Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT


MENULAR DAN COVID 19

DISUSUN OLEH :

SAWKI WANDA

Kelas : XI IPA 4
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

SMA NEGERI 1 SAROLANGUN

TAHUN AJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmatnya-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
Makalah ini dengan judul ” Pendidikan Kesehatan Tentang Penyakit Menular
Dan Covid 19”

Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah SAW.
Meskipun penulis telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyusun
Makalah ini, namun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari
sistematika maupun penyusunan kalimatnya. Dengan demikian, penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun, demi kesempurnaan
Makalah ini, semoga Makalah ini bermanfaaat bagi kita semua.

Sarolangun, 04 Maret 2022

Sawki wanda
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................i

KATA PENGHANTAR ...............................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................2

A. Sejarah Covid ........................................................................................2

B. Penyebab ...............................................................................................5

C. Penyebaran ............................................................................................6

D. Karakteristik Penyakit ...........................................................................6

E. Pencegahan Dan Pengendalian ..............................................................7

BAB III PENUTUP ......................................................................................12

A. Kesimpulan ........................................................................................12

DAFTAR PUSAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit menular menjadi salah satu penyebab utama kematian di Dunia.


Penyebabnya munculnya penyakit baru (new emerging disease) dan
munculnya kembali penyakit menular yang lama (re-emerging disease)
membuat Indonesia menanggung beban berlebih dalam penanggulangan
penyakit (triple burden disease) (Kemenkes, 2013). Kondisi ini semakin buruk
dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat menyebabkan beberapa penyakit
infeksi akut yang berbahaya menyerang manusia seperti penyakit yang
bersumber pada binatang seperti leptospirosis (Widarso dan Wilfried, 2008).

Menurut Depkes RI Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang


disebabkan oleh infeksi bakteri yang berbentuk spiral dari genus leptospira
yang patogen, dan bergerak aktif yang menyerang hewan dan manusia.
Penyakit zoonosis merupakan penyakit yang secara alami dapat dipindahkan
dari hewan verterbrata ke manusia atau sebaliknya (Depkes RI, 2005).

Angka kejadian leptospirosis di dunia sangat rendah dikarenakan


terlambatnya penanganan medis dan diagnosis oleh tenaga kesehatan (WHO,
2010). Pelaporan penyakit leptospirosis terkendala karena sulitnya diagnosis
klinis disebabkan karena gejala awal penyakit leptospirosis karena keterbatasan
pengetahuan pasien untuk mendeteksi dini penyakit ini (Velineni, 2007).
Leptospirosis sering disebut dengan Neglected Infectious Diseases (NIDs) atau
penyakit infeksi yang terabaikan (Rusmini, 2011).

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang penyakit leptospirosis


dengan metode ceramah dan media leaflet terhadap tingkat pengetahuan dan
sikap warga Desa Trucuk?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Covid 19

Wuhan adalah kota terbesar ketujuh di Tiongkok, dengan populasi lebih dari
11 juta orang. Kota ini merupakan pusat transportasi utama di Tiongkok bagian
tengah, yang terletak sekitar 700 mil (1100 km) di sebelah selatan Beijing,[145]
500 mil (800 km) di sebelah barat Shanghai, dan 600 mil (970 km) di sebelah
utara Hong Kong.[146] Bandar udara Wuhan memiliki penerbangan langsung ke
berbagai kota besar di Eropa: enam kali penerbangan mingguan ke Paris, tiga kali
ke London, dan lima kali ke Roma.

Pada bulan Desember 2019, terjadi sekelompok kasus "radang paru-paru


(pneumonia) yang tidak diketahui penyebabnya" yang dihubungkan dengan pasar
grosir makanan laut Huanan. Pasar ini memiliki ribuan kios yang menjual
berbagai hewan, seperti ikan, ayam, burung pegar, kelelawar, marmut, ular
berbisa, rusa bintik, dan binatang liar lainnya. Setelah virus korona diketahui
sebagai penyebab penyakit ini, kecurigaan pun muncul bahwa virus korona baru
ini bersumber dari hewan.

Sebagian besar virus korona bersirkulasi di antara hewan, tetapi enam spesies
di antaranya berevolusi dan mampu menginfeksi manusia, seperti yang terlihat
pada sindrom pernapasan akut berat (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah
(MERS), dan empat virus korona lain yang menyebabkan gejala pernapasan
ringan seperti pilek. Keenamnya dapat menular dari manusia ke manusia.]

Pada tahun 2002, dengan musang sebagai sumber virus, wabah SARS dimulai
di daratan Tiongkok dan menjalar hingga ke Kanada dan Amerika Serikat dengan
bantuan beberapa penular super dan adanya penerbangan internasional.
Akibatnya, lebih dari 700 orang meninggal di seluruh dunia.] Kasus SARS
terakhir dilaporkan pada tahun 2004. Pada saat itu, pemerintah Tiongkok dikritik
oleh WHO karena bersikap lamban dalam menangani virus tersebut Sepuluh
tahun setelah SARS, penyakit virus korona terkait unta arab, yaitu MERS,

4
mengakibatkan lebih dari 850 orang meninggal di 27 negara. Wabah virus korona
dari Wuhan dikaitkan dengan pasar yang menjual hewan untuk dikonsumsi,
sehingga penyakit tersebut diduga berasal dari hewan.[151] Hal ini menimbulkan
kekhawatiran bahwa wabah virus korona baru akan mirip dengan wabah SARS.
Kekhawatiran tersebut diperburuk oleh adanya perkiraan bahwa sejumlah besar
wisatawan akan berlibur pada Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada 25 Januari
2020

B. Penyebab Filogenetik Dan Taksonomi

Virus korona baru awalnya disimbolkan 2019-nCoV oleh WHO, dengan huruf
n yang berarti novel atau baru, dan CoV yang berarti coronavirus atau virus
korona. Virus ini tergolong dalam ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan
genus Betacoronavirus (Beta-CoV). Genus betacoronavirus terdiri atas empat
garis keturunan (subgenus), di mana 2019-nCoV bersama dengan SARS-CoV
digolongkan dalam garis keturunan B (subgenus Sarbecovirus). Virus 2019-nCoV
merupakan spesies ketujuh dalam keluarga Coronaviridae yang mampu
menginfeksi manusia, selain 229E, NL63, OC43, HKU1, MERS- CoV, dan
SARS-CoV. Pada 11 Februari 2020, Komite Internasional Taksonomi Virus
(ICTV) memberi nama virus ini koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2
(Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2, disingkat SARS-CoV-2) yang
merupakan galur dalam spesies SARS-CoV.

Genom SARS-CoV-2 telah berhasil diisolasi. Virus ini memiliki RNA


dengan panjang sekitar 30 ribu pasangan basa. Urutan genom menunjukkan
bahwa SARS-CoV-2 memiliki tingkat kesamaan dengan SARS-CoV sebesar
79,5% dan dengan virus korona kelelawar sebesar 96%. Sejumlah genom SARS-
CoV-2 telah diisolasi dan dilaporkan termasuk BetaCoV/Wuhan/IVDC-HB-
01/2019, BetaCoV/Wuhan/IVDC-HB-04/2020,

BetaCoV/Wuhan/IVDC-HB-05/2019, BetaCoV/Wuhan/WIV04/2019, dan


BetaCoV/Wuhan/IPBCAMS-WH-01/2019 dari Institut Nasional untuk
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Virus, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC Tiongkok), Institut Biologi Patogen, dan

5
Rumah Sakit Jinyintan Wuhan.

C. Penyebaran

Angka reproduksi dasar untuk penularan virus dari manusia ke manusia


diperkirakan antara 2 dan 4. Jumlah tersebut menggambarkan berapa banyak
makhluk hidup yang baru terinfeksi yang kemungkinan menularkan virus dalam
populasi manusia. Virus korona baru telah dilaporkan mampu mengirimkan rantai
hingga empat orang sejauh ini.

Pada 22 Januari 2020, para ilmuwan dari Universitas Peking, Universitas


Kedokteran Tradisional Tiongkok Guangxi, Universitas Ningbo dan Sekolah
Tinggi Teknik Biologi Wuhan menerbitkan sebuah artikel setelah melihat
"manusia, kelelawar, ayam, landak, trenggiling, dan dua spesies ular",[70] yang
menyimpulkan bahwa "2019-nCoV tampaknya merupakan virus rekombinan
antara koronavirus kelelawar dan koronavirus yang asalnya tidak diketahui"... dan
..."ular adalah reservoir hewan satwa liar yang paling mungkin untuk virus 2019-
nCoV" yang kemudian menyebar ke manusia. Beberapa ilmuwan lain
berpendapat bahwa 2019-nCoV dikembangkan sebagai hasil dari "virus gabungan
antara kelelawar dan ular.

