Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

KLIEN DENGAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN (WAHAM)

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa yang di bina


Oleh Bapak Ns. Witri Handi, S. Kep

Oleh:

1. LOREN JUKSEN
2. TETI SUMARNI
3. MARZALENA SUSANTI
4. NOVITARIA MEILINA S.
5. RIKA SUKRIZAL
6. DENSI ANGGUN SARI
7. DERTIN

JURUSAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2008
KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul : Asuhan Keperawatan dengan Klien Gangguan Alam Perasaan

(Waham).

Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan yang belum

terjangkau oleh penulis, maka penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan

yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Ns. Witri Handi, S. Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa

dan beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Semoga amal baik yang telah diberikan kepada saya mendapat imbalan yang

setimpal dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Oktober 2008

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Tujuan.......................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian..................................................................................... 3

B. Etiologi......................................................................................... 3

C. Psikopatologi Waham.................................................................. 5

D. Manifestasi Klinis........................................................................ 5

E. Macam-Macam Waham............................................................... 5

F. Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................... 6

G. Diagnosa Keperawatan................................................................. 9

H. Perencanaan.................................................................................. 10

BAB III TINJAUAN KASUS.......................................................................... 12

BAB IV PENUTUP

A. Penutup......................................................................................... 29

B. Saran.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/penuh,

atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang dilakukan

pada waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-

ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan

logika/bukti-bukti yang nyata.

Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau

tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal

itu mustahil.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran umum tentang penerapan proses asuhan

keperawatan terhadap klien dengan gangguan alam perasaan (waham).

2. Tujuan Khusus

a. Perawat mampu melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan

gangguan alam perasaan.

b. Perawat mampu menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan hasil

pengkajian
c. Perawat mampu menyusun perencanaan keperawatan terhadap pasien

dengan keluhan gangguan alam perasaan dengan kebutuhan pasien.

d. Perawat mampu melakukan intervensi tindakan yang nyata sesuai dengan

perencanaan tindakan keperawatan dan prioritas masalah.

e. Perawat mampu menentukan permasalahan yang dihadapi klien dan

dengan memperhatikan pohon masalah dapat diketahui penyebab sampai

pada efek dari masalah tersebut.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Waham adalah gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi

parsial/penuh, atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang bias dan

yang dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan, ide-

ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan

logika/bukti-bukti yang nyata.

Waham adalah keyakinan isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau

tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan walaupun hal-hal

itu mustahil.

Waham adalah kepercayaan yang salah dan berfikir yang tidak sesuai

dengan orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart dan Sundeen,

1995).

B. Etiologi

1. Teori Psikodinamika

Teori psikoanalitik berfokus pada hubungan anak dan orang tua, yang

tidak memuaskan sejak dini, dengan proses berduka yang tak terselesaikan.
Ini mengakibatkan individual terfiksasi pada tahap marah, dari proses

berduka, dan mengarahkannya ke diri sendiri. Ego tetap lemah sementara

superego menjadi luas dan menjadi sifat menghukum.

Teori kognitif menunjukkan keyakinan bahwa depresi terjadi sebagai

akibat dari gangguan kognitif, menimbulkan evaluasi negatif tentang diri

selama proses pikir terganggu. Individu menjadi pesimis dan memandang diri

terhadap berharga dan tidak adekuat, serta hidup dalam keputusasaan.

2. Teori Biologi

Karena adanya beberapa kekuatan/pengaruh dari beberapa penyakit

keluarga yang mempunyai gejala yang sama.

3. Teori Dinamika Keluarga

Karena orang tua yang terlalu pemarah, menuntut dan kaku, tidak

percaya pada diri sendiri, mudah tersinggung.

