Anda di halaman 1dari 13

COVID - 19

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pengampu : Sri Wulan Megawati, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh :

PINPIN FITRIANI AK118213


PUSPA SRI AGUSTRI AK118135
RIRIN NOVIYANI AK118151
ROSLIANA AK118157
SHEILA SYAADATUL AK118169
SOMANTRI AK118178

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Evidence Base In
Nursing Practice bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 28 April

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Virus Corona atau (COVID-19), kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang
paru-paru misterius pada Desember 2019, Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan
di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa
dikonsumsi, misalnya ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Kasus infeksi misterius ini
memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut, Virus Corona atau (COVID- 19)
diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan,
Corona Virus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa
jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru. Sebelum
(COVID-19) mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga
berkaitan dengan Virus Corona, dengan latar belakang tersebut, Virus Corona bukan kali
ini saja membuat warga dunia panik, memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, Virus
Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.
Infeksi Virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh Corona Virus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksi sistem pernapasan, pada sebagian besar kasus corona virus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, akan tetapi, virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti Pneumonia, MiddleEast
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS),
Pandemi (Covid -19). Kelelawar, ular, dan berbagai hewan eksotis lain hingga kini masih
dianggap sebagai faktor utama dari virus Corona atau COVID-19, terlepas dari benar-
tidaknya informasi tersebut, COVID-19 membuktikan diri mampu menular antar
manusia, Penularan sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan
pandemi virus Corona atau COVID-19 pada tanggal (11/3/2020). Pandemi atau epidemi
global mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat hingga hampir tak ada
negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona, peningkatan jumlah kasus
terjadi dalam waktu singkat hingga butuh penanganan secepatnya, namun hingga kini
belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus Corona atau COVID-19.
WHO menyatakan saat ini Eropa telah menjadi pusat pandemi virus Corona secara
global, Eropa memiliki lebih banyak kasus dan kematian akibat COVID-19 dibanding
China, jumlah total kasus virus Corona, menurut WHO sedikitnya 123 negara dan
wilayah, dari jumlah tersebut nyaris 81 ribu kasus ada di wilayah China daratan, Italia,

3
yang merupakan negara Eropa yang terdampak virus Corona terparah, kini tercatat yang
dominan terbanyak dalam kasus Virus Corona ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan covid-19?
2. Bagaimana etiologi covid-19?
3. Bagaimana patofisiologi covid-19?
4. Bagaimana pencegahan covid-19?
5. Bagaimana manifestasi klinis covid-19?
6. Bagaimana penatalaksanaan covid-19?
7. Bagaimana peran dan fungsi perawat dalam covid-19?
8. Bagaimana manajemen kegawatdaruratan covid-19?
9. Bagaimana asuhan keperawatan kegawatdaruratan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi covid-19
2. Untuk mengetahui etiologi covid-19
3. Untuk mengetahui patofisiologi covid-19
4. Untuk mengetahui pencegahan covid-19
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis covid-19
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan covid-19
7. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat dalam covid-19
8. Untuk mengetahui manajemen kegawatdaruratan covid-19
9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kegawatdaruratan

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan.  Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum
mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang
menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru. ‘CO’
diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit ini
disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019- nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus baru
yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa.
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran
nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.

B. Etiologi
COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru
dari coronavirus (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus
Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau
infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia. COVID-19 awalnya
ditularkan dari hewan ke manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini juga bisa
menular dari manusia ke manusia. Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:

1. Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 bersin atau batuk
2. Memegang mulut, hidung, atau mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah
menyentuh benda yang terkena droplet penderita COVID-19
3. Kontak jarak dekat (kurang dari 2 meter) dengan penderita COVID-19 tanpa
mengenakan masker

CDC dan WHO menyatakan COVID-19 juga bisa menular melalui aerosol (partikel
zat di udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya terjadi dalam prosedur medis
5
tertentu, seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap lendir, dan pemberian obat
hirup melalui nebulizer.

C. Patofisiologi

Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum banyak diketahui, tetapi diduga tidak jauh
berbeda dengan SARSCoV yang sudah lebih banyak diketahui. Pada manusia, SARS-
CoV-2 terutama menginfeksi sel-sel pada saluran napas yang melapisi alveoli. SARS-
CoV-2 akan berikatan dengan reseptor-reseptor dan membuat jalan masuk ke dalam sel.
Glikoprotein yang terdapat pada envelope spike virus akan berikatan dengan reseptor
selular berupa ACE2 pada SARS-CoV-2. Di dalam sel, SARS-CoV-2 melakukan
duplikasi materi genetik dan mensintesis protein-protein yang dibutuhkan, kemudian
membentuk virion baru yang muncul di permukaan sel. Sama dengan SARS-CoV, pada
SARS-CoV-2 diduga setelah virus masuk ke dalam sel, genom RNA virus akan
dikeluarkan ke sitoplasma sel dan ditranslasikan menjadi dua poliprotein dan protein
struktural. Selanjutnya, genom virus akan mulai untuk bereplikasi. Glikoprotein pada
selubung virus yang baru terbentuk masuk ke dalam membran retikulum endoplasma atau
Golgi sel. Terjadi pembentukan nukleokapsid yang tersusun dari genom RNA dan protein
nukleokapsid. Partikel virus akan tumbuh ke dalam retikulum endoplasma dan Golgi sel.
Pada tahap akhir, vesikel yang mengandung partikel virus akan bergabung dengan
membran plasma untuk melepaskan komponen virus yang baru. Pada SARS-CoV, Protein
S dilaporkan sebagai determinan yang signifikan dalam masuknya virus ke dalam sel
pejamu. Telah diketahui bahwa masuknya SARS-CoV ke dalam sel dimulai dengan fusi
antara membran virus dengan plasma membran dari sel. Pada proses ini, protein berperan
penting dalam proses pembelahan proteolitik yang memediasi terjadinya proses fusi
membran. Selain fusi membran, terdapat juga clathrindependent dan clathrin-independent
endocytosis yang memediasi masuknya SARS-CoV ke dalam sel pejamu. Faktor virus
dan pejamu memiliki peran dalam infeksi SARS-CoV. Efek sitopatik virus dan
kemampuannya mengalahkan respons imun menentukan keparahan infeksi. Disregulasi
sistem imun kemudian berperan dalam kerusakan jaringan pada infeksi SARS-CoV-2.
Respons imun yang tidak adekuat menyebabkan replikasi virus dan kerusakan jaringan.
Di sisi lain, respons imun yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan jaringan.

D. Pencegahan

Seiring mewabahnya virus Corona atau Covid-19 ke berbagai negara, Pemerintah

6
Republik Indonesia menerbitkan protokol kesehatan. Protokol tersebut akan dilaksanakan
di seluruh Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementerian
Kesehatan. Adapun salah satu protokolnya yang termasuk pencegahan primer yaitu
dengan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,hindari menyentuh mata dan
hidung apabila belum mencuci tangan,gunakan masker,hindari kontak dengan orang yang
sakit,diam dirumah apabila tidak ada keperluan mendesak,jaga jarak minimal 1
meter,hindari kerumunan,usahakan untuk tidak menaiki kendaraan massal.
Pencegahan Sekunder adalah pencegahan pada saat kuman sudah masuk ke dalam
tubuh antara lain deteksi dini dan pengobatan secepatnya, sehingga seseorang yang panas
disertai nafas cepat dan nafas sesak segera dilakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan,
untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan pengobatan secepatnya.
Pencegahan Tersier adalah pencegahan untuk menghindari terjadi kecacatan yang
lebih parah.

E. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa
gejala (asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga
syok sepsis. Sekitar 80% kasus tergolong ringan atau sedang, 13,8% mengalami sakit
berat, dan sebanyak 6,1% pasien jatuh ke dalam keadaan kritis. Berapa besar proporsi
infeksi asimtomatik belum diketahui.21 Viremia dan viral load yang tinggi dari swab
nasofaring pada pasien yang asimptomatik telah dilaporkan.56 Gejala ringan
didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas tanpa komplikasi, bisa
disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa sputum), anoreksia, malaise,
nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala. Pasien tidak membutuhkan
suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus pasien juga mengeluhkan diare dan muntah
seperti terlihat pada tabel 3.3, 26 Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai
dengan demam, ditambah salah satu dari gejala: (1) frekuensi pernapasan >30x/menit (2)
distres pernapasan berat, atau (3) saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada
pasien geriatri dapat muncul gejala-gejala yang atipikal.57 Sebagian besar pasien yang
terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan gejala-gejala pada sistem pernapasan seperti
demam, batuk, bersin, dan sesak napas.1 Berdasarkan data 55.924 kasus, gejala tersering
adalah demam, batuk kering, dan fatigue. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah batuk
produktif, sesak napas, sakit tenggorokan, nyeri kepala, mialgia/artralgia, menggigil,

7
mual/muntah, kongesti nasal, diare, nyeri abdomen, hemoptisis, dan kongesti
konjungtiva.21 Lebih dari 40% demam pada pasien COVID-19 memiliki suhu puncak
antara 38,1-39°C, sementara 34% mengalami demam suhu lebih dari 39°C.3 Perjalanan
penyakit dimulai dengan masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari (median 5 hari).
Pada masa ini leukosit dan limfosit masih normal atau sedikit menurun dan pasien tidak
bergejala. Pada fase berikutnya (gejala awal), virus menyebar melalui aliran darah, diduga
terutama pada jaringan yang mengekspresi ACE2 seperti paru-paru, saluran cerna dan
jantung. Gejala pada fase ini umumnya ringan. Serangan kedua terjadi empat hingga tujuh
hari setelah timbul gejala awal. Pada saat ini pasien masih demam dan mulai sesak, lesi di
paru memburuk, limfosit menurun. Penanda inflamasi mulai meningkat dan mulai terjadi
hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi, fase selanjutnya inflamasi makin tak terkontrol, terjadi
badai sitokin yang mengakibatkan ARDS, sepsis, dan komplikasi lainnya.
Ciri-ciri virus Corona pada gejala awal mirip flu sehingga kerap diremehkan pasien,
namun berbeda dengan flu biasa, infeksi virus Corona atau COVID-19 berjalan cepat,
apalagi pada pasien dengan masalah kesehatan sebelumnya. Gejala ringan kasus infeksi
virus Corona atau (COVID-19):
1. Batuk.
2. Letih.
3. Sesak napas dan ngilu di seluruh tubuh.
4. Secara umum merasa tidak enak badan.
Gejala berat kasus infeksi virus Corona atau (COVID-19) :
1. Kesulitan bernapas.
2. Infeksi pneumonia.
3. Sakit di bagian perut.
4. Nafsu makan turun.
F. Penatalaksanaan
Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien COVID-19, termasuk
antivirus atau vaksin. Tata laksana yang dapat dilakukan adalah terapi simtomatik dan
oksigen. Pada pasien gagal napas dapat dilakukan ventilasi mekanik.88 National Health
Commission (NHC) China telah meneliti beberapa obat yang berpotensi mengatasi
infeksi SARS-CoV-2, antara lain interferon alfa (IFN-α), lopinavir/ritonavir (LPV/r),
ribavirin (RBV), klorokuin fosfat (CLQ/CQ), remdesvir dan umifenovir (arbidol).88
Selain itu, juga terdapat beberapa obat antivirus lainnya yang sedang dalam uji coba di
tempat lain.
8
G. Peran dan fungsi perawat
Peran perawat dalam pelayanan gawat darurat menurut Sheehy (2013) yaitu :

1. Pemberi pelayanan kesehatan (direct care provider) pelayanan ini diberikan


langsung kepada pasien yang mengalami masalah kesehatan karena sakit akut,
kritis, labil dan cedera. Seta memberikan pelayanan kesehatan langsung pada
keluarga, kelompok pasien dan masyarakat yang membutuhkan perawatan kritis
atau gawat darurat.

2. Manager klinis (leadership) perawat gawat darurat dapat berperan sebagai


manager klinik atau unit gawat darurat yang bekerja untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan gawat darurat.

3. Pendidik (educator) perawat gawat darurat berperan sebagai pemberi edukasi atau
pembimbing klinik bagi pasien maupun keluarga dalam upaya untuk
meningkatkan kesehatan serta untuk pencegahan cedera berulang maupun yang
belum terjadi.

4. Peneliti (reseacher) perawat gawat darurat berperan sebagai peneliti di dalam


kesehatan terkait pelayanan gawat darurat juga berguna untuk meningkatkan
kualitas pelayanan gawat darurat.

5. Praktik kolaboratif (collaborative practice) berperan untuk membangun kerjasama


dan koalisi antar profesi dan melakukan praktik kolaboratif untuk mendapatkan
serta mengoprimalkan hasil pelayanan yang diberikan.

Perawatan gawat darurat dilakukan untuk merawat klien dengan keadaan gawat
darurat atau mengancam nyawanya. Pasien dengan kondisi mengancam nyawa
berfokus pada tindakan resusitasi, sedangkan pada pasien menjelang ajal lebih
berfokus pada perawatan End of life. End of life care diberikan pada pasien yang kritis
atau menjelang ajal yitu mencangkup persiapan pasien dalam mengadapi kematian
dengan tenang dan damai. End of life care disini bertujuan agar pasien yang kritis atau
menjelang ajal merasa bebas dari rasa nyeri, merasa nyaman tidak terbebani, merasa
dihargai, dan berada dalam kedamaian (Imaculata Ose, Ratnawati and Lestari, 2016)

H. Manajemen kegawatdaruratan
A : Airways (jalan napas)

9
Jalan napas mulai dari hidung hingga bronkus,hanya yang terlihat pada
laringioskop sampai trakhea saja

B : Breathing (pernapasan) pusat pernapasan

C : Circulation

Jantung (denyut,frekuensi)

Keutuhan vaskuler

Cairan (cukup/banyak terbuang)

D : Disability/Drugs

Disability istilah yang paling umum digunakan

Drugs (kaji drugs) biasanya bila terjadi keracunan

E : Exposure paparan (sesuatu) : zat kimia,radiasi,suhu

I. Asuhan keperawatan

10
11
12

Anda mungkin juga menyukai