Anda di halaman 1dari 22

Kerajaan Sriwijaya

• Penjelasan Singkat
• Lokasi dan Sumber Sejarah
• Kondisi Sosial, Politik, Ekonomi, Budaya dan Agama
Kerajaan Sriwijaya
• Peninggalan Sejarah.
• Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
• Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
• Raja Raja yang pernah memerintah di Kerajaan
Sriwijaya.

Materi
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di
pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah
kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya,
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Dalam bahasa Sansekerta, sri
berarti “bercahaya” dan wijaya berarti “kemenangan”.
Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;
seorang pendeta Tiongkok, I-Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya
tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan. Prasasti yang paling tua mengenai
Sriwijaya juga berada pada abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di
Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah
bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan diantaranya
serangan dari raja Dharmawangsa dari Jawa di tahun 990, dan tahun 1025
serangan Rajendra Chola I dari Cholamandala , selanjutnya tahun 1183
kekuasaan Sriwijaya dibawah kendali kerajaan Dharmasraya.

Apa itu Kerajaan


Sriwijaya ?
Lokasi dan Sumber
Sejarah
Dari berbagai sumber sejarah seperti diungkap sebelumnya,
dapatlah ditafsirkan bahwa kehidupan sosial masyarakat
Kerajaan Sriwijaya mengalami dinamika yang tinggi. Ada
saatnya ketika rakyat terlibat dalam berbagai penaklukkan dan
perluasan wilayah Sriwijaya. Kemudian, masa ketika masyarakat
menikmati suasana yang tenang. Terakhir, sebuah masa ketika
masyarakat Sriwijaya mengalami goncangan karena sejumlah
penyerangan yang dilakukan pesaing-pesaing Sriwijaya, baik
yang berasal dari Jawa maupun India. Dalam suasana yang stabil,
Sriwijaya dan masyarakatnya tampil menjadi pusat pengajaran
Buddha di kawasan Asia Tenggara. Tersebutlah nama-nama guru
besar agama Buddha, seperti Dharmapala dan Sakyakirti. Dari
situ, jelaslah bagaimana gambaran kehidupan sosial masyarakat
Sriwijaya.

KONDISI SOSIAL KERAJAAN


Raja-raja yang berhasil diketahui pernah memerintah Kerajaan
Sriwijaya diantaranya sebagai berikut.
Raja Dapunta Hyang
Berita mengenai raja ini diketahui melalui Prasasti Kedukan
Bukit (683 M). Pada masa pemerintahannya, Raja Dapunta
Hyang telah berhasil memeperluas wilayak kekuasaannya sampai
ke wilayah Jambi, yaitu dengan menduduki daerah
Minangatamwan.
Daerah ini memiliki arti yang sangat strategis dalam bidang
perekonomian, karena daerah ini dekat dengan jalur perhubungan
pelayaran perdagangan di Selat Malaka. Sejak awal
pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang telah mencita-citakan
agar Kerajaan Sriwijaya menjadi Kerajaan Maritim.

KONDISI POLITIK KERAJAAN


Tonggak kehidupan budaya masyakarat Sriwijaya yang sangat
dibanggakan adalah pada saat Sriwijaya menjadi pusat
pengajaran ajaran Buddha di Asia Tenggara. Para pendeta yang
berasal dari wilayah sebelah timur Sriwijaya, seperti Cina dan
Tibet banyak yang menetap di Sriwijaya. Tujuan mereka adalah
belajar ajaran Buddha sebelum mereka belajar di tanah asal
lahirnya ajaran itu (India). Pada tahun 1011– 1023, datang
seorang pendeta Buddha dari Tibet untuk memperdalam
pengetahuannya tentang agama Buddha di Sriwijaya. Pendeta itu
bernama Atisa dan menerima bimbingan langsung dari guru besar
agama Buddha di Sriwijaya, yaitu Dharmakitri.

KONDISI BUDAYA KERAJAAN


Dilihat dari letak geografis, daerah Kerajaan Sriwijaya
mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di tengah-
tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina.
Di samping itu, letak Kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat
Malak yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-
daerah di Asia Tenggara.
Hasil bumi Kerajaan Sriwijaya merupakan modal utama
bagi masyarakatnya untuk terjun dalam aktifitas pelayaran
dan perdagangan.

KONDISI PEREKONOMIAN
KERAJAAN
PENINGGALAN SEJARAH
KERAJAAN SRIWIJAYA
1. Prasasti Kota Kapur
2. PRASASTI LIGOR
3. PRASASTI TELAGA BATU
4. PRASASTI KEDUKAN
BUKIT
5. PRASASTI TALANG TUWO
6. PRASASTI BERAHI
7. CANDI MUARA TAKUS
• 8. CANDI MUARO JAMBI
9. CANDI BAHAL
• Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan
menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara.
Sriwijaya telah menguasai hampir seluruh kerajaan Asia
Tenggara, diantaranya, Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya,
Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya menjadi
pengendali rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea
cukai kepadaa setiap kapal yang lewat. Hal ini karena
Sriwijaya menjadi penguasa atas Selat Sunda dan Malaka.
Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga mengumpulkan
kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan
yang melayani pasar Tiongkok dan India.

KEJAYAAN KERAJAAN
SRIWIJAYA
• Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan ketika Raja Rajendra
Chola, penguasa Kerajaan Cholamandala menyerang dua kali pada
tahun 1007 dan 1023 M yang berhasil merebut bandar-bandar kota
Sriwijaya. Peperangan ini disebabkan karena Kerajaan Sriwijaya dan
Kerajaan Cholamandala bersaing pada bidang perdagangan dan
pelayaran. Dengan demikian, tujuan dari serangan Kerajaan
Cholamandala tidak untuk menjajah melainkan untuk meruntuhkan
armada Sriwijaya. Hal ini menyebabkan ekonomi Kerajaan Sriwijaya
semakin melemah karena para pedagang yang biasanya berdagang di
Kerajaan Sriwijaya terus berkurang. Tidak hanya itu, kekuatan militer
Sriwijaya juga semakin melemah sehingga banyak daerah
bawahannya yang melepaskan diri. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya
runtuh pada abad ke-13.

KERUNTUHAN KERAJAAN
SRIWIJAYA
RAJA RAJA YANG PERNAH
MEMERINTAH
• Dapunta Hyan Srijayanasa (terdapat dalam Prasasti Kedukan Bukit tahun
683 Masehi dan Prasasti Talang Tuwo tahun 684 Masehi)
• Sri Indrawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 724 Masehi
• Rudrawikrama (terdapat dalam Berita Cina tahun 728 Masehi)
• Wishnu (terdapat dalam Prasasti Ligor tahun 775 Masehi
• Maharaja (terdapat dalam Berita Arab tahun 851 Masehi)
• Balaputera Dewa (terdapat dalam Prasasti Nalanda tahun 860 Masehi)
• Sri Udayadityawarman (terdapat dalam Berita Cina tahun 960 Masehi)
• Sri Udayaditya (terdapat dalam Berita Cina tahun 962 Masehi)
• Sri Sudamaniwarmadewa (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044
Masehi)
• Marawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Leiden tahun 1044
Masehi)
• Sri Sanggaramawijayatunggawarman (terdapat dalam Prasasti Chola
tahun 1044 Masehi)

Anda mungkin juga menyukai