Rentang respon neurologist :

Respon adaptif Respon maladaptif


 Pikiran logis  Pikiran kadang  Kelainan pikiran/
 Persepsi akurat terganggu delusi
 Emosi konsisten  Ilusi  Halusinasi
dengan pengalaman  Reaksi emosional  Delusi
 Perilaku cocok berlebih  Ketidakmampuan
 Hubungan seksual  Perilaku ganjil untuk mengalami
 Menarik diri emosi
 Isolasi sosial
C. Psikopatologi Waham

Seseorang yang merasa terancam dengan orang lain, atau dirinya sendiri

mempunyai pengalaman kecemasan dan timbul perasaan bahwa sesuatu yang

tidak menyenangkan akan terjadi dan menyangkal ancaman tersebut, terhadap

persepsi diri atau objek realita melalui manifestasi, kesan terhadap suatu kejadian

atau suatu keadaan dilanjutkan dengan memproyeksi pikiran dan perasaannya ke

lingkungan, sehingga pikiran, perasaan keinginannya yang negatif dan tidak dapat

diterima akan datang dari luar dirinya, akibatnya orang tersebut berusaha untuk

memberi alasan atau rasional tentang interprestasi perangai (dirinya sendiri/

terhadap realitas dirinya sendiri dan orang lain).

D. Manifestasi Klinis

1. Yakin bahwa pikirannya bertanggung jawab terhadap kejadian/bencana.

2. Berpikir bahwa dirinya mendapat kekuatan super dari yang maha kuasa.

3. Curiga, pemarah, takut, ditunjukkan pada lingkungan atau orang lain.

4. Perhatian menurun, sulit berkonsentrasi pada aktivitas sederhana/kejadian

5. Pola bicara tidak logis/inkoheren

6. Pola tidur tidak teratur

7. Ambivalen

E. Macam-Macam Waham
1. Waham agama : yaitu keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan.

2. Waham kebesaran : yaitu keyakinan klien yang berlebihan terhadap dirinya

atau kekuatannya.

3. Waham somatik : klien yakin bahwa bagian tubuhnya terganggu, terserang

penyakit atau di dalam tubuhnya terdapat binatang.

4. Waham curiga : klien yakin bahwa ada orang/sekelompok orang yang sedang

mengancam dirinya.

5. Waham nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi di dunia ini/

sudah meninggal dunia.

6. Waham sisip pikir : yaitu klien yakin bahwa orang lain mengetahui isi

pikirannya, padahal ia tidak pernah menyatakan pikirannya pada orang

tersebut.

7. Waham kontrol pikir : yaitu klien yakin bahwa pikirannya dikontrol oleh

kekuatan luar.

F. Konsep Asuhan Keperawatan

Pengkajian :

1. Faktor predisposisi

a. Perkembangan

Ketidakmampuan, individu dalam menyelesaikan tugas-tugas

perkembangan, misal rasa saling percaya yang tidak terbina, kegagalan

dalam mengungkap perasaan dan pikiran.


b. Lingkungan

Yang tidak terapeutik sering mengancam dan menimbulkan cemas

berkepanjangan.

c. Interaksi

1) Curiga merasa diawasi, kaku dan tidak toleran terhadap dirinya.

2) Yang perlu diantisipasi, yaitu memperhatikan dalam perubahan

penampilan, persepsi dan isi pikir.

3) Tidak mampu memfokuskan pikiran dan tidak terselesaikan, tidak

mampu mengorganisasikan pikiran untuk menyelesaikan masalah

2. Faktor Presipitasi

a. Faktor internal

Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang bermakna, secara berulang dan

ketakutan karena adanya penyakit fisik.

b. Faktor eksternal

Adanya trauma/serangan fisik, kehilangan hubungan penting dengan

orang yang berarti dan adanya kritikan dari orang lain.

c. Faktor biokimia

Kadar dopamine yang meningkat di atas, kelebihan dopamin akibat

meningkatnya produksi dan pelepasannya.

3. Faktor perilaku

a. Dimensi fisik
1) Nutrisi tidak adekuat terhadap delusi yang menyiksa.

2) Kesukaran tidur

3) Kesenangan dan keindahan, kurang perhatian ketika area pada delusi.

4) Aktivitas tidak fungsional.

Kebiasaan pengobatan menolak tidak menurut aturan hidup karena

takut akan membahayakan (waham penganiayaan)

5) Perilaku destruktif

a) Kurang pengontrolan pikiran berdasarkan delusi.

b) Usaha bunuh diri

c) Pembunuhan

b. Dimensi emosional

1) Ekspresi emosi, kadang-kadang tidak ada

2) Takut yang berlebihan

3) Mencurigai orang lain/tidak percaya pada orang lain

4) Kasar, tidak menghargai, sukar marah

5) Terlihat bingung dan senang berfantasi

6) Merasa bersalah

7) Bermusuhan

c. Dimensi sosial

1) Percaya diri tidak realistik

2) Curiga

3) Menarik diri dan isolasi


4) Merasa dirinya orang terkenal/hebat.

d. Dimensi spiritual

1) Kepercayaan yang berlebihan

2) Tidak mampu menikmati hidup

3) Merasa dirinya Tuhan

4. Mekanisme koping

a. Denial : menghindari kenyataan yang tidak diinginkan.

b. Proyeksi : mengatakan harapan, pikiran, perasaan, motivasi sendiri

sebagai harapan.

c. Disosiasi : memisahkan diri dari lingkungan.

