Anda di halaman 1dari 8

MODUL 5

PERHITUNGAN DAN PENGENDALIAN


BIAYA OVERHEAD PABRIK
============================================
Pengantar
Biaya overhead pabrik (BOP) merupakan salah satu komponen dalam biaya produksi selain
biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Saat ini, biaya overhead semakin
mendominasi jumlah biaya produksi yang dulunya lebih banyak berisi biaya bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Berbeda dengan kedua biaya produksi terakhir tersebut, BOP
tidak mudah ditelusuri langsung kontribusinya pada tiap produk sehingga proses
pembebanannya menjadi lebih sulit. Tidak hanya pencatatannya, pengendalian BOP ini juga
tidak mudah karena ia berisi komponen biaya yang jumlahnya berubah seiring perubahan
jumlah produksi dan juga berisi komponen biaya yang tidak berubah seiring perubahan
tingkat produksi dalam rentang tertentu.

Kegiatan Belajar 1
Perhitungan Biaya Overhead Pabrik
A. Deskripsi Singkat
Kegiatan Belajar 1 ini berisi pembahasan mengenai konsep perhitungan BOP. Dalam
kegiatan ini, pembahasan dimulai dengan mengulas karakteristik BOP, selanjutanya
menjelaskan sistem pencatatannya, hingga membahas penentuan tarif pembebanannya.
B. Relevansi
Salah satu Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dalam mata kuliah Akuntansi Biaya
adalah mahasiswa mampu menguasai perhitungan dan pengendalian BOP. Materi yang
dibahas dalam modul ini sepenuhnya untuk memenuhi capaian tersebut. Namun, lebih dari
sekedar itu, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan sendiri kemampuannya untuk
menerapkan konsep perhitungan dan pengendalian BOP.
C. Pembelajaran
1. Uraian
a. Karakteristik Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik (BOP) merujuk pada kumpulan biaya yang digunakan
untuk mengakumulasi semua biaya produksi tidak langsung (tidak termasuk biaya
penjualan, umum, dan administrasi karena merupakan biaya non manufaktur). Contoh,
biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
1) Tenaga kerja tidak langsung dan bahan tidak langsung.
2) Daya untuk pabrik.
3) Sewa gedung pabrik.
4) Penyusutan bangunan pabrik dan peralatan pabrik.
5) Pemeliharaan gedung pabrik dan peralatan pabrik.
6) Pajak properti atas bangunan pabrik.

Biaya overhead pabrik dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan perilaku mereka
dalam kaitannya dengan produksi. Kategorinya adalah (1) biaya variabel, (2) biaya
tetap, dan (3) biaya campuran, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
1) Biaya overhead pabrik variabel. Total biaya overhead pabrik variabel bervariasi
sesuai dengan tingkat produksi dalam kisaran yang relevan. Kisaran ini
didefinisikan sebagai interval aktivitas di mana total biaya tetap dan biaya variabel
per unit tetap konstan. Semakin besar jumlah unit yang diproduksi, semakin tinggi
total biaya overhead pabrik variabel. Namun, biaya overhead pabrik variabel per
unit tetap konstan ketika produksi meningkat atau menurun. Contoh biaya overhead
pabrik variabel adalah bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
2) Biaya overhead pabrik tetap. Total biaya overhead pabrik tetap konstan dalam
kisaran yang relevan terlepas dari jumlah produksi dalam kisaran itu. Contoh biaya
overhead pabrik tetap adalah pajak properti, depresiasi, dan sewa gedung pabrik.
3) Biaya overhead pabrik campuran. Biaya overhead pabrik campuran tidak
sepenuhnya tetap atau sepenuhnya variabel tetapi memiliki karakteristik keduanya.
Biaya overhead pabrik campuran pada akhirnya harus dipisahkan menjadi
komponen tetap dan variabel untuk tujuan perencanaan dan pengendalian. Contoh
biaya overhead pabrik campuran adalah sewa truk pabrik dan layanan telepon
pabrik (biaya overhead pabrik semi variabel) dan gaji supervisor pabrik dan gaji
pengawas pabrik (biaya overhead pabrik bertahap).
b. Pencatatan Biaya Overhead
Dalam sistem biaya aktual, biaya produk dicatat hanya pada saat terjadinya. Teknik
ini biasanya dapat diterima untuk pencatatan bahan langsung dan tenaga kerja langsung
karena dapat dengan mudah ditelusuri ke pekerjaan tertentu (penentuan biaya pesanan)
atau departemen (penentuan biaya proses). Biaya overhead pabrik, karena merupakan
elemen tidak langsung dari biaya produk, biasanya tidak dapat dilacak dengan mudah
atau nyaman ke pekerjaan atau departemen tertentu. Akibatnya, modifikasi sistem biaya
aktual, yang disebut penetapan biaya normal, biasanya digunakan. Dalam penentuan
biaya normal, biaya diakumulasikan pada saat terjadinya, dengan satu pengecualian:
biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi berdasarkan input aktual (jam, unit)
dikalikan dengan tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya. Prosedur ini
diperlukan karena biaya overhead pabrik tidak terjadi secara merata sepanjang suatu
periode. Oleh karena itu, perkiraan biaya overhead pabrik dan tingkat produksi harus
dibuat dan tarif dikembangkan untuk menerapkan biaya overhead pabrik ke pekerjaan
atau departemen saat unit diproduksi.
c. Perkiraan Tingkat Produksi
Dalam menghitung tarif overhead pabrik untuk suatu periode, perkiraan tingkat
produksi (penyebut tarif) untuk periode berikutnya merupakan pertimbangan penting
karena total overhead pabrik merupakan kombinasi dari biaya variabel, tetap, dan
campuran. Biaya tetap dan campuran per unit keduanya dipengaruhi oleh volume
produksi, sedangkan biaya variabel per unit tetap konstan. Perkiraan tingkat produksi
tidak dapat melebihi kapasitas produktif perusahaan, terutama dalam jangka pendek.
Kapasitas produktif suatu perusahaan tergantung pada banyak faktor: ukuran dan
kondisi fisik bangunan pabrik dan peralatan pabrik, ketersediaan sumber daya seperti
tenaga kerja terlatih dan berbagai bahan mentah, dan sebagainya. Berikut ini
digambarkan berbagai jenis-jenis kapasitas produksi.
1) Kapasitas produktif teoritis atau ideal. Output maksimum yang mampu diproduksi
oleh departemen atau pabrik, tanpa mengantisipasi kekurangan pesanan penjualan
atau gangguan dalam produksi (karena penghentian pekerjaan, waktu henti mesin
untuk perbaikan dan pemeliharaan, waktu penyetelan, hari libur, akhir pekan, dll.)
2) Kapasitas produktif yang praktis atau realistis. Produksi maksimum yang dapat
dicapai, dengan mengantisipasi gangguan yang dapat diperkirakan dan gangguan
yang tidak dapat dihindari dalam produksi tetapi tanpa mengantisipasi kurangnya
pesanan penjualan. Kapasitas praktis adalah kapasitas maksimum yang diharapkan
ketika pabrik beroperasi pada tingkat efisiensi yang direncanakan.
3) Kapasitas produktif normal atau jangka panjang. Kapasitas produktif yang
didasarkan pada kapasitas produktif praktis, yang disesuaikan dengan permintaan
pelanggan jangka panjang akan produk.
4) Kapasitas produktif yang diharapkan atau jangka pendek. Kapasitas berdasarkan
perkiraan produksi untuk periode berikutnya dalam satu periode, kapasitas
produktif yang diharapkan dapat lebih dari, sama dengan, atau kurang dari kapasitas
produktif normal.
d. Perkiraan Biaya Overhead Pabrik
Setelah tingkat produksi yang diperkirakan telah ditentukan, perusahaan harus
mengembangkan beberapa cara untuk mencapai perkiraan biaya overhead pabrik yang
memuaskan. Anggaran biaya overhead pabrik yang diperkirakan untuk periode
berikutnya biasanya disiapkan. Setiap item harus diklasifikasikan sebagai overhead
pabrik tetap atau overhead pabrik variabel. (Biaya campuran harus dibagi menjadi
komponen tetap dan variabelnya). Total biaya tetap tidak berubah karena tingkat
produksi berubah dalam kisaran yang relevan. Oleh karena itu, tingkat produksi bukan
merupakan faktor dalam menentukan total biaya tetap. Total biaya variabel, di sisi lain,
bervariasi dalam proporsi langsung dengan perubahan tingkat produksi; oleh karena itu,
tingkat produksi merupakan faktor dalam menentukan total biaya variabel. Taksiran
total overhead pabrik variabel sama dengan biaya overhead pabrik variabel per unit
dikalikan dengan estimasi tingkat produksi. Oleh karena itu, tingkat produksi untuk
periode berikutnya harus ditentukan terlebih dahulu untuk memperkirakan total porsi
variabel dari biaya overhead pabrik. Sebagai contoh, pada tingkat produksi 250.000
unit, total biaya overhead yang diperkirakan adalah Rp180.000.000. Nilai tersebut
sudah mencakup biaya overhead pabrik tetap dan variabel.
e. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Setelah tingkat produksi dan total biaya overhead pabrik untuk periode berikutnya
telah diperkirakan, tarif biaya overhead pabrik untuk periode berikutnya dapat dihitung.
Tarif biaya overhead pabrik umumnya dinyatakan dalam rupiah per unit. Sebagai
ilustrasi, sebuah perusahaan memiliki kapasitas produksi normal 200.000 unit.
Kapasitas produksi yang diharapkan untuk tahun berjalan adalah 160.000 unit. Biaya
overhead pabrik tetap adalah Rp180.000.000; biaya overhead pabrik variabel adalah
Rp1.150 per unit.
Tarif Biaya Overhead Pabrik
Kapasitas Kapasitas
Produktif yang Produktif Normal
Diharapkan
Biaya overhead pabrik tetap Rp180.000.000 Rp180.000.000
Biaya overhead pabrik variabel:
160.000 unit × Rp.1.150/unit 184.000.000
200.000 unit × Rp.1.150/unit 230.000.000
Total biaya overhead pabrik Rp364.000.000 Rp410.000.000
Dibagi dengan perkiraan unit produksi 160.000 200.000
Tarif aplikasi overhead pabrik Rp2.275 Rp2.050
Tarif biaya overhead pabrik yang berbeda dihasilkan karena biaya overhead pabrik
tetap tersebar di lebih banyak unit di bawah kapasitas produksi normal. Tarif aplikasi
overhead pabrik tetap adalah Rp900 per unit (Rp180.000.000/200,000 unit) di bawah
kapasitas produksi normal, tetapi Rp1.125 per unit (Rp180.000.000/160,000 unit) di
bawah kapasitas produktif yang diharapkan.
Pada contoh tersebut, dasar penentuan tarif adalah unit produksi. Tidak ada aturan
pasti untuk menentukan alokasi yang akan digunakan. Namun, harus ada hubungan
langsung antara dasar alokasi dan biaya overhead pabrik. Juga metode yang digunakan
untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik harus yang paling sederhana dan paling
murah untuk dihitung dan diterapkan. Rumus untuk menghitung tarif overhead pabrik,
yang sama terlepas dari basis yang dipilih, adalah sebagai berikut:

Estimasi biaya overhead


Tarif overhead pabrik per unit, jam, rupiah, dll. = pabrik
Estimasi aktivitas dasar alokasi

Dasar-dasar alokasi yang dapat digunakan antara lain adalah:


1) Unit produksi. Metode ini menerapkan biaya overhead pabrik secara merata untuk
setiap unit yang diproduksi dan sesuai jika perusahaan atau departemen hanya
memproduksi satu produk.
2) Biaya bahan langsung. Metode ini cocok bila dapat ditentukan bahwa ada hubungan
langsung antara biaya overhead pabrik dan biaya bahan langsung. Ketika bahan
langsung merupakan bagian yang sangat besar dari total biaya, dapat disimpulkan
bahwa biaya overhead pabrik berhubungan langsung dengan bahan langsung. Satu
masalah dalam menggunakan biaya bahan langsung sebagai dasar adalah lebih dari
satu produk yang diproduksi dan setiap produk memerlukan jumlah dan jenis bahan
langsung yang bervariasi dengan biaya perolehan yang berbeda. Oleh karena itu,
tarif aplikasi overhead pabrik yang berbeda harus ditentukan untuk setiap produk.
3) Biaya tenaga kerja langsung. Ini adalah dasar yang paling banyak digunakan karena
biaya tenaga kerja langsung umumnya terkait erat dengan biaya overhead pabrik,
dan data penggajian sudah tersedia. Jadi metode ini tepat ketika ada hubungan
langsung antara biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.
4) Jam tenaga kerja langsung. Metode ini tepat ketika ada hubungan langsung antara
biaya overhead pabrik dan jam tenaga kerja langsung, dan ketika ada perbedaan
yang signifikan dalam tingkat upah per jam.
5) Jam mesin. Metode ini menggunakan waktu yang dibutuhkan mesin untuk
melakukan operasi serupa sebagai dasar dalam menghitung tarif aplikasi overhead
pabrik. Metode ini tepat ketika ada hubungan langsung antara biaya overhead
pabrik dan jam mesin. Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan atau departemen
yang sebagian besar peralatan dan mesin otomatis sehingga sebagian besar biaya
overhead pabrik terdiri dari penyusutan peralatan pabrik dan biaya terkait peralatan
lainnya.
2. Rangkuman
Biaya overhead pabrik (BOP) merujuk pada kumpulan biaya yang digunakan untuk
mengakumulasi semua biaya produksi tidak langsung. Biaya overhead pabrik dibagi
menjadi tiga kategori berdasarkan perilaku mereka dalam kaitannya dengan produksi,
yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya campuran. Sistem penentuan biaya yang
digunakan adalah penentuan biaya normal yang mana biaya diakumulasikan pada saat
terjadinya, dengan satu pengecualian: biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi
berdasarkan input aktual dikalikan dengan tarif overhead pabrik yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Pustaka
Datar, M. S. dan Rajan. M. V. (2021). Horngren’s Cost Accounting: A managerial
emphasis, 17th Edition. Pearson Education Limited.
D. Latihan dan Kunci Jawaban
1. Pertanyaan
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya overhead pabrik?
b. Jelaskan apa yang dimaksu sistem penentuan biaya normal?
2. Jawaban
a. Biaya overhead pabrik (BOP) merujuk pada kumpulan biaya yang digunakan untuk
mengakumulasi semua biaya produksi tidak langsung. Biaya overhead pabrik
dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan perilaku mereka dalam kaitannya dengan
produksi, yaitu biaya variabel, biaya tetap, dan biaya campuran.
b. Sistem penentuan biaya yang digunakan adalah penentuan biaya normal yang mana
biaya diakumulasikan pada saat terjadinya, dengan satu pengecualian: biaya
overhead pabrik dibebankan ke produksi berdasarkan input aktual dikalikan dengan
tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya.
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
-
F. Penilaian Kegiatan Belajar
-

Kegiatan Belajar 2
Pengendalian Biaya Overhead Pabrik
A. Deskripsi Singkat
Kegiatan Belajar 2 ini ini berisi pembahasan mengenai bagaimana melakukan pengedalian
biaya overhead pabrik dalam perusahaan. Hal ini mencakup penjelasam singkat
kemungkinan perbedaan biaya overhead yang dibebankan dengan yang sesungguhnya
terjadi.
B. Relevansi
Salah satu Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dalam mata kuliah Akuntansi Biaya
adalah mahasiswa mampu menjelaskan sistem perhitungan dan pengendalian BOP. Materi
yang dibahas dalam modul ini sepenuhnya untuk memenuhi capaian tersebut.
C. Pembelajaran
1. Uraian
a. Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan dan Sesungguhnya
Setelah tarif aplikasi overhead pabrik ditentukan, ini digunakan untuk
membebankan perkiraan biaya overhead pabrik ke produksi. Estimasi biaya overhead
pabrik dibebankan pada produksi secara berkelanjutan saat barang diproduksi, sesuai
dengan dasar alokasi yang digunakan. Sebagai contoh, tarif biaya overhead pabrik
ditentukan menjadi Rp2.000 per jam tenaga kerja langsung, dengan menggunakan jam
tenaga kerja langsung sebagai dasar, dan bahwa 100.000 jam tenaga kerja langsung
yang sebenarnya telah digunakan. Maka, Rp200.000.000 (100.000 × Rp2.000) dari
perkiraan overhead pabrik akan dibebankan ke produksi selama periode tersebut dalam
kaitannya dengan jam tenaga kerja langsung yang benar-benar dikerjakan.
Sementara itu, biaya overhead pabrik seasungguhnya biasanya terjadi setiap hari
dan dicatat secara berkala dalam buku besar umum dan pembantu. Buku besar
pembantu memungkinkan pengendalian yang lebih besar atas biaya overhead pabrik
karena akun terkait dapat dikelompokkan bersama dan berbagai biaya yang dikeluarkan
oleh departemen yang berbeda dapat dijelaskan secara rinci. Overhead pabrik
mencakup banyak item yang berbeda dan melibatkan berbagai akun. Untuk alasan ini,
beberapa perusahaan mengembangkan bagan akun yang menunjukkan biaya overhead
pabrik khusus akun yang harus dibebankan. Perbedaan antara overhead pabrik yang
bebankan dan overhead pabrik yang sesungguhnya harus dianalisis untuk menentukan
penyebabnya.
b. Pengendalian Biaya Overhead Pabrik
Untuk mengendalikan biaya overhead variabel secara efektif, manajer fokus pada
aktivitas yang menciptakan produk atau layanan yang unggul bagi pelanggan mereka
dan menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai. Misalnya, pelanggan
mengharapkan jaket dari perusahaan A bertahan lama, maka manajer Perusahaan A
menganggap menjahit sebagai aktivitas penting dan merencanakan biaya overhead
variabel untuk memelihara mesin jahit. Untuk mengurangi biaya perawatan, manajer
menjadwalkan perawatan peralatan secara berkala daripada menunggu mesin jahit
rusak. Banyak perusahaan menggunakan sensor yang tertanam dalam mesin untuk
mengumpulkan data tentang kinerja mesin dan memasukkan data ini ke dalam
algoritma pembelajaran mesin untuk menjadwalkan pemeliharaan preventif yang tepat
yang dibutuhkan setiap mesin pada waktu yang tepat. Banyak perusahaan juga mencari
cara untuk mengurangi konsumsi energi, baik untuk memotong biaya overhead variabel
dan ramah lingkungan. Bahkan perusahaan A dapat memasang alat ukur untuk
memantau penggunaan energi secara real time dan memisahkan pelaksanaan produksi
dari waktu beban puncak.
Pengendalian biaya overhead tetap mirip dengan pengendalian biaya overhead
variable dalam hal fokus pada pengeluaran yang hanya untuk aktivitas penting dan
menjadi lebih efisien. Tetapi ada masalah tambahan ketika merencanakan biaya
overhead tetap terutama dalam memilih tingkat kapasitas atau investasi yang sesuai
yang akan menguntungkan perusahaan dalam jangka panjang. Dalam konteks
perusahaan A di atas, perlu mempertimbangkan penyewaan mesin jahit yang mana
masing-masing memiliki biaya tetap per tahun. Menyewa terlalu banyak mesin akan
mengakibatkan kelebihan kapasitas dan biaya sewa tetap yang tidak perlu. Menyewa
terlalu sedikit mesin akan mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi
permintaan, kehilangan penjualan jaket, dan pelanggan yang tidak senang.
Perbedaan lain pengendalian biaya overhead tetap dengan pengendalian biaya
overhead variabel adalah pada masalah waktu. Pada awal periode anggaran, manajemen
akan membuat sebagian besar keputusan yang menentukan tingkat biaya overhead tetap
yang akan dikeluarkan. Akan tetapi, untuk biaya overhead variable, hal ini ditentukan
oleh operasi sehari-hari yang sedang berlangsung. Misalnya, biaya overhead variabel
rumah sakit, yang meliputi biaya persediaan sekali pakai, dosis obat, paket jahitan, dan
pembuangan limbah medis, merupakan fungsi dari jumlah dan sifat prosedur yang
diterapkan, serta pola praktik para dokter. Namun, sebagian besar biaya penyediaan
layanan rumah sakit adalah biaya overhead tetap—biaya yang terkait dengan gedung,
peralatan, dan tenaga kerja tetap. Biaya ini ditentukan pada awal periode dan tidak
terkait dengan volume aktivitas rumah sakit.
2. Rangkuman
Penerapan sistem penentuan biaya normal menyebabkan kemungkinan terjadinya
perbedaan antara biaya overhead yang dicatat dengan yang sesungguhnya terjadi.
Perbedaan tersebut harus dianalisis untuk menentukan penyebabnya. Selain itu, untuk
mengendalikan biaya overhead secara efektif, manajer fokus pada aktivitas yang
menciptakan produk atau layanan yang unggul bagi pelanggan mereka dan
menghilangkan aktivitas yang tidak menambah nilai.
3. Pustaka
Datar, M. S. dan Rajan. M. V. (2021). Horngren’s Cost Accounting: A managerial
emphasis, 17th Edition. Pearson Education Limited.
D. Latihan dan Kunci Jawaban
1. Pertanyaan
a. Jelaskan perbedaan pengendalian biaya overhead pabrik variabel dan tetap!
2. Jawaban
a. Pengendalian biaya overhead tetap mirip dengan pengendalian biaya overhead
variable dalam hal fokus pada pengeluaran yang hanya untuk aktivitas penting dan
menjadi lebih efisien. Tetapi perencanaan biaya overhead tetap perlu memilih
tingkat kapasitas atau investasi yang sesuai yang akan menguntungkan perusahaan
dalam jangka panjang. Perbedaan lainnya adalah pada masalah waktu, yang mana
overhead tetap telah ditentukan pada awal periode anggran sementara overhead
ditentukan oleh operasi sehari-hari yang sedang berlangsung.
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
-
F. Penilaian Kegiatan Belajar
-

Anda mungkin juga menyukai