Anda di halaman 1dari 24

TUGAS SEJARAH

Tema: Kerajaan Sriwijaya






Kelas : X IPS-1
Nama Kelompok :
1. Dina Noviani
2. Giovina Fajar Sejati
3. Muhammad Eko Pratomo




2

1. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya terletak ditepi sungai musi (Palembang). Berita asing didapat
dari catatan dinasti Tang, catatan I-Tsing dan berita Persia yaitu catatan Raihan al Biruni.
Prasasti Sriwijaya berasal dari dalam negeri yaitu;
a. Keduhan Bukit tahun 683 Masehi
b. Talang Tuo 684 Masehi
c. Telaga Batu dan Kota Kapur 686 Masehi
d. Nalanda 860 Masehi
e. Ligor 775 Masehi
Sriwijaya sebagai pusat agama Budha karena punya perguruan tinggi agama Budha
dan guru besar agama Budha yaitu Sakyakerti atau Dharmakirti. Sriwijaya merupakan
Negara Nasional kuno pertama yang mempunyai daerah kekuasaan antara lain Ligor
(Maluku), Kedah, Tulang Bawang Bangkau Barat Tanjung Pura, Lampung. Kerajaan
Sriwijaya mengalami masa puncaknya pada abad ke 9 yang dipimpin oleh Syailendra.

Kemunduran Sriwijaya disebabkan oleh beberapa factor antara lain :
a. Faktor alam: Palembang yang menjadi pusat kerajaan semakin jauh dari pantai
b. Faktor politik: Sriwijaya yang lemah tidak dapat mengontrol daerah kekuasaannya
sehingga banyak yang melepaskan diri.
c. Faktor ekonomi: Karena jauh dari pantai maka kapal-kapal dagang enggan singgah
sehingga pajak tidak ada.
3

d. Faktor militer: diserang Dharmawangsa dan diserang kerajaan Colamandala (1025),
dikuasai Singosari dan Majapahit (1275).

(Group manditi tekad. 1994. Sejarah 1 b: Solo : Tekad Mandiri)



















4

1. Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berkembang sekitar abad 7M. Pendirinya adalah Dapunta
Hyang (Prasasti Kedukan Bukit).
a. Letak
Awalnya Sriwijaya terletak di Muara Takus atau Minanga Tamwan, yaitu
didaerah pertemuan antara Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. I-Tsing
mengatakan bahwa daerah Sriwijaya dilalui garis khatulistiwa. Daerah yang
dimaksud adalah Kampar kiri Muara Takus. Baru setelah berhasil meluaskan
wilayahnya ibu kota Sriwijaya pindah ke Palembang.

b. Sumber
Sumber yang memperkuat adanya Kerajaan Sriwijaya sebagai berikut:
1) Sumber berita Cina yang mengatakan bahwa di sebuah pulau di laut selatan
(Sumatera) ada Negara yang bernama Kan-to-li, yang pernah mengirimkan
utusannya ke Cinaabad 5 hingga pertengahan abad 6. Para peziarah agama
Budha sebelum ke India harus tinggal di Sriwijaya. Di antaranya adalah I-
Tsing, sebelum menuju ke India ia mempersiapkan diri dengan mempelajari
bahasa Sansekerta selama enam bulan (1671). Begitu pulang dari India, ia
tinggal selama empat tahun (681-685) untuk menerjemahkan agama Buddha
dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina. Di samping itu juga ada pendeta dari
Tibet, bernama Atica yang dating dan tinggal di Sriwijaya selama 11 tahun
(1011-1023) dalam rangka belajar agama Buddha dari seorang guru besar
Dharmakirti
5

