Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan Sinar-X atau yang lebih umum dikenal dengan Rontgen
adalah salah satu teknik pencitraan medis yang menggunakan radiasi
elektromagnetik untuk mengambil pencitraan atau foto bagian dalam tubuh.
Bila Anda berada di rumah sakit, klinik atau pun puskesmas jika mendengar,
melihat dan membaca “sinar-X” maka Anda berada di area pelayanan
Radiologi atau berada di sekitar mesin X-Ray.
Sinar-X merupakan salah satu bentuk radiasi elektromagnetik yang
memiliki panjang gelombang sangat pendek yaitu berkisar antara 0,01 hingga
10 nanometer dan memiliki frekuensi antara 1016 hingga 1021 Hz, seperti
cahaya tampak gelombang radio. Karena sinar-X memiliki energi yang lebih
dari pada cahaya tampak, maka sinar-X dapat menembus tubuh manusia.
Pertama kali sinar-X dipergunakan untuk fotografi oleh Wilhem Roentgen
tahun 1895.  Setelah itu, sinar-X mengalami perkembangan penggunaan
untuk pencitraan medis sampai sekarang. Bahkan nama penemunya sering
dipergunakan untuk menyebut sinar-X sebagai rontgen. Hasil pencitraan
sinar-X dapat menghasilkan gambaran struktur tubuh untuk memeriksa
penyakit atau masalah lain yang ada dalam tubuh manusia. Jadi sinar-X
merupakan alat diagnostik bagi penyakit pasien, bahkan langsung (real-Time
guided) proses pengobatan pasien.
Terdapat beberapa peralatan medis yang menghasilkan Sinar-X yaitu
sinar-X radiografi, CT Scan, Panoramic, mamografi, C- Arm dan Fluoroscopy.
Sinar-X Radiografi dapat digunakan untuk radiografi umum (ekstremitas atas,
ekstremitas bawah, abdomen), radiografi gigi (foto gigi  panoramik), dan
radiografi mamo (mamografi).
Ketika berada didepan ruang pemeriksaan Sinar-X akan terdapat
marka-marka yang menunjukkan bahaya radiasi dan lampu berwarna merah.
Masyarakat banyak yang masih bertanya apakah diagnostik dengan sinar-X
mempunyai bahaya ? karena Sinar-X adalah salah satu bentuk radiasi, maka
akan sama dengan bentuk radiasi lainnya selain memiliki manfaat, radiasi
sinar-X juga memiliki potensi risiko bahaya. Maka dari itu penulis tertarik
untuk mengangkat bahasan tentang bahaya radiasi.

B. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang bahaya
radiasi Sinar-X terhadap kesehatan.

C. Manfaat
1. Bagi responden (pasien dan keluarga pasien) Sebagai masukan bagi
masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang bahaya Sinar-X
terhadap kesehatan dan sebagai upaya preventif untuk menanggulangi
Efek samping radiasi Sinar-X terhadap kesehatan.
2. Bagi tempat pelayanan kesehatan Sebagai sumber pengetahuan tenaga
kesehatan yang ada di RSUP Dr. Johannes Leimena Ambon tempat
penelitian, untuk mengetahui tentang bahaya radiasi Sinar-X terhadap
kesehatan.
3. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai referensi peneliti selanjutnya untuk
meneliti tentang bahaya radiasi Sinar-X terhadap kesehatan.

D. Lingkup Bahasan
Radiasi merupakan fenomena dalam kehidupan, kita hidup di dunia
dimana radiasi alamiah didapatkan dimanapun. Radiasi dapat juga diartikan
sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang
(Batan, 2005). Pemanfaatan radiasi di bidang Medis maupun Kedokteran
sudah berkembang pesat terutama untuk sarana radiodiagnostik.
Pemanfaatan berbagai sumber radiasi harus dilakukan secara cermat dan
mematuhi ketentuan keselamatan kerja untuk menghindari terjadinya paparan
radiasi yang tidak diinginkan (Alatas, 2004).
Sinar X merupakan foton dengan energi tinggi dan diproduksi oleh
percepatan atau perlambatan berkas elektron. Dalam bidang kedokteran
radiasi digunakan sebagai alat pemeriksaan atau radiodiagnostik. Pesawat
sinar-X merupakan alat diagnostik yang paling banyak digunakan dan dosis
radiasi yang diterima dari Pesawat sinar-X ini merupakan dosis terbesar yang
diterima dari radiasi buatan manusia (Ariyanto, 2009). Pemanfaatan radiasi
pengion dalam bidang radiodiagnostik untuk berbagai keperluan medik perlu
memperhatikan dua aspek, yaitu resiko dan manfaat. Menurut IAEA
(International Atomic Energy Agency), menyebutkan bahwa sina-X yang
dapat menembus suatu benda dan dapat memberikan dosis yang signifikan
untuk organ internal pada tubuh. Sehingga penggunaan sina-X pada tubuh
memerlukan batasan dosis yang dapat melindungi pasien dari radiasi tersebut
(BAPETEN, 2003).
Radiasi yang ditimbulkan dari sinar X disamping memberikan manfaat
bagi manusia, juga mengandung potensi bahaya. Radiasi sinar X dapat
menyebabkan perubahan pada materi genetik sel, perubahan pada
kromosom, menunda kegiatan mitosis sehingga mengakibatkan pengurangan
sintesis DNA (Suhardjo,1993). Pemberian paparan radiasi pada tubuh akan
menimbulkan interaksi antara radiasi dengan meteri biologis. Bila tubuh
tepapar radiasi maka akan terjadi interaksi antara radiasi dengan materi
biologis baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
terjadi penyerapan energi pada DNA dan dapat menimbulkan kerusakan.
Secara tidak langsung jika terjadia interaksi dengan molekul air yang
kemudian menjadi radikal bebas dan dapat merusak DNA (Alatas, 2002). Jika
radiasi sinar X mengenai tubuh manusia, ada dua kemungkinan yang dapat
terjadi, berinteraksi dengan tubuh manusia atau hanya melewati saja. Jika
berinteraksi, radiasi dapat mengionisasi atau dapat pula mengeksitasi atom.
Setiap terjadi proses ionisasi atau eksitasi, radiasi akan kehilangan sebagian
energinya. Energi radiasi yang hilang akan menyebabkan peningkatan
temperatur (panas) pada bahan (atom) yang berinteraksi dengan radiasi
tersebut. Dengan kata lain, semua energi radiasi yang terserap di jaringan
biologis akan muncul sebagai panas melalui peningkatan vibrasi (getaran)
atom dan struktur molekul. Ini merupakan awal dari perubahan kimiawi yang
kemudian dapat mengakibatkan efek biologis yang merugikan (Batan, 2005)
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel
genetik adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki,
sedangkan sel somatik adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik
dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang
dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
Sebaliknya efek somatik merupakan efek 22 radiasi yang dirasakan oleh
individu yang terpapar radiasi (BATAN, 2005). Sementara itu, jika sinar X
mengenai sel genetik, dalam penelitian ini adalah sel sperma maka dapat
menyebabkan efek negatif yaitu terjdinya kemandulan (infertile) (Wiharto,
1998)
1. Manfaat Sinar X
a. Untuk memastikan bagian dalam tubuh yang mengalami sakit;
b. Untuk memantau perkembangan suatu jenis penyakit, misalnya
osteoporosis, radang sendi, penyumbatan pembuluh darah, kanker
tulang, tumor payudara, gangguan pencernaan, pembesaran jantung,
berbagai jenis infeksi, kerusaka gigi, dan lain sebagainya; dan
c. Untuk dapat melihat efek dari pengobatan medis yang telah dilakukan.
2. Bahaya Pemanfaatan Sinar X
a. Paparan radiasi dosis tinggi selama jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan penyakit radiasi / sindrom radiasi akut (pingsan,
kebingungan, mual, muntah, diare, kerontokan pada rambut, luka pada
kulit dan mulut, serta terjadinya perdarahan);
b. Efek jangka pendek (perubahan warna kulit, mual, muntah, diare, dan
jumlah sel darah rendah);
c. Efek jangka panjang (mulut kering, kesulitan menelan, katarak, dan
kerusakan pada kulit);
d. Melemahkan tulang;
e. Menyebabkan gangguan anemia aplastik (kondisi kesehatan dimana
tubuh berhenti dalam memproduksi sel darah yang baru);
f. Infertilitas;
g. Pada wanita hamil (resiko semua jenis kanker, tumor sistem saraf, dan
leukemia pada janin saat ia telah lahir nantinya);
h. Rusaknya kelenjar tiroid;
i. Meningkatkan resiko terjangkitnya kanker;
j. Meningkatkan resiko kerusakan genetik; dan
k. Membunuh sel-sel dalam tubuh (baik sel kanker maupun sel sehat).
3. Meminimalkan Risiko Bahaya Sinar X
a. Pemanfaatanhanya untuk situasi darurat;
b. Hindari pemanfaatan untuk wanita yang sedang hamil;
c. Gunakan perisai pelindung saat sedang dlakukan penyinaran Sinar X;
d. Meminimalkan waktu paparan; dan
e. Pengaturan jarak antara tubuh dan sumber radiasi dua kali lipat.

Anda mungkin juga menyukai