaya bahan baku ini didapatkan dari pembelian maupun pengolahan material utama.
Komponen biaya yang harus dikeluarkan untuk bahan baku adalah pengeluaran keperluan
pergudangan. Bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan perlu disalurkan ke gudang untuk
direncanakan material manakah yang akan diolah terlebih dahulu.
Biaya bahan baku juga memperhitungkan pengeluaran perolehan lainnya, termasuk pada saat proses
pengiriman. Pengeluaran produksi ini timbul karena adanya perhitungan harga pokok bahan baku yang
dibeli oleh perusahaan.
Unsur biaya yang pasti diperhitungkan dalam perolehan bahan baku antara lain adalah harga beli, biaya
pengiriman, dan biaya pergudangan hingga siap untuk diolah. Sementara biaya penerimaan
pembongkaran, dan pemesanan seringkali tidak dicantumkan, karena sulit diperhitungkan.
Pencatatan pembelian bahan baku biasanya akan disesuaikan dengan nominal yang ada dalam faktur.
Dokumen transaksi tersebut akan memuat informasi mengenai harga pokok pembelian, beban angkut,
serta PPN.

2. Direct Labour atau Tenaga Kerja Langsung


Bahan baku yang menjadi produk jadi telah dikonversi oleh tenaga kerja yang melakukan kegiatan
tersebut dan bisa digabungkan secara layak ke produk tertentu dalam proses produksi.
Biaya tenaga kerja langsung merupakan anggaran yang diperlukan oleh perusahaan untuk membayar
gaji karyawan bagian produksi. Tenaga kerja langsung merupakan karyawan perusahaan yang
berkaitan langsung dengan proses produksi.
Gaji karyawan produksi ini akan diperhitungkan mulai dari pengolahan bahan baku hingga produk jadi.
Salah satu contoh gaji karyawan yang bisa dimasukkan ke dalam biaya tenaga kerja langsung adalah
upah pegawai operator mesin.
Komponen biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan manufaktur profesional tidak hanya
mencakup gaji pokok karyawan saja. Biaya lain seperti tunjangan dan asuransi karyawan juga
diikutsertakan dalam perhitungan direct labour cost.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung ini bisa dilakukan dengan perencanaan kebutuhan pegawai
terlebih dahulu. Selanjutnya, perusahaan bisa menentukan upah pokok yang akan diterima oleh tenaga
kerja langsung sesuai dengan pembagian tugasnya.
Perusahaan juga perlu melakukan pengawasan terhadap kinerja tenaga kerja langsung agar gaji bisa
disalurkan dengan baik sesuai dengan kualitas pekerjaan. Biaya tenaga kerja langsung ini akan
diperhitungkan dalam biaya produksi per unit.

3. Factory Overhead atau Overhead Pabrik


Adanya unsur biaya manufaktur yang tidak terlihat secara langsung pada pengeluaran tertentu. Pada
pelaporan keuangan, biasanya overhead pabrik memasukkan semua biaya manufaktur. Tanpa
memasukkan unsur bahan baku langsung serta tenaga kerja langsung dalam proses produksi.
Pengeluaran lain yang berkaitan dengan proses produksi di luar bahan baku dan tenaga kerja langsung
disebut dengan biaya overhead pabrik. Biaya overhead ini seringkali timbul akibat adanya biaya bahan
tambahan, proses pengawasan produksi, serta pajak.
Biaya overhead pabrik nantinya akan diperhitungkan dalam laporan laba rugi setelah periode akuntansi
sudah berakhir. Unsur biaya ini mempunyai peranan penting untuk memaksimalkan proses produksi.
Pembayaran upah tenaga kerja terkait produksi yang tidak bisa dibebankan kepada output produk akan
dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik. Ada pula biaya pemeliharaan mesin maupun sewa pabrik
yang nantinya juga akan menambah overhead cost.
Overhead pabrik juga bisa dimasukkan ke dalam biaya variabel yang bisa berubah sesuai dengan.
volume produksi. Contoh biaya overhead pabrik yang mengikuti volume produksi adalah pembelian
perlengkapan pabrik dan pembayaran listrik pabrik.

