Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KERAJAAN SRIWIJAYA

Disusun Oleh :
FEBIOLA
X MIPA 4
SMA NEGERI BINAAN KHUSUS KOTA DUMAI
T.P 2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kerajaan Sriwijaya ini sesuai
dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada
junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliah
menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini
tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama
proses pembuatan makalah Kerajaan Sriwijaya ini dari awal hingga akhir.Namun, kami
menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput dari
perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh
karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah Kerajaan Sriwijaya ini ke
depannya.Akhirnya, besar harapan kami makalah Kerajaan Sriwijaya ini dapat memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut
serta memajukan ilmu pengetahuan.

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar isi.........................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Berdirinya Kerajaan Sriwijaya..................................................................................6
2.1.1. Awal Mula Berdiri Kerajaan Sriwijaya.........................................................6
2.1.2. Pendiri dari Kerajaan Sriwijaya...................................................................7
2.1.3. Raja - raja di Kerajaan Sriwijaya..................................................................7
2.1.4. Letak Kerajaan Sriwijaya.............................................................................8
2.2 Puncak Kejayaan Sriwijaya.....................................................................................8
2.3 Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya................................................................................9
2.4 Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya....................................................................10
2.5 Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya................................................................10
2.6 Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya....................................................................10
2.6.1. Raja yang memerintah.................................................................................11
2.6.2 Cakupan Wilayah / Kekuasaan.....................................................................12
2.6.3 Kerjasama Luar Negeri.................................................................................12
2.7 Kehidupan Agama Kerajaan Sriwijaya.....................................................................13
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................14
3.3 Daftar pustaka...........................................................................................................15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan.Tidak terdapat catatan lebih
lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia;masa lalunya yang terlupakan dibentuk
kembali oleh sarjana asing. Tidak adaorang Indonesia modern yang mendengar mengenai
Sriwijaya sampai tahun 1920-an, ketika sarjana Perancis George Cœdès mempublikasikan
penemuannya dalamsurat kabar berbahasa Belanda dan Indonesia. Coedès menyatakan
bahwareferensi Tiongkok terhadap “San-fo-ts’i”, sebelumnya dibaca “Sribhoja”, dan beberapa
prasasti dalam Melayu Kuno merujuk pada kekaisaran yang sama.Historiografi Sriwijaya
diperoleh dan disusun dari dua macam sumberutama; catatan sejarah Tiongkok dan sejumlah
prasasti batu Asia Tenggara yangtelah ditemukan dan diterjemahkan. Catatan perjalanan bhiksu
peziarah I Chingsangat penting, terutama dalam menjelaskan kondisi Sriwijaya ketika
iamengunjungi kerajaan itu selama 6 bulan pada tahun 671. Sekumpulan prasastisiddhayatra
abad ke-7 yang ditemukan di Palembang dan Pulau Bangka juga merupakan sumber sejarah
primer yang penting.Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-
7;seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijayatahun 671 dan
tinggal selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenaiSriwijaya juga berada pada abad ke-7,
yaitu prasasti Kedukan Bukit diPalembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya
terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan
diantaranyaserangan dari raja Dharmawangsa Teguh dari Jawa di tahun 990, dan tahun1025
serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183kekuasaan Sriwijaya
dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.Setelah Sriwijaya jatuh, kerajaan ini terlupakan dan
eksistensi Sriwijaya baru diketahui secara resmi tahun 1918 oleh sejarawan Perancis George
Cœdès dari École françaised’Extrême -Orient

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Sriwijaya?

4
2. Bagaimana kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan agama kerajaanSriwijaya?
3.Kapankah masa keemasan kerajaan Sriwijaya?
4. Bagaimana penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya?

1.3. Tujuan Penulisan


1.Untuk mengetahui sejarah berdirinya kerajaan Sriwijaya?
2. Untuk mengetahui kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan agama kerajaanSriwijaya?
3. Untuk mengetahui masa keemasan kerajaan Sriwijaya?
4. Untuk mengetahui penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya?

BAB II
PEMBAHASAN

5
2.1. Berdirinya kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya juga menjadi sebagai sebuah kerajaan yang berhasil berkuasa dalam
mengendalikan jalur perdagangan utama di wilayah Selat Malaka. Serta berhasil pula untuk
menaklukkan berbagai kerajaan yang ada di Pulau Jawa.Sebagai kerajaan yang berada di jalur
perdagangan yang melintasi Selat Malaka, terdapat banyak sekali para pedagang yang singgah
di jalur perdagangan ini guna membeli rempah-rempah. Tidak hanya barang berupa rempah-
rempah saja, awal mula berdirinya kerajaan Sriwijaya juga terjadi pula sebuah pertukaran
kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang yang berasal dari India, Arab, dan China yang
membawa dampak terhadap budaya di Pulau Sumatera sampai sekarang ini.Nama Sriwijaya ini
diambil dari bahasa Sansekerta yakni kata “Sri” artinya cahaya atau bercahaya dan kata
“Wijaya” artinya kejayaan atau kemenangan. Dengan begitu, arti nama dari Sriwijaya yaitu
kemenangan yang gemilang.
2.1.1 Awal Mula Berdiri Kerajaan Sriwijaya
Sebuah catatan awal mula berdirinya kerajaan Sriwijaya pertama kali diteliti oleh seorang Pria
kelahiran Perancis pada tahun 1920, bernama George Coedes. Kala itu dirinya memberitahukan
mengenai temuannya dalam sebuah surat kabar berbahasa Indonesia dan Belanda.Kerajaan
Sriwijaya diperkirakan telah berdiri dan pertama kali muncul pada abad ke-7 masehi. Hal itu
dengan didasarkan pada sebuah catatan perjalanan seorang biksu bernama I Tsing yang
menuliskan kisah persinggahan selama 6 bulan di Kerajaan Sriwijaya. Tak hanya itu saja, catatan
mengenai berdirinya kerajaan Sriwijaya ini juga didasarkan pada sebuah penemuan prasasti
abad ke-7 yang cukup banyak.Pada abad ke-7 masehi kerajaan Sriwijaya yang dipimpin oleh
seorang raja bernama Dapunta Hyang Sri Janayasa atau biasa disebut dengan nama Sri
Jayanasa, merupakan seorang raja pertama di kerajaan Sriwijaya. Keterangan itu tertulis dalam
salah satu prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Bangka.Meski begitu, kisah pendirian dari
kerajaan Sriwijaya ini merupakan salah hal yang terkadang cukup sulit untuk dipecahkan oleh
para peneliti. Karena pada sumber-sumber yang telah ditemukan atau dijumpainya tersebut
tidak terdapat sebhah struktur genealogis yang tersusun secara rapi antar raja-raja di kerajaan
Sriwijaya.Di dalam prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 masehi menyebutkan bahwa nama
Dapunta Hyang, merupakan raja di kerajaan Sriwijaya. Lalu, Di dalam prasasti lainnya yaitu
prasasti Talang Tuo pada tahun 684 masehi menyebutkan bahwa nama Dapunta Hyang
diperjelas kembali menjadi nama Dapunta Hyang Sri Janayasa. Kedua prasasti ini dijadikan
sebagai sebuah penjelasan tertua mengenai sosok dari Dapunta Hyang Sri Janayasa dianggap
sebagai seorang pemimpin atau raja di kerajaan Sriwijaya.
Pada prasasti Kedukan Bukit ini pun menceritakan mengenai kisah dari seorang bernama
Dapunta Hyang yang pernah mengadakan sebuah perjalanan dengan membawa sebanyak 20
ribu tentara yang berasal dari Minanga Tamwan menuju ke daerah Palembang, Bengkulu, dan
juga Jambi. Dalam perjalanannya itu, dirinya berhasil untuk menguasai wilayah yang dianggap

