Kerajaan Melayu atau dalam bahasa Cina ditulis Ma-La-Yu merupakan sebuah nama kerajaan yang berada di Pulau Sumatera. Kerajaan melayu termasuk kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini berada di pulau Swarnadwipa atau Swarnabumi (Sumatera) yang oleh para pendatang disebut sebagai pulau emas yang memiliki tambang emas, dan pada awalnya mempunyai kemampuan dalam mengontrol perdagangan di Selat Malaka sebelum direbut oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 682.
Sumatra bagian Selatan, berpusat di daerah Jambi di tepi kanan kiri Sungai Batanghari (ditemukan candi, arca, & peninggalan purba lainnya di sungai itu)
SUMBER SEJARAH
y
Berasal dari sumber Cina karena tidak ditemukan prasasti. Musafir Cina I-Tsing (671-695 M) menyatakan bahwa pada abad ke-7 M secara politik Kerajaan Melayu dimasukkan ke dalam Kerajaan Sriwijaya. Patung Amoghapasa (patung Buddha) hadiah dari penguasa Jawa Timur (Kertanegara -singhasari) pada abad ke-13 M, ditemukan di Jambi.
Arca Amoghapa a
KEHIDUPAN POLITIK
Setelah cukup lama dibawah kekuasaan Sriwijaya, Kerajaan Melayu muncul kembali sebagai pusat kekuasaan di Sumatera. Pada abad ke 17, Adityawarman, putra Adyawarman memerintah kerajaan Melayu. Adityawarman memerintah hingga tahun 1375. Kemudian digantikan oleh putranya yaitu Anangwarman.
KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan yang besar , megah dan jaya. Karena dikenal di setiap bangsa atau negara di luar indonesia. Ini disebabkan karena letak Kerajaan Sriwijaya yang sangat Strategis dan dekat dengan selat malaka. Telah kita ketahui bahwa selat malaka merupakan jalur perdagangan yang sangat ramai.
SUMBER SEJARAH
Berita Asing a) Berita Arab, oleh pedagang Arab yang melakukan perdagangan di Kerajaan Sriwijaya. Di Kerajaan Sriwijaya ditemukan perkampungan-perkampungan orang Arab. b) Berita india, menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan dengan kerajaan di India yaitu Kerajaan Nalanda dan Kerajaan Chola. Berita Cina Kerajaan Sriwijaya melakukan hubungan perdagangan dengan pedagang-pedagang Cina. Berita Dalam Negeri a) Prasasti Kedukan Bukit (684 M) b) Prasasti Telaga Batu c) Prasasti Talang Tuwo d) Prasasti karang Berahi e) Prasasti Ligor f) Prasasti Nalanda
PRASASTI
KEHIDUPAN POLITIK
RAJA DAPUNTA HYANG, diketahui lewat Prasasti Kedukan Bukit (683 M). Pada masa pemerintahannya Raja Dapunta Hyang telah berhasil memeprluas wilayah sampai jambi. Raja Dapunta Hyang telah mencita-citakan agar kerajaan Sriwijaya menjadi Kerajaan Maritim. RAJA BALAPUTRA DEWA, pada masa ini Sriwijaya mengalami masa kejayaan, ia raja dari Kerajaan Syailendra (jawa tengah) yang melarikan diri akibat perang dengan Pramodhawardani (Dinasti Sanjaya), diangkat menjadi raja karena di Sriwijaya tidak ada keturunan. Pada masa pemerintahannya Sriwijaya berkembang pesat dengan meningkatkan pelayaran dan perdagangan dan hubungan dengan kerajaan di luar indonesia. Sehingga Kerajaan Sriwijaya menjadi pusa perdagangan dan penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.
KEHIDUPAN POLITIK
RAJA SANGGRAMA WIJAYATTUNGGAWARMAN, pada masa pemerintahannya Kerajaan Sriwijaya mengalami ancaman dari Kerajaan Chola. Tidak diketahui sebabnya kerajaan sriwijaya dengan kerajaan Chola berubah yang tadinya bersahabat menjadi permusuhan, Kerajaan Chola menyerang Sriwijaya dan berhasil merebut kerajaan sriwijaya, Raja Sanggrama Wijayattunggawarman berhasil ditawan. Namun pada masa pemerintahan Raja Kulottungga I, Raja Sanggrama dibebaskan kembali.
KEHIDUPAN SOSIAL
Berdasarkan berita I-Tsing dapat disimpulkan bahwa kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-7 M merupakan pusat kegiatan ilmiah agama Buddha di Asia Tenggara.Prasasti Nalanda berisi tentang pembebasan tanah untuk pendirian sebuah biara atas permintaan raja Swarnadiva, Balaputradewa, cucu raja Jawa berjuluk Wirawairimathana, yang berputra Samaargrawira yang menikahi putri Raja Dharmasetu. Dari prasasti-prasasti tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa raja sangat memperhatikan dunia pendidikan dalam memajukan dan mengembangkan kerajaannya. Pendidikan yang berbasis pengajaran agama Buddha disatu sisi telah membawa corak kehidupan yang khas pada masyarakat Sriwijaya
KEHIDUPAN EKONOMI
Kerajaan Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim yang pernah menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan. Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapal-kapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buahbuahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian.