Anda di halaman 1dari 14

KERAJAAN SRIWIJAYA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas sejarah indonesia

Disusun oleh :

Muhammad Yusril Habibi (21)

Pryanka Fridzky Pradnya W. (27)

Vania Yogi Nadiansa (33)

SMA NEGERI 2 LUMAJANG

08 November 2021

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI..................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. ii

A. Latar Belakang................................................................................................. ii

B. Rumusan Masalah............................................................................................ ii

C. Tujuan Makalah................................................................................................ iii

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya............................................................... 1


B. Raja-Raja Kerajaan Sriwijaya............................................................................. 3
C. Prasasti Dan Peninggalan Kerajaan Sriwijaya.................................................... 4
D. Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya.................................................................... 6
E. Sejarah Hancurnya Kerajaan Sriwijaya.............................................................. 7

BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 9

LAMPIRAN...................................................................................................................... 10

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Tidak terdapat catatan
lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia. Masa lalunya yang terlupakan
dibentuk kembali oleh sarjana asing. Tidak ada orang Indonesia modern yang mendengar
mengenai Sriwijaya sampai tahun 1920-an. Ketika sarjana Perancis George Cœdès
mempublikasikan penemuannya dalam surat kabar berbahasa Belanda dan Indonesia.
Coedès menyatakan bahwa referensi Tiongkok terhadap “San-fo-ts’i”, sebelumnya dibaca
“Sribhoja”, dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno merujuk pada kekaisaran yang sama.

Historiografi Sriwijaya diperoleh dan disusun dari dua macam sumber utama. Catatan
sejarah Tiongkok dan sejumlah prasasti batu Asia Tenggara yang telah ditemukan dan
diterjemahkan. Catatan perjalanan bhiksu peziarah I Ching sangat penting. Terutama dalam
menjelaskan kondisi Sriwijaya ketika ia mengunjungi kerajaan itu selama 6 bulan pada
tahun 671. Sekumpulan prasasti siddhayatra abad ke-7 yang ditemukan di Palembang dan
Pulau Bangka juga merupakan sumber sejarah primer yang penting.

B. RUMUSAN MASALAH

A. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Sriwijaya?


B. Siapa sajakah raja yang pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya ?
C. Bagaimana kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan agama Kerajaan Sriwijaya?
D. Kapankah masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya?
E. Bagaimana penurunan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya?

ii
C. TUJUAN
A. Mengetahui sejarah berdirinya kerajaan sriwijaya
B. Mengetahui raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya
C. Mengetahui kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan agama Kerajaan Sriwijaya
D. Mengetahui kapan masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya
E. Mengetahui penurunan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya

iii
BAB II

PEMBAHASAN
A. SEJARAH BERDIRINYA KERAJAAN SRIWIJAYA
1. Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang bernama
Dapuntahyang Sri Jayanasa. Keterangan ini tertulis pada salah satu prasasti yang
ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka.

Namun, kisah pendirian kerajaan ini merupakan salah satu bagian yang sulit
dipecahkan oleh peneliti. Sebab dalam sumber-sumber yang ditemukan tidak ada
struktur genealogis yang tersusun rapi antar raja Sriwijaya.

Prasasti Kedukan Bukit (682 Masehi) menyebutkan nama Dapunta Hyang, dan prasasti
Talang Tuo (684 Masehi) memperjelasnya menjadi Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Kedua prasasti ini adalah penjelasan tertua mengenai seseorang yang dianggap sebagai
raja atau pemimpin Sriwijaya.

Dalam Prasasti Kedukan Bukit juga menceritakan bahwa Dapunta Hyang mengadakan
perjalanan dengan memimpin 20 ribu tentara dari Minanga Tamwan ke Palembang,
Jambi, dan Bengkulu. Dalam perjalanan tersebut, ia berhasil menaklukkan daerah-
daerah yang strategis untuk perdagangan sehingga Kerajaan Sriwijaya menjadi
makmur.

Berdasarkan prasasti Kota (686 M) di Pulau Bangka, Sriwijaya diperkirakan telah


berhasil menguasai Sumatera bagian selatan, Bangka dan Belitung, bahkan sampai ke
Lampung.

1
Bukti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa bahkan mencoba untuk melancarkan
ekspedisi militer menyerang Jawa yang dianggap tidak mau berbakti kepada maharaja
Sriwijaya.

Peristiwa ini terjadi pada waktu yang kurang lebih bersamaan dengan runtuhnya
kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan Kerajaan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah
yang bisa saja terjadi karena serangan yang dilancarkan oleh Sriwijaya.

2. Letak Kerajaan Sriwijaya

Letak pasti kerajaan ini masih banyak diperdebatkan. Namun, pendapat yang cukup
populer adalah yang dikemukakan oleh G. Coedes pada tahun 1918 bahwa pusat
Sriwijaya ada di Palembang.

Sampai dengan saat ini, Palembang masih dianggap sebagai pusat Sriwijaya. Beberapa
ahli berkesimpulan bahwa Sriwijaya yang bercorak maritim memiliki kebiasaan untuk
berpindah-pindah pusat kekuasaan.

Sebab para ahli ada yang menyimpulakan bahwa Sriwijaya berpusat di Kedah,
kemudian Muara Takus, hingga menyebut kota Jambi.

2
B. RAJA RAJA KERAJAAN SRIWIJAYA

Dalam masa kejayaan, Kerajaan Sriwijaya pernah dipiimpin oleh raja-raja yang kharismatik
dan terkenal dalam sejarah hingga saat ini, setelah raja pertama Dapunta Hyang Sri
Jayanasa. Raja-raja tersebut adalah:

1. Sri Indrawarman. Penerus dari Sri Jayanasa. Pada masa pemerintahannya membangun
kuil di Ligor, serta Hsin-tang-hsu.
2. Raja Dharanindra. Bergelar Sailendrawamsatilaka Sri Wirawairimathana atau Permata
Keluarga Sailendra.
3. Raja Samaratungga. Dikenal sebagai raja yang tidak gemar berperang, dan memilih
fokus pada kerajaan.
4. Balaputradewa (856 M), memimpin Sriwijaya dengan mendukung Pendidikan pendeta
budhis di Nalanda. Di masa kepemimpinannya, Sriwijaya menjadi penguasa
perdagangan di Melayu.
5. Sri Udayadityawarman (960 M)
6. Sri Wuja atau Sri Udayadityan (961 M)
7. Hsiae-she (980 M)
8. Sri Cudamaniwarmadewa (988 M)
9. Malayagiri/Suwarnadwipa (990 M)
10. Sri Marawijayottunggawarman (1008 M)
11. Sumatrabhumi (1017 M)
12. Sri Sanggrama Wijayatunggawarman (1025 M)
13. Sri Dewa (1028 M)
14. Dharmawira (1064 M)
15. Sri Maharaja (1156 M)
16. Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1178 M)

3
C. PRASASTI DAN PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA
1. PRASASTI
a. Prasasti Kedukan Bukit Prasasti Kedukan Bukit ditemukan di tepi Sungai Batang,
Kedukan Bukit, Palembang, pada 29 November 1920. Prasasti berangka tahun 683
Masehi ini ditulis dengan huruf Pallawa dan Bahasa Sanskerta. Prasasti Kedukan
Bukit berisi tentang berdirinya Kerajaan Sriwijaya dan raja pertamanya yang
bernama Sri Jayanegara, melakukan perjalanan suci menggunakan perahu bersama
20.000 tentaranya.
b. Prasasti Kota Kapur Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka bagian Barat
oleh J.K Van der Muelen pada 1892. Isi prasasti ini menceritakan tentang kutukan
bagi orang yang berani melanggar titah dari Raja Sriwijaya.
c. Prasasti Telaga Batu Prasasti Telaga Batu ditemukan di kolam Telaga Biru,
Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang. Isinya menyebutkan tentang kutukan
untuk mereka yang berbuat jahat di kedatuan Sriwijaya. Baca juga: Prasasti Kedukan
Bukit: Sejarah, Isi, dan Artinya
d. Prasasti Karang Berahi Prasasti Karang Berahi ditemukan di Desa Karang Berahi,
Merangin, Jambi, pada 1904. Isinya menjelaskan tentang kutukan bagi orang-orang
yang melakukan kejahatan dan tidak setia dengan raja Kerajaan Sriwijaya.
e. Prasasti Palas Pasemah Prasasti Palas Pasemah ditemukan di pinggir rawa Desa
Palas Pasemah, Lampung Selatan. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya ini ditulis dalam
13 baris dan berhuruf Pallawa dengan Bahasa Melayu Kuno. Isi prasasti ini hampir
sama dengan beberapa prasasti peninggalan Sriwijaya lainnya yang ditemukan di
Lampung, yaitu tentang kutukan bagi mereka yang tidak patuh kepada penguasa
Kerajaan Sriwijaya.
f. Prasasti Talang Tuo Prasasti Talang Tuo berisi tentang doa dedikasi yang
menceritakan aliran Buddha yang dipakai pada masa Sriwijaya, yaitu Mahayana.
Selain itu, prasasti yang memiliki 14 baris kalimat ini menceritakan tentang
pembangunan taman oleh Sri Jayanasa, yang dibuat untuk rakyat pada abad ke-7.
Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Letak, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan
g. Prasasti Hujung Langit Prasasti Hujung Langit atau Prasasti Bawang ditemukan di
Desa Haur Kuning, Lampung. Meski sebagian besar tulisannya sudah sangat aus,

4
prasasti berangka tahun 997 Masehi ini berkaitan dengan penetapan suatu daerah
menjadi sima, daerah perdikan, seperti pada prasasti-prasasti yang ada di zaman
Hindu-Buddha.
h. Prasasti Ligor Prasasti Ligor ditemukan di Thailand bagian Selatan oleh Nakhon Si
Thammarat. Prasasti ini menceritakan tentang Raja Sriwijaya yang merupakan raja
dari semua raja di dunia yang mendirikan Trisamaya Caitya untuk Karaja.
i. Prasasti Leiden Prasasti Leiden ditulis pada lempengan tembaga dalam Bahasa
Sanskerta serta Tamil. Isi prasasti yang disimpan di museum Belanda ini
menceritakan tentang hubungan baik dari Dinasti Chola dengan Dinasti Syailendra
dari Sriwijaya.

B. CANDI PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA


a. Candi Muara Takus Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kabupaten
Kampar, Provinsi Riau. Kompleks percandian ini bercorak Buddha, dibuktikan
dengan bentuk stupa dan temuan fragmen yang berisi mantra agama Buddha. Di
dalam kompleks Candi Muara Takus, terdapat empat bangunan berukuran besar
lainnya, yaitu Candi Sulung, Candi Bungsu, Stupa Mahligai, dan Palangka.
b. Candi Biaro Bahal III Candi Biaro Bahal III adalah candi peninggalan Kerajaan
Sriwijaya yang terletak di Padang Lawas, Sumatera Selatan.

5
D. MASA KEJAYAAN KERAJAAN SRIWIJAYA

Raja Balaputradewa dianggap sebagai raja yang membawa Sriwijaya ke puncak


kegemilangannya pada abad ke-8 dan 9. Namun pada dasarnya, kerajaan ini mengalami
masa kekuasaan yang gemilang sampai ke generasi Sri Marawijaya.

Hal ini disebabkan raja-raja setelah Sri Marawijaya sudah disibukkan dengan peperangan
melawan Jawa pada 922 M dan 1016 M. Dilanjutkan dengan melawan Kerajaan Cola
(India) pada tahun 1017 hingga 1025 Raja Sri Sanggramawijaya berhasil ditawan.

Pada masa kekuasaan Balaputradewa sampai dengan Sri Marawijaya, Kerajaan Sriwijaya
menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur utama perdagangan antara India dan Cina.
Selain itu, seperti yang dilansir dari buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya
Deni Prasetyo, mereka berhasil memperluas kekuasaannya hingga Jawa Barat, Kalimantan
Barat, Bangka, Belitung, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan.

Untuk menjaga keamanan itu, Sriwijaya membangun armada laut yang kuat. Sehingga
kapal-kapal asing yang ingin berdagang di Sriwijaya merasa aman dari gangguan
perompak. Hingga lambat laun, Sriwijaya berkembang menjadi negara maritim yang kuat.

6
E. SEJARAH HANCURNYA KERAJAAN SRIWIJAYA
Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sejak abad ke-11. Berawal
dari serangan besar-besaran yang dilakukan oleh Raja Rajendra Coladewa dari kerajaan
Cola yang berhasil menawan salah satu raja Sriwijaya tersebut.

Dikutip dari buku Sejarah karya Nana Supriatna, kemudian pada abad ke-13, salah satu
kerajaan taklukan Sriwijaya, Kerajaan Malayu, berhasil dikuasai Singasari, kerajaan dari
Jawa yang dipimpin oleh Kertanegara. Melalui Ekspedisi Pamalayu, Kertanegara berhasil
menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Malayu.

Sementara itu, Kerajaan Sriwijaya mulai lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk
mencegah negara taklukannya menjalin hubungan dengan negara saingan di Jawa.

Hingga kelemahan ini dimanfaatkan oleh Kerajaan Sukhodaya dari Thailand di bawah Raja
Kamheng. Wilayah Sriwijaya di Semenanjung Malaysia berhasil direbut sehingga Selat
Malaka bisa dikontrol. Akhir abad ke-14, Sriwijaya benar-benar runtuh akibat serangan
Kerajaan Majapahit dari Jawa.

7
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau
Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan
berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung
Malaya, Sumatera, Jawa Barat dan kemungkinan Jawa Tengah. Dalam bahasa
Sanskerta, sri berarti “bercahaya” atau “gemilang”, dan wijaya berarti “kemenangan”
atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang gilang-
gemilang”.

Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang
pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan
tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yang paling tua mengenai Sriwijaya juga
berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di Palembang, bertarikh 682.
Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah bawahannya mulai menyusut
dikarenakan beberapa peperangan di antaranya tahun 1025 serangan Rajendra Chola
I dari Koromandel, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan Sriwijaya di bawah kendali
kerajaan Dharmasraya.

B. SARAN

Saran untuk para siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan berusaha
menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya

http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-sriwijaya.html

http://kakakpintar.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-peninggalan-pendiri-prasasti-letak-
penyebab-runtuhnya

http://www.portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-sriwijaya-kerajaan-maritim-terbesar.html

http://jagosejarah.blogspot.co.id/2015/06/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai