2.FHANI AFRIANTI
3.AULIA RAHMADANI
4.ANNISA TRIUTAMI
KELAS : X IPA 2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama dan yang paling utama, yaitu Puji syukur atas kehadirat TUHAN
YANG MAHA ESA yang selalu melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehinnga kami
dapat menyelesaikan Tugas Makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tak lupa pula
salam dan Shalawat selalu kita haturkan kepada Nabi pembawa jalan kebenaran dan sebagai
penyempurna Agama yaitu yang membebaskan manusia dari Kejahiliaan. Dalam makalah ini
kami membahas tentang Kerajaan Sriwijaya dan Guna untuk memenuhi tugas Sejarah
Kebudayaan Indonesia. Dalam makalah ini terdapat bantuan dari berbagai pihak untuk
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama dalam proses pembuatan Makalah ini.oleh
karena itu, Kami berterima kasih kepada semua pihak yang ikut serta membantu dalam
menyelesaikan Makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………...…………… 1
C. Tujuan…………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Sriwijaya…………………………………... 2
B. Perkembanagan Kerajaan Sriwijaya………………………….. 3
C. Struktur Kerajaan Sriwijaya………………………………….. 4
D. Sejarah Kerajaan Melayu……………………………………... 7
E. Perkembangan………………………………...……………..... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………… 8
B. Saran………………………………………………………….. 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau
Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusanatara. Dalam bahasa sansekerta, Sri berarti
“kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang
gemilang”.Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Menurut seorang pendata
Tiongkok dari Dinasti Tang, I Tsing, menulis bahwa ia
mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama6 bulan.
Selanjutnya pada abad ke-7, muncul sejumlah berita tertulis yang
menginformasikan adanya kerajaan Buddha yang perkasa, bernama Sriwijaya. Dari prasasti
yang ditemukan di Sumatera dan Bangka, bertarikh 682 Pusat Kerajaan Sriwijaya Menurut
Prasasti Kedukan Bukit, yang bertarikh 605 Saka (683 M). Kadaulatan Sriwijaya pertama kali
didirikan di sekitar Palembang, di tepian Sungai Musi.
Sebelum menetapkan pusat kerajaan Melayu, terlebih dahulu membicarakan adat
istiadat kaum pendatang yang mendirikan kerajaan Melayu. Di seberang Utara Selat Malaka,
terhampar daerah Semenanjung Melayu yang disebut Malaya didiami oleh penduduk asli
bangsa Melayu. Kemudian diseberang selatan memanjang pantai Timur Sumatra, dimana
terletak pelabuhan Melayu yang sudah dikenal pada zaman Sriwijaya. Nama Malaya dan
Melayu itu sendiri berasal dari kata yang sama, yaitu Malaya yang artinya: “Bukit”. Kata
tersebut berkembang di dua tempat yang berbeda. Diseberang Utara Selat Malaka, kata
tersebut mempertahankan bentuk asli Malaya, sedangkan di seberang Selatan kata tersebut
mengalami Perubahan bunyi, menjadi Melayu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Kerajaan Sriwijaya ?
2. Bagaimana perkembangan dan Struktur Kerajaannya ?
3. Bagaimana Sejarah Kerajaan Melayu ?
4. Bagaimana Perkembanagan kerajaan Melayu ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah kerajaan Sriwijaya.
2. Dapat mengetahui perkembangan dan struktur kerajaannya.
3. Mengethui Sejarah kerajaan Melayu.
4. Mengetahui perkembangan Kerajaan Melayu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya sudah ada sejak abad ke-7. Kekuasaannya sangat luas dan
membentang dari pulau Jawa, Sumatra, pesisir Kalimantan, hingga sebagian wilayah di
Negara Malaysia, Kamboja dan Thailand selatan. Sehingga dengan daerah kekuasaan yang
sangat luas itu, kerajaan Sriwijaya menjadi sangat kuat dan terkenal pada masa itu.1[1]
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan yang berdiri di pulau Sumatra, dan
banyak memberi pengaruh di Nusantara. Dalam bahasa Sanskerta Sri berarti “bercahaya”
atau “gemilang”, sedangkan Sriwijaya berarti “kemenangan yang gilang gemilang”. Bukti
awal yang menyatakan bahwa kerajaan Sriwijaya sudah ada sejak abad ke-7, seorang pendeta
Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6
bulan untuk mendalami bahasa Sanskerta. Selanjutnya pada abad ke-7 muncul sejumlah
berita tertulis yang menginformasikan adanya kerajaan budha yang perkasa, bernama
Sriwijaya. Dari prasasti yang di temukan di Sumatra dan Bangka sekitar tahun 682 M.
