Anda di halaman 1dari 10

KERAJAAN SRIWIJAYA DAN KERAJAAN MATARAM

nama kelompok: - Defi mayshita nazriyah

-Natalia s

-Ariffal Azizi
KERAJAAN SRIWIJAYA

A. Letak Kerajaan Sriwijaya


Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang berdiri pada abad
ke-7, Letak pasti kerajaan ini masih banyak diperdebatkan. Namun, pendapat
yang cukup populer adalah yang dikemukakan oleh G. Coedes pada tahun
1918 bahwa pusat Sriwijaya ada di Palembang.Sebab para ahli ada yang
menyimpulakan bahwa Sriwijaya berpusat di Kedah, kemudian Muara Takus,
hingga menyebut kota Jambi.
Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang
bernama Dapuntahyang Sri Jayanasa. Keterangan ini tertulis pada salah satu
prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka. nama-nama
raja Kerajaan Sriwijaya yang sedikit banyak disepakati oleh para ahli setelah
masa kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
- Raja sri jayanasa
Raja yang pertama adalah Dapunta Hyang, atau dikenal dengan nama Sri
Jayanasa, yang memerintah dari tahun 671-728 masehi.
- Raja Dharanindra
Dharanindra, atau kadang disingkat Indra, adalah seorang raja dari Wangsa
Sailendra yang memerintah sekitar tahun 782. Namanya ditemukan dalam
prasasti Kelurak dengan disertai gelar Sri Sanggrama Dhananjaya.
- Balaputradewa
Memerintah sekitar abad ke-9M.pada zaman pemerintahannya, Sriwijaya
berkembang pesat dan mencapai zaman keemasan
- SriUdayadityawarman
Memerintah pada tahun 960 M
-srisudamaniwarmadewa
Memerintah pada ke-990 M,pada masa pemerintahan raja itu terjadi serangan
raja Darmawangsa dari Jawa bagian timur.
- Sri Culamaniwarman atau Cudamaniwarmadewa
memerintah pada 988 M
- Sri dewa
Memerintah pada tahun 1028 M
- Sri Sanggramawijayatunggawarman
Memerintah pada tahun 1025 M

B. Kehidupan politik di kerajaan Sriwijaya


Kekuasaan kerajaan Sriwijaya semakin luas ketika berhasil
mengembangkan politik ekspansinya. Sasarannya adalah daerah-daerah yang
strategis bagi dunia perdagangan. Perluasan wilayah kekuasaan ini tertulis
didalam prasasti yang ditemukan di Lampung, Bangka, dan Ligor. Bahkan,
beberapa sumber Cina juga menyebutkan keberhasilan kerajaan Sriwijaya
didalam memperluas wilayah kekuasaan hingga ke semenanjung Malaka.
Tidak aneh apabila kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai negara antarnusa.
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa Balaputra
Dewa. Raja ini mengadakan hubungan persahabatan dengan raja Dewapala
Dewa dari India.

C. Kehidupan sosial budaya masyarakat di kerajaan Sriwijaya


Terdapat pengaruh kuat agama Buddha pada masyarakatnya. Kerajaan
Sriwijaya menggunakan Bahasa Melayu Kuno, yang menjadi dasar dari
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia,
Salah satu kebesaran kerajaan Sriwijaya adalah kedudukannya sebagai
pusat pendidikan pengembangan agama Buddha di kawasan Asia Tenggara.
Kedudukan ini mempengaruhi kehidupan sosial masyarakatnya,Menurut
prasasti Nalanda, banyak pemuda-pemudi dari kerajaan Sriwijaya yang pergi
ke India untuk belajar agama Buddha. Perhatian raja terhadap perkembangan
agama Budha juga besar, terlihat dengan pemberian sebidang tanah yang
hendak dipergunakan sebagai asrama pelajar. Bahkan, Balaputradewa
mempunyai hubungan erat dengan raja Dewa Paladewa dari India.
D. Kehidupan ekonomi masyarakat di kerajaan Sriwijaya
Ditandai dengan kegiatan perniagaan di Selat Malaka yang menjadikan
Sriwijaya sebagai kerajaan besar dari perniagaan dengan India dan China
Sebagai sebuah kerajaan maritim, Sriwijaya menggantungkan kehidupannya
pada aktivitas kelautan. Apalagi letaknya yang strategis di tepi jalur pelayaran
dan perdagangan dunia. Dari situlah, Sriwijaya berkembang menjadi pusat
perdagangan dan pelabuhan transit. Banyak pedagang dari luar kawasan yang
datang ke Sriwijaya untuk mengambil beragam komoditas,Kedudukan
Sriwijaya dalam perdagangan itu didukung oleh dua hal yang saling
melengkapi, yaitu pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana serta armada
laut yang tangguh. Meningkatnya aktivitas perdagangan itu mempengaruhi
penghasilan kerajaan. Pemasukan itu berasal dari pembayaran upeti, pajak
dan keuntungan dari perdagangan. Selama berabad-abad, Sriwijaya tampil
sebagai kerajaan yang kuat, makmur dan luas jangkauan pengaruhnya.
peninggalan-peninggalan kerajaan Sriwijaya

-Candi Muaro Jambi

-Candi Muara Takus.

-Candi Biaro Bahal.

-Prasasti Talang Tuo Yang berada di sebelah barat Palembang Isinya


tentang pembuatan Taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga
untuk kemakmuran semua makhluk.

-Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, isinya Dapunta Hyang mengadakan


perjalanan selama delapan hari dengan membawa 20.000 pasukan dan
berhasil menguasai beberapa daerah

-Prasasti Telaga Batu di Palembang Isinya berupa kutukan terhadap mereka


yang melakukan kejahatan dan melanggar perintah raja.

-Prasasti Karang Berahi Dan prasasti kota kapur di Jambi Prasasti berisi
permohonan kepada dewa untuk keselamatan rakyat dan kerajaan Sriwijaya.
-Prasasti Ligor di tanah Genting Kra. Isinya Sriwijaya diperintah oleh
Darmaseta.

-Prasasti Palas Pasemah di Pasemah, Lampung Selatan. Isinya wilayah


Lampung Selatan telah diduduki Sriwijaya.

E. Penyebab Keruntuhan Kerajaan


Pada akhir abad ke-13, Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran yang
disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
1. Faktor geologis, yaitu adanya pelumpuran sungai Musi sehingga para
pedagang tidak singgah lagi di Sriwijaya.
2. Faktor politis, yaitu jatuhnya tanah Genting Kra ke tangan Siam
membuat pertahanan Sriwijaya di sisi utara melemah dan perdagangan
mengalami kemunduran. Akibat dari serangan ini, Melayu, Kalimantan
dan Pahang lepas dari tangan Sriwijaya. Desakan lain datang dari
Kerajaan Colamandala dan Sriwijaya akhirnya benar-benar hancur
karena diserang Majapahit.
3. Faktor ekonomi, yaitu menurunnya pendapatan Sriwijaya akibat lepasnya
daerah-daerah strategis untuk perdagangan ke tangan kerajaan-kerajaan
lain.
KERAJAAN MATARAM KUNO

A. Letak kerajaan Mataram kuno awal berdiri


Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan bercorak Hindu dan Budha
yang berdiri di Bhumi Mataram (dekat Yogyakarta Sekarang) sejak abad ke 8
hingga abad ke 11. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan yang sering
berpindah tempat, sehingga mempengaruhi nama kerajaannya.
Saat berdirinya kerajaan ini memiliki ibukota di daerah Mataram dekat
Yogyakarta sekarang, sehingga kemudian diberi nama Medang I Bhumi
Mataram. Namun, kerajaan ini sempat mengalami beberapa kali atau kurang
lebih 7 kali perpindahan ibu kota, hingga akhirnya sampai ke Jawa Timur
pada abad ke 10 dan lebih dikenal dengan Kerajaan Medang,Pendiri Kerajaan
Mataram Kuno adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya, yang berkuasa
antara 732-760 Masehi. Dalam sejarahnya, Kerajaan Mataram Kuno ini
diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan
Dinasti Syailendra yang beragama Budha.Kepemimpinan dalam Kerajaan
Mataram Kuno berjalan dalam tiga wangsa, mulai dari Wangsa Sanjaya,
Wangsa Syailendra dan Wangsa Isyana. Pada kepemimpinan Raja Sanjaya,
Kerajaan Mataram Kuno berkuasa, hingga wilayah kekuasan terus bertambah
luas.
Nama nama raja kerajaan Mataram kuno adalah sebagai berikut.
-Sanjaya
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya adalah raja pertama Kerajaan Medang
periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan Mataram Kuno), yang
memerintah dari tahun 732 – 760 Masehi. Namanya dikenal melalui prasasti
Canggal dan prasasti Mantyasih, serta naskah Carita Parahyangan.
-Rakai Panangkaran
Adalah raja kedua Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut
Kerajaan Mataram Kuno). Ia memerintah sekitar tahun 770-an.
-Rakai Garung (Samaratungga)
Sri Maharaja Samarottungga, atau kadang ditulis Samaratungga, adalah
raja Kerajaan Medang dari Wangsa Syailendra yang memerintah pada tahun
792 – 835. Tidak seperti pendahulunya yang ekspansionis, pada masa
pemerintahannya, Smaratungga lebih mengedepankan pengembangan agama
dan budaya.
-Rakai Pikatan
Rakai Pikatan berkuasa antara 840-856 M. Masa pemerintahannya menandai
bersatunya Dinasti Sanjaya (Hindu) dan Dinasti Syailendra (Buddha), yang
sebelumnya saling bersaing.
-Rakai Kayuwangi (Dyah Lokapala)
Sri Maharaja Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala Sri Sayyawasanottunggadewa
Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan
Mataram Kuno) yang memerintah tahun 856 – 880-an.
-Rakai Watuhumalang
memerintah sekitar tahun 890-an
-Rakai Watukura (Dyah Balitung)
Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmodaya Mahasambu
adalah raja Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut
Kerajaan Mataram Kuno), yang memerintah sekitar tahun 899–911. Wilayah
kekuasaannya mencakup Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan Bali.
-Mpu Daksa
Mpu Daksa adalah raja Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim
disebut Kerajaan Mataram Kuno yang memerintah sekitar tahun 913–919,
bergelar Sri Maharaja Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya
Uttunggawijaya.
-Rakai Layang Dyah Tulodong
Sri Maharaja Rakai Layang Dyah Tulodong Sri Sajjana Sanmatanuraga
Uttunggadewa atau disingkat Dyah Tulodong atau Tlodhong adalah raja
Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut Kerajaan Mataram Kuno),
yang memerintah sekitar tahun 919–924.
-Rakai Sumba Dyah Wawa
Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga adalah
raja terakhir Kerajaan Medang periode Jawa Tengah (atau lazim disebut
Kerajaan Mataram Kuno), yang memerintah sekitar tahun 924–929.
-Dharmawangsa Teguh
Memimpin dan berkuasa pada tahun 985-1017M.

B. Kehidupan politik
Berdasarkan prasasti Canggal diketahui, Mataram kuno mula-mula
diperintah oleh Raja Sanna. Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya,
Sanjaya. Sanjaya adalah anak Sanaha, saudara perempuan Raja Sanna (Sanna
tidak memiliki keturunan). Sanjaya memerintah dengan bijaksana sehingga
rakyat hidup makmur, aman dan tenteram. Hal ini terlihat dari prasasti
Canggal yang menyebutkan bahwa tanah Jawa kaya akan padi dan emas.
Selain Prasasti Canggal, nama Sanjaya juga tercantum pada prasasti Balitung

C. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu pada pertanian. Kondisi alam
bumi Mataram yang tertutup dari dunia luar sulit untuk mengembangkan
aktivitas perekonomian dengan pesat. Pada masa Raja Balitung aktivitas
perhubungan dan perdagangan dikembangkan lewat sungai Bengawan Solo.
Pada prasasti Wonogiri (903) disebutkan bahwa desa-desa yang terletak di
kanan-kiri sungai dibebaskan dari pajak dengan catatan harus menjamin
kelancaran lalu lintas lewat sungai tersebut.

D. Kehidupan sosial
Struktur sosial masyarakat Mataram Kuno tidak begitu ketat, sebab
seorang Brahmana dapat menjadi seorang pejabat seperti seorang ksatria,
ataupun sebaliknya seorang Ksatria bisa saja menjadi seorang pertapa. Dalam
masyarakat Jawa, terkenal dengan kepercayaan bahwa dunia manusia sangat
dipengaruhi oleh alam semesta (sistem kosmologi). Dengan demikian, segala
yang terjadi di alam semesta ini akan berpengaruh pada kehidupan manusia,
begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk keserasian alam semesta dan
kehidupan manusia maka harus dijalin hubungan yang harmonis antara alam
semesta dan manusia, begitu pula antara sesama manusia. Sistem kosmologi
juga menjadikan raja sebagai penguasa tertinggi dan penjelmaan kekuatan
dewa di dunia. Seluruh kekayaan yang ada di tanah kerajaan adalah milik
raja, dan rakyat wajib membayar upeti dan pajak pada raja. Sebaliknya raja
harus memerintah secara arif dan bijaksana.
peninggalan kerajaan Mataram kuno
berikut ini beberapa peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno yang masih
ada.
1. Prasasti Kedu
Prasasti Kedu atau Mantyasih merupakan peninggalan dari Wangsa
Sanjaya. Prasasti yang ditemukan di Kampung Mateseh, Jawa Tengah
ini memuat daftar silsilah raja-raja Mataram sebelum Raja Balitung.
2. Prasasti Kalasan
Prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya ini ditemukan di kecamatan
Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Usianya sekitar 700 Saka atau 788
masehi. Prasasti Kalasan dituliskan dalam huruf Pranagari dan bahasa
Sansekerta.
3. Prasasti Ratu Boko
Prasasti berusia 792 masehi ini dinamakan sebagai Prasasti
Abhayagiriwihara, yang artinya biara yang dibangun di bukit
kedamaian. Prasasti ini menceritakan sejarah kekalahan Balaputradewa
dalam peperangan dengan Pramordawardhani. Prasasti Ratu Boko
ditemukan di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
4. Candi Borobudur
Candi yang paling terkenal di kalangan turis ini terletak di Borobudur,
Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur didirikan pada masa wangsa
Syailendra sekitar pada 800-an masehi. Monumen ini dibangun untuk
memuliakan Buddha dan menjadi tempat ziarah.
5. Candi Mendut
Candi Mendut didirikan pada masa pemerintaan Raja Indra dari dinasti
Syailendra di Kota Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini dihiasi
dengan ukiran makhluk khayangan, yakni dewata gandarwa dan apsara
atau bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.

E. Penyebab keruntuhan kerajaan Mataram kuno


Peranan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah mundur ketika pusat
kekuasaannya pindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ada beberapa
pendapat mengenai pemindahan pusat kerajaan ini. Pendapat lama
mengatakan bahwa pemindahan pusat kerajaan ini sehubungan dengan
adanya bencana alam berupa banjir atau gunung meletus atau adanya wabah
penyakit.
Pendapat baru menyebutkan dua faktor berikut.
a. Keadaan alam bumi Mataram yang tertutup secara alamiah berakibat
negara ini sulit berkembang. Sementara, keadaan alam Jawa Timur lebih
terbuka untuk perdagangan luar, tidak ada pegunungan atau gunung yang
merintangi, bahkan didukung adanya Sungai Bengawan Solo dan Brantas
yang memperlancar lalu lintas dari pedalaman ke pantai. Apalagi, alam
Jawa Timur belum banyak diusahakan sehingga tanahnya lebih subur
dibandingkan dengan tanah di Jawa Tengah.
b. Dari segi politik, ada kebutuhan untuk mewaspadai ancaman Sriwijaya,
terutama karena Sriwijaya pada saat itu dikuasai dinasti Syailendra.
Sebagai antisipasinya, pusat kerajaan perlu dijauhkan dari tekanan
Sriwijaya. Ketika Sriwijaya sungguh-sungguh menyerang pada
pertengahan abad ke-10, Mpu Sindok dapat mematahkannya. Tetapi,
serangan Sriwijaya berikutnya dibantu Raja Wurawari pada tahun 1017
menghancurkan Mataram yang saat itu dipimpin Dharmawangsa.

Anda mungkin juga menyukai