Anda di halaman 1dari 7

MODUL 3

Sistem Pengumpulan Harga Pokok Produk,


Laporan Keuangan Intern dan Ekstern
Pengantar
Setiap kegiatan belajar diberi pengantar. Pengantar berisi tentang tahapan yang harus
dilakukan oleh peserta didik dalam mempelajari modul ini. Pengantar ini mirip dengan
skenario pembelajaran, tetapi dalam bentuk yang sangat ringkas.

Kegiatan Belajar 3
Sistem Pengumpulan Harga Pokok Produk,
Laporan Keuangan Intern dan Ekstern
A. Deskripsi Singkat
Materi ini merupakan materi lanjutan setelah membahas sifat, konsep dan klasifikasi biaya.
Pada bagian ini, akan dibahas perbedaan antara perusahaan dagang dengan perusahaan
manufaktur, dan bagaimana perhitungan laporan harga pokok penjualan.
B. Relevansi
Pada bagian ini mahasiswa diharapkan akan memiliki keterampilan mampu membedakan
perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, juga mampu menjelaskan bagaimana
bentuk dan manfaat laporan keuangan internal dan eksternal.
C. Pembelajaran
1. Uraian
Sistem akuntansi biaya yang identik dengan siklus akuntansi biaya, sangat
dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan. Secara umum perusahaan dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu: perusahaan dagang, jasa, dan produksi (manufaktur).
Siklus kegiatan perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagangan,
tanpa melalui pengolahan lebih lanjut, dan diakhiri dengan penjualan barang tersebut.
Siklus akuntansi biayanya juga dimulai dari pencatatan pembelian dagangan dalam
kartu persediaan, perhitungan harga pokok barang yang dijual dan diakhiri dengan
penyajian harga pokok barang yang dijual dalam laporan laba/rugi.
Selain pencatatan persediaan barang dagangan, sistem akuntansi biaya juga
melibatkan pencatatan biaya umum/administrasi, biaya pemasaran dan biaya di luar
operasi. Dengan demikian tujuan akuntansi biaya dalam perusahaan dagang adalah
untuk menyajikan informasi harga pokok barang dagangan yang dijual, biaya
administrasi/umum, biaya pemasaran dan biaya di luar operasi.
Siklus perusahaan jasa dimulai dengan persiapan pembuatan jasa dan berakhir
dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Dalam perusahaan ini siklus akuntansi
biaya dimulai dengan pencatatan biaya persiapan, penyerahan jasa dan berakhir dengan
disajikannya harga pokok jasa yang diserahkan. Akuntansi biaya dalam perusahaan jasa
bertujuan untuk menyajikan harga pokok per jenis jasa yang diserahkan kepada
pemakai jasa.
Siklus perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang dan jasa dan
pada umumnya kegiatannya lebih kompleks. Siklus perusahaan manufaktur dimulai
dengan pembelian bahan baku dan bahan pembantu, pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke gudang barang jadi atau ke
pembeli. Dalam perusahaan ini siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga
pokok bahan baku yang dibeli, perhitungan harga pokok bahan baku yang digunakan
untuk produksi, dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung,
pengalokasian biaya overhead pabrik yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi
dan berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan ke gudang
atau pembeli. Siklus pembuatan produk dan siklus akuntansi biaya dapat dilihat pada
Gambar 3.1. Pembahasan sistem akuntansi biaya yang dibicarakan sebelumnya, tidak
berarti meniadakan fungsi sistem akuntansi yang utama, karena antara sistem akuntansi
biaya dan sistem akuntansi yang lainnya saling terkait dan sulit dipisahkan. Hal ini akan
lebih menguntungkan jika tidak terdapat pemisahan antara sistem akuntansi biaya
dengan sistem akuntansi umum lainnya.

Gambar 3.1. Siklus Pembuatan Produk dan Siklus Akuntansi Biaya

A. Biaya Sesungguhnya dan Biaya Standar


Biaya yang dibebankan pada unit yang diproduksi bisa berdasarkan biaya yang
sesungguhnya atau berdasarkan biaya standar. Sistem biaya yang sesungguhnya
menggunakan biaya yang telah terjadi sehingga biaya sesungguhnya sering juga disebut
biaya masa lalu (historical cost). Dalam sistem biaya ini, biaya dikumpulkan pada saat
terjadinya, tetapi penentuan harga pokoknya baru bisa dihitung saat proses produksi
telah dilaksanakan atau jasa telah diserahkan.
Oleh karena perhitungan harga pokok baru dilakukan setelah produk selesai
dikerjakan dan biaya yang mendukung harga pokok produksi sebagian besar sudah
terjadi, maka biaya-biaya yang dibebankan pada suatu produk adalah biaya yang betul-
betul telah dikeluarkan oleh perusahaan (actual cost). Jadi, salah satu keuntungan dari
perhitungan harga pokok produksi berdasarkan biaya yang sesungguhnya adalah
produk/barang yang diproduksi memperoleh alokasi biaya berdasarkan biaya yang
sungguh-sungguhd ikeluarkan untuk memproduksi barang yang bersangkutan.
Walaupun perhitungan harga pokok produksi berdasarkan biaya yang
sesungguhnya lebih menunjukkan biaya yang sebenarnya, tetapi perhitungan dengan
metode ini menghadapi beberapa kendala, antara lain:
1. Banyak biaya produksi yang tidak bisa diketahui pada saat produk/barang yang
diproduksi sudah selesai. Sebagai akibatnya jika perhitungan harga pokok produksi
menunggu biaya-biaya selesai dihitung, maka perhitungan harga pokok produksi
atas produk/barang yang diserahkan menjadi terlambat atau dengan kata lain
produknya sudah diserahkan, tetapi harga pokoknya belum selesai dihitung.
2. Jika ada pesanan tertentu, sementara barang yang dipesan belum tersedia atau
belum pernah diproduksi, maka akan mengalami kesulitan untuk menentukan harga
produk/barang yang dipesan, karena harus menunggu selesainya proses produksi.
3. Biaya-biaya yang berasal dari departemen layanan (service department) sulit
dibebankan berdasarkan biaya yang sesungguhnya, seperti pada biaya listrik/energi,
telepon, air, biaya keamanan.
4. Harga pokok produksi sering berubah-ubah karena ada biaya yang terjadinya tidak
secara rutin atau tidak direncanakan
Mengingat kelemahan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan biaya yang
sesungguhnya cukup banyak, maka dibuatlah perhitungan harga pokok produksi
berdasarkan biaya yang ditetapkan sebelum proses produksi dimulai. Biaya tersebut
sering disebut biaya standar atau biaya estimasi/taksiran. Biaya standar dan biaya
taksiran tidak terlalu jauh berbeda, karena sama-sama ditetapkan sebelum proses
produksi dimulai.
Perbedaannya hanya terletak pada proses pembuatan biaya tersebut. Biaya
estimasi/taksiran dibuat hanya berdasarkan perkiraan saja. Contohnya taksiran biaya
untuk sebuah meja kerja ukuran ½ biro. Biaya pemakaian bahan baku yang berupa kayu
dan triplek hanya diperkirakan saja, demikian juga halnya dengan upah buruh dan biaya
overhead pabrik.
Walaupun biaya standar ditetapkan sebelum proses produksi dimulai, tetapi proses
penentuan biaya standar biasanya dimulai dengan membuat suatu percobaan-
percobaan. Berdasarkan percobaan tersebut, akhirnya diketahui besarnya biaya bahan
baku, upah langsung dan biaya overhead pabrik.
Besarnya biaya tersebut akhirnya digunakan sebagai standar untuk memproduksi
barang yang sama pada periode berikutnya. Biaya standar tersebut biasanya digunakan
dalam kurun waktu tertentu. Jika standar tersebut tidak sesuai dengan kondisi yang ada,
perlu dilakukan penyesuaian kembali sehingga standar yang dibuat tidak ketinggalan
jaman baik dari segi mode maupun biaya.
Dalam sistem biaya standar, biaya yang sesungguhnya, juga dicatat. Selanjutnya
antara biaya standar dan biaya yang sesungguhnya dibandingkan dan dicari selisihnya.
Biaya standar dan analisis perbedaan akan dibahas dalam bab selanjutnya.
B. Aliran Biaya Produksi dalam Rekening Buku Besar
Untuk dapat menghitung harga pokok produksi, baik per unit maupun secara total,
diperlukan suatu media untuk mencatat dan mengklasifikasikan biaya-biaya produksi.
Media tersebut adalah berupa buku besar biaya. Secara garis besarnya buku besar
yang digunakan untuk mencatat dan mengklasifikasikan transaksi biaya dibagi menjadi
tiga, yaitu: buku besar bahan baku, buku besar upah langsung, dan buku besar biaya
overhead pabrik. Setiap bulan atau dalam periode tertentu, buku besar biaya itu
selanjutnya ditutup dan dipindahkan ke rekening barang dalam proses. Jika produk
yang dikerjakan sudah selesai, akan ditutup ke rekening persediaan barang jadi.

Penjelasaan Gambar.

Sesuai dengan nomor urut dalam buku besar tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Bahan baku yang sudah terkumpul dalam rekening bahan baku yang diperoleh
melalui pembelian selanjutnya ditransfer ke rekening barang dalam proses pada saat
produksi dimulai sesuai dengan jumlah yang digunakan.
2. Untuk pemakaian bahan penolong ditransfer ke rekening biaya overhead pabrik
3. Biaya gaji dan upah juga dibebankan ke perkiraan barang dalam proses sesuai
dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi, sedangkan yang
tidak terlibat langsung dalam proses produksi dibebankan ke perkiraan biaya umum
dan administrasi.
4. Untuk upah tak langsung ditransfer ke rekening biaya overhead pabrik, termasuk
juga biaya pabrik selain bahan penolong dan upah tak langsung ditransfer ke biaya
overhead pabrik seperti: biaya penyusutan, biaya sewa pabrik, biaya pemeliharaan
dan perbaikan mesin, biaya pelumas dll.
5. Biaya overhead pabrik (BOP) sesungguhnya yang dicatat dalam rekening BOP
sebelah debet selanjutnya dibebankan ke barang dalam proses dengan
menggunakan tarif yang telah dibuat sebelumnya dengan demikian pada rekening
barang dalam proses akan terdapat biaya bahan baku, upah langsung, dan biaya
overhead pabrik.
6. Setelah proses produksi selesai, biaya-biaya yang mendukung produk jadi ditransfer
ke perkiraan produk jadi dengan mendebet rekening persediaan barang jadi dan
mengkredit rekening barang dalam proses.
Produk yang dikerjakan oleh perusahaan selalu memerlukan ketiga unsur biaya,
yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Ketiga
biaya tersebut setelah digabung akhirnya menjadi biaya produksi. Dalam akuntansi
biaya tradisional, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja disebut sebagai biaya
utama (prime cost), sedangkan biaya overhead pabrik disebut sebagai biaya konversi
(convertion cost).
Pemberian istilah biaya utama didasarkan pada pemikiran bahwa biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja merupakan unsur biaya paling besar dalam unsur biaya produksi
dan biaya overhead pabrik hanya sebagaian kecil dari total biaya. Keadaan ini pada
zaman teknologi tinggi saat ini sudah banyak berubah, terutama unsur biaya tenaga
kerja. Dengan semakin majunya proses pengerjaan suatu produk, peran komputer untuk
menunjang proses produksi tidak dapat dipisahkan lagi dan banyak proses produksi
dikerjakan secara otomatis, maka biaya overhead pabrik mulai menggeser peran biaya
tenaga kerja. Hal ini ditandai dengan biaya listrik, biaya pemeliharaan, reparasi, dan
penyusutan mesin yang tinggi.
2. Rangkuman
Bagian ini merupakan kesimpulan dari uraian pada bagian (1).
3. Pustaka
Acuan pemaparan uraian pembelajaran dibuat dalam bentuk pustaka dengan
menggunakan style APA pada Mendeley.
D. Latihan dan Kunci Jawaban (bersifat pilihan)
1. Salah satu fungsi dari informasi biaya adalah dalam perencanaan dan pengendalian.
Agar perencanaan dan pengendalian dapat berjalan secara baik, maka berikut ini
merupakan beberapa hal yang harus dilakukan, kecuali…
a. Penugasan pertanggungjawaban
b. Pengambilan tindakan koreksi
c. Perbandingan antara hasil dan rencana
d. Penempatan manajer di setiap bagian
2. Berikut ini merupakan perbedaan antara akuntansi biaya dan akuntansi keuangan,
kecuali akuntansi biaya….
a. Terutama ditujukan untuk pihak internal, sedangkan akuntansi keuangan ditujukan
untuk pihak eksternal
b. Tidak memiliki standar tertentu, sedangkan akuntansi keuangan memiliki standar
c. Merupakan akuntansi khusus untuk bagian pabrik, sedangkan akuntansi keuangan
untuk seluruh bagian perusahaan
d. Tidak dapat digunakan pihak eksternal, sedangkan akuntansi keuangan dapat
digunakan oleh pihak internal maupun eksternal
3. Pengertian biaya variabel adalah semua biaya yang…
a. Jumlahnya akan berubah berbanding lurus dengan tingkat volume produksi
b. Terkait dengan aktivitas pemasaran, pengiriman, penyimpanan, dan penagihan
c. Jumlahnya tidak berubah berapa pun tingkat volume produksi
d. Jumlahnya dapat ditentukan oleh pihak manajemen
4. Biaya yang keberadaannya sulit dilacak pada produk, departemen atau aktivitas tertentu
yang menikmati biaya tersebut adalah biaya…
a. Variabel
b. Tetap
c. Langsung
d. Tidak langsung

Data soal nomor 5 dan 6


Berikut ini merupakan informasi pada akhir tahun 20xx pada perusahaan XYZ:
Biaya produk yang diproduksi Rp405.000.000
Biaya bahan baku yang digunakan Rp160.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp73.600.000
Biaya overhead pabrik Rp18.400.000
Biaya produk dalam proses, 31 Desember 20xx Rp48.000.000
Penjualan Rp780.000.000
Produk jadi, 1 Januari 20xx Rp34.000.000
Produk jadi, 31 Desember 20xx Rp25.000.000
5. Besarnya biaya produk dalam proses awal adalah…
A. Rp252.000.000
B. Rp243.000.000
C. Rp210.000.000
D. Rp201.000.000
6. Besarnya laba kotor untuk periode tahun 20xx adalah…
A. Rp380.000.000
B. Rp375.000.000
C. Rp370.000.000
D. Rp366.000.000
7. Berikut ini merupakan asumsi yang terdapat pada kapasitas produksi, kecuali….
A. Produksi dilakukan dengan kecepatan dan kemampuan penuh
B. Mempertimbangkan terjadi interupsi dalam produksi
C. Tidak pernah terjadi kekurangan pesanan penjualan
D. Pabrik beroperasi selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu
Data soal nomor 8 sampai 10.
PT Maju Terus menetapkan overhead pabrik teranggarkan adalah Rp38.250.000 untuk
periode tahun 20xx berbasis 10.000 jam kerja langsung estimasi. Pada akhir periode, akun
overhead pabrik bersaldo Rp40.500.000 dan jam kerja langsung aktual sebesar 10.500 jam
kerja langsung.
8. Saldo overhead pabrik aktual untuk periode 20xx adalah…
A. Rp40.162.500
B. Rp42.525.000
C. Rp40.500.000
D. Rp38.250.000
9. Jika perusahaan memutuskan akan mendisposisi variansi pada produk dalam proses
maka jurnal yang digunakan adalah …
A. Produk dalam proses (D), biaya overhead pabrik sesungguhnya kurang (K)
B. Biaya overhead pabrik sesungguhnya kurang (D), produk dalam proses (K)
C. Produk dalam proses (D), biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih (K)
D. Biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih (D), produk dalam proses (K)
10. Saldo overhead pabrik yang dibebankan untuk periode 20xx adalah…
A. Rp40.162.500
B. Rp42.525.000
C. Rp40.500.000
D. Rp38.250.000
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bila Anda merasa telah menjawab Tes Formatif dengan baik, bandingkanlah jawaban Anda
tersebut dengan rambu-rambu jawaban yang disediakan. Bila setelah dihitung ternyata Anda
telah mencapai tingkat penguasaan sama atau lebih besar dari 80%, Anda dipersilakan untuk
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya. Untuk mengetahui persentase penguasaan
materi pada kegaitan belajar 3 ini, Anda cukup menghitung menggunakan rumus berikut:
Jumlah jawaban yang benar
x 100%
Seluruh soal
F. Penilaian Kegiatan Belajar
Kriteria penilaian yaitu ketepatan dan kelancaran menjelaskan sifat, konsep, dan klasifikasi
biaya. Bentuk penilaian yang digunakan yaitu non-test berupa RMK dan makalah, serta
presentasi. Inilah komponen yang dijadikan patokan pengukuran ketercapaian dari sub-
CPMK.

Anda mungkin juga menyukai