Kelas : X IPS-1 Nama Kelompok : 1. Dina Noviani 2. Giovina Fajar Sejati 3. Muhammad Eko Pratomo
2
1. Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya terletak ditepi sungai musi (Palembang). Berita asing didapat dari catatan dinasti Tang, catatan I-Tsing dan berita Persia yaitu catatan Raihan al Biruni. Prasasti Sriwijaya berasal dari dalam negeri yaitu; a. Keduhan Bukit tahun 683 Masehi b. Talang Tuo 684 Masehi c. Telaga Batu dan Kota Kapur 686 Masehi d. Nalanda 860 Masehi e. Ligor 775 Masehi Sriwijaya sebagai pusat agama Budha karena punya perguruan tinggi agama Budha dan guru besar agama Budha yaitu Sakyakerti atau Dharmakirti. Sriwijaya merupakan Negara Nasional kuno pertama yang mempunyai daerah kekuasaan antara lain Ligor (Maluku), Kedah, Tulang Bawang Bangkau Barat Tanjung Pura, Lampung. Kerajaan Sriwijaya mengalami masa puncaknya pada abad ke 9 yang dipimpin oleh Syailendra.
Kemunduran Sriwijaya disebabkan oleh beberapa factor antara lain : a. Faktor alam: Palembang yang menjadi pusat kerajaan semakin jauh dari pantai b. Faktor politik: Sriwijaya yang lemah tidak dapat mengontrol daerah kekuasaannya sehingga banyak yang melepaskan diri. c. Faktor ekonomi: Karena jauh dari pantai maka kapal-kapal dagang enggan singgah sehingga pajak tidak ada. 3
d. Faktor militer: diserang Dharmawangsa dan diserang kerajaan Colamandala (1025), dikuasai Singosari dan Majapahit (1275).
(Group manditi tekad. 1994. Sejarah 1 b: Solo : Tekad Mandiri)
4
1. Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berkembang sekitar abad 7M. Pendirinya adalah Dapunta Hyang (Prasasti Kedukan Bukit). a. Letak Awalnya Sriwijaya terletak di Muara Takus atau Minanga Tamwan, yaitu didaerah pertemuan antara Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. I-Tsing mengatakan bahwa daerah Sriwijaya dilalui garis khatulistiwa. Daerah yang dimaksud adalah Kampar kiri Muara Takus. Baru setelah berhasil meluaskan wilayahnya ibu kota Sriwijaya pindah ke Palembang.
b. Sumber Sumber yang memperkuat adanya Kerajaan Sriwijaya sebagai berikut: 1) Sumber berita Cina yang mengatakan bahwa di sebuah pulau di laut selatan (Sumatera) ada Negara yang bernama Kan-to-li, yang pernah mengirimkan utusannya ke Cinaabad 5 hingga pertengahan abad 6. Para peziarah agama Budha sebelum ke India harus tinggal di Sriwijaya. Di antaranya adalah I- Tsing, sebelum menuju ke India ia mempersiapkan diri dengan mempelajari bahasa Sansekerta selama enam bulan (1671). Begitu pulang dari India, ia tinggal selama empat tahun (681-685) untuk menerjemahkan agama Buddha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina. Di samping itu juga ada pendeta dari Tibet, bernama Atica yang dating dan tinggal di Sriwijaya selama 11 tahun (1011-1023) dalam rangka belajar agama Buddha dari seorang guru besar Dharmakirti 5
2) Sumber tertulis berupa 5 buah prasasti yang ditulis dalam huruf Pallawa dengan bahasa Melayu kuno. Prasasti tersebut sebagai berikut a) Prasasti Kedukan Bukit Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Tatang-Palembang. Berangka tahun 683M/ 605 Caka. Isinya seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci(sidayatra)yang diikuti 20.000 tentara dari Minanga Tamwan (maksudnya mengadakan perluasan wilayah). b.) Prasasti Talang Tuo c.) Prasasti Telaga Batu d.) Prasasti Kota Kapur dan Karang Birahi
c. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat Masyarakat Sriwijaya hidup berdagang. Sriwijaya banyak dikunjungi pedagang dari luar seperti India, Birma, Siam, dan Persia. Barang dagangannya antara lain kayu, kapur, penyu, dan gading. Sebagai pusat perdagangan, Sriwijaya banyak memperoleh bea cukai keluar masuk kapal.
d. Agama Buddha Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya adalah Buddha Mahayana. Sriwijaya berhasil menjadikan kerajaannya sebagai pusat agama Buddha di di Asia Tenggara. Guru agama Buddha yang terkenal adalah Syakirti dan Dharmakirti. Sriwijaya mengadakan kerjasama dengan Kerajaan Pala di India. Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Nalanda (860) pembebasan pajak 6
beberapa buah desa agar member nafkah kepada para bhiksu dalam sebuah wihara yang dibangun oleh balaputradewa
(Tim penulis bse. 2006. Sejarah XI-a: Jakarta : Mefi SMA)
7
1. KERAJAAN SRIWIJAYA
Berita tentang Sriwijaya dapat kita ketahui melalui Prasati kedukan Bukit (dekat kota Palembang), Prasati talang Tuo, Prasati Telaga Batu, prasati Pulau Bangka dan Karang Berahi
1. Sriwijaya Sebagai Kerajaan Maritim Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim karena mempunyai armada laut yang kuat dan tangguh. Dengan armada laut yang kuat, Sriwijaya berhasil menguasai lautan dan member jaminan keamanan jalur pelayaran bagi kapal- kapal dagang yang melintas di Selat Malaka.
2. Sriwijaya Sebagai Pusat Perdagangan Sumber pendapatan Kerajaan Sriwijaya yang paling utama adalah perdagangan dan pelayaran. Untuk menjamin perrdagangan yang aman Sriwijaya membangun angkatan laut yang tangguh, fungsinya untuk menjaga keselamatan pedagang yang berdagang di daerahnya.
3. Sriwijaya Sebagai Pusat Pendidikan dan Penyebaran Agama Budha Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat pendidikan dan penyebaran Agama Budha. Pada masa pemerintahan Balaputradewa, banyak pemuda dari Sriwijaya dikirim ke Perguruan Tinggi Nalanda di Benggala (india) untuk memperdalam agama Budha. 8
4. Keruntuhan Sriwijaya Pada abad ke-11 Sriwijaya mengalami kemunduran. Apalagi setelah diserang oleh Raja Colamandala dari India Selatan. Pada tahun 1025, ibu kota Sriwijaya diserbu. Raja Sanggarama Wijayatunggawarman ditawan oleh musuh. Sejak saat itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya tenggelam dalam bayang- bayang kekuasaan kekuasaan Singosari dan Majapahit. Tahun 1275, Singosari menyerbu Sriwijaya. Kemudian tahun 1377, kerajaan Majapahit menyerbu Kerajaan Sriwijaya. Maka sejak saat itu tamatlah Sriwijaya. (Badrika I Wayan. 2006. Sejarah XI : Jakarta: Erlangga)
9
1. KERAJAAN SRIWIJAYA Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak agama Budha.
a. Letak kerajaan Sriwijaya Di sebelah utara : seluruh Pantai Andalas (Sumatera) sebagian wilayah Malaya. Di sebelah selatan : Tulang Bawang, Lampung, dan Jawa Barat Di sebelah timur : Bangka, Belitung, dan daerah Pantai Kalimantan Barat. b. Pemerintahan 1) Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim Awalnya Sriwijaya hanya kerajaan kecil, berkat usahanya yang gigih, akhirnya Sriwijaya berhasil menjadi sebuah kerajaan besar dan mempunyai wilayah yang sangat luas. Kerajaan Sriwijaya disebut juga kerajaan maritime karena kerajaan Sriwijaya mempunyai angkatan laut yang tangguh. Dengan angkatan laut yang kuat, Sriwijaya dapat menguasai Selat Malaka, Selat Karimata, Selat sunda. Kerajaan Sriwijaya juga membangun pangkalan angkatan laut Ligor (daerah Semenanjung Melayu) 2) Sriwijaya sebagai Pusat Perdagangan 10
Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan antara India dan Cina. Hal ini disebabkan Kerajaan Sriwijaya terletak di tengah-tengah lalu lintas perdagangan India dan Cina. Hasil-hasil perdagangan Sriwijaya seperti lada, gading, kapur barus dan lainya menjadi laku keras dan terkenal sampai di mana-mana. Berkat usaha yang gigih, ulet, dan kuat, maka akhirnya Sriwijaya menempatkan dirinya sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara.