2) Sumber tertulis berupa 5 buah prasasti yang ditulis dalam huruf Pallawa
dengan bahasa Melayu kuno. Prasasti tersebut sebagai berikut
a) Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Tatang-Palembang. Berangka tahun
683M/ 605 Caka. Isinya seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan
perjalanan suci(sidayatra)yang diikuti 20.000 tentara dari Minanga
Tamwan (maksudnya mengadakan perluasan wilayah).
b.) Prasasti Talang Tuo
c.) Prasasti Telaga Batu
d.) Prasasti Kota Kapur dan Karang Birahi

c. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat
Masyarakat Sriwijaya hidup berdagang. Sriwijaya banyak dikunjungi pedagang
dari luar seperti India, Birma, Siam, dan Persia. Barang dagangannya antara lain
kayu, kapur, penyu, dan gading. Sebagai pusat perdagangan, Sriwijaya banyak
memperoleh bea cukai keluar masuk kapal.

d. Agama Buddha
Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya adalah Buddha Mahayana.
Sriwijaya berhasil menjadikan kerajaannya sebagai pusat agama Buddha di di
Asia Tenggara. Guru agama Buddha yang terkenal adalah Syakirti dan
Dharmakirti. Sriwijaya mengadakan kerjasama dengan Kerajaan Pala di India.
Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Nalanda (860) pembebasan pajak
6

beberapa buah desa agar member nafkah kepada para bhiksu dalam sebuah wihara
yang dibangun oleh balaputradewa

(Tim penulis bse. 2006. Sejarah XI-a: Jakarta : Mefi SMA)



















7

1. KERAJAAN SRIWIJAYA

Berita tentang Sriwijaya dapat kita ketahui melalui Prasati kedukan Bukit (dekat
kota Palembang), Prasati talang Tuo, Prasati Telaga Batu, prasati Pulau Bangka
dan Karang Berahi

1. Sriwijaya Sebagai Kerajaan Maritim
Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim karena mempunyai armada laut
yang kuat dan tangguh. Dengan armada laut yang kuat, Sriwijaya berhasil
menguasai lautan dan member jaminan keamanan jalur pelayaran bagi kapal-
kapal dagang yang melintas di Selat Malaka.

2. Sriwijaya Sebagai Pusat Perdagangan
Sumber pendapatan Kerajaan Sriwijaya yang paling utama adalah
perdagangan dan pelayaran. Untuk menjamin perrdagangan yang aman
Sriwijaya membangun angkatan laut yang tangguh, fungsinya untuk menjaga
keselamatan pedagang yang berdagang di daerahnya.

3. Sriwijaya Sebagai Pusat Pendidikan dan Penyebaran Agama Budha
Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat pendidikan dan penyebaran Agama
Budha.
Pada masa pemerintahan Balaputradewa, banyak pemuda dari Sriwijaya
dikirim ke Perguruan Tinggi Nalanda di Benggala (india) untuk memperdalam
agama Budha.
8


4. Keruntuhan Sriwijaya
Pada abad ke-11 Sriwijaya mengalami kemunduran. Apalagi setelah diserang
oleh Raja Colamandala dari India Selatan. Pada tahun 1025, ibu kota
Sriwijaya diserbu. Raja Sanggarama Wijayatunggawarman ditawan oleh
musuh. Sejak saat itu, riwayat Kerajaan Sriwijaya tenggelam dalam bayang-
bayang kekuasaan kekuasaan Singosari dan Majapahit.
Tahun 1275, Singosari menyerbu Sriwijaya. Kemudian tahun 1377,
kerajaan Majapahit menyerbu Kerajaan Sriwijaya. Maka sejak saat itu
tamatlah Sriwijaya.
(Badrika I Wayan. 2006. Sejarah XI : Jakarta: Erlangga)