Kerajaan Sriwijaya memiliki banyak sebutan yang berbeda-beda. Orang Tionghoa
menyebut kerajaan Sriwijaya dengan Shih-li-fo-shih atau sanfots’I, orang-orang yang
menggunakan Bahasa sansekerta dan Bahasa Pali menyebut kerajaan sriwijaya dengan
Yavadesh atau juag javadeh, sedanngkan bangsa Arab menyebut dengan Zabaj dan orang-
orang Khmer mennyebutnya dengan sebutan Melayu.2[2]
Selain dari itu ada juga berita yang menyatakan bahwa prasasti peninggalankerajaan
sriwijaya, diantaranya adalah kedukan bukit (683 M) yang ditemukan di Palembang. Isi
prasasti tersebut adalah Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20
ribu tentara dan berhasil menaklukkan beberapa daerah. Dari dua bukti yang sudah
disebutkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerajaan sriwijaya berdiri pada abad ke-7
dengan Raja pertamanya adalah Daphung Tyang.
22
B. Perkembanngan Kerajaan Srwijaya
3
a) Hubungan dengan Luar Negeri
b) Berbeda dengan hubungan luar negeri kerjaan-kerajaan lain di Indonesia jelas sekali bahwa
hubungan luar negeri Sriwijaya lebih aktif sifatnya. Bukan hanya di India Sriwijaya focus
pada bangunan agama, tetapi jga di negeri China. Bukan hanya pada bangunan, tapi
perdagangan juga berkembang sangat pesat. Karena letak Geografis Sumatra sangat cocok
dalam kegiatan pedagangan Internasional yang mulai berkembang Antara India dengan
daratan Asia Tenggara sejak awal Tarikh Masehi. Letak selat Malaka menarik perhatian
perdagangan didaratan Asia tenggara untuk meluas ke selatan. Suatu hal yang baru terjadi
setelah perdagangan dengan India berkembang, penduduk Sumatra, khususnya di pantai
timur bukanlah orang-orang awam lagi dalam hal perdagangan Internasional.
Keadaan tersebut terus berkembang hinnga saat orang-orang China datang sendiri ke
kawasan selatan untuk berdagang. Hal ini berlangsung pada abad 12. Pada tahun 1178 kapal-
kapal dari china merapat di Lamuri di Sumatra Utara sambil menunggu Angin musim yang
baik, dan berbagai kerajaan kecil di Sumatra mulai mengirimkan utusan mereka. Misalnya
sampai di pantai timur Sumatra Utara. Kemudian tumbuh kerajaan Melayu yang
menggantikan Kedudukan Sriwijaya. Tetapi melayu tidak pernah tumbuh menjadi kekuasaan
tunggal seperti Sriwijaya.6[6]
b) Keamanan yang memadai
Dibanding dengan kerajaan besar lainnya Sriwijaya lebih menunjuukkan
keKhasannya dengan ditemukannya Prsasti-prasasti yang mencatat penyelesaian hokum
sengketa Antara sesama warga masyarakat. Prasasti-prasasti tersebut umumnya berasal dari
abad ke 7 atau ke 8 yaitu pada masa awal tumbuhnya kerajaan Sriwijaya sebagai suatu
kekuatan. Dari prasasti-prasasti tersebut timbul kesan bahwa masa itu adalah masa
penaklukkan. Tentara Sriwijaya bergerak di seluruh negeri dalam suatu usaha Pasifikasi.
Sebagian dari prasasti-prasasti itu mengandung ancaman kutukan yang ditujukan kepada
keluarga raja sendiri. Walaupun hal tersebut kedengaran aneh, tetapi ada pendapat yang
menganggap hal itu mungkin. Sebabnya karena keluarga raja yang diancam itu memang
berada di luar pengawasan langsung. Mereka adalah anak-anak raja yang diberi kuasa pada
setiap daerah-daerah.
Selain kekuatan yang dapat menghilangkan niat untuk bersaing dan kekayan yang
termashur, sriwijaya juga memenuhi kewajibannya kepada mereka yang berdagang
dengannya engan menjamin keamanan jalur-jalur pelayaran yang menuju ke Sriwijaya.
Karena sebagai sebuah Negara maritim yang berdagang Sriwijaya telah mengembangkan
suatu tradisi diplomasi yang menyebabkan kerajaan tersebut lebih metropolitan sifatnya.
Untuk dapat mempertahankan peranannya sebagai Negara berdagang, sriwijaya lebih
memerlukan kekuatan Militer yang dapat melakukan gerakan expedisioner dari pada sebuah
Negara agraris.7[7]
Raja-raja yang pernah berkuasa dan memerintah kerajaan Sriwijaya sampai saat ini
masih menyimpan teka-teki besar. Walaupun begitu, dari hasil interprestasi para peneliti,
prasasti-prasasti sriwijaya, berita-berita china, serta catatan pelajaran orang-orang Arab-
Persia telah memberikan sedikit gambaran mengenai penguasa atau raja-raja yang
memerintah kerajaan ini. Paling tidak, sejak tahun 683 M disebutkan dalam prasasti
Kedukan Bukti sampai tahun 1044 M yang tertera pada prasast Chola. Masa pemerintahan
dari masing-masing raja Sriwijaya tersebut belum diketahui karena tidak disebutkan. Angka
dan tahun yag ada hanyalah angka yang diduga kuat sebagai tahun pembuatan prasasti atau
74
penulisan berita. Berikut ini adalah beberapa raja yang pernah memerintah Kerajaan
Sriwijaya Berdasarkan dari Sumber-sumber tersebut : 8[8]
Tahun Nama Raja Ibu Kota Prasasti, catatan pengiriman Utusan ke
Tiongkok, dan peristiwa
671 Dapunta Hyang atau Sri Sriwijaya Catatan perjalanan I Tsing pada tahun 671-
jayanasah (pendiri) 685, penaklukan Melayu, penaklukan Jawa
Prasasti kedudukan bukti (683), Talang Tuo
(684), Kota Kpur (686) Karang Brahi, dan
Palas Pasemah.
702 Sri Indrawarman Sriwijaya Utusan ke Tiongkok 702-716 dan 724
Utusan ke Khalifah Muawiyyah 1dan
Khalifah Umar bin Abdul Aziz
728 Rudra Vikraman Sriwijaya Utusan ke Tiongkok 728-742
743-774 Belum ada berita pada periode ini
775 Sri Maharaja Sriwijaya Prasasti Ligor B tahun 775 di Nakhon Si
Thammarat, selatan Thailand dan menaklukan
Kamboja.
Pindah ke Jawa Wangsa Sailendra menggantikan Wangsa
(Jawa Tengah atau Sanjaya.
Yogyakarta)
778 Dharranindra atau Rakai Jawa Prasasti Kelurak 782 di sebelah utara
Panangkaran kompleks Candi Prambanan.
Prasasti Kalasan tahun 778 di Candi Kalasan.
782 Samaragrawira atau Rakai Jawa Prasasti Ngalanda dan Prasasti Mantyasih
Warak tahun 907.
792 Simaratungga atau Rakai Garun Jawa Prasasti Karang tengah tahun 824
825 menyelesaikan pembangunan Candi
Borobudur.
840 Kebangkitan Wangsa Sanjaya atau Rakai
Pikatan.
856 Balaputradewa Suwarnadwipa Kehilangan kekuasaan di Jawa dan kembali
ke Suwarnadwipa.
Prasasti Nalanda tahun 860, India.
861-959 Belum ada berita pada periode ini
960 Sri UdayadityaWarmadewa Sriwajaya Utusan ke Tongkok 960-962.
980 Utusan ke Tiongkok 980 dan 939: dengan
raja, Hie-tche (Haji)
988 Sri Cudamani Warmadewa Sriwijaya Malayagiri 990Jawa menyerang Sriwijaya, dari catatan
(Suwarnadwipa) Atisa.
Utusan ke Tiongkok 988-992 pembangunan
candi untuk Kaisar China yang diberi nama
Cheng tien wan shou.
1008 Sri Mara Vijayotunggawarman Kataha Prasasti Leiden dan utusan ke Tiongkok tahun
1008.
1017 Utusan San-fo-ts’I ke Tiongkok 1017: dengan
85
raja, Ha-ch’i-su-wa-ch’a-p’u. (Haji
Sumatrabhumi)
1025 Sangrama Sriwijaya Kadaram Di serang oleh Rajendra Chola 1 dan menjadi
Vijayoutunggawarman tawanan.
Prasasti Tanjore bertarikh 1030 pada Candi
Rajaraja, Tanjore, India.
1030 Di bawah Dinasti Chola dari Koromande.
1079 Utusan San-fo-ts,I dengan Raja Kulothunga
Chola ke Tiongkok tahun 1079 membantu
memperbaiki Candi Tien Ching di Kuang
Cho.
1082 Utusan San-fo-ts’I dari Jambi ke Tiongkok
1082 dan 1088.
1089- Belum ada berita pada tahun ini
1177
1178 Laporan Chou-Ju-Kua dalam buku Chu-fan-
chi berisi daftar koloni San-fo-ts’i
1183 Srimat Trailokrayaja Dharmasraya Dibawah Dinasti Mauli, Kerajaan Melayu,
Maulibhusana Warmadewa Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand.9
[9]
107
pada pertengahan abad ke 13 M, nama Melayu kembali disebut didalam Kakawin
Nagarakartagama (pupuh 13 bait 1 dan 2 dan 41 bait 5) dn kitab pararaton. Kedua sumber ini
menyebutkan pada tahun 1275 M, raja Kartanegara dari kerajaan Singasari mengirimkan
pasukan ke Melayu, yang kemudian disebut Pamalayu. Melalui pengiriman pasukan tersebut,
kerajaan Singasari menjalin persahabatan dan mengakui kedaulatan Melayu. Untuk
membuktikannya, Raja Kartanegara mengirimkan archa Amoghapasa. Pada alas archa
tersebut dituliskan bahwa Kartanegara menghadiahkan archa bagi Srimat Tribhuwanaraja
Mauliwarmadewa. Archa tersebut kemudian diletakkan ditempat Suci Dharmasraya. Saaat
ini, prasasti pada archa Amogpasa berada di Padangroco (Sumatra) tahun 1286 Masehi.
Letak kerajaan melayu di pantai timur Sumatra merupakan lokasi yang strategis untuk
memegang peranan penting di dunia pelayaran dan perdagangan yang melalui selat Malaka,
yaitu antara India, China, dan Daerah daerah Indonesia bagian timur. Setelah peristiwaa
pamalayu tidak ada lagi berita mengenai kerajaan Melayu. Selanjutnya kerajaan melayu
mampu memainkan peran kembali di Sumatra pada pertengahan abad ke 14, pada saat itu
melayu dipimpin oleh raja Adityawarman. Nama Adityawarman disebutkan pada archa
manjusri di Candi Jago, Jawa timur. Didalam prasasti tersebut diterangkan bahwa
Adityawarman bersama dengan Gajah Mada telh berhasil menaklukan pulau Bali.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera
dan banyak memberi pengaruh di Nusanatara. Dalam bahasa sansekerta, Sri berarti
“kemenangan” atau “kejayaan”, maka nama Sriwijaya bermakna “kemenangan yang
gemilang”. Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya adalah salah satu kerajaan maritim yang
kuat di pulau Sumatra dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan
membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kalimantan,
dan Sulawesi dari abad ke-7 (bahkan mungkin sebelumnya) hingga abad ke-12. Kerajaan
Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad 6-10 M dengan menguasai seluruh jalur perdagangan
maritim di Asia Tenggara. Kerajaan ini mempunyai wilayah kekuasaan yang hampir
menyeluruh sampai Asia Tengggara, diantaranya adalah Jawa, Sumatera, Semenanjung,
Malay, Thailand, Kamboja, Vietnam dan juga Filipina. Kerajaan yang berbasis di pesisir ini
terkenal dengan armada maritimnya yang kuat sampai disegani oleh lawan-lawannya.
Dengan kekuatan tersebut maka langkah untuk memperluas kekuasaan berjalan sangat pesat.
Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanaga.
Ia dikenal sangat pandai dalam meramu taktik perang dan juga peduli terhadap rakyatnya.
Selama Dapunta Hyang Sri Jayanaga memerintah, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai
semua wilayah kerajaan yang meliputi hampir seluruh AsiaTenggara.
Kejayaan Sriwijaya Mulai pudar sejak abad ke11Sebagaimana telah dikemukakan,
Sriwijaya selalu mengadakan hubungan baik dengan kerajaan tetangganya. Entah apa
sebabnya, hubungannya dengan Kerajaan Cola (India) menjadi buruk. Pada tahun 1024
Masehi, Cola menyerang Sriwijaya. Serangan itu diulang kembali pada tahun 1030. Banyak
kapal Sriwijaya tenggelam dan hancur akibat peperangan tersebut. Tidaklah heran kalau
peperangan itu melemahkan angkatan laut Sriwijaya.Semakin rapuhnya kekuatan militer
mengakibatkan kontrol terhadap wilayah bawahan pun menjadi semakin lemah. Kelemahan
itu terbukti dari sikap Kerajaan Melayu yang melepaskan diri dari Sriwijaya. Dari berita Cina
diketahui bahwa pada abad kesebelas, Melayu mengirim utusannya sendiri ke Cina. Setelah
itu, daerah kekuasaan Sriwijaya yang lain ikut melepaskan diri pula. Wilayah Sriwijaya
semakin ciut. Akan tetapi, Sriwijaya sendiri tidak mampu bertindak tegas terhadap wilayah-
wilayah yang membangkang. Ia tidak lagi memiliki angkatan laut yang kuat.
8
b) Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu atau dalam Bahasa China ditulis Ma-La-Yu merupakan sebuah nama
kerajaan yang berada di pulau Sumatra. Dari bukti dan keterangan yang disimpulkan dari
bukti prasasti dan berita dari China, keberadaan kerajaan yang mengalami naik turun ini
dapat diketahui dimulai pada abad ke-7. Kerajaan ini berada di Pulau Swarnadipa Atau
Srawarnabumi yang oleh para pendatang disebut sebagai pulau emas yag memiliki tambang
emas, dan pada awalnya mempunyai kemampuan dalam mengontrol perdagangan di selat
Malaka sebelum direbut oleh kerajaan Sriwijaya. Prasasti Melayu Kuno tidak banyak
diungkap. Padahal pada beberapa kalangan pakar dari bidang sejarah, arkeologi, maupun
etnografi Linguistik, menduga kerajaan melayu kuno di Sumatra adalah kerajaan yang lebih
tua daripada Sriwijaya, di awal-awal Abad ke-7 Masehi. Berita tertua mengenai Melayu
Kuno didapatkan dari berita Dinasti Tang di China. Gambaran mengenai Melayu Kuno selalu
tak terpisahkan dengan Sriwijaya. Keduanya merupakan kerajaan Maritim yang sibuk dengan
aktifitas perdagangan sehingga tidak meninggalkan prasasti-prasasti sebanyak peninggalan
kerajaan di Jawa.
Persebaran bahasa Melayu kuno ada diberbagai daerah dipulau Sumatra, Jawa, hingga
seluruh wilayah Nusantara. Juga di Semenenjung Malaya,Filipina dan Thailand. Tetapi
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof.Harimurti Kridalaksana, menyimpulkan
bahwa bahasa Melayu Kuno berasal dari Sumatra karena di Sumatralah banyak ditemukan
prasasti-prasasti yang berbahasa Melayu.
B. Saran
Berdasarkan dari penjelasan di atas, diharapkan dapat menambah dan memperluas
wawasan mengenai Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Dalam mata Kuliah
“Sejarah Kebudayaan Indonesia”. Karena Penjelasan di atas masih belum mencakup semua
aspek tentang Sejarah yang lengkap mengenai kehidupan dan kerajaan Sriwijaya dan Melayu,
kami mengharapkan Kitik dan Saran yang sifatnya membangun. Kami ucapkan Terima
kasih.
9