G. Diagnosa Keperawatan

Pohon Masalah

Kerusakan Akibat
komunikasi verbal

Perubahan proses Masalah Utama


pikir waham

Gangguan harga diri,


Causal/penyebab
harga diri rendah

Diagnosa Keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham.


2. Perubahan proses pikir waham berhubungan dengan harga diri rendah kronis.

H. Perencanaan

1. Diagnosa : Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan

proses pikir waham.

Tujuan umum : Klien dapat melakukan komunikasi verbal

Tujuan khusus : 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya

2.Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak

terpenuhi

3.Klien dapat membina hubungan realitas

4.Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

Perencanaan :

a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien

b. Jangan menambah dan mendukung waham klien

c. Yakinkan klien dalam keadaan aman dan terlindung

d. Observasi apakah waham klien mengganggu aktivitas sehari-hari dan

perawatan diri.

e. Beri tujuan pada penampilan dan kemampuan klien yang realitas.

f. Observasi kebutuhan sehari-hari.

g. Bicara dengan klien dalam kontak realitas

h. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok

i. Diskusikan dengan keluarga tentang gejala waham, cara merawatnya.


2. Diagnosa 2 : Perubahan proses pikir berhubungan dengan harga diri rendah

kronis

Tujuan umum : Proses pikir baik sesuai dengan realita.

Tujuan khusus : 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat

2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

yang dimiliki

3.Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4.Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai kondisi

5.Klien dapat menggunakan sistem pendukung yang ada.

Perencanaan :

a. Bina hubungan saling percaya

b. Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimiliki.

c. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama

sakit.

d. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan.

e. Beri kesempatan pada klien mencoba kegiatan yang telah direncanakan

f. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

dengan harga diri rendah.


BAB III

TINJAUAN KASUS

Ruang rawat : Darussalam

Tanggal dirawat : 1Juli 2021

I. Identitas Klien

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 Tahun

Informal : Orang tua klien

Agama : Islam

Alamat : Suka Damai

Tanggal Pengkajian : 1 Juli 2021

II. Alasan Masuk

Klien diantar oleh keluarga dan orang tua klien ke Rumah Sakit Jiwa, dan

Ketergantungan Obat Soeprapto Bengkulu, karena klien sering melamun

ngoceh sendirian, selalu merasa dikejar-kejar orang, bercerita sendirian tentang

hal-hal yang terlalu mewah dan tinggi yang tidak sesuai dengan keadaan klien,

merasa ada orang yang akan merebut jabatan klien.

III. Faktor Predisposisi

Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan kejiwaan, selama

ini klien belum pernah melakukan pengobatan. Saat ini klien tinggal bersama
kedua orang tuanya. Setelah ditinggal pergi oleh istrinya 5 tahun yang lalu,

klien tidak memiliki seorang anakpun dari istrinya ini, klien mengatakan dulu ia

bekerja di sebuah perusahaan dan adanya pembagian pendapatan yang tidak

merata. Klien menginginkan sebuah mobil tapi tidak dikabulkan oleh keluarga.

Keluarga klien mengatakan klien sering melamun, ngoceh sendirian,

selalu merasa dikejar-kejar, bercerita hal-hal yang terlalu meawah dan tinggi

yang tidak sesuai dengan keadaan klien, adanya orang yang mau merebut posisi

jabatannya.

IV. Faktor Presipitasi

Klien sering menyendiri, duduk di samping ruangan bagian luar, tidur-

tiduran, berjalan mondar-mandir, mengoceh sendirian, sering diajak bercerita,

selalu bercerita bahwa ia memiliki jabatan yang tinggi.