6
strategis untuk melakukan perdagangan di kerajaan Sriwijaya sehingga menjadi
makmur.Sementara itu, berdasarkan prasasti Kota ditemukan di Pulau Bangka pada tahun 686
masehi. Isi dalam prasasti tersebut menceritakan mengenai kisah dari kerajaan Sriwijaya yang
diperkirakan telah berhasil dalam menaklukkan wilayah Sumatera bagian selatan, Bangka, dan
juga Belitung. Bahkan hingga ke wilayah Lampung.Bukti itu juga menyebutkan bahwa Sri
Jayanasa mencoba untuk melancarkan ekspedisi militernya guna melakukan serangan terhadap
wilayah Jawa yang dianggapnya sebagai wilayah yang tidak mau berbakti terhadap maharaja
Sriwijaya. Peristiwa tersebut terjadi pada waktu yang hampir mendekati dengan runtuhnya
sebuah kerajaan yang ada di Jawa Barat bernama Kerajaan Tarumanegara dan kerajaan yang
ada di Jawa Tengah bernama Kerajaan Kalingga atau Holing. Serangan itu dapat saja terjadi
dikarenakan oleh adanya serangan atau perlawanan yang dilancarkan oleh kerajaan Sriwijaya.
2.1.2. Pendiri dari Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mempunyai seorang raja pertama bernama Dapunta Hyang Sri Jayanasa atau
biasa disebut Sri Jayanasa. Nama Dapunta Hyang Sri Jayanasa menjadi raja di kerajaan Sriwijaya
dengan didasarkan pada sebuah catatan dari I Tsing dan catatan dari dua prasasti yakni prasasti
Talang Tuo dan prasasti Kedukan Bukit.Pada catatan I Tsing dan prasasti tersebut menyebutkan
bahwa nama Dapunta Hyang Sri Jayanasa adalah seorang yang diangkat sebagai raja di kerajaan
Sriwijaya setelah melakukan perjalanan suci atau biasa dikenal Siddhayatra memakai sebuah
perahu.Dapunta Hyang Sri Jayanasa memimpin ribuan prajurit dan armada untuk menguasai
sejumlah wilayah di Palembang, Lampung, Jambi, dan Bangka. Sejumlah catatan lain pun
menyebutkan bahwa Dapunta Hyang juga sempat mencoba untuk melakukan penyerangan
terhadap kerajaan yang ada di Pulau Jawa.
2.1.3. Raja-raja di Kerajaan Sriwijaya
Seperti yang telah disampaikan pada pembahasan diatas bahwa struktur genealogis raja-raja di
Sriwijaya banyak yang terputus dan hanya didukung oleh beberapa bukti yang dianggap kurang
kuat.Berikut merupakan nama raja-raja di kerajaan Sriwijaya yang telah disepakati oleh
sejumlah para ahli sesudah masa kekuasaan dari Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Diantaranya
yaitu:
– Sri Indrawarman
– Raja Dharanindra
– Raja Samaratungga
– Rakai Pikatan
– Balaputradewa
– Sri Udayadityawarman
– Sri Culamaniwarman atau Cudamaniwarman

7
– Sri Marawijayatunggawarman
– Sri Sanggramawijayatunggawarman

2.1.4. Letak dari Kerajaan Sriwijaya


Letak pasti dari kerajaan Sriwijaya sampai sekarang ini masih menjadi perdebatan. Akan tetapi,
sebuah pendapat yang dikemukakan oleh seorang bernama G. Coedes di tahun 1918
menyebutkan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya berada di wilayah Palembang.Hingga sekarang
ini, wilayah Palembang masih dianggap sebagai pusat pemerintahan kerajaan Sriwijaya.
Sejumlah para ahli juga menyimpulkan bahwa Sriwijaya dengan coraknya yakni maritim
mempunyai kebiasaan dalam berpindah-pindah pusat kekuasaan. Karena terdapat sejumlah
ahli yang menyimpulkan bahwa Sriwijaya berpusat di wilayah Kedah, Setelah itu Muara Takus,
sampai disebutkan pula kota Jambi.Namun sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh
Universitas Indonesia di tahun 2013 menemukan bahwa terdapat sejumlah situs candi dengan
corak Buddha di wilayah Muaro Jambi. Runtuhnya candi tersebut diperkirakan menjadi tempat
tinggal dari para cendekiawan Buddha. Pada dahulu kala, kerajaan Sriwijaya banyak
menampung biksu Buddha dan para cendekiawan.

2.2. Puncak Kejayaan Sriwijaya


Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya berada ketika masa pemerintahan Balaputradewa. Saat itu,
kerajaan Sriwijaya banyak berhasil menguasai jalur perdagangan yang strategis dan beberapa
kerajaan lainnya.Kekuasaan dan pengaruh kerajaan Sriwijaya pun telah mencapai ke wilayah
Thailand dan Kamboja. Hal itu tampak pada Pagoda Borom That yang memiliki gaya arsitektur
Sriwijaya yang berada di Chaiya, Thailand.Letaknya yang berada di jalur perdagangan
menjadikan Sriwijaya mudah untuk menjual hasil alam, misalnya kapur barus, cengkih, kayu
gaharu, kayu cendana, kapulaga, dan pala. Raja Balaputradewa dianggap sebagai seorang raja
yang membawa kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan di abad ke-8 dan ke-9.

Akan tetapi, pada dasarnya kerajaan Sriwijaya mengalami masa kekuasaan yang jaya hingga ke
generasi Sri Marawijaya. Hal itu dikarenakan raja-raja sesudah Sri Marawijaya telah disibukkan
oleh peperangan melawan Pulau Jawa di tahun 922 masehi dan 1016 masehi.Kemudian,
dilanjutkan dengan perlawanan menghadapi kerajaan Cola di tahun 1017 sampai tahun 1025
masehi, Raja Sri Sanggramawijaya berhasil ditawan. Pada masa pemerintahan Balaputradewa
hingga dengan Sri Marawijaya, kerajaan Sriwijaya berhasil menaklukkan Selat Malaka yang
menjadi jalur utama perdagangan antara Cina dan India.Tak hanya itu saja, seperti yang dikutip
dari Buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya dari Deni Prasetyo, menceritakan
bahwa mereka berhasil memperluas kekuasaan sampai ke wilayah Jawa Barat, Bangka,

8
Kalimantan Barat, Singapura, Malaysia, dan Thailand bagian Selatan. Guna menjaga keamanan
tersebut, kerajaan Sriwijaya membangun sejumlah armada laut yang cukup kuat.Dengan tujuan
agar kapal asing yang hendak melakukan perdagangan di Sriwijaya merasa aman dari adanya
gangguan perompak. Sampai lambat laun, Sriwijaya berkembang sebagai negara maritim yang
sangat kuat.

2.3. Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya


Pada masa kepemimpinan Sri Sudarmani Warmadewa . Saat periode itu juga Sriwijaya
kehilangan kekuasannya di Jawa, tercatat di Prasasti Nalanda yang ditemukan di India.Setelah
itu, Kerajaan Medang dari Jawa menyerang Sriwijaya pada 990-an. Munoz (2006) menerangkan,
serangan ini terjadi pada 988 hingga 992, tepat ketika Sri Cudamani Warmadewa memimpin.
Akan tetapi, Sriwijaya berhasil memukul mundur musuhnya saat itu.Memasuki abad ke-11,
Sriwijaya mendapatkan serangan lagi oleh pihak Kerajaan Chola dari India Selatan. Tepatnya,
pada 1017 dan 1025, Raja Rajendra Chola I mengirim pasukan dan berhasil menduduki
beberapa daerah kekuasaan Sriwijaya.Penyerangan ini terjadi ketika Sangrama-
Vijayottunggawarman memimpin Sriwijaya. Secara perlahan, Chola berhasil mempengaruhi
kekuasaan raja baru. Menurut Sastri K. A. N dalam The Cholas (1935), beberapa kerajaan
bawahan Sriwijaya yang telah ditaklukan boleh memerintah, namun tetap harus tunduk pada
pihak Chola.
Akibatnya, kekuatan Sriwijaya berkurang.Dalam tulisan Pengaruh Geohistori pada Kerajaan
Sriwijaya, I Nyoman Bayu Pramartha menerangkan, Sriwijaya telah berusaha mendapatkan
kembali pamornya sebagai penguasa Sumatera, namun tidak bisa seperti sebelumnya. Selain
diserang kerajaan lain, kondisi alam juga mempengaruhi runtuhnya Sriwijaya. Menurut Daljoeni
dalam Geografi Kesejarahan II (1982), Sumatera adalah daerah dengan curah hujan tinggi
melebihi kemampuan penguapan. Air meresap terlalu dalam hingga kesuburan tanah
berkurang.Bahkan, terdapat juga air yang tidak terserap hingga membawa material daratan ke
Sungai Musi, Palembang. Akibatnya, sungai menjadi dangkal dan daratan kurang produktif
Selain tidak bisa menghasilkan produk untuk konsumsi, Sriwijaya perlahan kehilangan akses
perdagangannya di Sungai Musi. Jalan yang sebelumnya menjadi ladang emas terhambat
hingga akhirnya berhenti.Turunnya kekuatan Sriwijaya dalam bertahan hidup lebih diperparah
ketika masuknya Islam di Aceh. Pada abad ke-13, Kerajaan Samudera Pasai hadir di bagian
Sumatera bagian utara dan menjadi pusat perdagangan.Menurut catatan Cina, Sriwijaya
menyisakan kekuasaan di sekitar Palembang yang saat itu bernama Kerajaan Palembang.Kabar
terakhir dari kerajaan ini ke pihak luar ketika mengirim utusan ke Cina pada 1374 dan 1375.
Faktanya, kerajaan di Palembang ini akhirnya hancur pada 1377 karena diserang oleh Kerajaan
Majapahit.

2.4. Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya

9
Kehidupan sosial masyarakat di Kerajaan Sriwijaya berbaur dengan para pedagang dari luar,
karena saat itu wilayah tersebut merupakan pelabuhan bagi kapal-kapal asing yang singgah.
Kemungkinan bahasa yang berkembang adalah bahasa melayu kuno, mereka menggunakan
bahasa tersebut untuk berkomunikasi dengan para pedagang.
Budaya asing, khususnya dari India berkembang di wilayah Sriwijaya. Contohnya penggunaan
nama-nama khas India dan pengaruh agama Hindu-Budha semakin menyebar menyeluruh, baik
masyarakat maupun di dalam kerajaan. I Tsing, orang China yang pernah singgah di Kerajaan
Sriwijaya juga menjelaskan bahwa banyak para pendeta dari luar yang berdatangan untuk
berguru/belajar bahasa Sanskerta dan mempelajari kitab suci agama Budha.

2.5. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya meliputi kegiatan pertanian, hasilnya kemudian
diperjual belikan kepada para pedagang asing yang singgah. Hal ini didukung dengan letak yang
sangat strategis sebagai jalur perdagangan Internasional. Hasil bumi dari pertanian tersebut
mendongkrak kegiatan perdagangan, akibatnya banyak pedagang dari China dan India ramai-
ramai berdatangan.
Faktor lain pendukung kegiatan ekonomi adalah berhasilnya Sriwijaya menguasai wilayah-
wilayah strategis di sekitarnya seperti Selat Sunda, Selat Malaka, Laut Natuna dan Laut Jawa.
Dikuasainya daerah-daerah tersebut tidak terlepas dari kekuatan armada laut Kerajaan
Sriwijaya dengan kapalnya yang begitu banyak

2.6. Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya


Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya, -Dari sekian banyak kerajaan yang pernah ada di tanah
Indonesia, Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan yang memiliki kekuasaan yang sangat
besar. Hal ini dapat tercapai karena kerajaan ini bertempat dalam lingkup yang sangat strategis,
yaitu di kawasan Selat Malaka. Dimana kita ketahui bahwa Selat Malaka merupakan pusat jalur
perdangan, sekaligus menjadi penghubung antara pedagang dari Romawi, India, dan Cina.
Berawal dari tanah sungai Must di Sumatra Selatan, Kerajaan Sriwijaya mematenkan
wilayahnya hingga daerah : Selat Malaka, Selat Bangka, Laut Jawa bagian barat, Bangka, Jambu
Hlu, hingga ke Tanah Genting Kra.Namun Pencapaian itu tidak luput dari peran sistem
pemerintahan yang berada di dalamnya, seperti dalam aspek Politik, Sosial, Ekonomi, dan aspek
Agama.Pada kesempatan kali ini akan saya fokuskan untuk mengupas tuntas tentang corak
kehidupan Politik yang diterapkan oleh Kerajaan Sriwijaya, berikut ulasan lengkapnya :
Untuk mengetahui apa saja kunci kesuksesan kerajaan Sriwijaya dalam bidang politik, perlu
dilihat dari beberapa aspek. Diantaranya dari sudut pandang para Raja yang telah memerintah,
hubungan dengan pihak luar negeri, dan wilayah kekuasaan.

10
2.6.1. Raja yang Memerintah

 Dapunta Hyang SriJayanasa


Kita ketahui bahwa inilah sosok pendiri Kerajaan Sriwijaya. Telah banyak daerah yang ia
takhulkan, diantaranya wilayah Jambi. Hal ini dibuktikan dengan membangaun sebuah
peradaban di wilayah Minangatamwan yang bertempat di jalur perhubungan pelayaran
perdagangan di Selat Malaka. Dan yang lebih hebat, dibawah kekuasaannya mampu
membentuk Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang sangat kuat.

 Balaputera Dewa
Tahun 850 M merupakan tahun dimulainya masa pemerintahannya. Beliau menggunakan
strategi dengan meningkatkan kegiatan pelayaran serta perdagangan rakyat untuk
mengembangkan kerajaan.Dari usaha kerasnya dalam pengembangan kerajaan, hingga terlahir
bentuk kerjasama dengan Kerajaan Chola dan Benggala (Nalanda). Selain dalam aspek
pelayaran dan perdagangan, Raja Balaplutera Dewa juga mengembangkan penyebaran agama
Budha, dan kemudian dijadikan sebagai central di kawasan Asia Tenggara.Terlepas dari
perjuangan Raja Balaputera Dewa dalam mengembangkan kerajaan, perlu kita ketahui bahwa
sebenarnya beliau telah menjadi raja di Kerajaan Syailendra.Asal mula beliau bisa sampai
menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya karena (telah terjadi peperangan antar saudara yang
bertempat di kawasan Kerajaan Syailendra, dengan hasil Balaputera Dewa mengalami
kekalahan, kemudian Ia lari menuju kerajaan Sriwijaya (dimana waktu itu Raja Dharma Setru
yang memimpin kerajaan adalah kakak dari ibu kandungnya).Kemudian lewat kejadian itu,
Balaputera Dewa menjadi penerus Raja selanjutnya.

 Sri Sanggarama Wijayatunggawarman


Bisa dikatakan bahwa dibawah kepemimpinan Sri Sanggarama Wijayatunggawarman Kerajaan
Sriwijaya mengalami kemunduran, pasalnya pada masa Ia memerintah, Sriwijaya dikhianati dan
diserang oleh kerajaan Chola.Hal ini membuat Sang raja ditawan, kemudian baru dilepaskan
pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I di Chola.

2.6.2. Cakupan Wilayah / Kekuasaan


Dengan kerja keras yang dilakukan oleh setiap unit Kerajaan Sriwijaya membuat banyak
kawasan telah di takhulkannya, seperti daerah Palembang. Adanya daerah Palembang ini
membuat ibukota kerajaan dipindahkan dari Muara Takus ke Palembang.Mereka memindahkan
ibukota dengan maksud untuk mempermudah penguasaan daerah-daerah disekitarnya, seperti
Pulau Bangka (berada di pertemuan jalur perdagangan internasional), Jambi Hulu (terletak di
sungai Batanghari), serta Tarumanegara (Jawa Barat).Tahun 683 M, Melayu berhasil dibuat

11
tunduk terhadap Sriwijaya. Penaklukan ini berhujung pada bukti yang tertulis dalam sebuah
Prasasti Kedukan Bukti. Dengan lpenguasaan wilayah Melayu dan sekitarnya, membuat
Sriwijaya seluruhnya berkuasa atas jalur perdagangan dan pelayaran dari negara-negara Asia
Barat dan India ke Cina, serta sebaliknya.Abad ke 8 M, Kerajaan Sriwijaya terfokus untuk
melakukan perluasan wilayah ke arah utara, mereka mengincar daerah-daerah yang memiliki
hasil lada dan timah yang besar, serta jalur perdagangan antara Cina dan India. Usaha itu
dimulai dengan menduduki wilayah Semenanjung Malaya, kemudian ke Tanah Genting
Kra.Adapun kawasan lain yang berhasil mereka duduki diantaranya : Tulang Bawang (lampung),
kedah (Pantai barat Semenanjung Melayu).Selain itu, terdapat pula berita dari China, yaitu
Sriwijaya berusaha untuk menggusur Kerajaan Kaling agar dapat mengusai pantai utara Jawa,
Sriwijaya merasa bahwa pantai tersebut merupakan salah satu jalur perdagangan yang
penting.Telah tercatat dalam sejarah bahwa, pada akhir abad 8 M Kerajaan Sriwijaya resmi/
telah berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan yang berada di Asia Tenggara, mulai dari
Selat Malaka, Selat Karimata, dan Tanah Genting Kra. Dengan adanya wilayah-wilayah ini,
Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai Kerajaan laut terbesar di seluruh Asia Tenggara.

2.6.3. Kerjasama Luar Negeri


Dalam upayanya memperluas daerah kekuasaan, Sriwijaya menjalin kerjasama dengan Negara
lain, terkhusus pada kerajaan di India. Contohnya Kerajaan Pala/ Nalanda di
Benggala.Kerjasama ini menghasilkan sebidang tanah yang diberikan kepada Kerajaan Sriwijaya
sebagai hadiah dari Kerajaan Nalanda.

2.7. Kehidupan Agama Kerajaan Sriwijaya


Dalam bidang kehidupan beragama masyarakat Sriwijaya terpengaruh oleh pedagang dari India.
Pertama adalah agama Hindu, kemudian agama Buddha, agama Bhudda dikenal di Sriwijaya
pada tahun 425 Masehi.I-tsing mengatakan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana
Buddha, sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha, terkhusus aliran Mahayana.
Selain aliran Mahayana ajaran Buddha pada aliran Hinayana juga ikut berkembang di Kerajaan
Sriwijaya.Lambat laun tokoh dari kepemilikan nama Dharmapala dan Sakyakirti tidaklah asing
lagi.Dharmapala adalah seorang guru besar agama Buddha dari Kerajaan Sriwijaya, dan dia
pernah mengajar di Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala). Sedangkan Sakyakirti adalah guru
besar juga, dan dia telah mengarang sebuah buku yang berjudul Hastadandasastra.Selepas dari
itu, besar kemungkinan juga para pedagang dan ulama muslim dari timur tengah juga tertarik
untuk datang, karena mashurnya bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara. Dan dampaknya
lambat laun akan tersebar benih-benih ajaran islam di Sumatra.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan
banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan berdasarkan peta
membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan
kemungkinan Jawa Tengah. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”,
dan wijaya berarti “kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna
“kemenangan yang gilang-gemilang”.Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari
abad ke-7; seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun
671 dan tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga
berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682. Kemunduran
pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa
peperangan di antaranya tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, selanjutnya
tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.

13
3.2 Saran
Berdasarkan dari penjelasan di atas, diharapkan dapat menambah dan memperluas wawasan
mengenai Sejarah Kerajaan Sriwijaya . Dalam mata pelajaran “Sejarah Indonesia”. Karena
Penjelasan di atas masih belum mencakup semua aspek tentang Sejarah yang lengkap
mengenai kehidupan dan kerajaan Sriwijaya , saya mengharapkan Kitik dan Saran yang sifatnya
membangun. Saya ucapkan Terima kasih

3.3 Daftar Pustaka


https://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-sriwijaya.html
http://kakakpintar.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-peninggalan-pendiri-prasasti-letak-
penyebab-runtuhnya
http://www.portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-kerajaan-maritim-terbesar.html
http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html

14

Anda mungkin juga menyukai