Adanya ketiga unsur penting ini memang tak bisa lepas dari biaya produksi sebuah perusahaan.
Banyaknya biaya overhead pabrik juga akan mempengaruhi biaya yang akan dicatat dalam laporan
keuangan, seperti:
 Adanya biaya bahan baku tak langsung
 Tenaga kerja tidak langsung
 Biaya pemeliharaan mesin serta reparasi
 Amortisasi dan depresiasi
 Biaya air dan listrik pabrik
 Asuransi pabrik
 Operasi, dll.

Hal tersebut di atas akan berpengaruh dalam menghitung production cost pada suatu bisnis. Biaya-biaya
tersebut memang melibatkan berbagai macam unsur dan kebutuhan dalam pelaksanaan proses pembuatan
suatu barang dan jasa. Selain itu, pengaruh dari adanya biaya ini akan terlihat pada saat pelaporan
keuangan perusahaan.

Contoh Biaya Produksi


Dalam menjalankan proses produksi tentu harus mengetahui apa saja yang termasuk production cost.
Karena biaya tersebut yang akan berpengaruh dan sebagai pelaporan keuangan perusahaan.

Inilah yang termasuk contoh biaya yang digunakan dalam acuan perhitungan produksi.

1. Biaya Tetap atau fixed Cost


Fixed cost merupakan biaya dengan jumlah tetap serta tidak bergantung pada produksi yang didapatkan
pada periode tertentu. Sebagai contoh, pajak perusahaan, sewa gedung, biaya administrasi dan
sebagainya.
Biaya variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak akan mengalami perubahan, meskipun
volume produksi barang mengalami peningkatan maupun penurunan. Jenis biaya yang satu ini
mempunyai sifat pasti, sehingga bisa dianggarkan secara tepat.

2. Biaya Variabel atau Variable Cost


Biaya variabel ini besarnya bisa berubah-ubah disesuaikan dengan hasil produksi. Dalam artian hasil
produksi yang semakin besar maka biaya variabel juga akan semakin besar. Seperti, upah bagi pekerja,
biaya bahan baku yang digunakan sesuai dengan jumlah produksi.
Biaya variabel hanya akan diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, sehingga menjadi dasar
pengeluaran per unit yang akan dilaporkan. Jenis biaya variabel yang ada diperlukan pada proses
produksi adalah pembelian bahan baku.
Pengeluaran untuk membeli bahan baku biasanya akan dipengaruhi oleh target output selama proses
produksi. Biaya variabel ini akan selalu mengalami perubahan selama proses produksi tersebut
mengalami perubahan.Variable cost merupakan komponen biaya produksi yang penting untuk
menentukan harga barang saat pemasaran berlangsung, dalam hitungan per unit.

3. Biaya Total atau Total Cost


Pada periode tertentu sebuah perusahaan menghasilkan barang jadi. Maka total dari biaya tetap dan
biaya variabel yang digunakan perusahaan tersebut dihitung sebagai besarnya production cost, inilah
biaya total.
Total cost ini bersifat menyeluruh karena mencakup segala pengeluaran perusahaan selama proses
produksi. Biaya bahan baku, administrasi, dan pemasaran harus ikut diperhitungkan dalam total cost
ini.

4. Biaya Rata-rata atau Average Cost


Adanya production cost per unit yang dihasilkan oleh perusahaan yang mengasilkan barang produksi
dalam jumlah banyak dan average cost ini dihitung melalui pembagian total biaya dengan jumlah
produksi yang dihasilkan di perusahaan.
Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara membagi total pengeluaran
dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan
keputusan produksi kedepannya.
Biaya produksi per unit akan diketahui dengan cara memperhitungkan average cost ini. Selanjutnya,
perusahaan bisa menentukan persentase laba yang ingin dicapai dari biaya rata-rata tersebut. Average
cost akan dibandingkan dengan biaya tetap saat mengambil keputusan produksi.
Dari hasil perbandingan, akan dapat diperoleh informasi mengenai biaya manakah yang lebih tinggi
antara fixed dan variable cost. Hal ini bisa dijadikan sebagai patokan perusahaan untuk menentukan
laba yang ideal.

