Anda di halaman 1dari 21

PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK

Tatap Muka ke Lima

Oleh :
Diana Supriati, SE,
M.S.Ak.
Metode penetapan Harga jual (Pricing)

METODE PENENTUAN HARGA JUAL:


A. NORMAL PRICING (Harga jual normal)
Dalam keadaan normal harga jual ditentukan dengan menambahkan sejumlah tertentu
(mark-up) yang dihitunga dengan formula yang ditetapkan, terhadap taksiran Biaya yang
akan datang. Metode ini disebut juga Cost plus pricing

Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba diharapkan

Taksiran Biaya Penuh

Pendekatan Full Costing:


Biaya bahan Baku XXXXXX
Biaya Upahlangsung XXXXXX
Biaya Overhead (Var + Terap) XXXXXX
Total Biaya Produksi XXXXXX
Biaya Pemasaran (Var + Tetap) XXXXXX
Biaya Adm dan Umum (Var + Tetap) XXXXXX
Total Biaya Komersial XXXXXX
Taksiran Biaya Penuh XXXXXX
Metode penetapan Harga jual (Pricing)

Pendekatan Variabel Costing


Biaya Variabel:
Biaya bahan Baku XXXXXX
Biaya Upahlangsung XXXXXX
Biaya Overhead Variabel XXXXXX
Total Biaya Produksi Variabel XXXXXX
Biaya Pemasaran VAriabel XXXXXX
Biaya Adm dan Umum Variabel XXXXXX
Total Biaya Komersial Variabel XXXXXX
Taksiran Total Biaya Variabel XXXXXX
Biaya tetap:
Biaya Overhead Tetap XXXXXX
Biaya Pemasaran Tetap XXXXXX
Biaya Adm dan Umum Tetap XXXXXX
Taksiran Total Biaya Tetap XXXXXX
Taksiran Biaya Penuh XXXXXX
Metode penetapan Harga jual (Pricing)

LABA DIHARAPKAN :
Laba diharapkan adalah kelebihan penghasilan diatas Biaya penuh .
Jumlah ini akan dipengaruhi oleh tiga unsur utama yaitu:
a. Biaya Modal (Cost of Capital)
b. Menutup Resiko Bisnis
c. Besarnya Dana yang dipegunakan (Capital Employed)

Biaya yang berhubungan


Harga Jual per unit produk = langsung dengan volume + Presentase Mark-up
(per unit)

Laba yang Biaya yang tidak dipengaruhi


Persentase Mark-up = diharapkan + langsung oleh volume produk .
Biaya yang dipengaruhi langsung oleh Vomume produk
Harga jual normal (Cost plusPricing) – Full Costing

Contoh:
Kapasitas normal 1.000.000 unit per bulan dengan taksiran biaya (anggaran) “Full Costing” sbb:
Biaya Produksi Rp. 3.000.000.000.
Biaya Pemasaran 300.000.000.
Biaya Umum & Adm . 200.000.000.
Total Biaya penuh 3.500.000.000
Dana yang dipergunakan dalam kegiatan ini Rp. 4.000.000.000 (dengan Cost of Capital = 25 %)

Perhitungan mark-up:
Biaya Adm & Umum Rp. 200.000.000.
Biaya Pemasaran 300.000.000.
Laba diharapkan 1.000.000.000 (25 % X RP. 4.000.000.000)
Total 1.500.000.000
Mark –up = 1.500.000.000 / 3.000.000.000 X 100 % = 50 %

Perhitungan harga jual:


Biaya produksi Rp. 3.000.000.000
Mark-up 50 % 1.500.000.000
Total 4.500.000.000
Harga jual per unit = 4.500.000.000 / 1.000.000 = Rp. 4.500 / unit
Harga jual normal (Cost plusPricing) – Variable Costing

Contoh:
Kapasitas normal 1.000.000 unit per bulan dengan taksiran biaya (anggaran) “Variable Costing” sbb:
. Biaya variabel Biaya Tetap Total Biaya .
Biaya Produksi Rp. 2.000.000.000. Rp.1.000.000.000. Rp. 3.000.000.000
Biaya Pemasaran 50.000.000. 250.000.000 300.000.000
Biaya Umum & Adm . 50.000.000 150.000.000 200.000.000
Total Biaya penuh 2.100.000.000 1.400.000.000 3.500.000.000
Dana yang dipergunakan dalam kegiatan ini Rp. 4.000.000.000 (dengan Cost of Capital = 25 %)

Perhitungan mark-up:
Biaya Tetap Rp. 1.400.000.000.
Laba diharapkan 1.000.000.000 (25 % X RP. 4.000.000.000)
Total 2.400.000.000
Mark –up = 2.400.000.000 / 2.100.000.000 X 100 % = 114.29 %

Perhitungan harga jual:


Total Biaya Variable Rp. 2.100.000.000
Mark-up 114,29 % 2.400.090.000
Total 4.500.000.000
Harga jual per unit = 4.500.000.000 / 1.000.000 = Rp. 4.500 / unit
Harga jual normal (Cost plusPricing) – Perusahaan Jasa.

Sebuah bengkel memiliki dua departemen yaitu bengekal dan spare part. Perusahaan mempekerjakan 4 ahli
listrik dan 6 orang mekanik. Kapasitas normal dicanangkan adalah 21.000 jam kerja setahun. Return on
Ivestment ditetapkan 25 % setahun.
Investasi di Divisi bengkel Rp. 60.000.000 dan di Divisi Sparepart = RP. 38.000.000
DIVISI BENGKEL
Taksiran Biaya Tenaga kerja untuk Tahun 2004 sbb:
Upah tenaga kerja 21.000 jam @ Rp. 1.500 Rp. 31.500.000
Kesejahteraan pegawai 10 org X 12 bln X Rp.25.000 3.000.000
Tunjangan kesehatan 10 org X 12 bln X Rp.50.000 . 6.000.000
Total biaya langsung Rp. 40.500.000
Tarip Biaya Tng kerja / jam = 40.500.000 / 21.000 = Rp. 1.929,- per jam
Taksiran Biaya tidak langsung
Gaji pengawas Rp. 11.600.000
Depresiasi 2.200.000
Biaya utilitas 1.850.000
Biaya rupa-rupa. . 850.000
Total Biaya tidak langsung 16.500.000

DIVISI SPAREPARTS
Taksiran jumlah pembelian 23.800.000
Taksiran biaya penunjang 10.000.000
Harga jual normal (Cost plusPricing) – Perusahaan Jasa.

Mark-up Divisi bengkel:


Biaya tidak langsung bengkel 16.500.000
Laba diharapkan 25% X Rp. 60 jt 15.000.000
Total 31.500.000
Biaya tenaga kerja langsung 40.500.000
Persentase mark-up = 31.500.000 / 40.500.000 X 100 % = 78 %

Mark-up Divisi Spareparts


Biaya tidak langsung bengkel 9.000.000
Laba diharapkan 25% X Rp. 60 jt 1.000.000
Total 10.000.000
Belanja spareparts 23.800.000
Persentase mark-up = 10.000.000 / 23.800.000 X 100 % = 71 %

Aplikasi
Harga jual normal (Cost plusPricing) – Perusahaan Jasa.

Aplikasi
Pelanggan AA telah medapatkan jasa servis dengan konsumsi 4
jam kerja mekanik dan sparepart Rp. 14.000

Pricing:
Bengkel:
Tenaga kerja: 4 X Rp. 1.929 Rp. = 7.716,--
Mark up 78 % X 7.716 = 6.108,48
Tagihan bengkel =13.734,48
Sparepart:
Haga sparepart 14.000
Mark up 71% X 14.000 = 9.940
Tagihan spareparts =23.940,--
Total tagihan Rp. =37.674,48
Cost-type pricing

METODE PENENTUAN HARGA JUAL:


B. HARGA JUAL KONTRAK (Cost type contrsct pricing)
Harga jual kontrak di pergunakan apabila pihak pembeli telah melakukan MOU bahwa ia sanggup
(bersedia) membeli produk dengan harga sebesar TOTAL BIAYA RIEL ditambah margain laba
tertentu yang disepakati

Harga jual = Biaya penuh Aktual + Laba disetujui

PT Surveyor Inti Prima memenangkan tender penelitian Obat, dengan MOU bahwa
margin laba adalah 12,5 % dari Biaya projek riel.
Setelah projek selesai diketahui bahwa:
Biaya langsung projek Rp. 450.000.000
Biaya tidak langsung . 125.000.000
Total Biaya projek (aktual) Rp. 575.000.000
Margin laba 12,5 % . 71.875.000
Harga jual Proyek Rp. 646.875.000
Special order pricing

