Anda di halaman 1dari 17

PENENTUAN HARGA POKOK

VARIABLE

KELOMPOK 4
Definisi Harga Pokok Variable
Penentuan harga pokok variabel (Variabel Costing) merupakan metode penentuan
harga pokok produk yang membebankan unsur biaya produksi yang berifat variabel saja.
Unsur biaya produksi bersifat tetap diperlakukan bukan sebagai harga pokok produk
melainkan sebagai unsur biaya periodik. Biaya periodik merupakan biaya yang lebih erat
hubungannya dengan periode akuntansi daripada dengan produk yang dihasilkan dan
umumnya biaya periodik bersifat tetap.
Variable costing yaitu harga pokok produksi variabel yang merupakan salah satu cara
penentuan harga pokok produksi yang dapat membebankan setiap elemen biaya produksi
seperti biaya overhead, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja.

Dalam metode variabel costing ini biaya produk mencakup :


a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja langsung
c. Biaya overhead variabel
Tujuan Harga Pokok Variable
● Membantu manajemen mengetahui batas kontribusi untuk
perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya volume laba
untuk pengambil keputusan jangka pendek.

● Memudahkan manajemen mengendalikan kondisi operasional


yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan
pertanggung jawaban kepada departement atau divisi tertentu
di dalam perusahaan.
Perbandingan antara
variable costing dengan full costing
 Full costing :
Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya
produksi adalah bahan langsung, tenaga kerja,langsung, dan biaya
overhead pabrik baik tetap maupun variable.

 Variable costing :
Kalkulasi biaya yang menentukan bahwa yang termasuk biaya produksi
adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
variable, sedangkan BOP tetap termasuk biaya periodik.
Perbandingan antara variable costing dengan full costing
No Perbedaan Full costing Varible costing

1. Perlakuan terhadap biaya overhead Diperhitungkangkan dalam Diperlakukan sebagai biaya


pabrik yg bersifat tetap. harga pokok produk periodik

2. Perlakuan terhadap selisih antara Selisih diperlakuan sebagai Selisih dpt berupa
biaya yang dibebankan dengan biaya penambah atau pengurang penambahan overhead pabrik
harga pokok produk yg belum berlebih (overapplie factory
sesungguhnya terjadi
terjual (harga pokok overhead) atau pembebaban
persediaan). overhead pabrik kurang
(underapplied factory
overhead).
3. Penyajian pengelompokkan biaya Biaya dikelompokkan Biaya dikelompokkan
dalam laporan laba-rugi berdasarkan fungsi pokok yg berdasarkan perilakunya
ada dlm perusahaan yaitu terhadap perubahan volume
fungsi produksi, pemasarn kegiatan perusahaan.
dan fungsi adm dan umum.

4. Penggunaan istilah pd perhitungan Laba kotor (gross profit) yaitu Margin kontribusi yaitu
laba-rugi kelebihan hasil penjualan dri kelebihan hasil penjualan dri
HPP. biaya-biaya variable.
Keunggulan dan Kelemahan harga pokok variable
Keunggulan variable costing :

 Alat perencanaan operasi Virtual Team


 Penentapan harga jual Building Bingo
 Alat bantu pengambilan keputusan manajemen

 penentuan titik impas / pulang pokok

 Alat pengendalian Manajemen


Keunggulan dan Kelemahan harga pokok variable
Kelemahan variable costing :

Virtual Team
 Kesulitan dalam pemisahan biaya tetap dan biaya variable
Building Bingo

 Tidak dapat diterima untuk pelaporan Ekstren


Manfaat Informasi Harga Pokok Variable

01 Untuk perencanaan laba jangka pendek. 02 Untuk pengendalian Laba

03 Untuk pengambilan Keputusan


Perencanaan laba jangka pendek

Untuk kepentingan perencanaan laba jangka pendek, manajemen memerlukan


informasi biaya yang dipisahkan menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan. Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan
adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu
dipertimbangkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusannya. Oleh karena itu,
metode variable costing menghasilkan laporan laba-rugi yang menyajikan informasi biaya
variabel yang terpisah dari informasi biaya tetap dapat memenuhi kebutuhan manajemen
untuk perencanaan laba jangka pendek.
Pengendalian Biaya

Variabel costing menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengendalikan


biaya overhead tetap dibandingkan informasi yang dihasilkan olch full costing. Dalam
full costing, biaya overhead pabrik dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh
karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap biaya overhead tetap.
Sedangkan didalam variabel costing. biaya overhead tetap disajikan secara terpisah
dalam laporan laba-rugi sebagai pengurangan terhadap laba kontribusi.
 
Pengambilan keputusan

Variable costing menyajikan data yang bermanfaat untuk pembuatan


keputusan jangka pendek yang menyangkut mengenai perubahan volume kegiatan,
biaya overhead tetap yang tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya
perubahan volume kegiatan. Beberapa jenis pengambilan
 
Keputusan yang menggunakan konsep variable costing misalnya :  
a. Keputusan membeli atau membuat sendiri suatu bagian produk
b. Keputusan menambah atau memproses lebih lanjut produk tertentu
c. Keputusan menambah jenis produk tertentu yang dihasilkan
d. Keputusan menghentikan produksi jenis produk tertentu
Penentuan harga pokok variable
Contoh Soal :
Dalam mengenai produksi, biaya dan penjualan selama tahun 2001 dan tahun 2002 sebagai
berikut :
Tahun 2001 Tahun 2002
Volume produksi 1000 Unit 800 Unit
Volume penjualan 800 Unit 1000 Unit
Harga jual per unit Rp 350 Rp 350
Biaya produksi
Variable :
⁻ Bahan baku per unit Rp 75 Rp 75
⁻ Tenaga kerja per unit Rp 41 Rp 41
⁻ Tarif BOP Rp 30 Rp 30
⁻ Administrasi & penjualan RP 12 Rp 12
Biaya tetap per tahun :
⁻ Overhead pabrik Rp 92.000 Rp 92.000
⁻ Administrasi & penjualan Rp 50.000 Rp 50.000

Berdasarkan data tersebut susun laporan laba-rugi metode full costing dan variable costing !
Laporan laba-rugi full costing
Tahun 2001 Tahun 2002

Hasil penjualan 800 x Rp 325 Rp 280.000 Rp 350,000

Persediaan awal : 0 Rp 47..600


Biaya produksi :
- Biaya Bahan Baku = 1.000 x 75 Rp 75.000 Rp 60.000
- Biaya Tenaga Kerja 1000 x 41 Rp 41.000 Rp 32.800
- Biaya BOP 1000 x 30 Rp 30.000 Rp 24.000
- Overhead Pabrik Tetap 1000 x 92 Rp 92.000 Rp 92.00
Total biaya produksi : Rp 238.000 Rp 208.800
Barang Siap Dijual : ( persd.awal + biaya produksi ) Rp 238.000 Rp 256.400
Persediaan Akhir : 1.000-800 = 200 -> 200 x 238 = ( Rp 47.600 ) -
Harga Pokok Penjualan : Rp 190.400 Rp 256.400
Laba Kotor : ( hasil penj. - hpp ) Rp 89.600 Rp 93.600
Biaya Adminitrasi & Penjualan :

- Variable 800 x 12 Rp 9.600 Rp12.000


- Tetap Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah Biaya Adm & Penjualan ( Rp 59.600 ) Rp 62.000
Laba Bersih : ( laba kotor – jmlh biaya adm & penj ) Rp 30.000 RP 31.600
Laporan laba-rugi variable costing
Tahun 2001 Tahun 2002
Penjualan Rp 280.000 Rp 350,000
Biaya Variable :
Persediaan awal 0 Rp 29.200
- Biaya Bahan Baku 1000 x 75 Rp 75.000 Rp 60.000
- Biaya Tenaga Kerja 1000 x 41 Rp 41.000 Rp 32.800
- Biaya BOP 1000 x 30 Rp 30.000 Rp 24.000
Total biaya produksi variable : Rp 146.000 Rp 116.800
Barang Siap Dijual Rp 146.000 Rp 146.000
Persediaan Akhir : 1000-800=200 -> 200 x 146 = ( Rp 29.200 )
Harga Pokok Penjualan : Rp 116.800 Rp 146.000
Margin Kontribusi Kotor : ( penjualan – hpp ) Rp 163.200 Rp 204.000
Biaya Adm & Penjualan
- Variable 800 x 12 Rp 9.600 Rp 12.000
Margin Kontribusi Bersih : ( margin k. kotor – biaya variable ) Rp 153.600 Rp 192.000
Biaya Tetap :
- Overhead pabrik tetap Rp 92.000 Rp 92.000
- Adm & penjualan Rp 50.000 Rp 50.000
Jumlah Biaya Tetap Rp 142.000 Rp 142.000

Laba bersih : ( margin k.bersih – jumlh biaya tetap ) Rp 11.600 Rp 50.000


Perbedaan Laba

 Pada tahun 2001 ternyata laba neto full costing > laba neto variable costing sebesar Rp 18.400

 Perbedaan ini timbul karena adanya penangguhan BOP tetap pada persediaan akhir, sebesar :
( Rp 92.000 : 1.000 unit ) x 200 unit = Rp 18.400

 Pada tahun 2002 ternyata laba neto full costing < laba neto variable costing sebesar Rp 18.400 Hal
ini terjadi karena adanya pengeluaran BOP tetap dalam persediaan awal
Rekonsiliasi laba bersih full costing dan variable costing

2016 2017
 Laba bersih Variable costing : Rp 11.600 Rp 50.000
Ditambah :
BOP Tetap
( 200 unit x Rp 92.000 ) Rp 18.400
Dikurangi :
BOP Tetap
( 200 unit x Rp 92.000 ) Rp 18.400
 Laba bersih Full costing : Rp 30.000 Rp 31.600
Terima kasih !!

Anda mungkin juga menyukai