Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Kerajaaan Sriwijaya

PEMBIMBING :
1. Eny Malihatul Awaliyah S. Pd

Oleh : Haura Shahla Tsabita (13)

Ahmad Ashroful Khoir (02)

Aksa Khoirulloh (04)

Muhammad Rayndra Arwani (23)

SMA NEGERI 1 SIDAYU


Jl. Pahlawan No. 06 Kec. Sidayu Kab. Gresik

Tahun Pelajaran 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT yang atas Rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelasaikan Tugas Makalah Sejarah Kerajaan Sriwijaya. Sholawat serta salam kami
curahkan kepada baginda tercinta kita, yakni Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya
di Akhirat nanti.

Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah yang membahas tentang suatu topik tertentu yang
tercakup ke dalam ruang lingkup pengetahuan. Pada kesempatan kali ini kami diberi tugas untuk
membuat makalah sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Eny Malihatul Alawiyah,S.Pd selaku
pembimbing serta pengarah penyusunan makalah ini. Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas sejarah kami, sekaligus untuk menambah wawasan tentang sejarah kerajaan Sriwijaya.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan demi memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik lagi. Dengan
adanya makalah ini, penulis berharap mampu memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih
mendalam mengenai Sejarah Kerajaan Sriwijaya .

Sidayu, 25 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah adalah gambaran masa lalu manusia dan lingkungan sekitarnya sebagai makhluk
sosial, yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Sejarah di dalamnya meliputi urutan fakta
masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan pengertian pemahaman
tentang sesuatu yang telah berlalu.

Dalam masyarakat mana pun, pasti terdapat pelaku sejarah (orang yang terlibat langsung
dalam suatu peristiwa). Untuk mempelajari sejarah-sejarah di masa lampau kita dapat
mempelajari bukti-bukti yang ditinggalkan baik berupa sumber tertulis hingga tidak tertulis.

Kerajaan dengan latar belakang agama Buddha ini terkenal dengan sebutan negara maritim yang
mendominasi Selat Malaka.

Kejayaan kerajaan ini terlihat dari penduduk Kerajaan Sriwijaya yang bersifat terbuka dengan
kebudayaan asing. Selain itu, raja-raja Sriwijaya memberi dukungan dan perhatian penuh pada
perkembangan ajaran Buddhisme.

Bahkan, biksu bernama I-tsing pernah singgah di Sriwijaya untuk mempelajari agama Buddha
selama dua sampai tiga bulan. Sebelum dirinya belajar ke Nalanda, India untuk mendalami
pengetahuan Buddhis dan belajar Bahasa Sanskerta.

Makna kata Sriwijaya dalam bahasa Sansekerta adalah gabungan dari kata ‘Sri’ yang berarti
cahaya dan ‘Wijaya’ yang bermakna kejayaan. Sehingga Sriwijaya merujuk pada makna kata tentang
sesuatu kemenangan yang gemilang dan jaya.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka kami mengambil masalah yaitu :

1. Kenapa kerajaan Sriwijaya bisa berdiri?

2. Bagaimana perkembangan kerajaan Sriwijaya?

3. Apa yang menyebabkan kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan?

4. Siapa saja nama- nama raja yang pernah memimpin kerajaan Sriwijaya?

C. Tujuan

Tujuan kami memilih Kerajaan Singosari dalam tugas ini agar kami dapat membagi ilmu
untuk teman-teman dan juga memberikan suatu bukti bahwa negarakita kaya akan sejarah dan
budaya. Sehingga, kebudayaan pada masa sejarah ataupun prasejarah tidak akan pernah dilupakan dan
tetap diingat oleh bangsa Indonesia.Serta, membuktikan pada semuanya bahwa pelajaran sejarah itu
menarik untukdipelajari dan dipaham.

1. Mengetahui sejarah berdirinya kerajaan Sriwijaya

2. Menambah wawasan tentang kerajaan Sriwijaya

3. Mengetahui penyebab runtuhnya kerajaan Sriwijaya

4. Agar mengetahui nama nama raja yang pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya
BAB II

PEMBAHASAN

• Awal Berdiri Kerajaan Sriwijaya

Pada tahun 1892, sebuah prasasti ditemukan di Kampung Kota Kapur, Desa Penagan,
Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dan
bahasa Melayu Kuno itu mengandung beberapa kata yang dibaca sebagai “Sriwijaya”.

Temuan Prasasti Kota Kapur itu telah menjelaskan bahwa kerajaan Sriwijaya mulai berkembang
pada abad ke-7 karena pada masa itu, kepulauan Nusantara ramai dikunjungi oleh para musafir asal
Cina dan India.

Sejak awal, pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya berubah-ubah. Semula Sriwijaya berpusat di
Minanga Tamwan, lalu pindah ke Jambi, dan berakhir di Palembang.

Dikutip dari buku “Kedatuan Sriwijaya: Perjalanan Suci” oleh Kemdikbud RI, prasasti lain yang
ditemukan sebagai petunjuk Kerajaan Sriwijaya adalah Prasasti Kedukan Bukit.

Prasasti tersebut diketahui Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang pada tanggal 16 Juni
682 M. Nama lengkapnya tertulis pada Prasasti Talang Tuo yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

Menurut Prasasti Kedukan Bukit, Sri Jayanasa mengadakan perjalanan dengan memimpin 20.000
tentara. Dalam perjalanannya, ia berhasil menaklukan daerah-daerah strategis untuk perdagangan
sehingga hal ini yang mendorong kesejahteraan Sriwijaya ke depannya.

Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak kebudayaan India tertua ke-3. Diperkirakan, Sri
Jayanasa melakukan pada awal berdiri Sriwijaya melakukan ekspedisi pada wilayah-wilayah yang
enggan tunduk pada mereka.
Ekspedisi ini sejalan dengan masa keruntuhan dua kerajaan pendahulunya, yaitu Kerajaan
Tarumanegara di Jawa bagian barat dan Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.Masa Kejayaan
Kerajaan Sriwijaya

• Perkembangan kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi sebuah kerajaan besar sejak abad ke-7 hingga abad ke-11
Masehi. Hal ini dilihat dari kedudukan kerajaan yang mencakup wilayah-wilayah strategis untuk
menjaga dominasi perdagangan laut.

Raja Dharmasetu berhasil melebarkan sayap Sriwijaya hingga Semenanjung Malaya. Bahkan,
kerajaan ini membangun sebuah pangkalan di daerah ligor yang memungkinkan kapal-kapal dari Cina
dan India singgah.

Puncak kejayaan Kerajaan Sriwijaya dimulai pada abad ke-8 hingga ke-9 di bawah kepemimpinan
Raja Balaputradewa (850 M). Pada masa tersebut, Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan hingga
Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan.

Berdasarkan Prasasti Nalanda, Balaputradewa merupakan anak dari Samaratungga, Raja Kerajaan
Mataram Kuno dari garis keturunan Syailendra. Di bawah kepemimpinan Raja Balaputradewa,
Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim.

Kerajaan ini membangun armada laut yang kuat dan membuat para kapal pedagang yang singgah di
kerajaan ini merasa aman dari gangguan perompak.

Menurut buku “Sriwijaya: Sebuah Kejayaan Masa Lalu di Asia Tenggara” dari Kemdikbud, Kerajaan
Sriwijaya mampu menaklukan jalur perdagangan strategis Selat Malaka meliputi daerah Bandar
Melayu di Jambi, Kota Kapur di Pulau Bangka, Tarumanagara dan pelabuhan Sunda di Jawa Barat,
Kalingga di Jawa Tengah, serta Kedah dan Chaiya di Semenanjung Melayu.

Bukti-bukti kuat Sriwijaya sebagai kerajaan bahari dengan ditemukannya runtuhan perahu yang
berasal dari sekitar abad ke-6-7 Masehi, yaitu di Kolam Pinisi, Samirejo, Tulung Selapan, Karang
Agung, dan Kota Kapur. Perahu-perahu Sriwijaya dibuat dengan tradisi yang khas yaitu teknik papan
ikat dan kupingan pengikat.Akhir Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

• Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya


Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sejak kepemimpinan Raja Rajendra
Coladewa dari Kerajaan Cola (India Selatan) pada abad ke-11. Pada tahun 1025, Kerajaan Cola
berhasil menawan Raja Sanggrama Wijayatunggawarman.

Kerajaan Cola lalu mengambil alih kendali perdagangan di Selat Malaka. Serangan tersebut
mengakibatkan kehancuran jalur perdagangan yang menjadi penghasilan utama Kerajaan Sriwijaya.
Sehingga membuat Ibu Kota Sriwijaya pindah ke Jambi. Lambat laun, suara Kerajaan Sriwijaya mulai
meredup.

Kerajaan Sriwijaya semakin tenggelam ketika Kerajaan Singasari melangsungkan Ekspedisi


Pamalayu pada 1275. Ekspedisi ini merupakan misi dari Raja Kertanegara untuk melemahkan
Sriwijaya.

Pada akhirnya, di tahun 1377, Kerajaan Sriwijaya benar-benar runtuh karena persaingan dari Kerajaan
Majapahit yang berhasil menaklukan bagian-bagian wilayah Sriwijaya.

• Raja-raja Kerajaan Sriwijaya

Mengutip dari buku “Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara” karya Deni Prasetyo, berikut daftar
raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Sriwijaya:

Dapunta Hyang Sri Jayanasa (683 M)

Indrawarman (702 M)

Rudra Wikrama (728-742 M)

Sanggramadhananjaya (775 M)

Dharanindra/Rakai Panangkaran (778 M)

Samaragrawira/Rakai Warak (782 M)

Dharmasetu (790 M)

Samaratungga/Rakai Garung (792 M)

Balaputradewa (856 M)

Sri Udayadityawarman (960 M)

Sri Wuja atau Sri Udayaditya (961

M) Hsiae-she (980 M)

Sri Cudamani Warmadewa (988

M) Malayagiri/Suwarnadwipa (990

M)
Sri Marawijayottunggawarman (1008 M

Sumatrabhumi (1017 M)

Sri Sanggrama Wijayatunggawarman (1025 M)

Sri Dewa (1028 M)

Dharmawira (1064 M)

Sri Maharaja (1156 M)

Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1178 M)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada tahun 1892, sebuah prasasti ditemukan di Kampung Kota Kapur, Desa
Penagan, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Prasasti yang ditulis dengan
huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno itu mengandung beberapa kata yang dibaca
sebagai “Sriwijaya”. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan di indonesia yang
didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa pada tanggal 16 Juni 682 M.

Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi sebuah kerajaan besar sejak abad ke-7
hingga abad ke-11 Masehi. Hal ini dilihat dari kedudukan kerajaan yang mencakup
wilayah-wilayah strategis untuk menjaga dominasi perdagangan laut. Puncak
kejayaan Kerajaan Sriwijaya dimulai pada abad ke-8 hingga ke-9 di bawah
kepemimpinan Raja Balaputradewa (850 M). Pada masa tersebut, Sriwijaya
memiliki wilayah kekuasaan hingga Malaysia, Singapura, dan Thailand Selatan.

Kebesaran Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sejak


kepemimpinan Raja Rajendra Coladewa dari Kerajaan Cola (India Selatan) pada
abad ke-11. Pada tahun 1025, Kerajaan Cola berhasil menawan Raja Sanggrama
Wijayatunggawarman. Kerajaan Sriwijaya semakin tenggelam ketika Kerajaan
Singasari melangsungkan Ekspedisi Pamalayu pada 1275. Ekspedisi ini merupakan
misi dari Raja Kertanegara untuk melemahkan Sriwijaya. Pada akhirnya, di tahun
1377, Kerajaan Sriwijaya benar-benar runtuh karena persaingan dari Kerajaan
Majapahit yang berhasil menaklukan bagian-bagian wilayah Sriwijaya.
B. Saran

Indonesia memiliki nilai sejarah yang sangat kuat dan kaya, karena itu Informasi
mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia harus disampaikan sedari dini dan
memanfaatkan situs-situs seperti Karangkamulyan sebagai salah satu alternatif objek
wisata yang mendidik dan tidak membosankan. Karena itu langkah pertama ialah
menanamkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan menunjukkan betapa kaya dan
uniknya nilai sejarah yang dimiliki bangsa Indonesia dari sejak dini, yaitu sejak
masyarakat Indonesia masih anak-anak dan bersekolah dasar.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6950066/sejarah-kerajaan-sriwijaya-awal-berdiri-
masa-kejayaan-dan-keruntuhan

Anda mungkin juga menyukai