3) Sriwijaya sebagai Pusat Pendidikan dan Penyebaran Agama Budha Penjelasan tentang Sriwijaya sebagai pusat pendidikan dan pengembangan agama Budha diperoleh dari seorang pendeta Cina bernama I-tsing. Dalam tulisannya diceritakan bahwa negeri Fo-shih (Sriwijaya) dikelilingi oleh benteng. Tulisan I-tsing juga menyebutkan bahwa: a. Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pendidikan dan pengembangan agama Budha b. Perguruan tinggi Sriwijaya mempunyai ribuan pendeta yang belajar di Sriwijaya. Sampai pada abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya masih menjadi pusat pendidikan dan pengembangan agama Budha yang bertaraf internasional. c. Pada masa pemerintahan Raja Cudamaniwarman, hidup seorang pendeta terkenal di Sriwijaya yang bernama Dharmakirti. Tahun 1011 hingga 1023 seorang biksu dari Tibet bernama Atisa dating Sriwijaya untuk belajar agama kepada Dharmakirti.
11
c. Upaya Menguasai Perairan Nusantara Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menguasai wilayah perairan Nusantara. Hal ini sudah di lakukannya sampai Selat Karimata dan di wilayah perairan Jawa. Karena letaknya di dekat laut dan penghasilan terbesar dari laut, maka Sriwijaya berusaha untuk mengembangkan wilayahnya sampai ke ujung timur yakni ke wilayah Maluku. Hal ini banyak mendapat tentangan dari kerajaan Demak. Namun karena kegigihannya dan kejuatan armadanya, Sriwijaya dapat mengembangkan wilayah di seluruh Pantai Andalas. d. Keruntuhan Sriwijaya Pada pertengahan abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya sudah mengalami kemunduran. Penyebabnya antara lain: 1) Sriwijaya diserang oleh Raja Rajendra dari Colamandala, India pada tahun 1025. Raja Sriwijaya waktu itu berhasil ditawan oleh musuh. 2) Pada tahun 1275 Sriwijaya diserang oleh tentara Kartanegara dari Singosari. Peristiwa tersebut terkenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu. 3) Pada abad ke-14 di Jawa berdiri Kerajaan majapahit. Dengan munculnya Kerajaan Majapahit ini, Kerajaan Sriwijaya semakin pudar. Akhirnya Sriwijaya tidak diketahui kabar beritanya lagi di akhir abad ke-14 (kira-kira mulai tahun 1377).
12
e. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya 1) Prasasti Kedukan Bukit Ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Berangka tahun Saka 605 atau tahun 683 masehi. 2) Prasati Talang Tuwo Ditemukan di daerah Talang Tuwo, terletak di sebelah barat Palembang. Berangka tahun Saka 606 atau tahun 684 masehi. 3) Prasasti Telaga Batu Berisi hokum kerajaan Sriwijaya. Ditemukan di telaga Batu, dekat Palembang. Prasati ini tidak berangka tahun. 4) Prasati Kota Kapur Ditemukan di Kota Kapur, Pulau Bangka. Berangka tahun Saka 608 atau tahun 686 Masehi. 5) Prasati Karang Berahi DItemukan di Karang Berahi, daerah Jambi. Berangka tahun Saka 608 atau 686 Masehi. 6) Prasasti Palas Pasemah Ditemukan di Palas Pasemah, Lampung Selatan.
13
7) Prasasti Ligor Ditemukan di Tanah Gunung Kra. Berangak tahun Saka 679 atau 775 Masehi.
(Setiawan Iwan, Suciati, Hasanah Lina, Dedi. 2006. Sejarah sosial : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional)
14
KERAJAAN SRIWIJAYA a. Berita 1) Berita dari Cina Berita Cina dari dinasti Tang menyebutkan bahwa Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) adalah kerajaan Buddhis yang terletak di Laut Selatan. Adapun berita dari sumber dinasti Sung menyebutkna bahwa utusan Cina sering dating ke San-fo-Tsi. Diyakini bahwa yang disebut San-fo-Tsi adalah Sriwijaya 2) Berita dari Arab Berita dari Arab menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya). Ibu Hordadheh mengatakan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas. Berita lain diebutkan oleh Alberuni, ia mengatakan bahwa Zabag lebih dekat dengan Cina daripada India. Negara ini terletak di daerah yang disebut Swarnadwipa (pulau emas) karena banyak menghasilkan emas. 3) Berita dari India Prasasti Leiden Besar yang ditemukan oleh raja-raja dari dinasti Cola menyebutkan adanya pemberian tanah Anaimangalam kepada biara di Nagipatma. Biara tersebut dibuat oleh Marawijayattunggawarman, keturunan keluarga Syailendra yang berkuasa di Sriwijaya dan Kataka. b. Hubungan Sriwijaya dengan India Di daerah Benggala, di India, ada sebuah kerajaan bernama Nalanda yang diperintah oleh dinasti Pala. Kerajaan ini berdiri sejak abad ke-8 hingga pada abad ke- 11. Rajanya yang terbesar adalah raja Dewa pala. Hubunga Sriwijaya dengan kerajaan ini sangat baik, terutama dalam bidang kebudayaan, khususnya dalam 15
pengembangan agama Budha. Banyak bhiksu dari kerajaan Sriwijaya yang belajar agama Buddha di perguruan tinggi Nalanda. c. Hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Colamandala Hubungan kedua kerajaan ini awalnya baik. Hingga adanya persaingan dalam pelayaran dan perdagangan, persahabatan kedua kerajaan ini jadi permusuhan. Raja Rajendra Cola menyerang Sriwijaya sampai dua kali. Serangan pertama tahun 1007 gagal. Serangan kedua tahun 1023/1024 berhasil merebut kota Bandar dagang Sriwijaya. Raja Sanggraman Wijayattunggawarman berhasil ditawan dan baru di bebaskan pada zaman Raja Kulottungga I. d. Kemunduran Sriwijaya 1) Faktor geologis, yaitu adanya pelumpuran Sungai Musi sehingga para pedagang tidak singgah lagi di Sriwijaya. 2) Faktor politis, yaitu jatuhnya Tanah genting Kra ke tangan Siam membuat pertahanan sriwijaya di sisi utara melemah dan perdagangan mengalami kemunduran. Di sisi timur, kerajaan ini terdesak oleh Kerajaan Singasari yang dipimpin Kartanegara. Akibat dari serangan ini, Melayu, Kalimantan, dan Pahang lepas dari tangan Sriwijaya. Desakan lain dating dari Kerajaan Colamandala dan sriwijaya akhirnya benar-benar hancur karena di serang Majapahit. 3) Faktor Ekonomi, yaitu menurunnya pendapatan Sriwijaya akibat lepasnya daerah-daerah strategis untuk perdagangan ke tangan kerajaan-kerajaan lain. (Wardaya. 2006. Sejarah Cakrawala. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional)
16
Sriwijaya Kejayaan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha Ada beberapa kerajaan yang dipengaruhi baik pleh agama Hindu maupun Buddha. Bahkan ada peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa kedua agama itu hidup secara berdampingan dalam suatu kerajaan. Kerajaan-kerajaan yang mempunyai cirri baik Hindu maupun Buddha, antara lain Kerajaan Mataram Lama di Jawa tengah dan Singasari di Jawa Timur. Sedangkan kerajaan bercorak Buddha antara lain Sriwijaya di Sumatra Selatan. Kerajaan Sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi, dekat Palembang. Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa. Banyak candid an kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha. Mahaguru yang terkenal adalah Sakyakirti. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi Nalanda di India. Raja Sriwijaya membantu memperbaiki kuil di kanton, Cina pada awal abad ke11. Tahun 1025 ibu kota Sriwijaya diserbu dan Raja sanggarma Wijayatunggawarman ditawan musuh. Tahun 1275, Singasari menyerang Sriwijaya. Kerajaan Majapahit juga menyerang Sriwijaya pada tahun 1377. (Simbong S. Linda, Susilaningsih ending. 2006. Ilmu pengetahuan sosial SD/MI : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional)
17
Sriwijaya a. Lokasi Kerajaan Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah membawa kejayaan bangsa Indonesia di masa lampau. Kerajaan Sriwijaya dikenal hingga nagara yang berada jauh dari Indonesia. Hal ini dikarenakan letak Kerajaan Sriwijaya sangat strategis dan dekat dengan Selat Malaka. Selat malaka pada waktu itu adalah jalur perdagangan yang sangat ramai dan dapat menghubungkan pedagang dari Cina dengan India maupun Romawi.
b. Sumber Sejarah Berita Asing Berita Arab banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan sriwijaya. Bahkan di pusat Kerajaan Sriwijaya ditemukan perkampungan orang Arab sebagai tempat tinggal sementara. Keberadaan Sriwijaya juga diketahui dari sebutan orang-orang Arab terhadap Kerajaan Sriwijaya seperti Zabaq, Sabay, atau Sribusa. Berita india Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja dari kerajaan India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Chola. 18
Berita Cina pedagang Kerajaan Sriwijaya telah menjalin hubungan perdagangan dengan pedagan Cina yang sering singgah di Kerajaan Sriwijaya selanjutnya meneruskan perjalanannya ke India maupun Romawi. Berita dalam negeri Prasati Kedukan Bukit prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan bahwa Raja Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang membawa tentara sebanyak 2000 orang berhasil mendudukan Minangtamwan (Jambi) Prasasti Telaga Batu menyebutkan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakan kejahatan. Prasasti Talang Tuwo prasasti berangka tahun 684 M menyebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang. Prasasti Kota Kapur prasasti berangka tahun 686 M itu menyebutkan bahawa Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menaklukan Bumii Jawa yang tidak setia pada Kerajaan sriwijaya. Prasasti itu ditemukan di pulai Bangka. Prasasti Karang Berahi prasasti berangka tahun 686 M itu ditemukan di daerah pedalaman jambi, yang menunjukan penguasaan Kerajaan Sriwijaya atas daerah itu. Prasasti Ligor prsasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibukota Ligor dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka. Prasasti Nalanda menyebutkan Raja Balaputradewa sebagai raja terakhir dari Dinasti Syailendra yang terusir dari jawa akibat kekalahannya melawan kerajaan Mataram dari dinasti Sanjaya.
19
C. Kehidupan Politik Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut. Raja Dapunta Hyang pada masa pemerintahanny, ia telah berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke wilayah jambi yaitu dengan menduduki wilayah Minagtamwan. Raja Balaputradewa awalnya ia adalah Raja dari Kerajaan Syailendra (di Jawa Tengah). Ketika terjadi perang antara Kerajaan Syailendra dan Balaputradewa dan pramodhwardani yang dibantu oleh Rakai Pikatan (dinasti Sanjaya), Balaputradewa mengalami kekalahan. Pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Raja Sanggrama Wijayattunggawarman pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya mengalami ancaman dari Kerajaan Chola, Kerajaaan Chola melakukan serangan dan berhasil merebut Kerajaan Sriwijaya. Sanggrana berhasil ditawan. Namun pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I di kerajaan Chola, Raja Sanggrama dibebaskan.
1) Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya mengadakan perluasan wilayah kekuasann ke daerah-daerah sekitarnya. Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota kerajaan Sriwijaya dipindah dari Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat menguasai daerah- daerah sekitarnya. Seperti Bangka, jambi, dan Jawa Barat. Pada abad ke-8 perluasan wilayah Sriwijaya ditujukan kearah utara yaitu menduduki semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra. 20
Pada akhir abad ke-8M Kerajaan Sriwijaya telah berhasil mengusai seluruh kalur perdagangan di Asia Tenggara. Kemudian Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan terbesar di laut Asia Tenggara.
2) Sriwijaya sebagai Negara Maritim Dalam upaya mewujudkan agar Kerajaan Sriwijaya sebagai Negara Maritim, maka perluasan kerajaan dilakukan untuk menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan Selat Sunda, yang merupakan jalur perdagangan yang penting. Armada Sriwijaya dapat memaksa perahu dagang untuk singgah di pusat atau Bandar Kerajaan Sriwijaya . pengaruh dan peranan kerajaan Sriwijaya semakin besar di laut. Bahkan para pedagang dari Kerajaan Sriwijaya juga melakukan hubungan sampai di luar wilayah Indonesia, sampai ke Cina utara, atau Laut Merah dan Taluk Persia di sebelah barat.
h. Hubungan Luar Negeri Sriwijaya dan Pala Sekitar abad ke-8 M hingga abad ke-11 M daerah Benggala diperintah oleh raja-raja dari Dinasti Pala. Seorang rajanya yang terbesar bernama Raja Dewa Paladewa (abad ke-9M). hubungannya dengan Kerajaan Sriwijaya sangat baik terutama dalam bidang kebudayaan dan agama. Sriwijaya dan Cholamandala 21
Awalnya hubungan kedua kerajaan ini sangat baik, hingga mereka menjadi musuh akibat persaingan di bidang peyaran dan perdagangan. Kerajaan Cholamandala menyerang dua kali, serangan pertama tahun 1007 M mengalami kegagalan. Serangan kedua (1023/1024M) berhasil merebut kota dan Bandar-bandar penting Kerajaan Sriwijaya, bahkan Raja Sanggra ditawan.
i. Kehidupan Ekonomi Secara geografis, wilayah kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang strategis. Di samping itu letak kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara. Setelah runtuhnya Keraajaan Funan, Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menguasai daerah bekas-bekas kerajaan Funan, termasuk menguasai kerajaannya, dan menguasai jalur pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Kerajaan Sriwijaya membangun ibukota baru di semenanjung Malaka, yaitu di Ligor. Pendirian ibukota Ligor bukan berarti meninggalkan ibukota di Sumatera Selatan, malinkan untuk melakukan pengawasan lebih dekat terhadap aktivitas perdagangan di Selat Malaka. Menurut Abu Zaid Hasan (Persia) yang mendapat keterangan dari Sulaiman (pedagang Arab) menyatakan bahwa wilyah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di laut sangat luas, sehingga keerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.
j. Kehidupan Budaya Hampir tidak pernah ditemukan peninggalan kebudayaan yang berharga dari Kerajaan Sriwijaya. 22
Walaupun Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Buddha, tidak banyak peninggalan seperti candi atau arca sebagai tanda kebesaran Kerajaan Sriwijaya dakam bidang kebudayaan.
k. Mundurnya Kerajaan Sriwijaya Faktor Politis munculnya kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Dari daerah timur, kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari, Kerajaan Singasari mengadakan pendudukan terhadap Kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga membuat Kerajaan Sriwijaya semakin terdesak. Faktoe ekonomi pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang. Dengan alasan faktor politis dan ekonomi, maka sejak akhir abad ke-13M Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit tahun 1377. (Supriyo. 1999. Ips geografi dan sejarah. Erlangga)
23
Kerajaan Sriwijaya Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai Negara maritime dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional, setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatera, sebagian Jawa, Malaysia, dan Muangthai Selatan. Selain dari bea cukai, penghasilan lain terutama diperoleh dari komoditas ekspor. Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kappa, cula badak, dan wangi-wangian. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7M. sumber prasati ini ada yang berasal dari dalam negeri dan ada juga yang berasal dari luar negeri, antara lain: 1) Prasati Kedukan Bukit (683M) 2) Prasati Talang Tuwo (684M) 3) Prasasti Telaga Batu (683) 4) Prasasti Karang Berahi (686M) 5) Prasasti Kota Kapur (686 M) Puncak kejayaan Sriwijaya terjadi pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Ia berjasa dalam mengirimkan para pendeta dari nusantara ke India untuk memperdalam ajaran agama Buddha.
(Bahar, Safroedin. 1995. Ips terpadu tim bina karya guru E.rlangga)
24
DAFTAR PUSTAKA Badrika I Wayan. 2006. Sejarah XI : Jakarta: Erlangga Bahar, Safroedin. 1995. Ips terpadu tim bina karya guru E.rlangga Departemen Pendidikan Nasional Group manditi tekad. 1994. Sejarah 1 b: Solo : Tekad Mandiri Setiawan Iwan, Suciati, Hasanah Lina, Dedi. 2006. Sejarah sosial : Pusat perbukuan Simbong S. Linda, Susilaningsih ending. 2006. Ilmu pengetahuan sosial SD/MI : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Supriyo. 1999. Ips geografi dan sejarah. Erlangga Tim penulis bse. 2006. Sejarah XI-a: Jakarta : Mefi SMA Wardaya. 2006. Sejarah Cakrawala. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional