Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH WAHAM

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan


Kesehatan Jiwa II

Dosen pembimbing: Rizki Muliani S.Kep., Ners., MM

Disusun Oleh:

Kelompok 2 (SGD 2D)

Tia Sri Nurwahyuni AK118186

Tita AK118190

Vicky Ahmad Fauzie AK118198

Program Pendidikan S1 Keperawatan

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Makalah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II (Waham) ” tepat waktu. Disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Keperawatan kesehatan jiwa II di Universitas Bhakti Kencana
Bandung. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 17 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Waham........................................................................................ 2

2.2 Etiologi Waham.............................................................................................2

2.3 Psikopatologi Waham....................................................................................4

2.4 Manifestasi Klinis Waham............................................................................4

2.5 Macam-macam Waham.................................................................................4

2.6 Perilaku Waham........................................................................................... 5

2.7 Konsep AsuhanKeperawatan Waham.......................................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 10

3.2 Saran........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/penuh, atau
kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan pada waktu
lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide- ide
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan logika/bukti-bukti
yang nyata.
Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok
dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal itu mustahil.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian waham?
2. Apa etiologi waham?
3. Apa Psikopatologi Waham?
4. Sebutkan manifestasi klinis waham?
5. Sebutkan macam-macam waham?
6. Bagaimana perilaku waham?
7. Sebutkan konsep asuhan keperawatan waham?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai pengertian dari waham
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai etiologi waham
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai psikopatologi waham
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai manifestasi klinis waham
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai macam-macam waham
6. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai perilaku waham
7. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti mengenai konsep asuhan keperawatan
waham

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Gangguan Alam Perasaan (Waham)

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/penuh, atau


kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang bias dan yang dilakukan pada waktu lalu
ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide- ide
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan logika/bukti-bukti
yang nyata.

Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak
cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal itu mustahil.

Waham adalah kepercayaan yang salah dan berfikir yang tidak sesuai dengan orang
lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart dan Sundeen, 1995).

2.2 Etiologi

1. Teori Psikodinamika
Teori psikoanalitik berfokus pada hubungan anak dan orang tua, yang tidak
memuaskan sejak dini, dengan proses berduka yang tak terselesaikan. Ini
mengakibatkan individual terfiksasi pada tahap marah, dari proses berduka, dan
mengarahkannya ke diri sendiri. Ego tetap lemah sementara superego menjadi luas dan
menjadi sifat menghukum.
Teori kognitif menunjukkan keyakinan bahwa depresi terjadi sebagai akibat dari
gangguan kognitif, menimbulkan evaluasi negatif tentang diri selama proses pikir
terganggu. Individu menjadi pesimis dan memandang diri terhadap berharga dan tidak
adekuat, serta hidup dalam keputusasaan.

2. Teori Biologi

2
Karena adanya beberapa kekuatan/pengaruh dari beberapa penyakit keluarga
yang mempunyai gejala yang sama.
3. Teori Dinamika Keluarga
Karena orang tua yang terlalu pemarah, menuntut dan kaku, tidak percaya pada
diri sendiri, mudah tersinggung. Rentang respon neurologist :

Respon adaptif Respon maladaptif


 Pikiran kadang  Kelainan
 Pikiran logis
terganggu pikiran/
 Persepsi akurat
 Ilusi delusi
 Emosi
 Reaksi emosional  Halusinasi
konsisten
berlebih  Delusi
dengan
 Perilaku ganjil  Ketidakmampu an
pengalaman
Menarik diri untuk mengalami
 Perilaku cocok
emosi
 Isolasi sosial

3
2.3 Psikopatologi Waham

Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya sendiri mempunyai
pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang tidak menyenangkan
akan terjadi dan menyangkal ancaman tersebut, terhadap persepsi diri atau objek realita
melalui manifestasi, kesan terhadap suatu kejadian atau suatu keadaan dilanjutkan dengan
memproyeksi pikiran dan perasaannya ke lingkungan, sehingga pikiran, perasaan
keinginannya yang negatif dan tidak dapat diterima akan datang dari luar dirinya,
akibatnya orang tersebut berusaha untuk memberi alasan atau rasional tentang interprestasi
perangai (dirinya sendiri/ terhadap realitas dirinya sendiri dan orang lain).

2.4 Manifestasi Klinis

1. Yakin bahwa pikirannya bertanggung jawab terhadap kejadian/bencana.


2. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha kuasa.
3. Curiga, pemarah, takut, ditunjukkan pada lingkungan atau orang lain.
4. Perhatian menurun, sulit berkonsentrasi pada aktivitas
sederhana/kejadian
5. Pola bicara tidak logis/inkoheren
6. Pola tidur tidak teratur
7. Ambivalen

2.5 Macam-macam waham

1. Waham agama : yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan.
2. Waham kebesaran : yaitu keyakinan klien yang berlebihan terhadap dirinya atau
kekuatannya.
3. Waham somatik : klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu, terserang penyakit
atau di dalam tubuhnya terdapat binatang.
4. Waham curiga : klien yakin bahwa ada orang/sekelompok orang yang sedang
mengancam dirinya.
5. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia ini/ sudah
meninggal dunia.

4
6. Waham sisip pikir : yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi pikirannya,
padahal ia tidak pernah menyatakan pikirannya pada orang tersebut.
7. Waham kontrol pikir : yaitu klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan luar.
2.6 Perilaku Waham
1. Waham kebesaran
Meyakini memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi
tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya punya tambang
emas”
2. Waham Curiga
Meyakini ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena
mereka iri dengan kesuksesan saya”
3. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh: “Menurut agama saya, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari
kalau tidak saya tidak masuk surga”
4. Waham Somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
5. Waham Nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”
6. Waham sisi pikir
Meyakini bahwa ada ide pikiran orang lain yang disisipkan kedalam pikirannya,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

5
7. Waham Siar Pikir
Meyakini bahwa ada orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
8. Waham Kontrol Pikir
Meyakini bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.

2.7 Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian :

1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan
Ketidakmampuan, individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, misal
rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan dalam mengungkap perasaan dan
pikiran.
b. Lingkungan
Yang tidak terapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas berkepanjangan.
c. Interaksi
1) Curiga merasa diawasi, kaku dan tidak toleran terhadap dirinya.
2) Yang perlu diantisipasi, yaitu memperhatikan dalam perubahan penampilan,
persepsi dan isi pikir.
3) Tidak mampu memfokuskan pikiran dan tidak terselesaikan, tidak mampu
mengorganisasikan pikiran untuk menyelesaikan masalah
2. Faktor Presipitasi
a. Faktor internal
Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang bermakna, secara berulang dan ketakutan
karena adanya penyakit fisik.
b. Faktor eksternal
Adanya trauma/serangan fisik, kehilangan hubungan penting dengan orang yang
berarti dan adanya kritikan dari orang lain.
c. Faktor biokimia

6
Kadar dopamine yang meningkat diatas, kelebihan dopamin akibat meningkatnya
produksi dan pelepasannya.
3. Faktor perilaku
a. Dimensi fisik
1) Nutrisi tidak adekuat terhadap delusi yang menyiksa.
2) Kesukaran tidur
3) Kesenangan dan keindahan, kurang perhatian ketika area pada delusi.
Aktivitas tidak fungsional.
4) Kebiasaan pengobatan menolak tidak menurut aturan hidup karena takut akan
membahayakan (waham penganiayaan)
5) Perilaku destruktif
a) Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi.
b) Usaha bunuh diri
c) Pembunuhan
b. Dimensi emosional
1) Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada
2) Takut yang berlebihan
3) Mencurigai orang lain/tidak percaya pada orang lain
4) Kasar, tidak menghargai, sukar marah
5) Terlihat bingung dan senang berfantasi
6) Merasa bersalah
7) Bermusuhan
c. Dimensi sosial
1) Percaya diri tidak realistik
2) Curiga
3) Menarik diri dan isolasi
4) Merasa dirinya orang terkenal/hebat.
d. Dimensi spiritual
1) Kepercayaan yang berlebihan
2) Tidak mampu menikmati hidup
3) Merasa dirinya Tuhan

7
4. Mekanisme koping
a. Denial : menghindari kenyataan yang tidak diinginkan.
b. Proyeksi : mengatakan harapan, pikiran, perasaan, motivasi sendiri sebagai harapan.
c. Disosiasi : memisahkan diri dari lingkungan.

2.8 Diagnosa Keperawatan

Pohon Masalah

Kerusakan
komunikasi verbal Akibat

Perubahan proses
pikir waham Masalah utama

Causal/penyebab
Gangguan harga diri,
harga diri rendah

Diagnosa Keperawatan :
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.
2. Perubahan proses pikir waham berhubungan dengan harga diri rendah kronis.

2.9 Perencanaan

1. Diagnosa : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir


waham.
Tujuan umum : Klien dapat melakukan komunikasi verbal
Tujuan khusus :

8
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Klien dapat membina hubungan realitas
d. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
Perencanaan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
b. Jangan menambah dan mendukung waham klien
c. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung
d. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari- hari dan perawatan diri.
e. Beri tujuan pada penampilan dan kemampuan klien yang realitas.
f. Observasi kebutuhan sehari-hari.
g. Bicara dengan klien dalam kontak realitas
h. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok
i. Diskusikan dengan keluarga tentang gejala waham, cara merawatnya.
2. Diagnosa 2 : Perubahan proses pikir berhubungan dengan harga diri rendah kronis
Tujuan umum : Proses pikir baik sesuai dengan realita.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
4. Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai kondisi
5. Klien dapat menggunakan sistem pendukung yang ada.
Perencanaan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimiliki.
3. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
4. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
5. Beri kesempatan pada klien mencoba kegiatan yang telah direncanakan
6. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
harga diri rendah.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/ penuh, atau
kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan pada
waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.
Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide- ide
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan logika/bukti-
bukti yang nyata.

3.2 Saran
Agar dapat memberikan dukungan mental dan seoptimal pada pasien dalam
proses penyembuhan dan mampu merawat pasien di rumah agar tidak kambuh lagi
hari ini. Dikarenakan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi pasien
untuk cepat sembuh dan meningkatkan harga diri pasien serta kepercayaan pasien.

10
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta :

EGC. Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta :

EGC.

Budi Ana Keliat, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi


dengan Keluarga. Jakarta : PT. Fajar Interpratama.

Anda mungkin juga menyukai