Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA

NAMA KELOMPOK:
o Ajisaka Wahyu Nagara (05)
o Fatiha Mutia Ramadhani (18)
o Hadistya Wulan Azizzah (20)

KELAS:

X MIPA 1
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat,
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kerajaan
Sriwijaya ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan
salam juga kita panjatkan kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW,
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan
banyak pihak dan dari berbagai sumber. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar kepada mereka yang
telah berjasa membantu kami selama proses pembuatan makalah Kerajaan
Sriwijaya ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang
belum sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang
digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala
kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah Kerajaan Sriwijaya ini ke
depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah Kerajaan Sriwijaya ini dapat
memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting
adalah semoga dapat menambah wawasan kita mengenai sejarah Kerajaan
Sriwijaya.

Madiun, 4 Februari 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya


1. Perjalanan Siddhayatra
2. Penaklukkan Kawasan
B. Pendiri Kerajaan Sriwijaya
C. Letak Geografi Kerajaan Sriwijaya
D. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Sriwijaya
1. Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya
2. Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya
3. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya
4. Kehidupan Agama Kerajaan Sriwijaya
E. Masa Keemasan Kerajaan Sriwijaya
F. Masa Penurunan Kerajaan Sriwijaya
G. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nama “Sriwijaya” berasal dari bahasa Sansekerta. Berasal dari kata
“Sri” yang artinya bercahaya dan “Wijaya” yang artinya kemenangan.
Kerajaan Sriwijaya didirikan pertama kali pada abad ke-7 dengan raja
pertama bernama Dapunta Hyang. Bukti fisik berupa kronik berita Cina
memberitahu bahwa pada tahun 682 Masehi atau abad ke-6 ada seorang
pendeta Budha dari Tiongkok yang ingin memperdalam agamanya di tanah
India. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Buddha terbesar di Asia
Tenggara karena memiliki daeraah jajahan yang luas dan menguasai
perdagangan laut. Daerah jajahannya meliputi: Laut Natuna, Semenanjung
Malaya, Tanah genting Kra, Selat Malaka, Laut Jawa, Ligor, Kelantan, Pahang,
Jambi, dan Selat Sunda.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan Sriwijaya?
2. Siapa pendiri kerajaan Sriwijaya?
3. Bagaimana letak geografis kerajaan Sriwijaya?
4. Bagaimana kehidupan politik, sosial, ekonomi, dan agama kerajaan
Sriwijaya?
5. Kapankah masa keemasan kerajaan Sriwijaya?
6. Bagaimana penurunan kekuasaan kerajaan Sriwijaya ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara
bahari. Namun kerajaan ini tidak memperluas kekuasaannya di luar wilayah
kepulauan Asia Tenggara. Dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi
Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat. Beberapa ahli masih memperdebatkan
kawasan yang menjadi pusat pemerintahan Sriwijaya. Selain itu kemungkinan
kerajaan ini biasa memindahkan pusat pemerintahannya. Namun kawasan
yang menjadi ibukota tetap diperintah secara langsung oleh penguasa.
Sedangkan daerah pendukungnya diperintah oleh datu setempat. Kerajaan
Sriwijaya tumbuh di tengah ramainya jalur perdagangan melintasi Selat
Malaka dengan banyaknya pedagang yang singgah di kota-kota pelabuhan
untuk membeli rempah-rempah.

1. Perjalanan Siddhayatra
Pada tanggal 11 Waisaka 604 (23 April 682) raja Sriwijaya yang
bergelar Dapunta Hyang naik perahu dari suatu tempat untuk
menggabungkan diri dengan balatentaranya yang baru saja
menaklukkan Minanga (Binanga). Lalu pada tanggal 7 Jesta (19 Mei)
Dapunta Hyang memimpin balatentaranya berangkat dari Minanga
untuk kembali ke ibu kota. Mereka bersuka cita karena pulang dengan
kemenangan. Tanggal 5 Asada (16 Juni) mereka tiba di Muka Upang,
sebelah timur Palembang. Sesampainya di ibu kota, Dapunta Hyang
menitahkan pembuatan wanua (bangunan) berupa sebuah wihara,
sebagai manifesti rasa syukur dan gembira.
2. Penaklukkan Kawasan
Ekspansi kerajaan ini ke Jawa dan Semenanjung Malaya,
menjadikan Sriwijaya mengendalikan simpul jalur perdagangan utama
di Asia Tenggara. Berdasarkan observasi, ditemukan reruntuhan candi-
candi Sriwijaya di Thailand dan Kamboja. Pada abad ke-7, pelabuhan
Champa di sebelah timur Indochina mulai mengalihkan banyak
pedagang dari Sriwijaya. Untuk mencegah hal tersebut, Maharaja
Dharmasetu melancarkan beberapa serangan ke kota-kota pantai di
Indochina. Kota Indrapura di tepi sungai Mekong, di awal abad ke-8
berada di bawah kendali Sriwijaya. Sriwijaya meneruskan dominasinya
atas Kamboja. Sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri
kemaharajaan Khmer, memutuskan hubungan dengan Sriwijaya pada
abad yang sama. Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan di Jawa, antara
lain Tarumanegara dan Holing berada di bawah kekuasaan Sriwijaya.
Menurut catatan, pada masa ini pula wangsa Sailendra bermigrasi ke
Jawa Tengah dan berkuasa di sana. Pada abad ini pula, Langkasuka di
semenanjung Melayu menjadi bagian kerajaan. Pada masa berikutnya,
Pan Pan dan Trambralinga, yang terletak di sebelah utara Langkasuka,
juga berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Setelah Dharmasetu,
Samaratungga menjadi penerus kerajaan. Ia berkuasa pada periode
792 sampai 835. Ia memilih memperkuat penguasaan Sriwijaya di
Jawa. Selama masa kepemimpinannya, ia membangun candi
Borobudur di Jawa Tengah yang selesai pada tahun 825.

B. Letak Geografis Kerajaan Sriwijaya


Letak geografis kerajaan sriwijaya Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan
dapat diketahui bahwa letak Kerajaan Sriwjijaya di wilayah Sumatra bagian selatan.
Diperkirakan pusat pemerintahannya terletak di tepi Sungai Musi atau disekitar kota
Palembang sekarang. Dari tepian sungai musi, pengaruh Kerajaan Sriwijaya terus
menerus mencakup Selat malaka, selat Sunda, Selat Bangka, Laut Jawa bagian
barat, Bangka, Jambi Hulu, Semenanjung Malaya hingga ke Tanah Genting Kra. Luas
wilayah laut yang dikuasasi Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai
kerajaan maritim besar.
C. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Sriwijaya
1. Bidang Politik
Kehidupan politik Kerajaan Sriwijaya meliputi wilayah kekuasaan, raja-raja yang
memerintah, dan hubungan dengan kerajaan lain baik dalam dan luar negeri.
Berdasarkan bukti yang ada dari isi prasasti Leiden, Kerajaan Sriwijaya telah
melakukan kerjasama dengan kerajaan Chola di India. Hubungan baik dengan
kerajaan tersebut ditandai dengan pengiriman pendeta dari Sriwijaya ke India dan
pembuatan Biara untuk pendeta tersebut. Selanjutnya, berikut ini raja-raja yang
perah berkuasa di Kerajaan Sriwijaya, antara lain:
a. Dapunta Hyang Srijayanasa
b. Balaputeradewa 
c. Sri Indra Waraman
d. Rudrawikrama
e. Sriudayadityawarman
f. Sri Sanggarama Wijayatunggawarman
g. Marawijayatunggawarman
Wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya membentang luas di Indonesia bagian barat
(Nusantara saat itu) dan sebagian wilayah di Asia Tenggara. Namun pusat
pemerintahannya di daerah yang sekarang menjadi kota Palembang. Sriwijaya juga
berhasil menaklukkan daerah di luar nusantara seperti Kedah di Semenanjung
Malaya.

2. Bidang Sosial
Kehidupan sosial masyarakat di Kerajaan Sriwijaya berbaur dengan para
pedagang dari luar, karena saat itu wilayah tersebut merupakan pelabuhan bagi
kapal-kapal asing yang singgah. Kemungkinan bahasa yang berkembang adalah
bahasa melayu kuno, mereka menggunakan bahasa tersebut untuk berkomunikasi
dengan para pedagang. Budaya asing, khususnya dari India berkembang di wilayah
Sriwijaya. Contohnya penggunaan nama-nama khas India dan pengaruh agama
Hindu-Budha semakin menyebar menyeluruh, baik masyarakat maupun di dalam
kerajaan. I Tsing, orang China yang pernah singgah di Kerajaan Sriwijaya juga
menjelaskan bahwa banyak para pendeta dari luar yang berdatangan untuk
berguru/belajar bahasa Sanskerta dan mempelajari kitab suci agama Budha.

3. Bidang Ekonomi
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya meliputi kegiatan pertanian, hasilnya
kemudian diperjual belikan kepada para pedagang asing yang singgah. Hal ini
didukung dengan letak yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan
Internasional. Hasil bumi dari pertanian tersebut mendongkrak kegiatan
perdagangan, akibatnya banyak pedagang dari China dan India ramai-ramai
berdatangan. Faktor lain pendukung kegiatan ekonomi adalah berhasilnya Sriwijaya
menguasai wilayah-wilayah strategis di sekitarnya seperti Selat Sunda, Selat Malaka,
Laut Natuna dan Laut Jawa. Dikuasainya daerah-daerah tersebut tidak terlepas dari
kekuatan armada laut Kerajaan Sriwijaya dengan kapalnya yang begitu banyak.

4. Bidang Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat Kerajaan Sriwijaya adalah Hindu dan
Budha. Masuknya agama Hindu dan Budha dibawa oleh para pedagang dari India.
Dikutip dari wikipedia, agama pertama yang dianut adalah agama Hindu. Kemudian
menurut catatan I Tsing, pada perkembangan selanjutnya agama Budha
mendominasi kehidupan masyarakat Sriwijaya. Bahkan sebagai pusat study agama
Budha (I Tsing). Kehidupan agama di Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh letaknya
yang strategis, agama-agama yang dianut merupakan hasil dari campur baur
dengan pedagang dari India dalam kegiatan perdagangan. Namun, pada
perkembangn selanjutnya banyak pedagang dari Timur Tengah yang berdatangan.
Awalnya dengan tujuan untuk berdagang, tapi lama kelamaan pengaruh Islam
berkembang. Hal ini mengakibatkan munculnya kerajaan-kerajaan Islam pada masa
keruntuhan Kerajaan Sriwijaya.

D.

Anda mungkin juga menyukai