9



1. KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak agama Budha.

a. Letak kerajaan Sriwijaya
Di sebelah utara : seluruh Pantai Andalas (Sumatera) sebagian wilayah Malaya.
Di sebelah selatan : Tulang Bawang, Lampung, dan Jawa Barat
Di sebelah timur : Bangka, Belitung, dan daerah Pantai Kalimantan Barat.
b. Pemerintahan
1) Sriwijaya sebagai Kerajaan Maritim
Awalnya Sriwijaya hanya kerajaan kecil, berkat usahanya yang gigih,
akhirnya Sriwijaya berhasil menjadi sebuah kerajaan besar dan mempunyai
wilayah yang sangat luas.
Kerajaan Sriwijaya disebut juga kerajaan maritime karena kerajaan Sriwijaya
mempunyai angkatan laut yang tangguh. Dengan angkatan laut yang kuat,
Sriwijaya dapat menguasai Selat Malaka, Selat Karimata, Selat sunda. Kerajaan
Sriwijaya juga membangun pangkalan angkatan laut Ligor (daerah Semenanjung
Melayu)
2) Sriwijaya sebagai Pusat Perdagangan
10

Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan antara India dan Cina. Hal ini
disebabkan Kerajaan Sriwijaya terletak di tengah-tengah lalu lintas perdagangan
India dan Cina.
Hasil-hasil perdagangan Sriwijaya seperti lada, gading, kapur barus dan lainya
menjadi laku keras dan terkenal sampai di mana-mana. Berkat usaha yang gigih,
ulet, dan kuat, maka akhirnya Sriwijaya menempatkan dirinya sebagai pusat
perdagangan di Asia Tenggara.

3) Sriwijaya sebagai Pusat Pendidikan dan Penyebaran Agama Budha
Penjelasan tentang Sriwijaya sebagai pusat pendidikan dan pengembangan agama
Budha diperoleh dari seorang pendeta Cina bernama I-tsing. Dalam tulisannya
diceritakan bahwa negeri Fo-shih (Sriwijaya) dikelilingi oleh benteng.
Tulisan I-tsing juga menyebutkan bahwa:
a. Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pendidikan dan pengembangan agama
Budha
b. Perguruan tinggi Sriwijaya mempunyai ribuan pendeta yang belajar di
Sriwijaya. Sampai pada abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya masih menjadi pusat
pendidikan dan pengembangan agama Budha yang bertaraf internasional.
c. Pada masa pemerintahan Raja Cudamaniwarman, hidup seorang pendeta
terkenal di Sriwijaya yang bernama Dharmakirti. Tahun 1011 hingga 1023
seorang biksu dari Tibet bernama Atisa dating Sriwijaya untuk belajar agama
kepada Dharmakirti.


11

c. Upaya Menguasai Perairan Nusantara
Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menguasai wilayah perairan Nusantara. Hal ini
sudah di lakukannya sampai Selat Karimata dan di wilayah perairan Jawa.
Karena letaknya di dekat laut dan penghasilan terbesar dari laut, maka Sriwijaya
berusaha untuk mengembangkan wilayahnya sampai ke ujung timur yakni ke
wilayah Maluku.
Hal ini banyak mendapat tentangan dari kerajaan Demak. Namun karena
kegigihannya dan kejuatan armadanya, Sriwijaya dapat mengembangkan wilayah di
seluruh Pantai Andalas.
d. Keruntuhan Sriwijaya
Pada pertengahan abad ke-11, Kerajaan Sriwijaya sudah mengalami kemunduran.
Penyebabnya antara lain:
1) Sriwijaya diserang oleh Raja Rajendra dari Colamandala, India pada tahun
1025. Raja Sriwijaya waktu itu berhasil ditawan oleh musuh.
2) Pada tahun 1275 Sriwijaya diserang oleh tentara Kartanegara dari Singosari.
Peristiwa tersebut terkenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu.
3) Pada abad ke-14 di Jawa berdiri Kerajaan majapahit. Dengan munculnya
Kerajaan Majapahit ini, Kerajaan Sriwijaya semakin pudar. Akhirnya
Sriwijaya tidak diketahui kabar beritanya lagi di akhir abad ke-14 (kira-kira
mulai tahun 1377).

12

e. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
1) Prasasti Kedukan Bukit
Ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang. Berangka tahun Saka 605
atau tahun 683 masehi.
2) Prasati Talang Tuwo
Ditemukan di daerah Talang Tuwo, terletak di sebelah barat Palembang.
Berangka tahun Saka 606 atau tahun 684 masehi.
3) Prasasti Telaga Batu
Berisi hokum kerajaan Sriwijaya. Ditemukan di telaga Batu, dekat Palembang.
Prasati ini tidak berangka tahun.
4) Prasati Kota Kapur
Ditemukan di Kota Kapur, Pulau Bangka. Berangka tahun Saka 608 atau tahun
686 Masehi.
5) Prasati Karang Berahi
DItemukan di Karang Berahi, daerah Jambi. Berangka tahun Saka 608 atau 686
Masehi.
6) Prasasti Palas Pasemah
Ditemukan di Palas Pasemah, Lampung Selatan.

13

7) Prasasti Ligor
Ditemukan di Tanah Gunung Kra. Berangak tahun Saka 679 atau 775 Masehi.


(Setiawan Iwan, Suciati, Hasanah Lina, Dedi. 2006. Sejarah sosial : Pusat perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional)














14

KERAJAAN SRIWIJAYA
a. Berita
1) Berita dari Cina
Berita Cina dari dinasti Tang menyebutkan bahwa Shi-li-fo-shih (Sriwijaya)
adalah kerajaan Buddhis yang terletak di Laut Selatan. Adapun berita dari sumber
dinasti Sung menyebutkna bahwa utusan Cina sering dating ke San-fo-Tsi. Diyakini
bahwa yang disebut San-fo-Tsi adalah Sriwijaya
2) Berita dari Arab
Berita dari Arab menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya). Ibu Hordadheh
mengatakan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas. Berita lain diebutkan
oleh Alberuni, ia mengatakan bahwa Zabag lebih dekat dengan Cina daripada India.
Negara ini terletak di daerah yang disebut Swarnadwipa (pulau emas) karena banyak
menghasilkan emas.
3) Berita dari India
Prasasti Leiden Besar yang ditemukan oleh raja-raja dari dinasti Cola
menyebutkan adanya pemberian tanah Anaimangalam kepada biara di Nagipatma.
Biara tersebut dibuat oleh Marawijayattunggawarman, keturunan keluarga Syailendra
yang berkuasa di Sriwijaya dan Kataka.
b. Hubungan Sriwijaya dengan India
Di daerah Benggala, di India, ada sebuah kerajaan bernama Nalanda yang
diperintah oleh dinasti Pala. Kerajaan ini berdiri sejak abad ke-8 hingga pada abad ke-
11. Rajanya yang terbesar adalah raja Dewa pala. Hubunga Sriwijaya dengan
kerajaan ini sangat baik, terutama dalam bidang kebudayaan, khususnya dalam
15

pengembangan agama Budha. Banyak bhiksu dari kerajaan Sriwijaya yang belajar
agama Buddha di perguruan tinggi Nalanda.
c. Hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Colamandala
Hubungan kedua kerajaan ini awalnya baik. Hingga adanya persaingan dalam
pelayaran dan perdagangan, persahabatan kedua kerajaan ini jadi permusuhan. Raja
Rajendra Cola menyerang Sriwijaya sampai dua kali. Serangan pertama tahun 1007
gagal. Serangan kedua tahun 1023/1024 berhasil merebut kota Bandar dagang
Sriwijaya. Raja Sanggraman Wijayattunggawarman berhasil ditawan dan baru di
bebaskan pada zaman Raja Kulottungga I.
d. Kemunduran Sriwijaya
1) Faktor geologis, yaitu adanya pelumpuran Sungai Musi sehingga para
pedagang tidak singgah lagi di Sriwijaya.
2) Faktor politis, yaitu jatuhnya Tanah genting Kra ke tangan Siam membuat
pertahanan sriwijaya di sisi utara melemah dan perdagangan mengalami
kemunduran. Di sisi timur, kerajaan ini terdesak oleh Kerajaan Singasari yang
dipimpin Kartanegara. Akibat dari serangan ini, Melayu, Kalimantan, dan
Pahang lepas dari tangan Sriwijaya. Desakan lain dating dari Kerajaan
Colamandala dan sriwijaya akhirnya benar-benar hancur karena di serang
Majapahit.
3) Faktor Ekonomi, yaitu menurunnya pendapatan Sriwijaya akibat lepasnya
daerah-daerah strategis untuk perdagangan ke tangan kerajaan-kerajaan lain.
(Wardaya. 2006. Sejarah Cakrawala. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional)

16

Sriwijaya
Kejayaan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha
Ada beberapa kerajaan yang dipengaruhi baik pleh agama Hindu maupun Buddha.
Bahkan ada peninggalan sejarah yang membuktikan bahwa kedua agama itu hidup secara
berdampingan dalam suatu kerajaan. Kerajaan-kerajaan yang mempunyai cirri baik Hindu
maupun Buddha, antara lain Kerajaan Mataram Lama di Jawa tengah dan Singasari di Jawa
Timur. Sedangkan kerajaan bercorak Buddha antara lain Sriwijaya di Sumatra Selatan.
Kerajaan Sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi, dekat
Palembang.
Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa.
Banyak candid an kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya terdapat Perguruan Tinggi
agama Buddha. Mahaguru yang terkenal adalah Sakyakirti. Kerajaan Sriwijaya juga menjalin
kerja sama dengan Perguruan Tinggi Nalanda di India. Raja Sriwijaya membantu
memperbaiki kuil di kanton, Cina pada awal abad ke11.
Tahun 1025 ibu kota Sriwijaya diserbu dan Raja sanggarma Wijayatunggawarman
ditawan musuh. Tahun 1275, Singasari menyerang Sriwijaya. Kerajaan Majapahit juga
menyerang Sriwijaya pada tahun 1377.
(Simbong S. Linda, Susilaningsih ending. 2006. Ilmu pengetahuan sosial SD/MI : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional)

17


Sriwijaya
a. Lokasi Kerajaan
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah membawa kejayaan
bangsa Indonesia di masa lampau. Kerajaan Sriwijaya dikenal hingga nagara yang berada jauh
dari Indonesia. Hal ini dikarenakan letak Kerajaan Sriwijaya sangat strategis dan dekat dengan
Selat Malaka. Selat malaka pada waktu itu adalah jalur perdagangan yang sangat ramai dan
dapat menghubungkan pedagang dari Cina dengan India maupun Romawi.

b. Sumber Sejarah
Berita Asing
Berita Arab banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di
Kerajaan sriwijaya. Bahkan di pusat Kerajaan Sriwijaya ditemukan
perkampungan orang Arab sebagai tempat tinggal sementara. Keberadaan
Sriwijaya juga diketahui dari sebutan orang-orang Arab terhadap Kerajaan
Sriwijaya seperti Zabaq, Sabay, atau Sribusa.
Berita india Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja dari
kerajaan India seperti Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Chola.
18

Berita Cina pedagang Kerajaan Sriwijaya telah menjalin hubungan perdagangan
dengan pedagan Cina yang sering singgah di Kerajaan Sriwijaya selanjutnya
meneruskan perjalanannya ke India maupun Romawi.
Berita dalam negeri
Prasati Kedukan Bukit prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan bahwa
Raja Sriwijaya yang bernama Dapunta Hyang membawa tentara sebanyak 2000
orang berhasil mendudukan Minangtamwan (Jambi)
Prasasti Telaga Batu menyebutkan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang
tidak taat terhadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakan kejahatan.
Prasasti Talang Tuwo prasasti berangka tahun 684 M menyebutkan tentang
pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.
Prasasti Kota Kapur prasasti berangka tahun 686 M itu menyebutkan bahawa
Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menaklukan Bumii Jawa yang tidak setia pada
Kerajaan sriwijaya. Prasasti itu ditemukan di pulai Bangka.
Prasasti Karang Berahi prasasti berangka tahun 686 M itu ditemukan di daerah
pedalaman jambi, yang menunjukan penguasaan Kerajaan Sriwijaya atas daerah itu.
Prasasti Ligor prsasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibukota
Ligor dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka.
Prasasti Nalanda menyebutkan Raja Balaputradewa sebagai raja terakhir dari
Dinasti Syailendra yang terusir dari jawa akibat kekalahannya melawan kerajaan
Mataram dari dinasti Sanjaya.


19

C. Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut.
Raja Dapunta Hyang pada masa pemerintahanny, ia telah berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya sampai ke wilayah jambi yaitu dengan menduduki wilayah Minagtamwan.
Raja Balaputradewa awalnya ia adalah Raja dari Kerajaan Syailendra (di Jawa Tengah). Ketika
terjadi perang antara Kerajaan Syailendra dan Balaputradewa dan pramodhwardani yang dibantu
oleh Rakai Pikatan (dinasti Sanjaya), Balaputradewa mengalami kekalahan.
Pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa, kerajaan Sriwijaya berkembang pesat.
Raja Sanggrama Wijayattunggawarman pada masa pemerintahannya, Kerajaan Sriwijaya
mengalami ancaman dari Kerajaan Chola, Kerajaaan Chola melakukan serangan dan berhasil
merebut Kerajaan Sriwijaya. Sanggrana berhasil ditawan. Namun pada masa pemerintahan Raja
Kulottungga I di kerajaan Chola, Raja Sanggrama dibebaskan.

1) Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mengadakan perluasan wilayah kekuasann ke daerah-daerah sekitarnya.
Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota kerajaan Sriwijaya dipindah dari Muara Takus
ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan mudah dapat menguasai daerah-
daerah sekitarnya. Seperti Bangka, jambi, dan Jawa Barat.
Pada abad ke-8 perluasan wilayah Sriwijaya ditujukan kearah utara yaitu menduduki
semenanjung Malaya dan Tanah Genting Kra.
20

Pada akhir abad ke-8M Kerajaan Sriwijaya telah berhasil mengusai seluruh kalur
perdagangan di Asia Tenggara. Kemudian Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan terbesar di laut
Asia Tenggara.

2) Sriwijaya sebagai Negara Maritim
Dalam upaya mewujudkan agar Kerajaan Sriwijaya sebagai Negara Maritim,
maka perluasan kerajaan dilakukan untuk menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka
dan Selat Sunda, yang merupakan jalur perdagangan yang penting.
Armada Sriwijaya dapat memaksa perahu dagang untuk singgah di pusat atau
Bandar Kerajaan Sriwijaya . pengaruh dan peranan kerajaan Sriwijaya semakin besar di
laut. Bahkan para pedagang dari Kerajaan Sriwijaya juga melakukan hubungan sampai di
luar wilayah Indonesia, sampai ke Cina utara, atau Laut Merah dan Taluk Persia di
sebelah barat.


h. Hubungan Luar Negeri
Sriwijaya dan Pala
Sekitar abad ke-8 M hingga abad ke-11 M daerah Benggala diperintah oleh raja-raja
dari Dinasti Pala. Seorang rajanya yang terbesar bernama Raja Dewa Paladewa
(abad ke-9M). hubungannya dengan Kerajaan Sriwijaya sangat baik terutama dalam
bidang kebudayaan dan agama.
Sriwijaya dan Cholamandala
21

Awalnya hubungan kedua kerajaan ini sangat baik, hingga mereka menjadi musuh
akibat persaingan di bidang peyaran dan perdagangan. Kerajaan Cholamandala
menyerang dua kali, serangan pertama tahun 1007 M mengalami kegagalan.
Serangan kedua (1023/1024M) berhasil merebut kota dan Bandar-bandar penting
Kerajaan Sriwijaya, bahkan Raja Sanggra ditawan.

i. Kehidupan Ekonomi
Secara geografis, wilayah kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang strategis. Di
samping itu letak kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malaka yang merupakan urat
nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara.
Setelah runtuhnya Keraajaan Funan, Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk
menguasai daerah bekas-bekas kerajaan Funan, termasuk menguasai kerajaannya, dan
menguasai jalur pelayaran perdagangan di Selat Malaka.
Kerajaan Sriwijaya membangun ibukota baru di semenanjung Malaka, yaitu di
Ligor. Pendirian ibukota Ligor bukan berarti meninggalkan ibukota di Sumatera
Selatan, malinkan untuk melakukan pengawasan lebih dekat terhadap aktivitas
perdagangan di Selat Malaka.
Menurut Abu Zaid Hasan (Persia) yang mendapat keterangan dari Sulaiman
(pedagang Arab) menyatakan bahwa wilyah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya di laut
sangat luas, sehingga keerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim.

j. Kehidupan Budaya
Hampir tidak pernah ditemukan peninggalan kebudayaan yang berharga dari
Kerajaan Sriwijaya.
22

Walaupun Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Buddha, tidak banyak
peninggalan seperti candi atau arca sebagai tanda kebesaran Kerajaan Sriwijaya dakam
bidang kebudayaan.

k. Mundurnya Kerajaan Sriwijaya
Faktor Politis munculnya kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam
dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara.
Dari daerah timur, kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan
Singasari, Kerajaan Singasari mengadakan pendudukan terhadap Kerajaan
Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga membuat Kerajaan Sriwijaya semakin
terdesak.
Faktoe ekonomi pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan
Sriwijaya semakin berkurang.
Dengan alasan faktor politis dan ekonomi, maka sejak akhir abad ke-13M
Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah
Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh
Kerajaan Majapahit tahun 1377.
(Supriyo. 1999. Ips geografi dan sejarah. Erlangga)



23

Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai Negara maritime dengan
menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional, setiap pelayaran dan
perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah
Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatera, sebagian Jawa, Malaysia, dan
Muangthai Selatan. Selain dari bea cukai, penghasilan lain terutama diperoleh dari
komoditas ekspor. Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading
gajah, buah-buahan, kappa, cula badak, dan wangi-wangian.
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7M. sumber prasati ini ada yang berasal dari
dalam negeri dan ada juga yang berasal dari luar negeri, antara lain:
1) Prasati Kedukan Bukit (683M)
2) Prasati Talang Tuwo (684M)
3) Prasasti Telaga Batu (683)
4) Prasasti Karang Berahi (686M)
5) Prasasti Kota Kapur (686 M)
Puncak kejayaan Sriwijaya terjadi pada masa pemerintahan Raja
Balaputradewa. Ia berjasa dalam mengirimkan para pendeta dari nusantara ke India untuk
memperdalam ajaran agama Buddha.

(Bahar, Safroedin. 1995. Ips terpadu tim bina karya guru E.rlangga)

24

DAFTAR PUSTAKA
Badrika I Wayan. 2006. Sejarah XI : Jakarta: Erlangga
Bahar, Safroedin. 1995. Ips terpadu tim bina karya guru E.rlangga Departemen
Pendidikan Nasional
Group manditi tekad. 1994. Sejarah 1 b: Solo : Tekad Mandiri
Setiawan Iwan, Suciati, Hasanah Lina, Dedi. 2006. Sejarah sosial : Pusat perbukuan
Simbong S. Linda, Susilaningsih ending. 2006. Ilmu pengetahuan sosial SD/MI : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Supriyo. 1999. Ips geografi dan sejarah. Erlangga
Tim penulis bse. 2006. Sejarah XI-a: Jakarta : Mefi SMA
Wardaya. 2006. Sejarah Cakrawala. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai