Anda di halaman 1dari 86

ACTIVITY BASED COSTING

Oleh : Diana Supriati,SE.,M.S.AK


A. BIAYA PRODUK
• Pengertian biaya produk ditentukan oleh tujuan
manajerial yang ingin dipenuhi.
• Definisi biaya produk dapat memberikan gambaran
mengenai prinsip dasar manajemen biaya, yaitu
biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
• Oleh karena itu, biaya produk rantai nilai (value
chain product cost) akan sesuai karena biaya ini
memasukkan semua biaya yang dibutuhkan dalam
penilaian profitabilitas strategis.
• Berdasarkan kepentingan pelaporan eksternal, biaya
produk dapat diklasifikasi menjadi tiga komponen, yaitu
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik.
• Biaya bahan baku adalah penggunaan bahan-bahan yang
dapat dilacak secara langsung ke dalam produk atau jasa
yang dihasilkan.
• Biaya tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang
dapat dilacak secara langsung ke dalam produk atau jasa
yang dihasilkan.
• Biaya overhead adalah semua biaya produksi selain bahan
baku dan tenaga kerja langsung. Dalam perusahaan
manufaktur, biaya overhead sering disebut sebagai beban
pabrik (factory burden) atau overhead pabrik.
Biaya Per Unit
• Biaya per unit (unit cost) adalah biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan tiap satu unit
produk.
• Biaya yang dihitung berasal dari pembebanan biaya
ke objek biaya seperti produk, konsumen, pemasok,
dan bahan mentah.
• Biaya per unit dihitung dengan cara sebagai berikut.
• Perusahaan mobil membuat 1.000 unit mobil, biaya total
yang dikeluarkan sebesar Rp100.000.000.000 maka biaya
per unit sebuah mobil adalah Rp100.000.000. Perhitungan
biaya per unit produk terlihat sederhana, tetapi sulit
dipraktikkan. Hal tersebut karena beberapa hal.
• Pertama, harus ditentukan terlebih dahulu apa dan
berapakah biaya total. Perlu juga dibatasi apakah biaya total
itu hanya berupa biaya produksi atau termasuk biaya
pemasaran.
• Kedua, harus di tentukan cara mengukur biaya yang akan
dibebankan dalam biaya total. Pengukuran akan dilakukan
berdasarkan biaya sesungguhnya ataukah biaya yang
diestimasikan saja. Ketiga, pemilihan metode pembebanan
suatu biaya ke dalam biaya produk yang akan digunakan.
Pentingnya Penentuan Biaya Per Unit
Produk
• Manajemen perlu menentukan biaya per unit produk untuk
berbagai kepentingan, baik yang bersifat strategis maupun
taktis, diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Dasar penentuan harga. Jika manajemen mengetahui
biaya produksinya maka mereka akan dapat menentukan
harga yang sekiranya tidak akan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan.
2. Dasar pembuatan keputusan. Jika manajemen
mengetahui biaya produksi sebuah produk maka mereka
dapat membandingkannya dengan harga jual produk
pesaing..
Penentuan Biaya Per Unit Produk

• Biaya per unit produk dihitung dengan cara


berikut ini.
Biaya Sesungguhnya dan Biaya Normal

• Pada aplikasi sesungguhnya, perhitungan biaya per unit


sering menemukan masalah. Sebagian besar
permasalahan itu timbul karena karakteristik dari
industri ataupun
• karakteristik dari biaya itu sendiri. Pada industri yang
produknya merupakan produk bersama (joint product)
terdapat beberapa komponen biaya yang dikonsumsi
secara bersama oleh beberapa produk sekaligus. Dalam
situasi tersebut, konsumsi biaya untuk setiap produk
tidak dapat diketahui dengan pasti.
• Secara umum, masalah-masalah tersebut dapat
dibedakan menjadi dua. Pertama, biaya
sesungguhnya total akan dapat diketahui saat semua
proses produksi telah selesai. Padahal, perusahaan
manufaktur secara umum, terutama yang
produksinya berdasarkan proses (produk massal),
proses produksi bisa dikatakan tidak pernah selesai.

• Produk akan terus-menerus diproduksi oleh


perusahaan. Hal tersebut menyebabkan biaya total
akan sulit dihitung. Jika perusahaan menentukan titik
tertentu yang dianggap sebagai akhir produksi,
perusahaan akan memiliki tiga macam persediaan,
yaitu barang jadi, barang dalam proses, dan bahan.
• Biaya Sesungguhnya. Pendekatan biaya
sesungguhnya adalah perhitungan biaya
produk atau jasa menggunakan biaya yang
sebenarnya terjadi untuk bahan baku, tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrik.
• Biaya sesungguhnya dalam kaitan produksi
adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk, mulai tahap praproduksi
sampai produk selesai diproduksi.
• Biaya Normal. Pendekatan biaya normal adalah penentuan
biaya produk atau jasa menggunakan biaya sesungguhnya
dari bahan baku dan tenaga kerja, sedangkan biaya
overhead menggunakan pembebanan yang didasarkan pada
estimasi biaya overhead yang digunakan dalam satu
periode.
• Pembebanan biaya overhead dilakukan dengan menentukan
tarif pembebanan terlebih dahulu, baru kemudian
ditentukan biaya overhead yang dibebankan dalam satu
periode dengan cara mengalikan tarif dengan aktivitas yang
digunakan untuk mendapatkan informasi biaya.
• Penentuan tarif dilakukan dengan cara berikut ini.
• Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung pada
biaya normal dapat menggunakan biaya sesungguhnya
karena pada umumnya perusahaan melakukan pembelian
bahan dengan menggunakan kontrak pembelian.
• Berdasarkan hal tersebut, harga bahan perusahaan akan
dapat ditentukan terlebih dahulu. Hal tersebut tidak
berbeda dengan biaya tenaga kerja. Umumnya, dalam
kontrak tenaga kerja sudah dicantumkan besar upah dan
cara pengupahannya. Pada kenyataannya, biaya overhead
sulit dilakukan karena banyak komponen biaya overhead
yang sifatnya periodik dan besarnya berfluktuasi.
• Kesulitan dalam aplikasi biaya normal adalah adanya
kecenderungan bahwa dengan tarif yang ditentukan di
muka, hasil biaya overhead yang dibebankan berbeda
dengan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi.
B. METODE PENENTUAN BIAYA
PRODUK
• Terdapat dua kelompok pendekatan yang dapat digunakan
untuk menghitung biaya produk, yaitu pendekatan
berbasis unit (konvensional) dan pendekatan berbasis
aktivitas (activity based costing−ABC).
• Pada pendekatan konvensional terdapat dua metode yang
lazim dipergunakan, yaitu metode tarif tunggal (plantwide
rate) dan metode tarif departemental (departmental rate).
• Metode-metode tersebut muncul dan berkembang
mengikuti perkembangan proses produksi, khususnya
produksi barang. Metode-metode tersebut juga dapat
digunakan dalam lingkungan perusahaan jasa.
• Tahap kedua berkembang proses produksi dengan
pendekatan departementalisasi yang dalam proses
produksinya mulai ada variasi proses dalam proses,
dan terdapat beberapa aktivitas dominan karena
produk yang dihasilkan juga mulai bervariasi walaupun
tidak banyak, sehingga konsumsi biaya overhead mulai
signifikan dan beragam.
• Pada tahap ketiga, keinginan konsumen saat ini
semakin beragam dan menyukai produk bersifat
personal yang berdampak pada tingginya variasi
produk.
• Akibatnya, proses produksi semakin rumit dan
membutuhkan banyak variasi konsumsi aktivitas dan
sumber daya.
• Berdasarkan penentuan biaya produk konvensional, maka
hanya biaya manufaktur saja yang dibebankan ke dalam
produk.
• Pembebanan biaya produk ini menemui masalah pada
saat akan membebankan biaya overhead karena
komponen biaya overhead tidak secara langsung
berhubungan dengan produk.
• Oleh karena itu, pembebanan biaya overhead hanya
berbasis pada penelusuran pemicu (driver tracing) dan
alokasi. Sistem penentuan biaya konvensional hanya
menggunakan pemicu pada aktivitas level unit (unit level
activity driver) untuk membebankan biaya ke produk.
• Cara ini digunakan pada dua metode perhitungan biaya
produk konvensional, yaitu tarif tunggal dan tarif
departemental.
Tarif Tunggal

• Berdasarkan pendekatan tarif tunggal, biaya


overhead diasumsikan hanya dipicu oleh satu
pemicu pada semua fasilitas produksi (pabrik)
dan produk. Terdapat dua tahapan dalam
perhitungan biaya overhead produk.
1. Penentuan tarif pembebanan overhead
Anggaran overhead diakumulasi menjadi satu untuk seluruh
pabrik dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Biaya diakumulasi secara sederhana dengan cara langsung
menambahkan semua biaya yang diharapkan akan terjadi
selama satu periode dalam satu fasilitas pabrik.
b. Setelah biaya diakumulasi, dihitung tarif pembebanannya
berdasarkan satu pemicu (driver) level unit.

Perhitungan tarif pembebanan overhead dapat dilakukan


dengan formula berikut ini.
• 2. Pembebanan biaya overhead
• Biaya overhead dibebankan ke dalam produk
menggunakan dasar tarif yang telah ditentukan.
Pembebanan biaya overhead ke dalam produk
dilakukan dengan menggunakan formula berikut ini.