Artikel pracetak yang dipublikasikan pada tanggal 23 Januari 2020 di jurnal


bioRxiv yang ditulis oleh peneliti dari Institut Virologi Wuhan, Rumah Sakit
Jinyintan Wuhan, Universitas Akademi Sains Tiongkok dan Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa virus korona ini kemungkinan
berasal dari kelelawar, karena analisis mereka menunjukkan bahwa 2019-nCoV
96% identik di tingkat genom secara keseluruhan dengan koronavirus kelelawar.

Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa virus 2019-nCoV masuk ke tubuh


manusia melalui Reseptor ACE 2, sama seperti virus SARS.

D. Karakteristik Penyakit

Gejala pada presentasi klinis Gejala yang dilaporkan termasuk demam pada 90%
kasus, kelelahan dan batuk kering pada 80% kasus, dan sesak napas 20%, dengan
gangguan pernapasan 15%. Sinar-X pada dada menunjukkan tanda-tanda di kedua

6
paru-paru. Tanda-tanda vital umumnya stabil pada saat masuknya mereka yang
dirawat di rumah sakit. Tes darah biasanya menunjukkan jumlah sel darah putih
yang rendah (leukopenia dan limfositopenia).

1. Uji diagnostik

Pada 15 Januari 2020, WHO menerbitkan protokol pengujian diagnostik


untuk 2019-nCoV, yang dikembangkan oleh tim virologi dari Rumah Sakit
Charité di Jerman.[39]

2. Kekhawatiran akan kurangnya laporan

Karena kurangnya tenaga medis dan peralatan medis di daerah yang


terkena wabah, banyak rumah sakit gagal mengidentifikasi kasus virus
korona sementara banyak pasien dengan gejala mirip virus korona diberi
label sebagai "pneumonia berat".[80][81] Kebetulan, banyak dari mereka
yang mengalami gejala virus 2019-nCoV memutuskan untuk tinggal di
rumah daripada pergi ke rumah sakit karena waktu tunggu yang lama dan
kondisi yang sempit. Oleh karena itu, peneliti dari Northeastern University
dan Imperial College London memperkirakan bahwa jumlah kasus ini
mungkin lima atau 10 kali lebih besar dari yang dilaporkan.

Kekhawatiran tambahan terjadi karena penanganan Tiongkok pada


peristiwa merebaknya SARS pada tahun 2003, di mana pemerintah
Tiongkok menyembunyikan pasien yang terinfeksi dari inspektur WHO
dan melaporkan jumlah kasus SARS yang tidak dilaporkan.

E. Pencegahan Dan Pengendalian

2019-nCoV saat ini tidak memiliki pengobatan yang efektif atau vaksin,
meskipun upaya untuk mengembangkan beberapa obat sedang dilakukan. Gejala-
gejalanya antara lain demam, kesulitan bernapas dan batuk, yang digambarkan
sebagai gejala "Influenza” Untuk mencegah infeksi, WHO merekomendasikan
"mencuci tangan secara teratur, menutupi mulut dan hidung ketika batuk dan
bersin … [dan] hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala
penyakit pernapasan (seperti batuk dan bersin)." Meskipun tidak ada perawatan

7
khusus untuk virus korona manusia pada umumnya, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit AS menyarankan bahwa warga yang terinfeksi virus ini
dapat meredakan gejalanya dengan minum obat flu biasa, minum cairan, dan
istirahat. Beberapa negara mengharuskan warganya untuk melaporkan gejala
mirip flu ke dokter mereka, terutama jika mereka pernah mengunjungi daratan
Tiongkok.

Situasi di Wuhan sedang dipantau sehubungan dengan akan digelarnya


putaran ketiga Turnamen Kualifikasi Olimpiade Wanita AFC 2020, beberapa di
antaranya digelar di kota ini dari tanggal 3 hingga 9 Februari 2020. Pada 22
Januari 2020, AFC mengumumkan bahwa mereka akan memindahkan
pertandingan Grup A yang sebelumnya dijadwalkan untuk dimainkan di Wuhan
yang termasuk timnas masing-masing dari Australia, Tiongkok, Taiwan dan
Thailand ke Nanjing karena wabah virus korona. beberapa hari kemudian, AFC
mengumumkan bahwa bersama dengan Federasi Sepak Bola Australia mereka
akan memindahkan pertandingan tersebut ke Sydney. Kualifikasi tinju Olimpiade
2020 wilayah Asia-Pasifik, yang semula dijadwalkan akan diadakan di Wuhan
pada tanggal 3-14 Februari, juga dibatalkan dan dipindahkan ke Amman,
Yordania yang akan diselenggarakan antara tanggal 3-11 Maret 2020.

1. Karantina Tiongkok

Karantina yang efektif untuk perjalanan keluar-masuk Wuhan


diberlakukan mulai 23 Januari 2020, pukul 10.00 waktu setempat dan
seterusnya. Penerbangan dan kereta api dari dan menuju Wuhan, bus
umum, sistem metro, dan lain-lain ditunda hingga pemberitahuan lebih
lanjut. Langkah ini merupakan upaya untuk menghentikan penyebaran
virus dari Wuhan dan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan
warganya, menurut Kantor Berita Xinhua.

Pertemuan skala besar dan tur kelompok juga ditunda. Berbagai


masalah logistik telah terjadi setelah karantina, termasuk kenaikan harga
pangan [99] dan kesulitan bagi staf medis yang pergi ke rumah sakit.[100]

8
Pemerintah Tiongkok mengumumkan pukul 23.00 (UTC+8) pada
tanggal 23 Januari untuk menutup Kota Chibi efektif pukul 00.00 pada 24
Januari, didahului oleh kota-kota setingkat prefektur seperti Huanggang,
Ezhou, dan Wuhan.

Karena kota Wuhan telah diisolasi, warga berebut ke toko-toko


terdekat untuk menimbun barang-barang penting. Ada banyak laporan
tentang antrean panjang di supermarket, apotek, dan pompa bensin warga
berbondong-bondong ke pompa bensin karena desas-desus palsutentang
kehabisan bahan bakar. Setelah karantina, harga barang meningkat secara
signifikan di Wuhan.

Seorang ahli epidemiologi dan ahli virus SARS dengan tim yang
terdiri dari spesialis medis yang baru saja terbang kembali ke Hong Kong
setelah inspeksi satu hari mereka di Wuhan mengatakan bahwa Wabah
Wuhan setidaknya 10 kali lebih besar daripada SARS dan meminta warga
untuk menjauh dari Wuhan sesegera mungkin. Beberapa postingan di
Weibo menunjukkan bahwa rumah sakit di Wuhan telah kelebihan beban
dengan ribuan orang yang demam dan sangat kritis terhadap keandalan
angka-angka statistik yang diumumkan oleh pemerintah Tiongkok
meskipun postingan tersebut sekarang dihapus karena alasan yang tidak
diketahui.

2. Internasional

Di luar Daratan Tiongkok, beberapa kapal pesiar dikarantina setelah


penumpang mengalami gejala atau dinyatakan positif SARS-nCoV-2.
Costa Smeralda dikarantina pada 30 Januari di dekat Civitavecchia, Italia,
setelah penumpang mengalami gejala mirip flu - karantina berakhir ketika
tes untuk virus diputuskan negatif. Dua kapal selanjutnya dikarantina pada
5 Februari yaitu Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama, Jepang dan
World Dream, yang kembali ke Hong Kong setelah ditolak masuk ke
Kaohsiung, Taiwan. Dalam kedua kasus, penumpang dan kru dinyatakan
positif. Pada tanggal 10 Februari penumpang diizinkan untuk turun dari

9
World Dream "tanpa perlu karantina sendiri setelah pergi." Selain itu,
meskipun tidak dikarantina kapal MS Westerdam ditolak masuk oleh
beberapa pelabuhan setelah meninggalkan Hong Kong pada 1 Februari.

3. Evakuasi diplomat dan warga negara asing dari Wuhan

Pemerintah Belgia, Filipina, Thailand dan Amerika Serikat


merencanakan penerbangan evakuasi untuk warga negaranya dari
Tiongkok. Brasil, Republik Ceko, Prancis, Pakistan, India, Jepang, Korea
Selatan dan Rusia juga mempertimbangkan tindakan serupa.

Sri Lanka dan Panama mulai memulangkan mahasiswa mereka dari


Tiongkok. Myanmar mulai memulangkan lima puluh mahasiswa mereka
dari sekitar Wuhan.

Vietnam mengizinkan empat penerbangan luar biasa untuk membawa


pulang penumpang warganya dari Wuhan dari tanggal 24 hingga 27
Januari, dan mengatur penerbangan untuk mengevakuasi warga dan
diplomat negara mereka. Pada tanggal 29 Januari, Australia dan Selandia
Baru mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama untuk
mengevakuasi warganya dari Wuhan ke Pulau Natal. Ada antara 50-82
warga Selandia Baru di Wuhan dan 600 warga Australia di provinsi Hubei
termasuk 140 anak- anak asal Australia di Wuhan.

Pada tanggal 29 Januari, Korea Selatan membuat persiapan menit


terakhir untuk mengangkut sekitar 700 warga Korea Selatan dari Wuhan,
termasuk menyelesaikan rincian logistik dengan Pemerintah Tiongkok.
Para pejabat Korea Selatan menyiapkan dua pesawat dengan dua set tim
medis yang terdiri dari sekitar 20 dokter, perawat, dan pejabat.

Pada 1 Februari, sebuah pesawat carteran berangkat dari Thailand ke


Wuhan untuk mengevakuasi 64 warga negara Thailand yang dipimpin
oleh Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul. Pesawat itu
termasuk tim medis yang berspesialisasi dalam infeksi saluran pernapasan
dan obat darurat Pada tanggal 2 Februari 2020, tim perwira dari Kedutaan

10
Besar Malaysia di Beijing bergegas ke Wuhan melalui jalur darat untuk
menyelamatkan dan mengevakuasi 120 warganya dari Wuhan dan
sekitarnya. Perintah evakuasi dilakukan setelah keputusan Kabinet pada
tanggal 29 Januari 2020.[134]

4. Rumah Sakit khusus

Sebuah rumah sakit khusus bernama Rumah Sakit Huoshenshan telah


dibangun sebagai upaya penanggulangan terhadap wabah virus korona dan
untuk mengkarantina pasien dengan lebih baik. Dilaporkan, pemerintah
Kota Wuhan telah meminta sebuah badan usaha milik negara (China
Construction Third Bureau Group) untuk membangun kembali tempat
akomodasi di Wuhan menjadi Pusat Terapi Virus dengan kecepatan
tercepat dibandingkan dengan saat wabah SARS pada tahun 2003. Pada 24
Januari, pihak otoritas Wuhan merinci perencanaannya, mengatakan
mereka berencana membangun Rumah Sakit Huoshenshan dalam waktu
enam hari sejak pengumuman dan mulai beroperasi pada 3 Februari 2020.

Rumah sakit khusus tersebut akan memiliki 813 tempat tidur dan itu
akan memakan lahan sebesar 25.000 meter persegi. Rumah sakit itu dibuat
berdasarkan pada Rumah Sakit Xiaotangshan, yang dibuat akibat wabah
SARS tahun 2003, itu sendiri dibangun hanya dalam waktu seminggu.
Media pemerintah melaporkan bahwa terdapat 1.500 pekerja dan hampir
300 unit mesin konstruksi di lokasi pada puncaknya, dan tim cadangan lain
dari 2.000 pekerja telah berkumpul.

Otoritas setempat mengumumkan rencana untuk membangun rumah


sakit khusus kedua pada 25 Januari yang akan dinamai Rumah Sakit
Leishenshan, dengan kapasitas 1.600 tempat tidur; Rumah sakit tersebut
mulai beroperasi pada 6 Februari.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Virus korona baru awalnya disimbolkan 2019-nCoV oleh WHO,


dengan huruf n yang berarti novel atau baru, dan CoV yang berarti
coronavirus atau virus korona. Virus ini tergolong dalam ordo
Nidovirales, keluarga Coronaviridae, dan genus Betacoronavirus (Beta-
CoV). Genus betacoronavirus terdiri atas empat garis keturunan
(subgenus), di mana 2019-nCoV bersama dengan SARS-CoV digolongkan
dalam garis keturunan B (subgenus Sarbecovirus).

Virus 2019-nCoV merupakan spesies ketujuh dalam keluarga


Coronaviridae yang mampu menginfeksi manusia, Gejala pada presentasi
klinis Gejala yang dilaporkan termasuk demam pada 90% kasus,[34]
kelelahan dan batuk kering pada 80% kasus, dan sesak napas 20%, dengan
gangguan pernapasan 15%. Sinar-X pada dada menunjukkan tanda-tanda
di kedua paru-paru. Tanda-tanda vital umumnya stabil pada saat masuknya
mereka yang dirawat di rumah sakit. Tes darah biasanya menunjukkan
jumlah sel darah putih yang rendah (leukopenia dan limfositopenia).

12
DAFTAR PUSTAKA

http://gilangilhamfitriyanto.blogspot.com/
https://www.romadecade.org/pengertian-olahraga/#!
https://bangbu15.blogspot.com/2016/04/makalah-kesehatan-olahraga.html 2

13

Anda mungkin juga menyukai