Masalah keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Harga diri rendah

V. Fisik

a. Tanda-tanda Vital :
TD : 110/80 mmHg

S : 36,5oC

N : 84 kali/menit

RR : 22 kali/menit

b. Ukur : TB : 168 cm, BB : 65 kg

Tidak ada keluhan fisik

VI. Psikologi Sosial

1. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki / perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Bercerai
Sejak perceraian Tn. A tinggal dengan ayah dan dua orang saudaranya.

2. Konsep Diri

a. Citra diri
Klien merasa dirinya tampan tanpa ada kecacatan atau kekurangan pada

dirinya.

b. Identitas

Saya adalah seorang pekerja di PT. karet, sekarang saya tidak bekerja

lagi.

c. Peran

Sekarang saya tidak bisa bekerja dan beraktivitas seperti orang yang

lainnya.

d. Ideal diri

Jika saya sembuh nanti saya ingin melanjutkan kuliah.

e. Harga diri

Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga karena tidak dibelikan mobil.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran

3. Hubungan Sosial

Orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah istrinya, sebelum

mengalami gangguan kejiwaan, klien sering aktif dalam organisasi

masyarakat.

4. Spiritual

Klien merasa dirinya selalu dilindungi oleh Tuhan, klien selalu mengikuti/

melaksanakan sholat 5 waktu.


VII. Status Mental

a. Penampilan

Cara berpakaian klien kurang rapi, tapi selalu bersih karena diganti tiap

hari.

b. Pembicaraan

Klien dapat berkomunikasi dengan baik, hanya saja Tn. A tidak mau

memulai pembicaraan bila tidak dimulai duluan, tidak mau memulai

pembicaraan bila tidak dimulai duluan, dan kadang-kadang membisu, klien

sering tidak nyambung dengan pertanyaan perawat.

Masalah keperawatan :

Kerusakan komunikasi verbal.

c. Aktivitas motorik

Tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangan dan merentang kaki.

d. Alam perasaan

Gembira yang berlebihan, karena merasa mobil baru akan menjemputnya

pulang.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran.

e. Interaksi selama wawancara

Selalu mempertahankan pendapatnya


Masalah keperawatan :

Gangguan komunikasi verbal.

f. Persepsi

Selalu timbul ide-ide baru dari dirinya sendiri dan bercerita dari satu topik

ke topik lain yang masih ada hubungan.

MK : perubahan persepsi sensori.

g. Isi pikir

Selalu meninggi setiap semua cerita.

Masalah keperawatan :

Waham kebesaran.

h. Tingkat kesadaran

Tn. A kelihatan bingung.

i. Memori

Klien tidak ingat siapa nama isteri klien.

j. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berhitung sederhana dengan baik.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang

a. Makan

Frekuensi : 2 x sehari

Jumlah : 1 porsi dihabiskan.

b. BAB/BAK

BAB : 1x / hari
BAK : 3-4 x / hari

c. Mandi

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan

d. Istirahat dan tidur

Klien tidak memiliki masalah gangguan tidur.

e. Mekanisme koping

Benial, proyeksi dan disosiasi.

ANALISA DATA

Masalah
No Data
Keperawatan
1 Data Subjektif : Waham kebesaran
Klien mengatakan adanya orang yang ingin merebut
posisinya.

Data Objektif :
Cerita selalu meninggi bicara spontan dan lambat.
2 Data Subjektif : Harga diri rendah
 Saya ingin memiliki mobil
 Saya merasa tidak dihargai oleh keluarga dan
teman-teman
Data Objektif :
 Tidak percaya diri
 Sering melamun
 Dan duduk sendiri

POHON MASALAH

Akibat Kerusakan komunikasi


verbal

Perubahan proses pikir


Masalah utama waham kebesaran

Harga diri rendah


Penyebab
kronis

Diagnosa Keperawatan :

1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses pikir

waham kebesaran.
2. Perubahan proses pikir waham kebesaran berhubungan dengan harga diri rendah

kronis.
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. A
Ruang : Darussalam

Diagnosa Perencanaan
No Tgl Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
1 Juli Kerusakan TUM :
2021 komunikasi Klien dapat melakukan
verbal komunikasi verbal
berhubungan TUK :
dengan waham 1.Klien dapat membina 1.1. Klien dapat 1.1.1. Bina hubungan saling percaya 1.1.1.Hubungan saling percaya
hubungan saling mengungkapkan  Salam terapeutik sebagai dasar interaksi yang
percaya. perasaannya dan  Perkenalkan diri terapeutik
keadaan saat ini  Jelaskan tujuan interaksi
secara verbal.  Ciptakan lingkungan yang tenang
 Buat kontrak yang jelas
 Tepati waktu
1.1.2. Jangan membantah dan dukung waham 1.1.2.Meningkatkan orientasi realita
klien klien dan rasa percaya klien
 Katakan perawat menerima dan yakin
 Katakan perawat tidak mendukung
1.1.3. Observasi apakah waham klien 1.1.3.Waham harus dikenal terlebih
mengganggu aktivitas sehari-hari dahulu oleh perawat agar
intervensi efektif.

2.Klien dapat Klien dapat 2.1.1. Beri pujian pada penampilan dan 2.1.1.Memberikan hal yang positif
mengidentifikasi menunjukkan kemampuan klien yang realitas. atau pengakuan akan
kemampuan yang kemampuan yang meningkatkan harga diri klien.
dimiliki dimilikinya. 2.1.2. Diskusikan dengan klien kemampuan 2.1.2.Meningkatkan/mengingatkan
Klien dapat yang dimiliki pada waktu lalu dan saat kembali pengetahuan dan
menyebutkan ini yang realistis. kemauan klien
kelemahan yang 2.1.3. Jika klien selalu bicara tentang 2.1.3.Untuk mengetahui sampai
ada pada dirinya. wahamnya, dengarkan sampai dimana kebutuhan waham
kebutuhan waham tidak ada. klien

3.Klien dapat 3.1. Klien dapat 3.1.1.Observasi kebutuhan klien sehari-hari. 3.1.1.Untuk mengetahui apa
mengidentifikasi menjelaskan semua kebutuhan klien.
kebutuhan yang tidak kebutuhan yang 3.1.2.Diskusikan kebutuhan yang tidak 3.1.2.Untuk mengidentifikasi apa
terpenuhi tidak terpenuhi. terpenuhi baik selama di rumah maupun yang menjadi kebutuhan klien
di rumah sakit. dan pemecahan masalahnya.
3.1.3.Atur situasi agar klien tidak mempunyai 3.1.3.Agar waham klien tidak
waktu untuk menggunakan wahamnya. meningkat.

4.Klien dapat 4.1. Klien dapat 4.1.1. Berbicara dengan klien dalam 4.1.1.Untuk menghindari waham
berhubungan dengan bercerita/sesuai konteks realitas.
realitas dengan realitas. 4.1.2. Sertakan klien dalam terapi aktivitas 4.1.2.Agar klien dapat berorientasi
kelompok dengan realitas.
4.1.3. Berikan pujian terhadap tindakan 4.1.3.Meningkatkan harga diri klien
positif yang dilakukan oleh klien. sehingga berani bergaul
dengan lingkungannya.

5.Klien dapat 5.1. Setelah 2 kali 5.1.1.Diskusikan dengan keluarga tentang : 5.1.1.Untuk mencegah terjadinya
dukungan dari pertemuan klien  Gejala waham kembali waham.
keluarga dapat membina  Cara merawatnya
hubungan dan  Lingkungan keluarga, follow up
dukungan dari
keluarga

Klien dapat minum Diskusikan dengan keluarga/klien tentang 6.1.1.Untuk mencegah terjadinya
6.Klien dapat obat tepat waktu, dan obat, dosis, frekuensi, efek dan efek kesalahan dalam pemberian
menggunakan obat dosis. samping. obat.
dengan benar Diskusikan perasaan klien setelah minum obat 6.1.2.Untuk mengetahui bagaimana
reaksi obat terhadap tubuh
klien.
2 30 Perubahan TUM :
Agustus proses pikir Klien mampu
2009 waham berhubungan dengan
kebesaran orang lain tanpa merasa
berhubungan rendah diri
dengan harga
diri rendah TUK :
kronis 1. Klien dapat 1.1. Klien dapat 1.1.1. Diskusikan dengan klien kelebihan yang 1.1.1. Mengidentifikasi hal-hal
memperluas menyebutkan ada pada dirinya. positif yang dimiliki klien
kesadaran diri kemampuannya 1.1.2.Beritahu klien bahwa manusia tidak ada 1.1.2. Menghadirkan realitas
2. Klien dapat yang ada setelah 1x yang sempurna, semua memiliki yang ada pada diri klien
menyelidiki dirinya pertemuan. kelebihan dan kekurangan.
3. Klien dapat 1.2. Klien dapat 1.1.3.Anjurkan klien untuk lebih 1.1.3. Memberi kesempatan
mengevaluasi menyukai meningkatkan kelebihan yang ada pada berhasil lebih tinggi.
dirinya. kelemahan pada dirinya.
4. Klien dapat membuat dirinya dan menjadi
rencana yang realistis halaman untuk
5. Klien mendapat mencapai
dukungan dari keberhasilannya.
keluarga untuk
meningkatkan harga 2.1.Klien dapat 2.1.1.Diskusikan dengan klien ideal dirinya, 2.1.1. Untuk mengetahui sampai
dirinya. menyebutkan cita- apa harapan selama di rumah sakit, dimana realitis dari harapan
cita dan harapan rencana klien setelah pulang dan apa klien
yang sesuai dengan cita-cita yang ingin dicapai.
kemampuan setelah 2.1.2.Bantu klien mengembangkan antara 2.1.2. Membantu klien
1 x pertemuan. kemampuan yang dimilikinya. membentuk harapan yang
2.1.3.Beri reinforcement positif terhadap realistis
keberhasilan yang telah dicapai. 2.1.3. Memberi penghargaan
terhadap perilaku positif.
3.1. Klien dapat 3.1.1.Bantu klien mengidentifikasikan atau
menyebutkan keinginan yang berhasil dicapainya. 3.1.1. Mengingatkan klien bahwa
keberhasilan yang 3.1.2.Kaji bagaimana perasaan klien dengan ia tidak selalu gagal.
pernah dialaminya. keberhasilannya tersebut. 3.1.2. Memberi kesempatan
3.2. Klien dapat 3.2.1. Bicarakan kegagalan yang pernah untuk menilai dirinya sendiri.
menyebut dialami klien dan sebab-sebab terjadinya 3.2.1. Mengetahui sejauh mana
kegagalan yang kegagalan. kegagalan tersebut
pernah dialaminya. 3.2.2. Kaji bagaimana respon klien terhadap mempengaruhi klien.
kegagalan tersebut dan cara mengatasi. 3.2.2. Mengetahui koping yang
selama ini yang digunakan
oleh klien
4.1. Klien dapat 4.1.1. Bantu klien untuk merumuskan tujuan
menyebutkan yang ingin dicapai. 4.1.1. Klien tetap realistis
tujuan yang ingin 4.1.2. Diskusikan dengan klien tujuan yang terhadap kemampuan yang
dicapai setelah 1 ingin dicapai. dimilikinya.
kali pertemuan. 4.1.3. Bantu klien memilih prioritas tujuan 4.1.2. Mempertahankan klien
yang akan dicapai. untuk tetap realistis
4.1.3. Agar prioritas yang dipilih
Keluarga dapat 5.1.1. Anjurkan pada keluarga untuk memberi sesuai kemampuan
berespon dan kesempatan berhasil pada klien.
memperlakukan 5.1.2. Anjurkan keluarga untuk menerima 5.1.1. Memberikan kesempatan
klien secara tepat. klien apa adanya. pada klien untuk sukses.
5.1.3. Anjurkan keluarga untuk melibatkan 5.1.2. Membantu meningkatkan
klien setiap pertemuan dalam keluarga. harga diri
5.1.3. Meningkatkan interaksi
klien dengan keluarga klien
No.
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx
30 TUK I 1. Salam terapeutik “Selamat siang pak” (tersenyum) S : Nama saya M, saya suka dipanggil H
Agustus 2009  Memperkenalkan diri O : Suara pelan
13.00-13.30  Berjabat tangan Bicara spontan
 Duduk bersebelahan Ekspresi tenang
 Membuat kontrak A : Adanya hubungan saling percaya
 Menunjukkan sikap empati P : Pertemuan berikutnya klien dapat mengidentifikasi
Nama saya, mahasiswa STIKES Tri Mandiri Sakti kemampuan yang dimiliki.
Bengkulu, praktek di sini selama satu minggu.

30 2. Salam terapeutik S : Saya adalah seorang tempat konsultan masalah pertanian


Agustus 2009  Mengingat kontrak, topik, waktu dan tempat apakah dan saya bekerja di perusahaan karet dan pertamina, saya
14.00-15.00 Bapak masih ingat pertemuan kita yang kemarin, di sini lagi menunggu sebuah mobil baru datang.
pertemuan sekarang kita akan membicarakan apa ? O : Bicara spontan
 Mengevaluasi kemampuan TUK 1 apakah Bapak Pelan
mengingat salah ? Inkoheren terkadang
 Membantu klien mengidentifikasi kemampuan yang Ekspresi tenang
dimilikinya. Kontak mata lama
Apa contoh keberhasilan yang telah Bapak raih ? A : Waham klien telah diketahui dan mengidentifikasi apa
 Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaannya yang menjadi kemampuan klien
untuk bercerita. P : Pertemuan berikutnya klien dapat menjelaskan semua apa
 Memberi pujian kepada klien atas ungkapan selama yang menjadi kebutuhan klien.
interaksi, bagus bapak sudah banyak bercerita tentang diri
Bapak.
 Menyimpulkan kemampuan selama interaksi
 Tadi Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah sebagai
seorang tempat konsultan masalah pertanian, bapak orang
yang hebat !!, hanya saja karena mobil belum diberikan
bapak jadi istirahat dan menunggu di sini.
 Mengakhiri pertemuan “Baiklah pak pertemuan kita
cukup sampai di sini.
Besok kita bertemu lagi pada jam 12.00 Wib, kita akan
bicara mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak
terpenuhi.

TUK 3  Selamat siang Bapak ! apa bapak sudah Sholat Zukur S : Klien mengatakan saya ingin dan harus memiliki sebuah
 Mengingat kontrak apakah Bapak masih ingat kita akan mobil.
membicarakan apa ? O : Emosi sedikit meningkat
 Sekarang tolong Bapak jelaskan apa kebutuhan sehari-hari Suara pelan
Bapak dan apa kebutuhan Bapak yang tidak terpenuhi ? Kontak mata
 Menyimpulkan cerita klien, bahwa ia sekarang lagi A : Telah dapat diidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan
membutuhkan sebuah mobil. klien
 Menjelaskan kepada klien bahwa kita tidak terlalu P : Pertemuan berikutnya klien dapat berhubungan dengan
mengharapkan sesuatu yang diluar kemampuan. realitas.
 Menganjurkan klien untuk melakukan aktivitas-aktivitas
bermanfaat dan tidak ada waktu untuk wahamnya.
 Bapak besok kita bertemu lagi untuk bercerita lagi.

TUK 4  Selamat pagi ! Bapak kelihatannya sudah rapi sekali. S : Klien bercerita saya dulunya hampir tertangkap di
Malaysia karena membawa intan emas dan berlian untuk
 Bapak masih ingat kontrak kemarin ? presiden
 Mengajak klien bercerita tentang keadaan yang realitas O : Semangat
pada hari ini. Kontak mata
 Menganjurkan klien untuk bermain dan bergabung Banyak berbicara tentang kelebihan yang dimiliki.
bersama teman-teman klien yang lainnya. A : Klien belum dapat berhubungan dengan realitas dan perlu
 Memberi pujian terhadap tindakan yang dilakukan pasien. ditingkatkan lagi
P : Pertemuan berikutnya besok luas, masih pada intervensi
yang sama perlu ditingkatkan

TUK 5 S : Klien mengatakan sudah tahu tentang bentuk dan nama


 Tidak terlaksana dikarenakan tidak bertemu dengan obat serta dosis untuk dimakan
keluarga klien O : Memperhatikan obat yang diperlihatkan oleh perawat
TUK 6 Menanyakan satu persatu obat yang dikenal
 Bapak masih ingat apa-apa saja yang sudah kita bicarakan A : Dapat menyebutkan jenis dan nama obat dan guna obat
sesuai kontrak ? P : Klien dapat berhubungan dengan realitas.

 Mengobservasi responden verbal dan non verbal di saat ini.


 Mendiskusikan dengan klien macam-macam obat yang
dimakan CPZ (warnanya kuning orange, Heximer (warna
TUK 1 kuning), Codameg (warna biru) dimakan 3x sehari. S : Selamat pagi Bu ....
Klien mengatakan jika saya tidak memiliki mobil jabatan
 Selamat siang Bapak ? sudah makan siang ? dan sudahkah saya akan diturunkan.
bapak minum obat ? Teman-teman saya sudah pakai mobil semua.
O : Klien menjawab singkat, menunduk, bicara pelan
 Mengingat kontrak kemarin dan topik apakah Bapak masih A : Klien mampu mengungkapkan kelebihan dan
ingat, kita sedang ingin membicarakan apa ? waktu 15 kekurangannya.
menit. P : Pertemuan berikutnya tentang menyelidiki diri.
 Mengobservasi respon verbal dan non verbal.
 Mendiskusikan kelebihan dan kelemahan klien, bapak
sudah cukup hebat dan pintar dan bukan berarti jika tidak
punya mobil Bapak akan turun dari jabatan, bapak masih
banyak orang-orang yang tidak bisa makan dan tidak
mempunyai pekerjaan tetapi mereka masih dapat menjalani
kehidupan.
 Menyimpulkan hasil pertemuan, klien terlihat mulai dapat
TUK 2 menerima penjelasan dari perawat S : Saya ingin cepat pulang dan saya ingin membeli sebuah
 Mengakhiri pertemuan dan menyepakati pertemuan besok. mobil dan melanjutkan kuliah.
O : Bicara lancar
 Selamat pak Bapak ? apakah bapak sudah mandi pagi ? Kontak mata lama
 Apakah bapak masih ingat perjanjian kita bahwa kita hari A : Klien belum dapat menyelidiki dirinya dan perlu
ini akan membicarakan apa ? ditingkatkan lagi.
 Mengevaluasi TUK sebelumnya terutama tentang P : Rencana dilanjutkan dan buat kontrak pertemuan
kemampuan yang dimiliki klien. berikutnya.
 Mengobservasi kepada klien apa harapan selama dirawat
dan apa rencana setelah pulang.
 Membantu klien untuk mengembangkan keinginan dan
kemampuan yang dimiliki.
Saya percaya Bapak pasti bisa asalkan bapak mau berusaha
dan dalam keadaan sembuh
TUK 3 Mengakhiri pertemuan dan membuat kontrak untuk S : Selamat siang bu
pertemuan berikutnya. Saya masih ingat kita akan membuat jadwal kegiatan
saya kan ?
 Menyampaikan salam terapeutik selamat pagi Bapak ! lagi Saya menyapu
nonton acara apa ? Sholat sesuai waktu
 Mengevaluasi TUK sebelumnya. Mandi 2 kali
 Memberi pujian atas kemampuan yang dimilikinya. Bermain dan bergabung dengan teman yang lainnya.
 Membantu membuat rencana realistik sesuai kemampuan O : Bicara lancar
klien Ekspresi tenang
 Mendiskusikan kegiatan yang biasa dilakukan secara nyata. Kontak mata lama
 Mendorong klien untuk melaksanakan rencana yang telah A : Dapat melaksanakan jadwal kegiatan yang dibuat
dibuat, mulai nanti sore Bapak sudah bisa melaksanakan P : Klien dapat membuat rencana kegiatan yang lebih baik
jadwal yang telah kita buat. dengan bantuan perawat.
 Pertemuan siang ini kita sudah cukup bagus, Bapak sudah
dapat membuat jadwal yang telah kita buat
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan alam perasaan, ditandai dengan syndrome depresi parsial/

penuh, atau kehilangan minat/kesenangan pada aktivitas yang biasa dan yang

dilakukan pada waktu lalu ditandai dengan gangguan fungsi sosial/okupasi.

Waham adalah gangguan proses pikir yang ditandai dengan keyakinan,

ide-ide pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa diubah dengan

logika/bukti-bukti yang nyata.

B. Saran

Agar dapat memberikan dukungan mental dan seoptimal pada pasien

dalam proses penyembuhan dan mampu merawat pasien di rumah agar tidak

kambuh lagi hari ini. Dikarenakan keluarga sangat besar pengaruhnya dalam

memotivasi pasien untuk cepat sembuh dan meningkatkan harga diri pasien serta

kepercayaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.

Stuart dan Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Budi Ana Keliat, dkk. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan


Keluarga. Jakarta : PT. Fajar Interpratama.

Anda mungkin juga menyukai