• Overhead dibebankan total = Tarif overhead Aktivitas sesungguhnya

• Setelah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke


produk diketahui, langkah terakhir perhitungan biaya
produk adalah menjumlahkannya dengan biaya bahan
baku sesungguhnya yang digunakan ditambah dengan
biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya.
Tahapan dalam Pembebanan Biaya Overhead
dengan Tarif Tunggal
Tarif Departemental
• Berdasarkan metode ini, pembebanan biaya overhead
dilakukan pada setiap departemen dalam pabrik. Tahapan
perhitungan biaya produk dengan tarif departemental adalah
sebagai berikut.
1. Biaya overhead di seluruh pabrik dibagi dan dimasukkan ke
dalam kelompok-kelompok departemen produksi sehingga
didapatkan kelompok biaya departemen. Setelah itu,
dihitung tarif pembebanannya menggunakan rumus berikut
ini.
2. Biaya overhead dibebankan ke produk dengan cara
mengalikan antara tarif biaya overhead
departemen dan jumlah pemicu yang digunakan
oleh produk departemen tersebut.
• Contoh Data yang digunakan adalah data kasus di
Petrogas. Apabila dalam proses produksinya
Petrogas menggunakan dua departemen, yaitu
pembentukan dan perakitan. Di departemen
pembentukan komponen dicetak sedangkan di
departemen perakitan membuat produk jadinya,
data berikutnya disajikan dalam data dibawah ini
Tahapan dalam Pembebanan Biaya
Overhead dengan Tarif Departemental
Data Biaya Overhead dan Penggunaan
Aktivitas Perusahaan Petrogas
• Di departemen pembentukan, tarif overhead
dihitung berdasarkan jam mesin sementara
departemen perakitan berdasarkan jam tenaga
kerja langsung, maka tarif pembebanan overhead
dihitung sebagai berikut.
Kelebihan Sistem Biaya Berbasis Unit
• Sistem biaya berbasis unit telah lama digunakan dan
sampai sekarang masih dipakai untuk penentuan biaya
produk oleh banyak bisnis. Kelebihan sistem biaya berbasis
unit ada pada kemudahan dalam aplikasinya.
• Data yang dibutuhkan relatif sederhana sehingga tidak
memerlukan sistem informasi yang canggih dan mahal
untuk mendapatkannya.
• Walaupun sederhana, sistem ini masih memadai untuk
digunakan pada bisnis yang menghasilkan produk atau jasa
yang seragam (satu jenis) atau tidak terdapat banyak variasi
proses produksi.
• Perhitungan Biaya Per Unit Produk dengan
Metode Tarif Departemental
Kelemahan Sistem Biaya Berbasis Unit
• Berikut ini beberapa indikator yang menunjukkan bahwa sistem biaya
berbasis unit telah ketinggalan zaman.
1. Hasil penawaran sulit dijelaskan. Produk yang ditawarkan dengan
harga tinggi justru terlihat sangat laku, tetapi sebaliknya produk yang
ditawarkan dengan harga rendah justru tidak laku.
2. Harga produk pesaing terlihat sangat murah dan tidak masuk akal
padahal proses produksi perusahaan sudah dilakukan seefisien
mungkin.
3. Produk yang laku sulit menghasilkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk yang terlihat
menguntungkan karena produk mengonsumsi beragam aktivitas yang
sulit dijelaskan kaitannya dengan biaya produk.
5. Tingkat laba sulit untuk dijelaskan. Walaupun beberapa produk
mengalami kenaikan penjualan tetapi tidak diikuti dengan kenaikan
laba.
6. Perusahaan memiliki ceruk pasar yang menghasilkan laba tinggi yang
hanya dikuasai sendiri. Pesaing tidak tertarik masuk ke ceruk tersebut
karena harga yang mereka tawarkan cenderung lebih tinggi.
7. Konsumen tidak protes saat terjadi kenaikan harga produk tertentu
karena harga masih di bawah harga produk lain yang sejenis.
8. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk menyediakan
data biaya pada proyek khusus. Proyek-proyek khusus menggunakan
aktivitas dan pemicu biaya yang berbeda dengan produk yang sudah ada
sehingga harus disiapkan laporan tersendiri.
9. Beberapa departemen menggunakan sistem biaya sendiri karena merasa
sistem biaya yang ada tidak akurat.
10.Biaya produk berubah saat ada perubahan aturan pelaporan keuangan.
Penentuan Biaya Produk Kontemporer
• ABC (activity based costing) adalah suatu pendekatan
perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber
daya ke dalam objek biaya, seperti produk, jasa, atau
konsumen berdasarkan aktivitas yang dilakukan
untuk objek biaya. Premis pendekatan ini adalah
produk atau jasa perusahaan merupakan hasil dari
aktivitas, dan aktivitas merupakan penggunaan
sumber daya yang menghasilkan biaya. Berdasarkan
premis tersebut terdapat dua keyakinan dasar dalam
ABC.
• 1. Biaya merupakan akibat dari pelaksanaan aktivitas dan
aktivitas merupakan penyebab munculnya biaya. Oleh
karena itu, perlu pemahaman yang mendalam mengenai
aktivitas dan hal yang menyebabkan aktivitas tersebut
perlu dilakukan.
• 2. Penyebab biaya (yaitu aktivitas) dapat dikelola. Melalui
pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab
timbulnya biaya, personel perusahaan dapat
memengaruhi besar kecilnya biaya. Untuk dapat
melakukan pengelolaan yang baik, perlu informasi yang
andal mengenai biaya dan penyebabnya (aktivitas).
• Salah satu cara penyediaan informasi mengenai
biaya dan aktivitas adalah menggunakan metode
ABC dalam perhitungan biaya produk.
• Dengan menggunakan ABC, biaya yang
dibebankan ke produk secara langsung dapat
dilihat hubungannya dengan aktivitas-aktivitas
yang dilakukan berkaitan dengan produk
tersebut
Tahapan dalam Pembebanan Biaya
Overhead dengan ABC
• ABC membebankan biaya overhead pabrik ke objek (produk
atau jasa) dengan beberapa langkah. Pertama,
mengidentifikasi sumber daya dan aktivitas.
• Dengan menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya
sumber daya dapat dihitung tarif biaya per unit sumber
daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas atau pusat
aktivitas (pusat aktivitas/pusat biaya).
• Selanjutnya, biaya dibebankan ke dalam produk atau jasa
dengan mengalikan tarif biaya per unit setiap aktivitas
dengan jumlah aktivitas sesungguhnya yang digunakan oleh
setiap objek biaya.
Prosedur Pembebanan Dua Tahap
• Prosedur ini membebankan biaya sumber daya seperti biaya
overhead pabrik ke dalam kelompok biaya aktivitas. Kemudian,
pembebanan dilakukan ke objek biaya yang bertujuan untuk
menentukan biaya sumber daya setiap objek biaya.
• Langkah pertama dalam prosedur ini adalah membebankan
biaya overhead ke dalam aktivitas atau pusat biaya aktivitas
menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya sumber daya yang
tepat.
• Tahap kedua, membebankan biaya aktivitas atau kelompok biaya
aktivitas ke dalam objek biaya menggunakan dasar pemicu
konsumsi biaya aktivitas yang sesuai dalam mengukur
permintaan objek biaya pada aktivitas.
Langkah-Langkah Sistem ABC

• Berikut ini merupakan tiga tahap pengaplikasian


sistem ABC berdasarkan langkah pertama
1. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan
aktivitas
• Tahap pertama adalah melakukan analisis aktivitas untuk
mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas di perusahaan.
Kebanyakan perusahaan, pencatatan biaya sumber daya
dilakukan pada rekening-rekening yang spesifik dalam sistem
akuntansinya. Umumnya, pencatatan beberapa biaya aktivitas
dicatat dalam satu rekening biaya tunggal atau sebaliknya, biaya
dari satu aktivitas dicatat pada beberapa rekening yang berbeda.
• Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pemisahan atau
penggabungan biaya-biaya yang berasal dari satu aktivitas yang
sama. Dalam analisis aktivitas, berikut ini merupakan beberapa
pertanyaan yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi
aktivitas.
a. Apa pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan?
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas tersebut?
c. Sumber daya apa yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
tersebut?
d. Nilai (value) apa yang diberikan aktivitas ini pada produk,
jasa, konsumen, atau organisasi?

Identifikasi biaya sumber daya untuk berbagai macam aktivitas


dapat dilakukan dengan cara membedakan aktivitas berdasarkan
cara aktivitas mengonsumsi sumber daya.
• Dengan cara ini, aktivitas dikelompokkan menjadi empat
level aktivitas sesuai dengan tingkatan yang dilakukan
aktivitas tersebut.
a. Aktivitas level unit (unit-level activities) adalah aktivitas
yang dilakukan dalam rangka menghasilkan satu unit
individual dari produk atau jasa.
b. Aktivitas level batch (batch-level activities) adalah
aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan setiap batch
atau grup dari produk atau jasa. Perusahaan biasanya
mengelompokkan dalam satu batch apabila produk atau
jasa dihasilkan oleh satu proses yang dijadwalkan dalam
satu waktu atau diproses secara bersamaan.
c. Aktivitas level produk (product-level activities) adalah aktivitas
yang dilakukan untukm endukung produksi dari satu tipe produk
atau jasa yang spesifik d. Aktivitas level fasilitas (facility-level
activities) merupakan aktivitas pendukung operasi secara umum.
d. Aktivitas level fasilitas (facility-level ativities) ini tidak disebabkan
oleh adanya produk atau dalam rangka memenuhi kebutuhan
konsumen. Aktivitas ini juga tidak dapat ditelusur pada produk
unit individual, batch, atau produk.
• Pengelompokan aktivitas juga dilakukan berdasarkan kesamaan
pada rasio konsumsi. Rasio konsumsi merupakan rasio yang
membandingkan antara tingkat konsumsi sumber daya oleh satu
jenis produk dalam satu periode produksi dengan tingkat konsumsi
sumber daya total untuk semua jenis produk yang dihasilkan dalam
satu periode produksi oleh satu fasilitas produksi.
2. Mengalokasikan biaya ke dalam objek
biaya

• ABC menggunakan dasar pemicu konsumsi biaya


sumber daya dalam mengalokasikan biaya
sumber daya ke dalam produk. Biaya sumber
daya dapat dialokasikan ke dalam aktivitas
berdasarkan estimasi atau penelusuran langsung.
• Penelusuran langsung membutuhkan pengukuran
penggunaan sumber daya yang sesungguhnya.
3. Mengalokasikan biaya aktivitas ke dalam
objek biaya
• Langkah terakhir adalah mengalokasikan biaya
aktivitas ke dalam objek biaya berdasarkan pemicu
biaya aktivitas yang sesuai. Pemicu biaya aktivitas
harus dapat menjelaskan naik turunnya biaya.
Pengalokasian biaya aktivitas ke dalam objek biaya
dilakukan dengan menggunakan tarif pembebanan.
Tarif pembebanan dapat dihitung menggunakan
rumus berikut ini.
• Satu kelompok dapat berisi beberapa aktivitas sekaligus sehingga
perhitungan tarif dapat dipilih salah satu aktivitas tertentu dalam
pool tersebut. Penggunaan aktivitas yang berbeda akan
menghasilkan tarif yang berbeda pula, tetapi nantinya biaya yang
dibebankan akan tetap sama karena kesamaan rasio aktivitas. Oleh
karena itu, dalam satu fasilitas produksi sangat dimungkinkan
untuk memiliki banyak tarif pembebanan overhead.
• Langkah pembebanan biaya overhead dihitung menggunakan
rumus berikut.

• Overhead dibebankan total = Tarif overhead × Aktivitas


sesungguhnya
Contoh
• Seperti dalam kasus perusahaan Petrogas,
informasi tambahan seperti pada berikut dan
terdapat empat aktivitas yang menyebabkan
biaya sebagai berikut.
• Data Produksi Perusahaan Petrogas
• Cara menghitung biaya produk di Petrogas, pertama yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi aktivitas yang
dilakukan dan mencocokkan dengan pemicu biaya dari
aktivitas tersebut.
• Dalam kasus ini, misalkan ada empat aktivitas, yaitu
kelistrikan, pengujian, pengesetan, dan penanganan bahan.
• Selain itu, juga terdapat empat pemicu yaitu jam kerja
langsung, jam mesin, production run, dan pemindahan
bahan.
• Kedua, mengalokasikan biaya overhead ke setiap aktivitas
dan terakhir mengalokasikannya ke objek biaya.
• Selanjutnya untuk pembebanan biaya ke objek
biaya, tarif pembebanannya harus dihitung
terlebih dahulu dengan cara berikut ini.
• Aktivitas diestimasi per kelompok dapat dipilih
salah satu dari aktivitas yang ada di kelompok
tersebut. Aktivitas yang dipilih boleh
sembarang aktivitas, tetapi manajemen
cenderung memilih aktivitas yang dominan
dalam satu kelompok.
• Data Biaya Aktivitas Perusahaan Petrogas

• Perhitungan Rasio Konsumsi


• Pengelompokan Aktivitas

• Perhitungan Biaya Per Unit Produk dengan


Metode ABC
C. PERBANDINGAN BIAYA PRODUK
KONVENSIONAL DAN KONTEMPORER
• Hal ini bukan berarti ketiga metode ada yang salah, hanya saja
ketiga metode tersebut memiliki akurasi yang berbeda dalam
mengalokasikan biaya overhead ke dalam produk.
• Metode konvensional (tarif tunggal dan departemental)
cenderung kurang akurat dalam membebankan biaya overhead
ke dalam produk.
• Ini karena pada pendekatan konvensional terlalu
menyederhanakan proses produksi suatu produk atau jasa.
Produk yang berbeda-beda diasumsikan hanya menggunakan
satu aktivitas pada keseluruhan proses produksi atau pada satu
departemen tertentu.
Manfaat dan Keterbatasan Activity Based
Costing
• Awalnya tujuan perusahaan menggunakan ABC adalah untuk
mengurangi distorsi dalam perhitungan biaya produk yang
sering dijumpai dalam sistem biaya berbasis unit. Berikut ini
manfaat lainABC bagi perusahaan.
1. Pengukuran profitabilitas yang lebih baik. Biaya setiap aktivitas
dapat dibebankan dengan lebih akurat dan terperinci ke
dalam produk atau jasa sehingga hasil penawaran produk atau
jasa menjadi mudah ditelusur.
2. Pembuatan keputusan yang lebih baik. Informasi penggunaan
aktivitas yang lebih detail menjadikan manajemen dapat
menganalisis dampak atau hasil dari suatu aktivitas sehingga
dapat memberi dasar pembuatan keputusan yang lebih akurat.
3. Perbaikan proses (process improvement). ABC memberikan
informasi detail mengenai penggunaan aktivitas. Hal ini
memudahkan manajemen menelusur dan menganalisis
efektivitas dan efisiensi biaya aktivitas. Kemudian, aktivitas-
aktivitas yang dianggap tidak memberi nilai tambah dapat
dihilangkan sementara aktivitas-aktivitas yang belum optimal
dapat dioptimalkan.
4. Estimasi biaya. Ketersediaan informasi penggunaan aktivitas
dan biaya di masa lalu yang terperinci dapat memberikan dasar
yang akurat dalam penentuan estimasi biaya di masa depan.
5. Penentuan biaya kapasitas tak terpakai. Estimasi biaya yang
akurat atas suatu aset atau sumber daya pada suatu kapasitas
yang dianggarkan dapat menjadi dasar penentu nilai biaya dari
kapasitas yang tidak digunakan akibat inefisiensi produksi atau
pelayanan.
ABC juga memiliki beberapa keterbatasan. Berikut ini keterbatasan –
keterbatasan yang Terdapat dalam ABC.

1. Alokasi.
Tidak semua biaya memiliki aktivitas atau pemicu konsumsi sumber daya yang
sesuai. Beberapa biaya perlu dialokasikan ke departemen dan produk
berdasarkan pengukuran volume arbiter karena mencari aktivitas yang memicu
biaya tidak praktis. Contohnya, biaya sistem informasi untuk pemeliharaan
fasilitas pabrik, gaji manajer pabrik, asuransi pabrik, dan pajak properti pabrik.