METODE PENENTUAN HARGA JUAL:


C. HARGA JUAL KHUSUS (Special order Pricing)
Definisi Pesanan Khusus :
Pesanan khusus (special order) adalah pesanan yang diterima perusahaan diluar dari pesanan reguler
dengan ciri:
(1) Harga dibawah harga jual yang wajar (seharusnya)
(2) Spesifikasi produk berbeda dengan produk reguler
(3) Mempergunakan Kapsitas menganggur (idle capacity)

Harga jual = Biaya Variabel + Biaya tetap yang terkait + tambahan laba

Contoh:
Anggaran Biaya pada kapasitas normal sebesar 1.000.000 unit per bulan adalah sbb
. Biaya variabel Biaya Tetap Total Biaya .
Biaya Produksi Rp. 2.000.000.000. Rp.1.000.000.000. Rp. 3.000.000.000
Biaya Pemasaran 50.000.000. 250.000.000 300.000.000
Biaya Umum & Adm . 50.000.000 150.000.000 200.000.000
Total Biaya penuh 2.100.000.000 1.400.000.000 3.500.000.000
Harga jual produk Reguler menurut Cost plus pricing adalah Rp. 4.500 per unit
Special order pricing

Asumsi : saat ini perusahaan bekerja pada kapasitas 80% (800.000 unit)
Saat ini perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak 100.000 unit dengan spek tertentu. Untuk
membuat produk ini perusahaan harus menambah bahan sbesar Rp. 200,- per unit serta perlu membuat
cetakan khusus dengan biaya Rp. 20.000.000.
Dari Pesanan khusus ini Perusahaan mengharapkan tambahan laba sebesar Rp.50.000.000.
Ditanyakan:
a. Berapa harga jual untuk pesanan khusus ini ?

Biaya variabel per unit = 2.100.000.000 / 1.000.000 = 2.100


Tambahan Biaya variabel per unit = 200
Total biaya variabel pesanan khusus = 2.300

Total Biaya variabel pesanan khusus 100.000 X 2.300 = 230.000.000


Tambahan biaya tetap = 20.000.000
Tambahan Laba = 50.000.000
Total harga jual = 300.000.000

Harga jual per unit pesanan khusus = Rp. 3.000,-


Special order pricing

Laporan Laba/Rugi Kontribusi


Tanpa Pesanan khusus Dengan pesanan khusus
Penjualan: 800.000 X 4.500 = 3.600.000.000 800.000 X 4.500 = 3.600.000.000
100.000 X 3.000 = 300.000.000
= 3.900.000.000
Biaya Variabel 800.000 X 2.100 = 1.680.000.000 800.000 X 2.100 = 1.680.000.000
100.000 X 2.300 = 230.000.000
. . = 1.910.000.000
Laba kontribusi 1.940.000.000 1.990.000.000
Biaya tetap 1.400.000.000 1.400.000 + 20.000.000 = 1.420.000.000
LABA USAHA 540.000.000 570.000.000

Kenaikkan laba yang diinginkan


Rp. 50.000.000
Harga Jual Sarana Umum (listrik)

Untuk menentukan harga jual listrik oleh PLN biasanya digunakan pendekatan Biaya penuh
dengan basis Full Costing. Setiap kenaikkan harga jual listrik yang terjadi harus selalu dapat
dipertangung jawabkan secara umum sehingga harga jual tersebut benar-benar wajar. Didalam
harga jual akan termasuk juga jumlah Laba yang disepakati oleh Perusahaan dengan Pemerintah.

Contoh:
Untuk memproduksi tenaga listrik sebesar 100.000.000 kwh per thaun diperlukan Investasi Rp.3,2
milyar untuk pembelian mesin dan sarana/prasarana lainnya. Biaya produksi (langsung) untuk
kapasitas tersebut adalah:
Bahan baku Rp. 4.000.000.000
Tenaga kerja langsung 3.000.000.000
Biaya overhead (Fixed dan Variable) 8.000.000.000
Total taksiran biaya produksi langsung Rp. 15.000.000.000
Biaya non produksi:
Pemasaran dan Adm Umum Rp. 2.200.000.000
Pemerintah menetapkan keuntungan wajar adalah 25 % dari total investasi
Harga Jual Sarana Umum (listrik)

Perhitungan mark-up
Biaya pemasaran dan Adm Umum 2.200.000.000
Laba ditetapkan 25% X 3,2 M . 800.000.000
Total 3.000.000.000
Taksiran biaya produksi = 15.000.000.000
Mark-up = 20 %

Perhitungan harga jual per KWH.


Bahan Baku Rp. 4.000.000.000
Upah langsung 3.000.000.000
Biay aoverhead 8.000.000.000
Total 15.000.000.000
Mar-up 20 % 3.000.000.000
Harga jual 18.000.000.000
Kapsitas produksi 100.000.000 KWH
Harga jual per KWH Rp. 180,- per KWH
LATIHAN 1
Anggaran Biaya PT Yummi untuk tahun buku 2005 berdasarkan kapasitas 1.000.000 kg
adalah sbb:
Biaya Variabel : Bahan baku 75,000,000
Upah langsung 150,000,000
BOP 175,000,000
Biaya non produksi Variabel
Biaya pemasaran 100,000,000
Biaya umum dan Adm 200,000,000

Biaya Tetap BOP 125,000,000


Biaya pemasaran 80,000,000
Biaya umum dan Adm 135,000,000

Total Biaya penuh 1,040,000,000

Jumlah modal (dana) yang dipergunakan didalam kegiatan usaha berjumlah Rp. 2 milyar
dengan target laba 25 %. Manajemen menggunakan pendekatan Variable costing didalam
menetukan harg jual produknya.

Diminta:
a. Tentukan harga jual per unit produk
b. Buktikan bahwa dengan harga jual (a) perusahaan dapat mencapai laba yang diharapkan
c. Pada kapasitas berapa perusahaan mencapai Impas
d. Jika perusahaan mendapat pesanan khusus sebanyak 20 ton diluar jumlah 1.000.000 kg
dan pemesan mengajukan harga Rp. 950/ kg. Apakah pesanan dapat dilayani??
LATIHAN 2

Sebuah Work Shop menyediakan tiga macam standar service. Perusahaan berjalan dengan
dana investasi Rp.250.000.000.
Standar pekerjaan adalah sbb:

Jenis jasa Jam kerja lang


yang diberikan sung yang di perlukan Per orang

Service Kecil 2 org mekanik 1.0 jam


1 org ahli listrik 0.5 jam

Service Besar 2 org mekanik 2.0 jam


1 org ahli listrik 0.5 jam

Tune up engine 1 org mekanik 1.0 jam


2 org ahli listrik 1.0 jam

Perusahaan mempekerjakan 15 orang mekanik dan 5 orang ahli listrik yang masing2
bekerja 300 hari per tahun 7 jam sehari. Tarip upah adalah Rp. 4.000 per jam. Ditambah
tunjangan sebesar Rp. 200.000 per orang per bulan.
Biaya tidak langsung work shop ini diperkirakan sbb: ………….

Biaya Gaji /pengawas 10,000,000


Biaya Depresiasi 7,000,000
Biaya reparasi 6,000,000
Biaya asuransi 3,000,000
Biaya utilitas 8,000,000
Biaya rupa-rupa 3,200,000
37,200,000

Diminta:
Tentukan berapa harga jual setiap unit service tersebut.
SAMPAI JUMPA LAGI
PADA PERTEMUAN KE ENAM ………
Jawaban Latihan 1

Mark-up:
Biaya Tetap 340,000,000
Laba diharapkan 25 % X 2 milyar 500,000,000
840,000,000
Biaya Variabel 700,000,000
Mark- up 120%

Harga jual
Biaya variabel 700,000,000
Mark up 120 % X 700.000.000 840,000,000
1,540,000,000
Kapasitas 1.000.000 kg
Harga jual per kg 1,540
Pembuktian: Total Rp % Per unit
Penjualan 1.000.000 kg @ 1,540 1,540,000,000 100.0% 1540
Biaya Variabel 700,000,000 45.5% 700
Laba kontribusi 840,000,000 54.5% 840
Biaya tetap 340,000,000
Laba kontribusi 500,000,000

Perusahaan mencapai impas:


340.000.000 / 54.5 % = 623,333,333

atau setara dengan


340.000.000 / 840 = 404,762 unit

Pesanan Khusus:

Penjualan 20.000 kg @ Rp. 950 19,000,000


Biaya variabel 20.000 X 840 16,800,000
Tambahan laba karena Pes.Khusus 2,200,000

Pesanan khusus dapat diterima !

Anda mungkin juga menyukai