5. Marginal Cost
Biaya marginal merupakan biaya tambahan yang dibutuhkan dalam menghasilkan unit barang yang
sudah jadi. Marginal cost yang muncul saat adanya perluasan produksi pada saat akan menambah
jumlah barang yang dihasilkan.
Fungsi dari biaya marginal adalah untuk membantu perusahaan memaksimalkan kegiatan operasional
secara menyeluruh. Hal ini akan membuat perusahaan bisa mencapai nilai keuntungan maksimal
produk secara lebih efisien.

Itulah beberapa contoh production cost yang ada serta berpengaruh pada pelaporan keuangan. Berikut
inilah rumusnya perhitungan production cost :

material biaya bersifat langsung + biaya untuk tenaga kerja langsung + overhead pabrik + biaya tenaga
kerja tak langsung

Setelah mengetahui contoh production cost dan rumusnya, berikutnya adalah mengetahu bagaimana cara
dalam perhitungan biaya produksi tersebut.

Cara Perhitungan Biaya untuk Produksi


1. Inilah contoh dari cara menghitung production cost. Misalnya saja perusahaan ABC bergerak di bidang
pakaian jadi, dalam kurun waktu satu bulan bisa memproduksi 5000 produk pakaian jadi yang
dipasarkan pada 2 toko besar dan e-commerce secara online.

Pada proses produksi 5.000 produk pakaian jadi, maka diperlukan:


 Rp. 80.000.000 untuk pengadaan bahan baku
 Rp. 30.000.000 sebagai gaji karyawan
 Rp. 20.000.000 untuk endorsement
 Rp. 15.000.000 guna launching produk mengundang media
 Rp. 12.000.000 digunakan sebagai bandwith kuota internet
 Rp. 6.000.000 untuk transport produk ke 2 toko besar
 Rp. 10.000.000 packaging produk.
 Rp. 3.000.000 digunakan sebagai pengeluaran gudang penyimpanan.
Setelah ditambahkan semua biaya tersebut maka menghasilkan produksi sebesar Rp 176.000.000 dan
dibagi dengan 5000 unit, hasilnya biaya rata-rata atau Average Cost untuk satu buah barang adalah Rp
35.200.

2. Contoh lain, sebuah PT XYZ perusahaan dalam pengadaan alat rumah tangga. Di awal juli, PT XYZ 
memiliki laporan bisnis sebagai berikut :
 Persediaan bahan baku mentah Rp. 50.000.000
 Bahan baku setengah jadi, Rp 80.000.000
 Barang jadi yang siap dijual Rp. 110.000.000
 Pembelian persediaan bahan baku, Rp. 125.000.000
 Biaya pengiriman Rp. 10.000.000.
 Biaya pemeliharaan mesin Rp 8.000.000
 Sisa penggunaan bahan baku Rp. 50.000.000
 Sisa bahan baku setengah jadi, Rp. 10.000.000
 Alat rumah tangga siap dijual Rp. 25.000.000.

Tahap 1 :
Bahan baku digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku- saldo akhir bahan baku
50.000.000 + ( 125.000.000 +10.000.000) – 50.000.000 = 135.000.000
Tahap 2 :
Total production cost = bahan baku digunakan + tenaga kerja langsung + overhead produksi
135.000.000+ 8.000.000 = 143.000.000
Tahap 3 :
Harga pokok produksi = total biaya + saldo awal persediaan – saldo akhir persediaan
143.000.000 + 80.000.000 – 10.000.000 = 213.000.000
Tahap 4 :
HPP = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan barang akhir.
213.000.000 + 110.000.000 – 25.000.000 = 298.000.000
Jadi, HPP bulan juli, Rp 298.000.000.

3. Sebagai ilustrasi perhitungan produksi, berikut disajikan data pengeluaran PT Antara selama satu
bulan. PT Antara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi hijab dengan total
output sebesar 5.000 unit selama satu bulan.
Produk hijab dari PT. Antara ini dipasarkan melalui 3 toko besar dan e-commerce. Berikut adalah data
laporan pengeluaran PT Antara selama satu bulan.