2. Pengabaian biaya (omission of cost).


Biaya produk atau jasa yang diidentifikasi oleh sistem ABC cenderung tidak
memasukkan semua biaya yang terkait dengan produk atau jasa, seperti biaya
untuk aktivitas pemasaran, riset periklanan, pengembangan dan rekayasa
produk.
3. Biaya dan waktu.
• Salah satu kendala terbesar dalam penerapan ABC adalah besarnya
biaya aplikasi dan lamanya proses implementasi ABC. Hal ini karena
ABC bukan masalah menghitung biaya produk semata, tetapi lebih
pada cara manajemen mengidentifikasi aktivitas-aktivitas dalam
produksi, sumber daya yang dikonsumsinya, hal-hal yang memicu
biaya aktivitas tersebut, dan besarnya biaya yang terjadi. Mungkin
saja terdapat ratusan bahkan ribuan aktivitas yang harus dilakukan
dalam rangka memproduksi satu jenis produk atau jasa. Setiap
aktivitas dapat mengonsumsi satu, dua, atau bahkan lebih sumber
daya. Satu sumber daya dapat dikonsumsi oleh lebih dari satu
aktivitas
DAFTAR ISTILAH
1. Activity based costing (ABC) merupakan metode penentuan biaya produk
yang pembebanan biaya overhead berdasarkan pada aktivitas-aktivitas
yang dilakukan dalam kaitannya dengan proses produksi.
2. Aktivitas (activity) adalah suatu tindakan khusus dari suatu pekerjaan.
Aktivitas dapat berupa satu tindakan atau kumpulan tindakan. Misalnya,
memindahkan barang dari satu lokasi kerja.
3. Kelompok (pool) adalah gabungan dari aktivitas yang memiliki kesamaan
sifat.
4. Biaya per unit adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap satu
unit produk.
5. Biaya produk adalah biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu
produk, terdiri atas tiga komponen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik.
6. Tarif departemental adalah metode pembebanan biaya overhead yang
dilakukan pada setiap departemen dalam pabrik
7. Tarif tunggal adalah metode pembebanan biaya overhead yang berasumsi
bahwa biaya overhead hanya dipicu oleh satu pemicu pada semua fasilitas
produksi (pabrik) dan produk.
8. Sumber daya (resource) adalah suatu manfaat ekonomi yang dibutuhkan
atau dikonsumsi ketika melakukan aktivitas. Misalnya gaji dan perlengkapan
(supplies).
9. Pemicu biaya (cost driver) adalah suatu faktor yang menyebabkan atau
berhubungan dengan perubahan biaya dari suatu aktivitas.
10.Pemicu biaya konsumsi aktivitas (activity consumption cost driver) adalah
suatu ukuran dari jumlah aktivitas yang dilakukan untuk satu objek biaya.
11.Pendekatan biaya sesungguhnya adalah perhitungan biaya produk atau jasa
menggunakan biaya bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
yang sebenarnya terjadi.
12.Pendekatan biaya normal adalah penentuan biaya produk atau jasa
menggunakan biaya sesungguhnya dari bahan baku dan tenaga kerja,
sedangkan biaya overhead menggunakan pembebanan yang didasarkan
pada perkiraan besaran biaya overhead yang digunakan dalam satu periode.
SOAL
1. Apa yang dimaksud dengan pemicu biaya (cost driver)?
2. Apa yang dimaksud dengan biaya produk?
3. Jelaskan perbedaan antara biaya sesungguhnya, biaya normal, dan biaya
dianggarkan. Jelaskan manfaat menentukan biaya per unit produk!
4. Apa yang dimaksud dengan biaya overhead dibebankan?
5. Mengapa dalam menghitung biaya produk sebaiknya menggunakan biaya
normal?
6. Sebutkan metode-metode yang lazim dipergunakan dalam menentukan
biaya produk!
7. Apa yang dimaksud dengan metode penentuan biaya produk berbasis unit?
8. Apa kelemahan metode tarif tunggal dalam menentukan biaya produk?
9. Jelaskan prosedur pembebanan biaya overhead dengan menggunakan
metode departementalisasi!
10. Dari ketiga metode penentuan biaya produk yang ada, jelaskan salah
satu metode yang paling mudah diaplikasikan! Mengapa?
11. Jelaskan metode prosedur pembebanan overhead dua tahap!
12. Apa yang dimaksud dengan level aktivitas?
13. Dapatkah dalam satu level aktivitas memiliki lebih dari satu kelompok
(pool) aktivitas?
14. Apa yang dimaksud dengan pemicu aktivitas (activity driver)?
15. Berilah contoh aktivitas yang terjadi pada kelompok level batch!
16. Jelaskan kelebihan penentuan biaya produk menggunakan metode
ABC dibandingkan metode konvensional!
17. Apa dampaknya apabila penentuan biaya produk tidak akurat?
18. Mengapa perhitungan biaya produk metode konvensional
cenderung kurang akurat apabila dibandingkan dengan metode
ABC?
19. Seandainya Anda menjadi seorang manajer yang diminta memilih
metode penentuan biaya yang akan digunakan perusahaan, apa
pilihan Anda? Mengapa Anda memilih metode tersebut?
20. Sebutkan kelemahan metode ABC!
PILIHAN GANDA
1. Dari aktivitas-aktivitas berikut ini yang tidak
termasuk dalam level batch adalah...
a. pengesetan. c. perekayasaan proses.
b. inspeksi. d. penanganan bahan.

2. Tindakan yang diambil atau pekerjaan yang


dilakukan disebut...
a. aktivitas. c. pemicu.
b. batch. d. pool.
Data untuk mengerjakan soal 3 sampai dengan 5.
Berikut ini adalah data dari PT Dhani.

Perusahaan menggunakan metode ABC untuk menghitung biaya produknya.

3. Berikut ini manakah pengelompokan yang benar?


a. a. Keempat aktivitas menjadi satu kelompok.
b. b. Kelompok 1: pengesetan dan mesin; kelompok 2: kontrol kualitas dan
perawatan.
c. c. Kelompok 1: pengesetan; kelompok 2: mesin; kelompok 3: kontrol kualitas
dan perawatan.
d. d. Kelompok 1: pengesetan; kelompok 2: mesin; kelompok 3: kontrol kualitas;
kelompok 4: perawatan.
4. Jika diketahui total jam mesin adalah 5.000 jam, maka
tarif biaya overhead untuk
aktivitas mesin adalah...
a. $2 c. $6
b. $4 d. $8

5. Berapakah biaya overhead dibebankan untuk produk A


dari aktivitas pengesetan?
a. $8.000 c. $8
b. $2.000 d. $2
• Data untuk mengerjakan soal 6 sampai
dengan 8.
• Berikut ini adalah data PT Alie.
6. Tarif pembebanan biaya overhead jika dihitung dengan tarif
tunggal berdasarkan jam mesin adalah...
a. Rp800 c. Rp1.400
b. Rp1.000 d. Rp1.750

7. Biaya utama total sebesar...


a. Rp6.000 c. Rp24.000.000
b. Rp13.500 d. Rp48.000.000

8. Jika dihitung dengan metode ABC berdasarkan rasio


konsumsinya maka aktivitas yang ada dapat dikelompokkan
menjadi...
a. 1 pool. c. 3 pool.
b. 2 pool. d. 4 pool
• Data untuk soal 9 dan 10.
• Berikut ini disajikan data PT Eragon.
9. Apabila biaya overhead departemen 1 dialokasikan berdasarkan jam mesin,
berapakah tarif biaya overhead departemen 1?
a. Rp1.100 c. Rp4.400
b. Rp2.100 d. Rp8.400

10. Jika biaya overhead departemen 2 dialokasi berdasarkan jam mesin,


berapakah tarif biaya overhead departemen 2?
a. Rp1.000 c. Rp4.000
b. Rp2.100 d. Rp8.400

11. Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan biaya yang sebenarnya


terjadi untuk biaya bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead, berarti
menggunakan metode...
a. biaya normal. c. biaya overhead.
b. biaya sesungguhnya. d. biaya produk.
12. Biaya yang sebaiknya dihitung menggunakan tarif ditentukan di muka
adalah biaya...
a. biaya bahan. c. biaya overhead.
b. biaya tenaga kerja langsung. d. biaya normal.

13. Biaya yang muncul akibat penggunaan kayu jati pada perusahaan mebel
kayu
termasuk dalam kelompok biaya...
a. bahan baku. c. overhead.
b. bahan penolong. d. konversi.

14. Biaya perawatan mesin pabrik termasuk dalam kelompok biaya...


a. overhead. c. utama.
b. tenaga kerja langsung. d. bahan.

15. Gaji seorang mandor pabrik termasuk dalam kelompok biaya...


a. overhead. c. utama.
b. tenaga kerja langsung. d. bahan.
16. Tahap kedua dalam perhitungan biaya produk konvensional adalah...
a. pembebanan biaya overhead ke dalam unit organisasi.
b. pembebanan biaya overhead ke dalam level fasilitas.
c. pembebanan biaya overhead ke dalam aktivitas.
d. pembebanan biaya overhead ke dalam produk.

17. Aktivitas pengepakan produk termasuk dalam level aktivitas...


a. unit. c. produk.
b. batch. d. fasilitas.

18. Aktivitas pendesainan produk termasuk dalam level aktivitas...


a. unit. c. produk.
b. batch. d. fasilitas.
19. Aktivitas pajak bumi dan bangunan pabrik termasuk
dalam level aktivitas...
a. unit. c. produk.
b. batch. d. fasilitas.

20. Biaya overhead dibebankan dihitung dengan cara...


a. anggaran overhead dibagi anggaran aktivitas.
b. anggaran overhead dibagi aktivitas sesungguhnya.
c. tarif overhead dikali aktivitas sesungguhnya setiap produk.
d. tarif overhead dikali aktivitas dianggarkan setiap produk.
LATIHAN
• Latihan 6.1
• PT Kilau Emas memiliki dua departemen dan memproduksi
produk A dan produk B melalui kedua departemen tersebut.
Data kedua departemen adalah sebagai berikut
• Pertanyaan
• Hitung tarif biaya overhead untuk masing-masing
departemen dan biaya per unitnya! Departemen
pabrik menggunakan jam mesin sedangkan
departemen perakitan menggunakan jam tenaga
kerja langsung.
• Latihan 6.2
• PT Jatimas memiliki dua departemen, yaitu X dan Y.
Biaya overhead diterapkan dengan menggunakan
basis departemental. Departemen X dengan basis
jam tenaga kerja langsung sedangkan departemen Y
dengan jam mesin. Data anggaran pada 2013 adalah
sebagai berikut.
• Laporan aktual tahun 2013 adalah sebagai berikut.

• Pertanyaan
• 1. Hitung tarif biaya overhead untuk masing-masing departemen!
• 2. Hitung biaya overhead dibebankan untuk tahun 2013!
• 3. Dalam setiap batch produk menggunakan 1.000 jam tenaga kerja
langsung dan 400 jam mesin dalam berproduksi. Jika setiap batch
menghasilkan 10.000 unit, berapakah biaya per unitnya?
• Latihan 6.3
• Perusahaan Alam Makmur mempunyai dua jenis produk yaitu
produk mainan dan produk alat tulis. Tahun ini, perusahaan
Alam Makmur mempunyai data sebagai berikut.
• Pertanyaan
1. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik jika
perusahaan menggunakan tarif tunggal dengan
pemicu jam mesin! Dengan menggunakan
activity based costing.
2. Hitunglah rasio konsumsi untuk masing-masing
aktivitas!
3. Kelompokkan aktivitas berdasarkan rasio
konsumsi dan level aktivitas!
4. Hitunglah tarif per pool!
5. Hitunglah biaya produk per unit!
Latihan 6.4
PT Capriasi adalah pabrik kerajinan kulit. Produk yang
dihasilkan adalah tas dan dompet. Kedua produk
tersebut diproduksi melalui dua departemen yaitu
departemen A dan departemen B. Berikut ini adalah
data produksi untuk tahun 2012.
Pertanyaan
1. Hitunglah biaya per unit untuk masing-masing
produk apabila alokasi biaya overhead pabrik dihitung
berdasarkan jam mesin!
2. Hitunglah biaya per unit untuk masing-masing
produk apabila alokasi biaya overhead pabrik dihitung
menggunakan tarif ABC! (Setiap aktivitas yang rasionya
sama akan dijadikan satu kelompok).
Latihan 6.5
PT Udang Emas memproduksi dua macam
produk, yaitu siomay dan tempura. Anggaran
produksi bulan November 2012 adalah sebagai
berikut.
Pertanyaan
1. Berapakah biaya per unit masing-masing produk jika tarif
overhead dihitung dengan dasar jam tenaga kerja langsung?
2. Berapakah rasio konsumsi untuk setiap aktivitas, kemudian
aktivitas yang rasionya sama dijadikan satu kelompok?
Hitunglah tarif untuk setiap kelompok!
3. Berapakah biaya per unit masing-masing produk jika tarif
overhead dihitung dengan metode ABC?
Latihan 6.6
PT. Greene memproduksi tisu. Mereka menghasilkan
dua macam tisu, yaitu tisu biasa dan tisu basah. Pada
awal tahun, data yang disiapkan untuk produksi sebagai
berikut.
• Pertanyaan
1. Berapakah biaya per unit untuk masing-masing produk
apabila alokasi biaya overhead berdasarkan jam tenaga kerja
langsung?
2. Berapakah biaya per unit untuk masing-masing produk apabila
alokasi biaya overhead menggunakan pendekatan ABC (Setiap
aktivitas yang rasionya sama dijadikan dalam satu kelompok)?
Latihan 6.7
PT Petrogas memiliki dua departemen dan
memproduksi kompor gas tipe Standar dan tipe Deluxe.
Data kedua produk adalah sebagai berikut.
• Pertanyaan
Berapakah biaya per unitnya jika pembebanan overhead dihitung dengan
menggunakan metode:
• 1. tarif tunggal, apabila tarif biaya overhead dihitung menggunakan
berdasarkan jam tenaga kerja langsung?
• 2. tarif departemental, jika tarif departemen I dihitung berdasarkan
jumlah pencetakan dan departemen II berdasarkan jam tenaga kerja
langsung?
• 3. activity based costing?
Latihan 6.8
PT Tinta Emas adalah perusahaan pembuat
stationery. Perusahaan membuat dua macam
binder, yaitu versi Deluxe dan Elegance. Berikut ini
adalah data untuk produksi binder pada 2012.
Pertanyaan
1. Hitung biaya per unit produk jika overhead dibebankan dihitung
dengan tarif tunggal berdasarkan jam tenaga kerja langsung!
2. Hitung biaya per unit produk jika perusahaan menghitung dengan
metode departementalisasi dengan dasar alokasi di departemen
1 adalah pencetakan dan departemen 2 adalah jam tenaga kerja
langsung!
3. Tentukan cost driver untuk semua aktivitas di PT Tinta Emas
berdasarkan data yang tersedia!
4. Hitung rasio konsumsi untuk setiap aktivitas dan kelompokan
aktivitas ke dalam pool berdasarkan rasio konsumsinya!
5. Berapa biaya per unit produk jika pembebanan biaya overhead
menggunakan activity based costing?

Anda mungkin juga menyukai