Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik

(BOP) – Manufacturing Overhead Cost atau Biaya Overhead Pabrik adalah semua biaya
yang dikeluarkan selama proses produksi kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya yang disingkat dengan BOP ini digunakan untuk menyatakan beberapa biaya
tidak langsung yang terkait dengan produk manufakturing yaitu biaya pendukung yang terjadi
dalam pembuatan produk. Biaya-biaya ini akan menjadi bagian dari produk dan dialokasikan ke
produk dalam berbagai cara. Dalam konsep Akuntansi, Biaya Overhead Pabrik atau BOP sering
dianggap sebagai biaya tidak langsung pabrik.

Biaya Overhead pada dasarnya merupakan pengeluaran atau biaya yang tidak mudah
ditelusuri dan sulit untuk diidentifikasikan dengan unit biaya tertentu sehingga tidak dapat
dikaitkan langsung dengan produk dan layanan yang dihasilkan. Namun pengeluaran overhead
sangat penting untuk produksi dan operasi bisnis karena memberikan dukungan penting terhadap
kegiatan produksi dan operasi bisnis dalam menghasilkan laba perusahaan. Dapat dikatakan
bahwa tanpa pengeluaran overhead ini, produksi akan sangat sulit bahkan tidak bisa untuk
melakukan kegiatannya.

Sebagai contoh, untuk memproduksi suatu produk tentunya memerlukan gedung dan
listrik maupun utilitas lainnya agar dapat melakukan kegiatan produksinya, biaya sewa gedung
dan listrik ini dikeluarkan untuk keperluan umum operasional perusahaan dan bukan untuk
pesanan atau hanya pada produk tertentu. Perusahaan tersebut harus membayar biaya overhead
secara berkelanjutan, terlepas dari apakah perusahaan tersebut menghasilkan produk dalam
jumlah banyak (volume besar) ataupun sedikit (volume kecil). Misalnya, Perusahaan tetap harus
membayar biaya sewa gedung sebesar Rp. 50 juta meskipun jumlah unit yang diproduksinya
hanya 1000 unit (volume kecil) ataupun dalam jumlah besar sebanyak 10.000 unit (volume
besar).

Pengertian Biaya Overhead Pabrik menurut Para Ahli

 Pengertian Biaya Overhead Pabrik menurut Salman (2013:26), Biaya Overhead adalah
biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan pembantu atau penolong,
biaya penyusutan aktiva pabrik, biaya sewa gedung pabrik, dan biaya overhead lain-lain.
 Pengertian Biaya Overhead Pabrik menurut Garrison, dkk (2013:56), Biaya Overhead
Pabrik adalah seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan
tenaga kerja langsung”
 Pengertian Biaya Overhead Pabrik menurut Halim (2005:90), Biaya Overhead Pabrik
adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku
langsung atau biaya tenaga kerja langsung.

Manfaat Biaya OverHead

 Mengetahui Rincian Alokasi Biaya

Anda akan mengetahui rincian dari masing-masing alokasi dana yang akan dikeluarkan serta
membantu dalam membuat anggaran dana untuk biaya overhead selanjutnya sehingga
pembuatannya akan lebih terencana dan dapat menghindari pengeluaran yang berlebih.

 Menentukan Harga dengan Tepat

Dengan mengetahui berapa biaya overhead yang dimiliki juga dapat memengaruhi dalam
penentuan harga produk yang tepat. Perhitungan mengenai biaya ini perlu untuk dimasukkan ke
dalam penentuan harga agar terhindar dari kerugian. Terutama jika biaya overhead tetap harus
dikeluarkan tanpa terpengaruhi apakah produksi sedang memasuki masa “subur” atau tidak.

 Mengawasi Pengeluaran Biaya

Pihak perusahaan akan mampu untuk mengawasi biaya yang akan dikeluarkan. Dengan mencatat
dan menghitung biaya overhead akan membantu Anda dalam mengawasi pengeluaran biaya
dalam bisnis secara keseluruhan. Dapat dilihat juga apakah rencana pengeluaran sudah efisien.
Dari situ juga akan terlihat, apakah biaya overhead, ternyata jumlahnya terlalu besar jika
dibanding expense lainnya. Dengan begitu, Anda dapat melakukan beberapa penyesuaian dan
pengeluaran biaya pun lebih terkontrol.
Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Biaya Overhead Pabrik dapat digolongkan menjadi beberapa jenis klasifikasi yaitu Jenis-jenis
BOP menurut Perilakunya yang berhubungan dengan perubahan volume produksi dan jenis-jenis
BOP menurut sifat atau Objek Pengeluarannya.

A. Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik menurut Perilakunya

Berdasarkan perilakunya yang berhubungan dengan perubahan volume produksi, BOP dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu Biaya Overhead Variabel, Biaya Overhead Tetap dan Biaya
Variabel Semi-Variabel.

A.1 Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya Overhead Variabel adalah biaya overhead yang berubah sebanding dengan perubahan
volume produksinya. Dengan kata lain, Biaya Overhead Variabel ini akan meningkat seiring
naiknya volume produksi. Sebaliknya, biaya Overhead Variabelnya akan menurun apabila
volume produksi mengalami penurunan. Biaya Overhead Pabrik Variabel ini diantaranya adalah
Tenaga Kerja tidak langsung, biaya perawatan dan perbaikan mesin serta biaya bahan-bahan
penolong.

A.2 Biaya Overhead Pabrik Tetap

Biaya Overhead Tetap atau Fixed Overhead Cost adalah biaya overhead yang tidak berubah
meskipun terjadi perubahaan pada volume produksinya. Dengan kata lain, biaya tetap per unit
akan berkurang apabila volume produksinya meningkat. Sebaliknya, biaya tetap per unit akan
meningkat apabila volume produksi menurun. Biaya Overhead Pabrik yang tetap ini diantranya
seperti biaya sewa pabrik atau biaya penyusutan pabrik, biaya penyusutan mesin dan peralatan
kerja, biaya hukum dan gaji para ekskutif perusahaan.

A.3 Biaya Overhead Pabrik Semi-Variabel

Biaya Overhead Semi-Variabel adalah biaya overhead yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume produksi. Artinya, Biaya Semi-Variabel ini memiliki karakteristik biaya
overhead tetap maupun biaya overhead variabel atau juga dapat dikatakan bahwa biaya semi-
variabel ini adalah sebagain tetap dan sebagiannya lagi bervariabel. Biaya Overhead Variabel ini
dapat tetap pada tingkat kegiatan produksi tertentu dan bervariasi setelah tingkat produksi
tersebut. Contoh biaya overhead semi-variabel ini seperti biaya listrik yang pada volume
produksi tertentu akan tetap sama namun biaya listrik ini akan meningkat apabila terjadi
peningkatkan volume produksi pada tingkat tertentu.

B. Jenis-jenis Biaya Overhead Pabrik menurut Sifat atau Objek Pengeluarannya

Berdasarkan sifatnya, Biaya Overhead Pabrik dapat dibedakan menjadi Biaya Bahan Penolong
atau Bahan tidak langsung (Indirect Materials), Tenaga Kerja tidak langsung (Indirect Labor),
Biaya Tidak Langsung (Indirect Expenses).

B.1 Biaya Bahan Penolong atau Biaya Bahan Tidak Langsung (Indirect Materials)

Biaya Bahan Penolong atau Biaya Bahan Tidak Langsung (Indirect Materials) adalah biaya
bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk namun dalam jumlah yang relatif kecil
serta sulit untuk dilacak keberadaannya di produk jadi. Bahan-bahan tidak langsung atau bahan
penolong tersebut contohnya seperti cairan pembersih yang digunakan untuk membersihkan
mesin produksi, lem yang digunakan untuk menempelkan kertas pada produksi buku bacaan
ataupun sarung tangan yang digunakan oleh pekerja untuk mencegah jejak sidik jari di produksi
ponsel dan lain sebagainya.

B.2 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)

Biaya Tenaga Kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperkerjakan tenaga kerja yang
secara fisik tidak berhubungan dengan proses pembuatan produk atau dengan tujuan untuk
membantu para pekerja menghasilkan suatu produk. Contohnya seperti Mandor dan Manager
Produksi, Staff Administrasi, Staff Personalia, Staff Akuntansi dan lain sebagainya.

B.3. Biaya Tidak Langsung (Indirect Expenses)

Selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung, terdapat lagi biaya-biaya
tidak langsung lainnya yang tidak terhubung langsung dengan produk atau jasa yang dihasilkan
namun tanpa mengeluarkan biaya-biaya tidak langsung tersebut, produksi tidak akan dapat
menghasilkan produk yang dibutuhkan. Biaya-biaya ini juga pada dasarnya juga tidak mudah
untuk dialokasikan secara akurat ke unit produk yang dihasilkan. Biaya-biaya tidak langsung
tersebut seperti biaya listrik, biaya air, biaya asuransi, biaya sewa (gedung, mesin, kendaraan
bermotor), biaya penyusutan aset, biaya perawatan dan perbaikan.

Sebelum membahas cara menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahapan-tahapan yang
harus dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk dapat menghitung biaya overhead pabrik yaitu
sebagai berikut:
 Perusahaan harus menyusun anggaran biaya overhead pabrik yang didasarkan pada
volume kegiatan-kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.
 Perusahaan harus dapat menentukan dan memperkirakam dasar pembebanan biaya
overhead pabrik. Penentuan dasar pembebanan biaya overhead pabrik tersebut dilakukan
berdasarkan satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin,
dan jam tenaga kerja langsung.
Selain itu, terdapat faktor-faktor yang digunakan perusahaan sebagai dasar pertimbangan biaya
overhead pabrik antara lain:
 Jenis biaya overhead pabrik yang jumlahnya dominan atau lebih banyak dari jenis yang
lain di dalam departemen produksi
 Sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan dan berkaitan erat dengan dasar
pembebanan yang akan digunakan
Dalam menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang akan digunakan untuk
menghitung tarif biaya overhead pabrik itu sendiri, ada beberapa rumus yang dapat digunakan
untuk menghitung tafsiran dasar pembebanan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan jumlah satuan produk


Cara ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memproduksi satu jenis produk saja.
Cara ini langsung membebankan biaya overhead pabrik dengan produk. Dasar pembebanan
biaya overhead pabrik untuk setiap produk yang diproduksi dapat dihitung dengan rumus:
Tarif biaya overhead pabrik per satuan produk = tafsiran biaya overhead pabrik
dibagi dengan tafsiran jumlah satuan produk yang dihasilkan

2. Berdasarkan biaya bahan baku


Dasar pembebanan biaya overhead pabrik berupa harga pokok bahan baku yang akan
digunakan untuk proses produksi. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Persentase biaya overhead pabrik berdasarkan biaya bahan baku =
Tafsiran biaya overhead pabrik dibagi dengan tafsiran biaya bahan baku yang
digunakan kemudian dikali 100%
Semakin besar biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk maka
semakin besar pula biaya overhead pabrik yang dibebankan terhadap produk tersebut.
3. Berdasarkan biaya tenaga kerja langsung
Cara ini digunakan jika biaya overhead pabrik berkaitan erat dengan jumlah upah tenaga
kerja langsung dari berbagai tingkatan yang terdapat dalam perusahaan. Rumus perhitungan
yang digunakan adalah:
Persentase biaya overhead pabrik berdasarkan biaya tenaga kerja langsung =
Tafsiran biaya overhead pabrik dibagi dengan tafsiran biaya tenaga kerja langsung
kemudian dikali 100%

4. Berdasarkan jam mesin


Cara ini digunakan jika biaya overhead pabrik bervariasi yang didasarkan pada waktu
penggunaan mesin. Rumus yang digunakan adalah:
Tarif biaya overhead pabrik per jam mesin = tafsiran biaya overhead pabrik dibagi
dengan tafsiran jam kerja mesin

5. Berdasarkan jam tenaga kerja langsung


Cara ini digunakan jika biaya overhead pabrik berkaitan erat dengan waktu untuk
memproduksi suatu produk. Rumus perhitungan yang digunakan adalah:
Tarif biaya overhead pabrik jam tenaga kerja langsung = tafsiran biaya overhead
pabrik dibagi dengan tafsiran jam tenaga kerja langsung
Selanjutnya, cara menghitung tarif biaya overhead pabrik adalah dengan rumus:

Tarif biaya overhead pabrik = biaya overhead pabrik yang dianggarkan dibagi dengan
tafsiran dasar pembebanan
Alasan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik atas dasar Tarif yang ditentukan di Muka

Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada pabrik atas dasar tarif yang ditentukan di
muka adalah sebagai berikut:

Alasan 1:

Pembebanan biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-


ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang satu ke bulan yang lain.

Hali ini akan berakibat pada penyajian harga pokok persediaan dalam neraca dan besar kecilnya
laba atau rugi yang disajikan dalam laporan laba rugi.
Sehingga mempunyai kemungkinan memperngaruhi keputusan-keputusan tertentu yang diambil
oleh manajemen.

Sebenarnya harga pokok produksi per satuan tidak harus tetap sama dari bulan ke bulan.

Apabila harga-harga bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong, serta tarif upah, baik tarif
upah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung mengalami kenaikan.

Maka wajar juga bilaterdapat kenaikan harga pokok produksi per satuan dalam bulan terjadinya
kenaikan tersebut.

Naik turunnya harga pokok produksi per satuan tidaklah dikehendaki bilamana penyebabnya
adalah karena terjadinya ketidakefisienan, terjadinya biaya yang tidak normal, dan turunnya
kegiatan produksi yang sifatnya sementara.

Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk, maka
harga pokok produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab berikut ini:

1. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.


2. Perubahan tingkat efisiensi produksi.
3. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata
selama jangka waktu setahun.
4. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
Yuk di bahas satu-per-satu ya…

A. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.

Karena di antara biaya overhead pabrik ada yang bersifat tetap dalam kisar (range) perubahan
aktivitas produksi tertentu.

Maka perubahan volume produksi dari bulan ke bulan akan mempunyai dampak terhadap
perhitungan harga pokok produksi per satuan, jika biaya overhead pabrik sesungguhnya
dibebankan kepada produk.

Produk yang dihasilkan pada bulan yang volume produksinya rendah akan dibebani biaya
overhead pabrik tetap satuan yang tinggi.

Sedangkan produk yang dihasilkan pada bulan yang volume produksinya tinggi akan dibebani
dengan biaya overhead pabrik tetap per satuan yang rendah.

B. Perubahan tingkat efisiensi produksi.

Dalam bulan terntu misalnya, karena tidak adanya pengawasan yang baik terhadap aktivitas
produksi, terjadi kenaikan jumlah bahan penolong yang dipakai dan kelebihan pembayaran upah
tenaga kerja tidak langsung.

Akibatnya akan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi per satuan.

C. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadik.

Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata selama
jangka waktu setahun.
Dalam bulan tertentu seringkali hanya terjadi dua atau tiga kali kerusakan mesin yang menelan
biaya perbaikan yang besar.
Bila pesnan harus dibebani dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, maka pesanan
yang dikerjakan pada saat jumlah reparasi mesin sedikit, akan menerima beban
biaya overhead pabrik yang relatif kecil.
Sedangkan pesanan yang sedang dikerjakan pada saat terjadi reparasi mesin besar-besaran, akan
menerima beban biaya overhead pabrik yang relatif besar pula.
Adanya biaya overhead pabrik yang bersifat sporadik ini menyebabkan penggunaan
biaya overhead pabrik sesungguhnya akan menimbulkan ketidakadilan pembebanan biaya
tersebut pada produk.
D. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu
tertentu.
Pada bulan terjadinya pembayaran pajak bumi dan bangunan, biaya overhead pabrik yang
dibebankan pada produk menjadi lebih besar.
Bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain yang tidak terjadi pembayaran pajak tersebut.

Contoh lain adalah tunjangan hari raya karyawan dan pakain dinas yang diberikan kepada
karyawan.

Alasan 2:

Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode
harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada
saat pesanan selesai dikerjakan.

Padahal ada elemen biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada akhir
setiap bulan, atau akhir tahun.

Sebagai ontoh soal biaya overhead pabrik:

Bila perusahaan memakai listrik dari perusahaan listrik negara (PLN), maka jumlah tagihan
listriknya baru dapat diketahui setelah bulan tertentu berakhir.

Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produks.
3. Menghirung tarif biaya overhead pabrik
Mari di-uraikan satu-per-satu…

1: Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat keagiatan
(kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik.
Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead
pabrik, yaitu:

 Kapasitas praktis
 Kapasitas normal
 Kapasitas sesungguhnya diharapkan
Penentuan praktis dan kapasitas normal dapat dilakukan dengan lebih dahulu menentukan
kapasitas teoritis, yaitu volume produksi maksimum yang dapat dihasilkan oleh pabrik.

Kapasitas teoritis (theoritical capacity)


Apa itu kapasitas teoritis?

Kapasitas teoritis adalah kapasitas pabrik atau suatu departemen untuk menghasilkan produk
pada kecepakatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.

Apa yang dimaksud kapasitas praktis?


Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurang dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak
dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan.

Karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis, maka
diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas, seperti:

 Penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena adanya reparasi mesin
 Tertundanya kedatangan bahan baku dan suku cadang
 Hari-hari libur
 Ketidakefisienan
Jadi untuk menentukan kapasitas praktis, maka kapasitas teoritis dikurangi dengan sebab-sebab
intern pabrik.

Dalam penentuan kapasitas praktis dalam belum diperhitungkan sebeb-sebab yang berasal dari
luar perusahaan, misalnya penurunan permintaan produk.
Kapasitas normal (normal capacity)

Apa itu kapasitas normal?

Kapasitas normal adalah kemampuan perusahaan untuk menproduksi dan penjual produknya
dalam jangka panjang.

Jika dalam penentuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu


akibat faktor-faktor intern perusahaan.

Maka dalam penentuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam
jangka panjang.

Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity)

Apa yang dimaksud biaya overhead pabrik sesungguhnya?

Biaya overhead pabrik sesungguhnya adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan
dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.

Jika anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
tercapai, maka berarti ramalan penjualan tahun yang akan datang dipakai sebagai dasar
penentuan kapasitas.

Sedangkan jika anggaran tersebut didasarkan pada kapasitas paraktis dan normal, maka titik
berat diletakkan pada kapasitas fisik pabrik.

Penentuan tarif biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah
pendekatan jangka pendek.

Metode ini pada umumnya mengakibatkan digunakannya tarif yang berbeda dari periode ke
periode.

Penentuan tarif biaya overhead pada dasarnya adalah penaksiran biaya ovehead pabrik
sesungguhnya di masa yang akan datang, dan menurut pendekatan jangka pendek.

Dan hal ini dapat dilakukan bila tarif tersebut dibuat atas dasar tingkat kapasitas sesungguhnya
yang diharapkan.

Penggunaan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan sebagai dasar penentuan tarif biaya
overhead pabrik mempunyai beberapa kelemahan sebgai berikut:
Kelemahan 1:

Akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik dari tahun ke
tahun.

Hal ini biasanya dialami oleh perusahaan-perusahaan yang menggunakan peralatan yang serba
otomatik, yang biaya overhead pabrik tetapnya relatif besar, serta yang penjualannya cenderung
berfluktuasi.

Kelemahan 2:

Sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik lain perode ke periode.

Maka biaya-biaya akibat adanya fasilitas yang menganggur (cost of idle facilities)
dikapitalisasikan dan diperhitungkan dalam harga pokok produksi.
Dimasukkannya idle capacity cost dalam tarif biaya overhead pabrik akan mempengaruhi
keputusan tertentu yang dibuat oleh manajemen.

Sebagai contoh:

Bila terdapat hubungan antara harga pokok dengan harga jual produk.

Maka pada periode yang difasilitasnya menganggur, harga pokok dan harga jual produk akan
lebih tinggi dan manajemen akan kesulitan dalam menjual produknya.

Penentuan tarif biaya overhead pabrik atas dasar kapasitas praktis atau kapasitas normal adalah
pendekatan jangka panjang.

Yang menghubungkan tingkat aktivitas perusahaan dengan kapasitas fisik pabrik.

Dan tidak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan penjualan yang bersifat sementara.

Dengan pendekatan ini, tarif biaya overhead pabrik akan tetap konstan untuk jangka waktu yang
relatif lama.

Asalkan tidak ada penanmbahan atau pengurangan fasilitas pabrik atau terjai perubahan besar
pada tarif pengupahan karyawan/tenaga kerja langsung (misalnya kenaikan UMK).
Dan kenaikan harga-harga bahan penolong, bahan habis pakai pabrik (factory supplies), dan suku
cadang.
2: Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produks

Setelah anggaran biaya overhead pabrik disusun. Langkah selanjutnya adalah memilih dasar
yang akan dipakai untuk membebankan secara adil biaya overhead pabrik pada produk.

Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik pada
produk, antara lain:

1. Satuan produk
2. Biaya bahan baku
3. Biaya tenaga kerja langsung
4. Jam tenaga kerja langsung
5. Jam mesin
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai
adalah:

1. Harus diperhitungkan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam
departemen produksi.
2. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya
hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipaaki.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini:

Dalam departemen produksi terdapat 25 jenis elemen biaya overhead pabrik.

Dari sekian banyak jenis biaya overhead pabrik tersebut, hanya asuransi bahan baku adalah
jumlah ynag relatif besar.

Karena biaya asuransi bahan baku mempunyai sifat bervaraasi jumlahnya dengan harga pokok
bahan baku yang diasuransikan.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya overhead pabrik erat hubungannya dengan harga
pokok bahan baku.

Maka adalah masuk akal jika biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya
bahan baku yang dipakai masing-masing produk.

Dan berikut ini diuraikan beberapa dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada produk,
disertai dengan uraian kebaikan dan kelemahan masing-masing.
Contoh BiayaBahan Baku (Raw Materials)

Untuk pencatatan pembelian bahan baku sama dengan perusahaan dagang, yakni dicatat dalam
buku pengeluaran kas (untuk pembelian tunai) dan buku pembelian (untuk pembelian
kredit). Pelunasan hutang dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pemakaian bahan baku selama
satu periode dihitung sebagai berikut:

Catatatan: “perkiraan persediaan bahan baku hanya untuk menampung ayat jurnal
penyesuaian pada akhir periode. Jurnal penyesuaian disusun untuk nilai persediaan yang ada di
awal dan akhir periode. Di sisi lain, Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir)
dilakukan terhadap rekening Ikhtisar Beban pokok produksi.

Pada tahun 2017, PT. Surya Mentari membeli bahan baku seharga Rp 1.440.000,00 secara kredit.
Ayat jurnalnya adalah:

Tangaal No Bukti Keterangan Ref Debet Kredit


Des 2017 – Pembelian bhn bku 500 1.440.000
Hutang Dagng 211 1.440.000
Contoh Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)

Pelunasan gaji tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluaran kas. Perkiraan untuk
biaya buruh langsung perlu dibuatkan perkiraan sendiri. Jurnal penyesuaian dibutuhkan pada akhir
periode untuk upah yang masih belum saatnya dibayar. Untuk pembebanan Biaya buruh langsung
bisa dilakukan dengan membuat jurnal penutup ke rekening ikhtisar Beban pokok produksi.
Pada tahun 2017, PT. Surya Mentari membayar gaji tenaga kerja langsung berjumlah Rp
150.000,00. Pada akhir tahun, Gaji yang masih harus dibayar berjumlah Rp 23.000,00. Ayat
jurnalnya adalah:

Tangaal No Bukti Keterangan Ref Debet Kredit


Des 2017 – Biaya tng krja langsg 500 173.000.000
Bank 111 150.000.000
Hutang Dagng 213 23.000.000

Catatan: “ayat jurnal tersebut adalah gabungan selama satu tahun, gaji yang masih harus dibayar
dicatat sebagai ayat jurnal penyesuaian”

Contoh Biaya Overhead Pabrik (Overhead)

Biaya Overhead Pabrik terdiri dari bahan pembantu, gaji, listrik, telepon, tenga keja tidak
langsung, asuransi, pemeliharaan dan perbaikan, perlengkapan pabrik, penyusutan kendaraan
pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutan peralatan pabrik dan lain-lain. Setiap jenis
biaya dibuatkan rekening sendiri di buku besar. Untuk pencatatan pembelian biaya overhead
pabrik dicatat dalam buku pembelian dan pembayarannya dicatat dalam buku pengeluaran kas.

Pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam produksi bisa dilakukan dengan cara membuat jurnal
penutup atas rekening yang bersangkuran dan lawannya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.

Pada tahun 2017, Biaya overhead pabrik PT. Surya Mentari yang dibebankan dalam produksi
berjumlah Rp 450.000. ayat jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut:

Tangaal No Bukti Keterangan Ref Debet Kredit


Des 2017 – Biaya bhn pembntu 502 150.000
Biaya tng kerja tdk lgsung 503 140.000
Biaya gaji pabrik 504 40.000
Biy. listrik, air & telp. Pabrik 505 37.000
Biaya perlengkapan pabrik 506 15.000
Biaya pemeliharaan dan perbaikan pabrik 507 50.000
Biaya asuransi pabrik 588 13.000
Biy. overhead pbrk lain-lain 599 5.000
Hutang dagang 211 450.000
Catatan: “Jumlah ini sudah termasuk ayat jurnal penyesuaian. pembayaran hutang
dilakukan/dicatat pada buku pengeluaran kas. Untuk biaya penyusutan, ayat jurnalnya adalah:

Tangaal No Bukti Keterangan Ref Debet Kredit


(A)
Des 2017 – Biaya penyusutan pabrik 509 75.000
Akum. penystn mesin 134 75.000
(B)
Biaya penyusutan pabrik 509 9.500
Biy. penystn. penjualan 612 9.500
Biy. Pnystn adm&umum 625 9.500
Akum. Penystn. kend. 135 16.000
Akum. Penystn. perltn. 138 5.000
Dalam neraca lajur perusahaan manufaktur biasanya terdapat rekening yang sebelumnya belum
dibahas yaitu aktiva tak berwujud. Aktiva tak berwujud merupakan aktiva tetap yang tidak
memiliki bentuk fisik. Contohnya hak paten dan goodwill. Aktiva tak berwujud juga sama
dengan aktiva tetap, sama-sama harus disusutkan. Penyusustan aktiva tetap bernama amortisasi
(amortization). Amortisasi aktiva tak berwujud ini dimasukkan ke dalam biaya
pabrik (manufacturing cost), biaya penjualan dan biaya adm dan umum. Ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut:
Tanggal No Bukti Keterangan Ref Debet Kredit

Des 2017 – Biaya amortisasi pabrik 510 12.500

Biaya amortisasi bag. penjualan 616 6.250


Biy. Amorts. bag. adm. & umum 626 6.250
Aktiva tak berwujud 140 25.000

Anda mungkin juga menyukai