 Persediaan bahan baku Rp. 30.000.000


 Bahan baku setengah jadi Rp. 40.000.000
 Barang jadi siap dijual Rp. 80.000.000
 Pembelian persediaan bahan baku Rp. 50.000.000
 Biaya pengiriman Rp. 5.000.000
 Biaya pemeliharaan mesin Rp. 5.000.000
 Gaji tenaga kerja langsung Rp. 30.000.000
 Sisa penggunaan bahan baku Rp. 30.000.000
 Sisa bahan setengah jadi Rp. 5.000.000
 Hijab yang siap dijual Rp. 30.000.000

Setelah diketahui data pengeluarannya, selanjutnya bisa dilakukan perhitungan biaya produksi. Berikut
adalah tahapan yang dilakukan untuk memperhitungkan biaya produksi tersebut.

Tahap 1 :
Bahan baku yang digunakan = saldo awal bahan baku + pembelian bahan baku – saldo akhir bahan
= Rp. 30.000.000 + (Rp.50.000.000+Rp. 5.000.000) – Rp.30.000.000
= Rp. 55.000.000

Tahap 2 :
Total Biaya Produksi = bahan baku + tenaga kerja langsung + biaya overhead pabrik
= Rp.55.000.000 + Rp.30.000.000 + 5.000.000
= Rp.90.000.000
Biaya produksi per unit = total biaya produksi : total unit
= Rp. 90.000.000 : 5.000
= 18.000

Tahap 3 :
Harga Pokok Produksi = total biaya produksi + saldo awal persediaan – saldo akhir

= Rp.90.000.000 + Rp. 40.000.000 – Rp.5.000.000


= Rp. 125.000.000

Tahap 4
Harga Pokok Penjualan = Harga pokok produksi + persediaan barang awal – persediaan akhir
= Rp. 125.000.000 + Rp. 80.000.000 – Rp. 30.000.000
= Rp. 175.000.000

Kesimpulan
Dengan adanya proses dari perhitungan biaya produksi serta contoh production cost yang mempengaruhi
perhitungan tersebut, maka diambil kesimpulan bahwa setiap kebutuhan dan unsur yang mempengaruhi
produksi akan menghasilkan biaya. 

Bisa dihitung setiap unit produksi atau biaya pokok produksi dalam bulan tersebut. Dalam melakukan
perhitungan haruslah merunut apa saja yang dilalui dalam proses produksi sehingga barang bisa
dihasilkan. 

Jangan hanya menghitung pada biaya langsung saja dan pasti tapi juga ada biaya yang tidak langsung.
Agar memastikan tidak ada yang terlewat dalam perhitungan, perhatikan tahapan alokasi biaya yang
dimasukkan ke dalam perhitungan yang dilakukan.

Selain itu dalam melakukan perhitungan dibutuhkan kejelasan angka atau biaya yang dikeluarkan. Biaya
tersebut harus sesuai dengan kebutuhan serta kondisi yang ada pada saat terjadinya proses produksi. 

Jika ada kendala pada proses produksi dari segi biaya, maka pencatatan harus tetap berjalan dan
dilaporkan segera. Dengan adanya pengertian, contoh dan cara dalam menghitung production cost maka
bisa dengan mudah menerapkan production cost. 

Baik dalam satuan per unit atau dalam perbulan pengeluaran. Jadi, saat melakukan proses produksi dan
memahami biaya yang dikeluarkan bisa memperlancar produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Adapun beberapa tujuan penentuan production cost adalah:


1. Untuk menetapkan production cost secara tepat, dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan
mencatat semua bukti transaksi terkait pengeluaran biaya.
2. Untuk mengendalikan biaya proses produksi.
3. Dan untuk membantu pengambilan keputusan jangka pendek, seperti pembelian bahan baku,
pembelian alat, serta penentuan harga jual barang jadi.

Dalam pelaporan production cost tentu ditentukan berdasarkan pemasukan produk dan kebutuhan biaya
pada satu bulan tersebut. Hal ini pula yang akan dijadikan acuan perusahaan dalam menganalisa laporan
keuangan guna melihat nilai laba dan rugi yang didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai