Biaya Overhead Pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap
produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam Biaya Bahan Baku (BBB)
maupun Biaya Tenaga Kerja (BTK). Contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari
pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi, mandor, sewa, pajak, asuransi,
depresiasi, penerangan tenaga (listrik) yang digunakan untuk fasilitas produksi.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik didefinisikan sebagai bahan tidak langsung,
buruh tidak langsung, dan biaya-biaya lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau
dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi, atau tujuan akhir biaya tertentu
seperti kontrak-kontrak pemerintah.
Biaya Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam
pembebanannya sebagai hasil produksi secara layak. Karakteristik ini menyangkut hubungan
khusus antara overhead pabrik dengan (Carter dan Usry, 2006: 411):
Penggolongan BOP
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara, yaitu (Mulyadi,
2016: 193-222):
Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:
1. Biaya Overhead Pabrik Tetap, adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam
kisar perubahan volume kegiatan tertentu.
2. Biaya Overhead Pabrik Variabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
3. Biaya Overhead Pabrik Semivariabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Untuk keperluan penentuan tarif biaya
overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat
semivariabel dipecah menjadi dua unsur: biaya tetap dan biaya variabel.
Jika disamping memiliki departemen produksi, perusahaan juga memiliki departemen pembantu
(seperti misalnya departemen pembangkit tenaga listrik, departemen bengkel dan departemen
air). Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok:
1. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead expenses),
adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya
hanya dinikmati oleh departemen tersebut.
2. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departemental overhead
expenses), adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih satu
departemen.
1. Plant wide Rate / Tarif Tunggal. Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead
pabrik untuk pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke pesanan maupun produknya dari
awal proses sampai akhir.
2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi. Perusahaan menetapkan tarif biaya
overhead pabrik untuk setiap tahapan atau departemen produksi yang ada di
perusahaan. Jumlah tarif biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau
departemen produksi yang ada.
1. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas. Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead
pabrik untuk setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal
dengan Activity Based Costing (ABC).
Alasan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk Atas Dasar Tarif Yang
Ditentukan Di Muka
1. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali
mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan
ke bulan. Apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada
produk, maka harga pokok produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab
berikut ini :
a. Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan.
b. Perubahan tingkat efisiensi produksi.
c. Adanya biaya overhead pabrik yang terjadinya secara sporadik, menyebar tidak merata
selama jangka waktu setahun.
d. Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan
metode harga pokok pesanan, manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per
satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan.
Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut :
1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik
2. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk
3. Menghitung Tariff BOP
1 Menyusun anggaran biaya overhead pabrik. Dalam menyusun anggaran Biaya Overhead
Pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar
penaksiran Biaya Overhead Pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai
dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik yaitu:
a. Kapasitas Teoritis Kapasitas teoritis adalah kapsitas pabrik atau suatu departemen
untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu
tertentu. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian
waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan.
Ada berbagai macam dasar yang dapat dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik
kepada produk, diantaranya adalah : (a) satuan produk, (b) biaya bahan baku, (c) biaya tenaga
kerja langsung, (d) jam tenaga kerja langsung, (e) jam mesin.
Factor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah :
a. Harus diperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen
produksi.
b. Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan eratnya
hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
Tarif Biaya Overhead Pabrik yang telah ditentukan di muka kemudian digunakan unttuk
membebankan Biaya Overhead Pabrik kepada produk yang diproduksi. Jika perusahaan
menggunakan metode full costing di dalam penentuan harga pokok produksinya, produk akan
dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan tarif biaya overhead pabrik variable dan
tariff biaya overhead tetap. Jika perusahaan menggunakan metode variable costing di dalam
penentuan harga pokok produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan
menggunakan tarif Biaya Overhead Pabrik variable saja.