(BOP) – Manufacturing Overhead Cost atau Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya yang disingkat dengan BOP ini digunakan untuk menyatakan beberapa biaya
tidak langsung yang terkait dengan produk manufakturing yaitu biaya pendukung yang terjadi
dalam pembuatan produk. Biaya-biaya ini akan menjadi bagian dari produk dan dialokasikan ke
produk dalam berbagai cara. Dalam konsep Akuntansi, Biaya Overhead Pabrik atau BOP sering
dianggap sebagai biaya tidak langsung pabrik.
Biaya Overhead pada dasarnya merupakan pengeluaran atau biaya yang tidak mudah
ditelusuri dan sulit untuk diidentifikasikan dengan unit biaya tertentu sehingga tidak dapat
dikaitkan langsung dengan produk dan layanan yang dihasilkan. Namun pengeluaran overhead
sangat penting untuk produksi dan operasi bisnis karena memberikan dukungan penting terhadap
kegiatan produksi dan operasi bisnis dalam menghasilkan laba perusahaan. Dapat dikatakan
bahwa tanpa pengeluaran overhead ini, produksi akan sangat sulit bahkan tidak bisa untuk
melakukan kegiatannya.
Sebagai contoh, untuk memproduksi suatu produk tentunya memerlukan gedung dan
listrik maupun utilitas lainnya agar dapat melakukan kegiatan produksinya, biaya sewa gedung
dan listrik ini dikeluarkan untuk keperluan umum operasional perusahaan dan bukan untuk
pesanan atau hanya pada produk tertentu. Perusahaan tersebut harus membayar biaya overhead
secara berkelanjutan, terlepas dari apakah perusahaan tersebut menghasilkan produk dalam
jumlah banyak (volume besar) ataupun sedikit (volume kecil). Misalnya, Perusahaan tetap harus
membayar biaya sewa gedung sebesar Rp. 50 juta meskipun jumlah unit yang diproduksinya
hanya 1000 unit (volume kecil) ataupun dalam jumlah besar sebanyak 10.000 unit (volume
besar).
Pengertian Biaya Overhead Pabrik menurut Salman (2013:26), Biaya Overhead adalah
biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan pembantu atau penolong,
biaya penyusutan aktiva pabrik, biaya sewa gedung pabrik, dan biaya overhead lain-lain.
Pengertian Biaya Overhead Pabrik menurut Garrison, dkk (2013:56), Biaya Overhead
Pabrik adalah seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan
tenaga kerja langsung”
Pengertian Biaya Overhead Pabrik menurut Halim (2005:90), Biaya Overhead Pabrik
adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku
langsung atau biaya tenaga kerja langsung.
Anda akan mengetahui rincian dari masing-masing alokasi dana yang akan dikeluarkan serta
membantu dalam membuat anggaran dana untuk biaya overhead selanjutnya sehingga
pembuatannya akan lebih terencana dan dapat menghindari pengeluaran yang berlebih.
Dengan mengetahui berapa biaya overhead yang dimiliki juga dapat memengaruhi dalam
penentuan harga produk yang tepat. Perhitungan mengenai biaya ini perlu untuk dimasukkan ke
dalam penentuan harga agar terhindar dari kerugian. Terutama jika biaya overhead tetap harus
dikeluarkan tanpa terpengaruhi apakah produksi sedang memasuki masa “subur” atau tidak.
Pihak perusahaan akan mampu untuk mengawasi biaya yang akan dikeluarkan. Dengan mencatat
dan menghitung biaya overhead akan membantu Anda dalam mengawasi pengeluaran biaya
dalam bisnis secara keseluruhan. Dapat dilihat juga apakah rencana pengeluaran sudah efisien.
Dari situ juga akan terlihat, apakah biaya overhead, ternyata jumlahnya terlalu besar jika
dibanding expense lainnya. Dengan begitu, Anda dapat melakukan beberapa penyesuaian dan
pengeluaran biaya pun lebih terkontrol.
Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Biaya Overhead Pabrik dapat digolongkan menjadi beberapa jenis klasifikasi yaitu Jenis-jenis
BOP menurut Perilakunya yang berhubungan dengan perubahan volume produksi dan jenis-jenis
BOP menurut sifat atau Objek Pengeluarannya.
Berdasarkan perilakunya yang berhubungan dengan perubahan volume produksi, BOP dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu Biaya Overhead Variabel, Biaya Overhead Tetap dan Biaya
Variabel Semi-Variabel.
Biaya Overhead Variabel adalah biaya overhead yang berubah sebanding dengan perubahan
volume produksinya. Dengan kata lain, Biaya Overhead Variabel ini akan meningkat seiring
naiknya volume produksi. Sebaliknya, biaya Overhead Variabelnya akan menurun apabila
volume produksi mengalami penurunan. Biaya Overhead Pabrik Variabel ini diantaranya adalah
Tenaga Kerja tidak langsung, biaya perawatan dan perbaikan mesin serta biaya bahan-bahan
penolong.
Biaya Overhead Tetap atau Fixed Overhead Cost adalah biaya overhead yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahaan pada volume produksinya. Dengan kata lain, biaya tetap per unit
akan berkurang apabila volume produksinya meningkat. Sebaliknya, biaya tetap per unit akan
meningkat apabila volume produksi menurun. Biaya Overhead Pabrik yang tetap ini diantranya
seperti biaya sewa pabrik atau biaya penyusutan pabrik, biaya penyusutan mesin dan peralatan
kerja, biaya hukum dan gaji para ekskutif perusahaan.
Biaya Overhead Semi-Variabel adalah biaya overhead yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume produksi. Artinya, Biaya Semi-Variabel ini memiliki karakteristik biaya
overhead tetap maupun biaya overhead variabel atau juga dapat dikatakan bahwa biaya semi-
variabel ini adalah sebagain tetap dan sebagiannya lagi bervariabel. Biaya Overhead Variabel ini
dapat tetap pada tingkat kegiatan produksi tertentu dan bervariasi setelah tingkat produksi
tersebut. Contoh biaya overhead semi-variabel ini seperti biaya listrik yang pada volume
produksi tertentu akan tetap sama namun biaya listrik ini akan meningkat apabila terjadi
peningkatkan volume produksi pada tingkat tertentu.
Berdasarkan sifatnya, Biaya Overhead Pabrik dapat dibedakan menjadi Biaya Bahan Penolong
atau Bahan tidak langsung (Indirect Materials), Tenaga Kerja tidak langsung (Indirect Labor),
Biaya Tidak Langsung (Indirect Expenses).
B.1 Biaya Bahan Penolong atau Biaya Bahan Tidak Langsung (Indirect Materials)
Biaya Bahan Penolong atau Biaya Bahan Tidak Langsung (Indirect Materials) adalah biaya
bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk namun dalam jumlah yang relatif kecil
serta sulit untuk dilacak keberadaannya di produk jadi. Bahan-bahan tidak langsung atau bahan
penolong tersebut contohnya seperti cairan pembersih yang digunakan untuk membersihkan
mesin produksi, lem yang digunakan untuk menempelkan kertas pada produksi buku bacaan
ataupun sarung tangan yang digunakan oleh pekerja untuk mencegah jejak sidik jari di produksi
ponsel dan lain sebagainya.
Biaya Tenaga Kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperkerjakan tenaga kerja yang
secara fisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk atau dengan tujuan untuk
membantu para pekerja menghasilkan suatu produk. Contohnya seperti Mandor dan Manager
Produksi, Staff Administrasi, Staff Personalia, Staff Akuntansi dan lain sebagainya.
Selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung, terdapat lagi biaya-biaya
tidak langsung lainnya yang tidak terhubung langsung dengan produk atau jasa yang dihasilkan
namun tanpa mengeluarkan biaya-biaya tidak langsung tersebut, produksi tidak akan dapat
menghasilkan produk yang dibutuhkan. Biaya-biaya ini juga pada dasarnya juga tidak mudah
untuk dialokasikan secara akurat ke unit produk yang dihasilkan. Biaya-biaya tidak langsung
tersebut seperti biaya listrik, biaya air, biaya asuransi, biaya sewa (gedung, mesin, kendaraan
bermotor), biaya penyusutan aset, biaya perawatan dan perbaikan.
Sebelum membahas cara menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahapan-tahapan yang
harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk dapat menghitung biaya overhead pabrik yaitu
sebagai berikut:
Perusahaan harus menyusun anggaran biaya overhead pabrik yang didasarkan pada
volume kegiatan-kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.
Perusahaan harus dapat menentukan dan memperkirakam dasar pembebanan biaya
overhead pabrik. Penentuan dasar pembebanan biaya overhead pabrik tersebut dilakukan
berdasarkan satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin,
dan jam tenaga kerja langsung.
Selain itu, terdapat faktor-faktor yang digunakan perusahaan sebagai dasar pertimbangan biaya
overhead pabrik antara lain:
Jenis biaya overhead pabrik yang jumlahnya dominan atau lebih banyak dari jenis yang
lain di dalam departemen produksi
Sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan dan berkaitan erat dengan dasar
pembebanan yang akan digunakan
Dalam menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang akan digunakan untuk
menghitung tarif biaya overhead pabrik itu sendiri, ada beberapa rumus yang dapat digunakan
untuk menghitung tafsiran dasar pembebanan yaitu sebagai berikut:
Tarif biaya overhead pabrik = biaya overhead pabrik yang dianggarkan dibagi dengan
tafsiran dasar pembebanan
Alasan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik atas dasar Tarif yang ditentukan di Muka
Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada pabrik atas dasar tarif yang ditentukan di
muka adalah sebagai berikut:
Alasan 1:
Hali ini akan berakibat pada penyajian harga pokok persediaan dalam neraca dan besar kecilnya
laba atau rugi yang disajikan dalam laporan laba rugi.
Sehingga mempunyai kemungkinan memperngaruhi keputusan-keputusan tertentu yang diambil
oleh manajemen.
Sebenarnya harga pokok produksi per satuan tidak harus tetap sama dari bulan ke bulan.
Apabila harga-harga bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong, serta tarif upah, baik tarif
upah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung mengalami kenaikan.
Maka wajar juga bilaterdapat kenaikan harga pokok produksi per satuan dalam bulan terjadinya
kenaikan tersebut.
Naik turunnya harga pokok produksi per satuan tidaklah dikehendaki bilamana penyebabnya
adalah karena terjadinya ketidakefisienan, terjadinya biaya yang tidak normal, dan turunnya
kegiatan produksi yang sifatnya sementara.
Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk, maka
harga pokok produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab berikut ini:
Karena di antara biaya overhead pabrik ada yang bersifat tetap dalam kisar (range) perubahan
aktivitas produksi tertentu.
Maka perubahan volume produksi dari bulan ke bulan akan mempunyai dampak terhadap
perhitungan harga pokok produksi per satuan, jika biaya overhead pabrik sesungguhnya
dibebankan kepada produk.
Produk yang dihasilkan pada bulan yang volume produksinya rendah akan dibebani biaya
overhead pabrik tetap satuan yang tinggi.
Sedangkan produk yang dihasilkan pada bulan yang volume produksinya tinggi akan dibebani
dengan biaya overhead pabrik tetap per satuan yang rendah.
Dalam bulan terntu misalnya, karena tidak adanya pengawasan yang baik terhadap aktivitas
produksi, terjadi kenaikan jumlah bahan penolong yang dipakai dan kelebihan pembayaran upah
tenaga kerja tidak langsung.
Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata selama
jangka waktu setahun.
Dalam bulan tertentu seringkali hanya terjadi dua atau tiga kali kerusakan mesin yang menelan
biaya perbaikan yang besar.
Bila pesnan harus dibebani dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, maka pesanan
yang dikerjakan pada saat jumlah reparasi mesin sedikit, akan menerima beban
biaya overhead pabrik yang relatif kecil.
Sedangkan pesanan yang sedang dikerjakan pada saat terjadi reparasi mesin besar-besaran, akan
menerima beban biaya overhead pabrik yang relatif besar pula.
Adanya biaya overhead pabrik yang bersifat sporadik ini menyebabkan penggunaan
biaya overhead pabrik sesungguhnya akan menimbulkan ketidakadilan pembebanan biaya
tersebut pada produk.
D. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu
tertentu.
Pada bulan terjadinya pembayaran pajak bumi dan bangunan, biaya overhead pabrik yang
dibebankan pada produk menjadi lebih besar.
Bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain yang tidak terjadi pembayaran pajak tersebut.
Contoh lain adalah tunjangan hari raya karyawan dan pakain dinas yang diberikan kepada
karyawan.
Alasan 2:
Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode
harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada
saat pesanan selesai dikerjakan.
Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir
setiap bulan, atau akhir tahun.
Bila perusahaan memakai listrik dari perusahaan listrik negara (PLN), maka jumlah tagihan
listriknya baru dapat diketahui setelah bulan tertentu berakhir.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produks.
3. Menghirung tarif biaya overhead pabrik
Mari di-uraikan satu-per-satu…
Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat keagiatan
(kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik.
Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead
pabrik, yaitu:
Kapasitas praktis
Kapasitas normal
Kapasitas sesungguhnya diharapkan
Penentuan praktis dan kapasitas normal dapat dilakukan dengan lebih dahulu menentukan
kapasitas teoritis, yaitu volume produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik.
Kapasitas teoritis adalah kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk
pada kecepakatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.
Karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis, maka
diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas, seperti:
Penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena adanya reparasi mesin
Tertundanya kedatangan bahan baku dan suku cadang
Hari-hari libur
Ketidakefisienan
Jadi untuk menentukan kapasitas praktis, maka kapasitas teoritis dikurangi dengan sebab-sebab
intern pabrik.
Dalam penentuan kapasitas praktis dalam belum diperhitungkan sebeb-sebab yang berasal dari
luar perusahaan, misalnya penurunan permintaan produk.
Kapasitas normal (normal capacity)
Kapasitas normal adalah kemampuan perusahaan untuk menproduksi dan penjual produknya
dalam jangka panjang.
Maka dalam penentuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam
jangka panjang.
Biaya overhead pabrik sesungguhnya adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan
dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.
Jika anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
tercapai, maka berarti ramalan penjualan tahun yang akan datang dipakai sebagai dasar
penentuan kapasitas.
Sedangkan jika anggaran tersebut didasarkan pada kapasitas paraktis dan normal, maka titik
berat diletakkan pada kapasitas fisik pabrik.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah
pendekatan jangka pendek.
Metode ini pada umumnya mengakibatkan digunakannya tarif yang berbeda dari periode ke
periode.
Penentuan tarif biaya overhead pada dasarnya adalah penaksiran biaya ovehead pabrik
sesungguhnya di masa yang akan datang, dan menurut pendekatan jangka pendek.
Dan hal ini dapat dilakukan bila tarif tersebut dibuat atas dasar tingkat kapasitas sesungguhnya
yang diharapkan.
Penggunaan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan sebagai dasar penentuan tarif biaya
overhead pabrik mempunyai beberapa kelemahan sebgai berikut:
Kelemahan 1:
Akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik dari tahun ke
tahun.
Hal ini biasanya dialami oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan peralatan yang serba
otomatik, yang biaya overhead pabrik tetapnya relatif besar, serta yang penjualannya cenderung
berfluktuasi.
Kelemahan 2:
Sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik lain perode ke periode.
Maka biaya-biaya akibat adanya fasilitas yang menganggur (cost of idle facilities)
dikapitalisasikan dan diperhitungkan dalam harga pokok produksi.
Dimasukkannya idle capacity cost dalam tarif biaya overhead pabrik akan mempengaruhi
keputusan tertentu yang dibuat oleh manajemen.
Sebagai contoh:
Bila terdapat hubungan antara harga pokok dengan harga jual produk.
Maka pada periode yang difasilitasnya menganggur, harga pokok dan harga jual produk akan
lebih tinggi dan manajemen akan kesulitan dalam menjual produknya.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas praktis atau kapasitas normal adalah
pendekatan jangka panjang.
Dengan pendekatan ini, tarif biaya overhead pabrik akan tetap konstan untuk jangka waktu yang
relatif lama.
Asalkan tidak ada penanmbahan atau pengurangan fasilitas pabrik atau terjai perubahan besar
pada tarif pengupahan karyawan/tenaga kerja langsung (misalnya kenaikan UMK).
Dan kenaikan harga-harga bahan penolong, bahan habis pakai pabrik (factory supplies), dan suku
cadang.
2: Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produks
Setelah anggaran biaya overhead pabrik disusun. Langkah selanjutnya adalah memilih dasar
yang akan dipakai untuk membebankan secara adil biaya overhead pabrik pada produk.
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik pada
produk, antara lain:
1. Satuan produk
2. Biaya bahan baku
3. Biaya tenaga kerja langsung
4. Jam tenaga kerja langsung
5. Jam mesin
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai
adalah:
1. Harus diperhitungkan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam
departemen produksi.
2. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya
hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipaaki.
Dari sekian banyak jenis biaya overhead pabrik tersebut, hanya asuransi bahan baku adalah
jumlah ynag relatif besar.
Karena biaya asuransi bahan baku mempunyai sifat bervaraasi jumlahnya dengan harga pokok
bahan baku yang diasuransikan.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya overhead pabrik erat hubungannya dengan harga
pokok bahan baku.
Maka adalah masuk akal jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya
bahan baku yang dipakai masing-masing produk.
Dan berikut ini diuraikan beberapa dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada produk,
disertai dengan uraian kebaikan dan kelemahan masing-masing.
Contoh BiayaBahan Baku (Raw Materials)
Untuk pencatatan pembelian bahan baku sama dengan perusahaan dagang, yakni dicatat dalam
buku pengeluaran kas (untuk pembelian tunai) dan buku pembelian (untuk pembelian
kredit). Pelunasan hutang dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pemakaian bahan baku selama
satu periode dihitung sebagai berikut:
Catatatan: “perkiraan persediaan bahan baku hanya untuk menampung ayat jurnal
penyesuaian pada akhir periode. Jurnal penyesuaian disusun untuk nilai persediaan yang ada di
awal dan akhir periode. Di sisi lain, Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir)
dilakukan terhadap rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.
Pada tahun 2017, PT. Surya Mentari membeli bahan baku seharga Rp 1.440.000,00 secara kredit.
Ayat jurnalnya adalah:
Pelunasan gaji tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas. Perkiraan untuk
biaya buruh langsung perlu dibuatkan perkiraan sendiri. Jurnal penyesuaian dibutuhkan pada akhir
periode untuk upah yang masih belum saatnya dibayar. Untuk pembebanan Biaya buruh langsung
bisa dilakukan dengan membuat jurnal penutup ke rekening ikhtisar Beban pokok produksi.
Pada tahun 2017, PT. Surya Mentari membayar gaji tenaga kerja langsung berjumlah Rp
150.000,00. Pada akhir tahun, Gaji yang masih harus dibayar berjumlah Rp 23.000,00. Ayat
jurnalnya adalah:
Catatan: “ayat jurnal tersebut adalah gabungan selama satu tahun, gaji yang masih harus dibayar
dicatat sebagai ayat jurnal penyesuaian”
Biaya Overhead Pabrik terdiri dari bahan pembantu, gaji, listrik, telepon, tenga keja tidak
langsung, asuransi, pemeliharaan dan perbaikan, perlengkapan pabrik, penyusutan kendaraan
pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Setiap jenis
biaya dibuatkan rekening sendiri di buku besar. Untuk pencatatan pembelian biaya overhead
pabrik dicatat dalam buku pembelian dan pembayarannya dicatat dalam buku pengeluaran kas.
Pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam produksi bisa dilakukan dengan cara membuat jurnal
penutup atas rekening yang bersangkuran dan lawannya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.
Pada tahun 2017, Biaya overhead pabrik PT. Surya Mentari yang dibebankan dalam produksi
berjumlah Rp 450.000. ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut: