Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel
atau gelombang. Radiasi adalah pancaran atau pengeluaran dan perambatan energi
menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel.
Partikel radiasi terdiri dari atom atau sub atom dimana mempunyai massa dan
bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa
contoh dari partikel radiasi adalah elektron, beta, alpha, proton dan neutron. Sumber
radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. 1
Beberapa radiasi mungkin akan menjadi penginon dan non pengion. Radiasi
pengion adalah radiasi radiasi dengan energi yang cukup untuk menghilangkan
elektron dari atom atau molekul. Ionisasi ini menghasilkan radikal bebas, yaitu atom
atau molekul yang mengandung elektron yang tidak berpasangan, khususnya
cendrung kimia reaktif. Sinar x pengion adalah sinar yang digunakan secara ekstensif
dalam prosedur-prosedur diagnosis. 8
Selain menggunakan sinar x dan sinar gamma sebagai alat diagnosis dalam
kedokteran penggunaannya meluas ke reaktor nuklir ke inspeksi-inspeksi sinar x.
Praktik kedokteran gigi memiliki caranya sendiri dalam paparan radiasi. Dokter gigi
berbeda dari rekan-rekan medis saat dia memasukkan cahaya proses-proses dan
interpretasi radiografi. Meskipun paparan sedikit, tetapi sangat penting mengurangi
radiasi untuk menghindari akumulasi dosis ke dokter gigi seumur hidup mereka. 8
Radiografi dan pengambilan gambar modilitas lainnya digunakan untuk
mendiagnosis dan memantau penyakit mulut, serta untuk memantau perkembangan
dentofasial dan kemajuannya atau prognosis terapi. Pemeriksaan radiograf dapat
dilakukan dengan menggunakan pengambilan gambar secara digital atau dengan film
konvensional (American Dental Association, 2012).8
Pemeriksaan radiograf secara konvensional terbagi menjadi pemeriksaan
radiografik proyeksi intraoral seperti periapikal yang terdiri dari paralel dan bisekting,
oklusal, bitewing, dan ektraoral seperti panoramik, lateral sefalometri dan Postero
Anterior (PA) sefalometri (Miles, dkk, 2009). 8

1
Dokter gigi mempunyai peranan penting dalam mencegah radiasi yang
tidak diperlukan pada pasien dengan cara merekomendasikan pengambilan
radiografi hanya apabila benar-benar diperlukan, dan menentukan pemilihan
jenis radiografi yang tepat untuk pemeriksaan. Pada saat pasien dirujuk dari
dokter gigi yang satu ke dokter gigi yang lain, segala bentuk yang berkaitan
dengan pemeriksaan radiografi hendaknya diikutsertakan, serta perlunya
penjelasan terhadap pasien tentang tujuan pemeriksaan radiografi, dan tak lupa
pula memberikan instruksi terhadap pasien untuk menanggalkan semua yang
merintangi pemeriksaan radiografi dan menyebabkan gambaran artetak, misalna
gigi palspelat orto, kaca mata, dan anting-anting. 2

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Sumber Radiasi
Radiasi atau pancaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana energi
 
dilepaskan oleh suatu atom. Menurut Badan Tenaga Nuklir Nasional, radiasi adalah
 
energi   yang   dipancarkan   dalam   bentuk   partikel   atau   gelombang. Jadi   radiasi

kedokteran   adalah   energi   yang   dipancarkan   oleh   atom   dalam   bentuk   partikel   atau

gelombang   yang   digunakan   dalam   dunia   kedokteran,   baik   untuk   tujuan   diagnosis

maupun tujuan pengobatan (terapi). Ada beberapa radiasi yang kita terima setiap saat,

baik yang berasal dari alam maupun dari buatan manusia. Radiasi tersebut ada yang

bermanfaat atau berdampak positif dan ada yang merugikan atau berdampak negatif

bagi tubuh manusia, hewan, maupun tumbuh­tumbuhan. 5

Sumber radiasi dapat dikategorikan menjadi alami dan buatan. Radiasi alami
dari eksternal dan internal sumber-sumber menghasilkan kontribusi terbesar terhadap
paparan radiasi. Sumber eksternal , kosmik dan terestrial , berkontribusi 35 % dari
radiasi alam dunia. Sumber radiasi internal radionuklida yang diambil oleh
penghirupan dan konsumsi. Radon ( penghirupan) adalah satu-satunya penyumbang
terbesar radiasi alami ( 52 % ) . Kontribusi dari radiasi buatan ( buatan manusia ) telah
meningkat dan berasal terutama dari bidang medis, konsumen dan produk industri dan
sumber-sumber kecil lainnya. Saat ini, penggunaan radiasi dalam dunia medis lebih
dari 99,9 % dari paparan radiasi ke populasi duniadari sumber buatan manusia.
Laporan CT scan yaitu 42 % dari kolektif dosis efektif yang timbul dari diagnosis
radiologi medis. Setiap hari di seluruh dunia ada 10 juta prosedur diagnosis radiologi
dan 1 lakh prosedur diagnostik kedokteran nuklir yang sedang dilakukan. 8

2.2 Sifat-sifat radiasi

Menurut beberapa penulis, ada beberapa sifat-sifat radiasi antara lain sebagai
berikut :

3
1) Tidak dapat dideteksi dengan panca indera

2) Mempunyai massa tetapi tidak mempunyai muatan positif

3) Tidak dapat difokuskan dengan lensa apapun

4) Dapat dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat

5) Mempunyai panjang gelombang sangat pendek 0,1-0,5 atau 0,001-0,005 mm

6) Kecepatan rambatnya sama dengan kecepatan rambat cahaya (3x108 m/detik)

7) Tidak dapat difokuskan pada satu titik

8) Dapatmenembusbendayangdilaluinya

9) Dapat diserap oleh timah hitam (pb)

10) Dapat menimbulkan perbendaraan atau fluorersense pada subtansi tertentu


seperti intensifying screen

11) Dapat mengionisasikan gas dengan mengeluarkan elektron dari atom dan
membentuk ion yang dapat digunakan untuk pengukuran radiasi atau dengan
alat kamar radiasi

12) Dapat menimbulkan efek biologis sebagai akibat radiasi ionisasi

13) Dapat bereaksi dengan emulsi halida perak pada film radiografis untuk
keperluan radiodiagnostik. 5

2.3 Bahaya Radiasi


Radiasi ionisasi dapat menimbulkan dampak biologis telah lama diketahui.
Kasus somatik pertama berupa luka bakar oleh sinar radiasi (x-ray burn) pertama
ditemukan hanya beberapa bulan setelah Wilhelm Conrad Roentgent menemukan

4
sinar ini pada tahun 1895. Segera setelah itu pada tahun 1902, ditemukan kasus
pertama kanker kulit yang disebabkan oleh sinar X. 1
Penggunaan radiasi ionisasi yang paling luas dalam dunia kedokteran adalah

sinar­X dan sinar gamma. Hubungan antara sinar gamma dengan material biologis

sangat   kuat,   sehingga   mampu   memukul   elektron   pada   kulit   atom   yang   akan

menghasilkan   pasangan   ion.   Cairan   tubuh   intraselular   maupun   ekstraselular   akan

terionisasi   yang   menyebabkan   kerusakan   dan   kematian   pada   mikroorganisme,

sehingga   sinar   gamma   banyak   dipakai   sebagai   sterilisasi   peralatan   kedokteran.

Radiasi   sinar   gamma   atau   sinar­X   yang   berasal   dari   energi   atom   cobalt   dapat
 
membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme. Kedua sinar ini punya potensi

bahaya   yang   lebih   besar   dari   radiasi   lain.   Pengaruh   sinar   kosmik   hampir   dapat

diabaikan karena radiasi yang berasal dari luar tata surya ini sebelum mencapai tubuh

manusia berinteraksi dengan atmosfer bumi. Begitu juga ultraviolet hanya sebagian

yang  diteruskan ke  permukaan  bumi karena sebelumnya telah berinteraksi  dengan


 
ozon pada lapisan stratosfer. Radiasi beta hanya dapat menembus  kertas  tipis dan

tidak   dapat   menembus   tubuh   manusia.   Demikian   juga   radiasi   alfa   hanya   dapat

menembus  beberapa millimeter udara. Sedangkan radiasi netron hanya terdapat di
 
reaktor nuklir.  6 

Penemuan sinar- X dan radioaktivitas memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri.


Para ilmuwan belajar bahwa radiasi tidak hanya sumber energi dan obat-obatan ,
tetapi bisa juga menjadi ancaman potensial bagi kesehatan manusia , jika tidak
ditangani dengan benar. Para perintis awal dalam penelitian radiasi meninggal karena
penyakit radiasi akibat paparan berlebihan. Awalnya, bahaya dan risiko yang
ditimbulkan oleh sinar-X dan keradioaktivan yang kurang dipahami. Pada bulan
Maret tahun 1896, Edison melaporkan iritasi mata terkait dengan penggunaan X-ray ,
dan memperingatkan terhadap penggunaan berkelanjutan. Dia meninggalkan studinya
sendiri yang ditujukan ke arah sinar- X lampu neon energi. Pada akhir tahun 1896,
banyak laporan dermatitis sinar X dan luka serius yang telah dipublikasikan dalam
literatur ilmiah. Pada tahun 1896, bagaimanapun, 'luka bakar X-ray ' yang dilaporkan
dalam literatur medis, dan tahun 1910, diketahui bahwa bahan-bahan radioaktif bisa

5
menyebabkan 'terbakar'. Pada 1920-an, bukti yang cukup langsung (dari pelukis
radium panggilan, ahli radiologi medis, dan penambang) dan bukti tidak langsung
(dari biomedis dan percobaan genetik dengan hewan) telah terakumulasi untuk
membujuk komunitas ilmiah bahwa sebuah badan resmi BN Praveen et al 144 Jaypee
harus dibentuk untuk membuat rekomendasi mengenai perlindungan manusia
terhadap paparan sinar-X dan radium. 8

Komisi Internasional Perlindungan Radiasi (ICRP) adalah badan pengawas


internasional, yang dibentuk pada tahun 1928 untuk meletakkan norma-norma
perlindungan terhadap radiasi dan merekomendasikan batas dosis untuk operator dan
pasien. Dewan peraturan India untuk perlindungan terhadap radiasi AERB, Atomic
Energy Regulatory Board yang dilantik pada tanggal 15 November 1983. Misi dari
dewan itu adalah untuk memastikan bahwa penggunaan radiasi pengion dan energi
nuklir di India tidak menyebabkan risiko yang tidak semestinya bagi kesehatan dan
sekitarnya. 8

Penelitian yang dilakukan Cerqueira dkk. (2004), Ribeiro (2012), dan


Shantiningsih (2012) menunjukkan bahwa penggunaan sinar X dalam kedokteran gigi
menimbulkan kerusakan DNA. Salah satu manifestasinya adalah munculnya
mikronukleus akibat paparan radiografi panoramik. Selanjutnya, hasil penelitian
Awinda (2012) menunjukkan bahwa paparan sinar X dalam radiografi periapikal yang
dilakukan berulang juga dapat meningkatkan jumlah mikronukleus pada sel epitel
gingiva. Dengan demikian paparan radiografi periapikal yang diulang perlu juga
diwaspadai sebagai salah satu pemicu terbentuknya mikronukleus. 7
Pelayanan radiologi harus memperhatikan aspek keselamatan kerja radiasi.
Kegiatan tersebut selain memberikan manfaat juga dapat menyebabkan bahaya, baik
itu bagi pekerja radiasi, masyarakat umum maupun lingkungan sekitar. Bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan radiasi pengion adalah timbulnya efek radiasi
baik yang bersifat non stokastik, stokastik maupun efek genetik. Selain itu
pemanfaatan radiasi yang tidak sesuai standar juga dapat menyebabkan kecelakaan
radiasi. 4
Bahaya lainnya yang dapat disebabkan oleh radiasi sinar-X adalah kerusakan
sel-sel jaringan tubuh yang dapat menyebabkan munculnya kanker dan efek genetik
berupa kecacatan pada keturunannya. Efek merugikan itu berupa kerontokan rambut

6
dan kerusakan kulit. Diketahui bahwa pada tahun 1897 di Amerika Serikat dilaporkan
adanya 69 kasus kerusakan kulit yang disebabkan sinar-X, sedang pada tahun 1902
angka yang dilaporkan meningkat menjadi 170 kasus. Pada tahun 1911 di Jerman juga
dilaporkan adanya 94 kasus tumor yang disebabkan oleh sinar-X. 4

Adapun bahaya radiasi pertahanan rongga mulut antara lain :

1) Berubahnya integrasi anatomik berupa meningkatnya permeabilitas

2) Perubahan fisiologis secara spesifik dari komposisi protein saliva

3) Terganggunyafungsipenelanan

4) Berkurangnya sekresi saliva lebih dari 90 %

5) Berubahnya imunologlobin A sekretori (sIgA) berupa berkurangnya aktifitas


anti mikroba saliva karena turunnya kadar sIgA saliva

6) Tergantungnya perubahan sel mukosa berupa menurunnya aktifitas antibiotik


dalam lapisan basal

7) Berubahnya flora didalam mulut, sehingga memungkinkan jasad renik yang


patogen berkembang. 6

2.4 Manfaat radiasi

Berdasarkan sifat-sifat tertentu dari radiasi dapat diperoleh manfaat yang dapat
digunakan dalam dunia kedokteran antara lain :

1) Membuat rontgenogram untuk keperluan radiodiagnostik

2) Terapi radiasi pada penyakit keganasan tertentu

3) Membuatxeroradiografi

7
4) Untuk keperluan dibidang industri (pengawetan makanan kaleng),
dibidang pertanian dan biologis (menciptakan bibit unggul). 3

2.5 Paparan dan Pengurangan Dosis

Faktor penting pada pembahasan efek radiasi bukan pada


jumlah radiasi di udara (paparan) melainkan dari jumlah energi yang diserap oleh
jaringan pada batas yang spesifik (dosis). Jadi dalam praktek klinis kita harus
memberi lebih banyak pentingnya pengurangan dosis. Pengurangan dosis dapat
dicapai dalam 3-langkah pengambilan keputusan, pengoptimalan prosedur radiologis
dan perlindungan pasien (Flow Chart 1). 8

2.6 Pengambilan keputusan


Pemeriksaan radiografi harus dilakukan hanya bila menunjukkan riwayat
pasien dan pemeriksaan fisik dan ketika pemeriksaan radiologi dapat mempengaruhi
diagnosis dan pengobatan. Keputusan untuk menggunakan diagnosis radiografi pada
pertimbangan profesional, merupakan kebutuhan untuk kepentingan kesehatan
pasien. Jika keputusan ini telah dibuat, kemudian menjadi tugas untuk menghasilkan
informasi yang maksimum dari paparan sinar-x per unit. 8

2.7 Pengoptimalan Prosedur Radiologic


Dalam praktek dokter gigi yang terpenting adalah mengoptimalkan prosedur
radiologis, karena ini merupakan cara terbaik untuk meminimalkan paparan terhadap
pasien dan operator. Modifikasi pencahayaan dapat dicapai dengan mengambil
tindakan pada 3 tingkat radiologis proses pada sumbernya, di jalur pencahayaan dan
memodifikasi karakteristik atau lokasi individu yang terkena paparan. Setiap langkah
harus diambil untuk mencegah pengulangan dalam pengambilan gambar . 8

Pembuatan Riwayat dan pemeriksaan klinis, keuntungan dari kesehatan pasien,


Keputusan hasil informasi maksimum, pengaruh diagnosis dan perawatan

Pengurangan dosis Pengoptimalan Peralatan kalibrasi, stabilisasi, kVp dan mAs. Kolimasi persegi panjang
pada pasien Proses Radiologi FSFD dan teknik paralel. Pemilihan reseptor- kecepatan E film , proses
dan interpretasi

Perlindungan Pasien Stabilisasi pasien, alat pelindung, pengawasan pasien.

8
Paparan dan
Perlindungan
pengurangan dosis
Pelindung Lambang TLD. Rekomendasi batas dosis
Personal Dosimetri
Perlindungan sumber, ruang pelindung/ desain ruang radiologi,
perlindungan individu

Flow Chart 1: metode paparan dan pengurangan dosis pada pasien dan operator
kedokteran gigi

Sumber (peralatan): gerakan tabung sinar X gigi harus dihindari selama posisi
pemaparan. gerakan ini dapat menyebabkan gambar kabur atau pemotongan kerucut.
Ujung tertutup dan kerucut tajam merupakan kontraindikasi, karena peningkatan
radiasi tersebar. Ruang pengion atau lainnya perangkat pendeteksi sinar x (misalnya
unfors multi-o meter) dapat memonitor output dosis dari mesin ketika ditempatkan di
depan posisi alat penunjuk (PID). Mesin sinar x gigi yang sudah diuji akan memiliki
output 0,7-1 R / sec. pengujian ini harus dilakukan setiap 3 tahun. Pengujian terhadap
mesin PLANMECA Promax OPG (orthopanthomograph) menggunakan Unfors
Mult-O-Meter menunjukkan adanya radiasi tersebar bahkan pada jarak 5 meter.
Pengujian ditunjukkan pada Gambar 1, Tabel 1 dan 2. 7

9
Fig. 1: penyesuaian dosis paparan dari mesin IOPAR and OPG
Menggunakan Unfors Mult-O-Meter

kVp dan mAs harus disesuaikan dengan kontras dan densitas gambar yang
dibutuhkan. Gambar kontras tinggi dengan kVp yang rendah digunakan untuk
memvisualisasikan perbedaan besar dalam densitas sebuah objek, misalnya karies dan
klasifikasi jaringan lunak. Peningkatan kVp, memungkinkan visualisasi perbedaan
densitas yang kecil, misalnya tingkat tulang pada periodontitis. kVp yang tinggi
mengurangi dosis efektif yang disampaikan per paparan. Densitas gambar
dikendalikan oleh kuantitas sinar-X yang dihasilkan, yang pada gilirannya
dikendalikan oleh mA. 8
Colimasi: penggunaan PID yang berbentuk persegi panjang (3,5 ×
4.4 cm) dapat mengurangi paparan di kulit sebesar 60% dibandingkan dengan PID
yang berbentuk lingkaran (7 cm) . Jarak Focal Spot Film (FSFD)-saat mesin sinar x
dioperasikan diatas 50 kVp, jarak sumber ke kulit harus lebih besar dari 7 inches.
Studi menunjukkan bahwa FSFD pada jarak 16 inch menurunkan 38% dari dosis
tiroid, pada 90 kVp dan 45% menurunkan pada 70 kVp, dibandingkan dengan FSFD
pada jarak 8 inci . Ini karena pada jarak yang lebih besar sinar X-ray kurang
divergen dan akan ada pengurangan 32% dalam volume jaringan yang terpapar.
Penggunaan FSFD yang lebih panjang juga menghasilkan ukuran focal spot yang
lebih kecil dan dengan demikian meningkatkan resolusi radiografi. 8
Teknik: Teknik sejajar memberikan gambar yang lebih akurat dan
menurunkan dosis paparan pada kelenjar tiroid dan lensa mata. Dalam teknik
membagi dua berkas sinar-X menjadi vertikal yang dapat menempatkan kelenjar
tiroid dan lensa di jalur utama radiasi sekunder. meningkatkan FSFD dan collimation
persegi panjang dapat menghasilkan 70 sampai 80% penurunan paparan. 8
Pilihan Receptor: Disarankan untuk menggunakan film yang paling sensitif
(speed) konsisten dengan kualitas gambar. (Ektaspeed) kecepatan E film hampir dua
kali lebih cepat kecepatan D film. Pada tahun 1994 peningkatan kecepatan E Film
(Ektaspeed plus) diperkenalkan, ditemukan menjadi lebih cepat, kurang sensitif
terhadap pengolahan dan kurang kasar dari kecepatan E film dan memiliki kontras
yang tinggi mirip dengan film kecepatan D. Pengurangan dosis 60% dibandingkan
dengan kecepatan E film dapat dicapai dengan menggunakan digital radiografi
intraoral. Bila dibandingkan dengan film, resolusi secara signifikan lebih rendah di

10
RVG sedangkan pengurangan paparan sekitar setengah dari Ektaspeed Plus. Demikian
pula pencitraa panorama digital telah dilaporkan mengakibatkan pengurangan dosis
70%. 8

Table 1: Depicting the calibration of Planmeca promax OPG machine, Finland, using Unfors Mult-O-Meter
distance, kVp, times are constant
No Distance input Output dosage
(Cm)
kVp mA Time kVp Time μGY μGY/S

1 52 70 2 1 72 1.01 198 195.6

2 52 70 4 1 72.8 1.01 407 402.2


3 52 70 8 1 72.2 1.01 821 810
4 52 70 12 1 72.4 1.01 1.01 mG 1.24 mG/s
5 52 70 16 1 72 1.01 1,01 mG 1.62 mG/s

Table 2: Depicting the calibration of Planmeca Promax OPG machine, Finland, using Unfors Mult-O-Meter
distance, mA, times are constant
No Distance input Output dosage
(Cm)
kVp mA Time kVp Time μGY μGY/S

1 52 60 8 1 61.7 1.01 596.8 589


2 52 65 8 1 66.6 1.01 707 697
3 52 70 8 1 72.2 1.01 821 810
4 52 75 8 1 78.7 1.01 939 926
5 52 80 8 1 85 1.01 1.06 mG 1.048
mG/s

Pengolahan dan interpretasi dari gambar: Tiga puluh persen dari pengabilan
foto ulang adalah karena densitas film yang salah, langsung berkaitan dengan proses
yang berubah-ubah. Gambar radiografi harus dilihat dalam kondisi yang tepat dengan
tampilan yang diterangi untuk mencapai informasi maksimum. Kualitas radiografi
mengurangi pengambilan foto ulang dan paparan ulang yang tidak perlu. 8

2.8 Perlindungan Pasien


Untuk mengurangi paparan terhadap radiasi sinar X, terdapat beberapa prinsip
proteksi radiasi yang harus diterapkan pada pemanfaatan radiasi pengion, yaitu
prinsip justification, optimization, dan dose limitation. Prinsip justification adalah
prinsip penggunaan sinar X yang ditujukan untuk kebaikan pasien, dengan resiko
seminimal mungkin. Prinsip yang kedua adalah optimization, yaitu penggunaan
radiasi seefisien mungkin untuk menghasilkan gambaran yang dapat digunakan
sebagai alat pemeriksaan, prinsip ini disebut juga sebagai ALARA (As Low As

11
Reasonably Achievable). Prinsip yang ketiga adalah dose limitation yaitu pembatasan
dosis bagi operator dan masyarakat umum agar terlindungi dari paparan dosis yang
terlalu tinggi (White dan Pharoah, 2009). 7

Pemeriksaan dengan sinar-X hanya diberikan setelah memperhatikan kondisi


untuk menghindari paparan radiasi yang tidak perlu. Oleh karena itu diperlukan
kriteria seleksi pemeriksaan radiografi yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan radiografi, dengan terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan klinis yang lengkap yang meliputi data penderita, keluhan
utama, riwayat medis, social dan riwayat kasus. Penjelasan pada penderita tentang
tujuan pengambilan radiograf dan cara kerjanya diperlukan, serta instruksi untuk
menanggalkan semua yang merintangi pembuatan radiograf dan menyebabkan
gambaran radiopak, misalnya gigi palsu, plat orto, kaca mata, anting-anting. Posisi
kepala perlu diperhatikan letakkan kepala pada tempat yang benar di sandaran kepala
dari kursi dental serta fiksasi perlu diperhatikan. 2

Stabilisasi kepala pasien sebelum penurunan paparan kabur dan pemotongan


gambar secara kerucut. Semua paparan radiasi harus didasarkan pada prinsip ALARA
(as low as reasonably achievable). Berarti paparan di pintu masuk kulit untuk film
periapikal tunggal adalah 217 mR dan dosis gonad akan menjadi 1/10, 000 dari total
lebarnya paparan (0,02 mR) . Lead apron mengurangi 98% radiasi tersebar dan
menipiskan dosis untuk 0.04 μR. Yang menarik dari kuantitas ini adalah 60 kali lebih
kecil dari dosis yang setara yang dihasilkan dari salah satu maskapai penerbangan.
Thyroid collar menipiskan 92% dari radiasi yang tersebar. Sehingga disarankan untuk
menggunakan thyroid collar dan lead apron sebelum terkena paparan. Pemegang
Film menghindari paparan yang tidak perlu ke jari pasien. Riwayat paparan yang
diterima pasien harus dipertahankan dan diperbarui setelah setiap terjadinya paparan.8
Risiko terbesar bagi janin yaitu kelainan kromosom dan keterbelakangan
mental yang akan terjadi antara 8 dan 15 minggu kehamilan. Sehingga pemeriksaan
yang menggunakan radiasi ke janin harus dihindari selama periode ini. Di trimester
kedua dan ketiga, pemeriksaan radiologis disarankan, jika dapat mengubah diagnosis
dan rencana perawatan dan wajib menggunakan lead aprons dan prosedur
pengurangan dosis lainnya. 8

12
Apron adalah pelindung yang terbuat dari timah dengan ketebalan 0,25 mm
atau bahan yang setara dengan material timah. Apron digunakan di tubuh penderita
untuk melindungi organ reproduksi dan organ sensitif lainnya dari sinar hambur.
Semua penderita harus menggunakan apron sebagai persiapan sebelum dilakukan
penyinaran. Bila tidak digunakan, apron harus disimpan datar atau digantung datar,
apron tidak boleh terlipat karena dapat menyebabkan material timahnya patah atau
rusak. Pada beberapa negara mempunyai ketentuan untuk menggunakan apron di
seluruh daerah perut terutama bagi wanita pada usia produktif dan bagi anak-anak. 2

2.9 Perlindungan Operator


Jarak adalah pengaman yang penting bagi perlindungan operator. Operator
harus selalu berdiri sejauh mungkin atau minimal 6 kaki (1,83 m) dari kepala
penderita atau sumber sinar ketika melakukan penyinaran. Apabila tidak dipatuhi
maka akan dapat menerima radiasi yang tidak diperlukan. Hal penting lainnya adalah
tidak boleh memegang film untuk penderita atang memegang corong sinar-X. Untuk
tempat yang teraman bagi operator adalah berdiri pada 90-135° dari berkas utama di
belakang kepala penderita. Pada ruangan sinar-X harus terdapat pelindung ruangan
yang tepat dan tabir pelindung radiasi sehingga tidak ada orang yang menerima
radiasi di luar batas wilayah proteksi. Struktur tabir pelindung (shielding) dan
pengukuran keamanan radiasi harus sesuai dengan ketentuan badan yang berwenang.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam instalasi ruang peralatan sinar-X sebelum
bangunan didirikan antara lain: lokasi, letak ruangan, desain ruangan, tebal dinding
dan pelindung timah hitam pada pintu harus sesuai dengan persyaratan kualitas
radiodiagnosis. 2

Dari perspektif kerja ada dua sumber radiasi, tabung sinar-X adalah sumber
utama sebenarnya dari radiasi tetapi dalam prakteknya hanya sedikit situasi di mana
operator langsung akan terkena sinar primer. Sumber sekunder merupakan pasien.
Interaksi dari balok utama dengan bagian tubuh pasien yang tergambar menghasilkan
radiasi yang tersebar, yang terpancar dari pasien ke segala arah. Jadi prosedur yang
mengurangi paparan ke pasien juga mengurangi kemungkinan paparan ke operator.
Dalam kebanyakan kasus, penentu utama dari kerja paparan radiasi adalah kedekatan
dari operator dengan pasien ketika paparan sedang terjadi. Meningkatkan jarak dari

13
sumber dan penghalang dari sumber radiasi telah terbukti menjadi sangat penting
dalam melindungi operator dan pasien dari potensi risiko radiasi. 8
Jarak: Penurunan paparan berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak
(hukum kuadrat terbalik). Menurut aturan jarak posisi Operator harus berdiri minimal
6 meter dari pasien pada sudut 90 sampai 135 ° untuk sinar pusat X-ray. Aturan ini
diambil dari hukum kuadrat terbalik untuk mengurangi intensitas sinar-X tetapi juga
mempertimbangkan bahwa pada posisi ini radiasi yang tersebar diserap oleh kepala
pasien. Pada radiografi (gigi), operator harus berada setidaknya 2 meter dari pasien,
tabung sinar-X dan sinar primer saat terpapar. 8
Pelindung : Pelindung menandakan bahwa bahan tertentu ( beton , timbal )
akan melemahkan radiasi ketika mereka ditempatkan antara sumber dan operator.
Pelindung meliputi pelindung tabung X - ray, ruang pelindung , dan pelindung
operator. AERB22 merekomendasikan kebocoran maksimum dari tabung mesin tidak
lebih dari 1mGy/hr/100 cm2. Ruangan danpelindung operator -sesuai dengan
pedoman AERB : ( i ) ruangan unit X - ray untuk gigi / OPG tidak boleh kurang dari
12 m2 ,( ii ) Dinding ruang X - ray dimana sinar utama jatuh tidak kurang dari 35 cm
batu bata tebal dan dinding tempat tersebarnya X - ray jatuh tidak kurang dari 23 cm
tebal batu bata ( iii ) lead 1,5 mm di depan pintu dan jendela dari ruang X - ray ( iv )
yang bukan pelindung di ruang X – ray harus terletak di atas ketinggian 2 m dari
permukaan luar ruang X - ray , ( v ) ruang harus disediakan dengan langsung melihat
dan fasilitas komunikasi lisan antara Operator dan pasien , ( vi ) batas pelindung
dengan operator harus memiliki lead minimum 1,5 mm , apron pelindung dan sarung
tangan harus memiliki ketebalan 0,25 mm. Satu milimeter ketebalan timbal
melemahkan 99 % sinar pada75kVp. 8

2.10 Deteksi Radiasi dan Dosimeter


Alat ukur radiasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari detektor dan
rangkaian penunjang. Detektor adalah suatu bahan yang peka terhdap radiasi,
sehingga bila dikenai radiasi akan menghasilkan suatu tanggapan tertentu yang lebih
mudah diamati. Sedangkan peralatan elektronik berfungsi untuk mengubah tanggapan
detektor menjadi suatu informasi yang dapat diamati oleh panca indera manusia. 2
Instrumen yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi disebut
dosimeter radiasi . Tujuan pemantauan radiasi adalah untuk memastikan bahwa batas

14
dosis tidak terlampaui dan tindakan perlindungan dilakukan dengan baik. Ada
beberapa metode untuk mendeteksi radiasi , berdasarkan pada fisik dan efek kimia
yang dihasilkan oleh paparan radiasi. Metode-metode ini yaitu ionisasi , efek fotografi
, luminescence dan kilau. Pengawasan dosimeter turmoluminesensi ( TLD ) umumnya
digunakan di India . Termoluminesensi memiliki bahan tertentu untuk memancarkan
cahaya ketika mereka dirangsang oleh panas . Jumlah cahaya yang dipancarkan
sebanding dengan dosis radiasi . Bahan seperti lithium fluoride , borat lithium ,
kalsium fluorida dan kalsium sulfat sudah digunakan untuk membuat TLDs . Selama
radiografi yang dosimeter dipakai di salah satu dari 2 daerah -pada batang tubuh pada
daerah pinggang di sisi anterior individu atau pada daerah dada bagian atas pada
bagian daerah kerah pada permukaan anterior individual. Penguji harus mengirimkan
pengukuran dosis setiap 3 bulan. Teknologi masa depan adalah pengembangan yang
memanfaatkan perangkat pemantauan elektronik pribadi yang nirkabelnya terhubung
ke base station. Sehingga semua operator yang terlibat dalam prosedur pemotretan
yang rumit dapat memantau dosis mereka pada waktu yang tepat dan menggunakan
informasi ini untuk memodifikasi praktek mereka . Untuk pengukuran kontinyu dosis
radiasi gamma , metode penginderaan nirkabel dikembangkan berdasarkan
polimerisasi akrilamida. 8
Sebuah survei kuesioner telah dilakukan di 100 klinik gigi di dalam dan
sekitar Bengaluru. Tujuan dari survei adalah untuk memahami tingkat pengetahuan
proteksi radiasi pada populasi dokter gigi di sekitar Bengaluru. Klinik dengan fasilitas
X-ray yang dipilih untuk survei. Di antara 100 dokter gigi 47% dokter gigi
menggunakan kerucut pendek dan 60% dari dokter gigi berada di dekat pasien ketika
menyinari. survey menunjukkan hanya 20% yang menggunakan penghalang utama
dan lebih dari 60% dokter gigi yang membuang limbah radiasi ke selokan. Hasilnya
menunjukkan bahwa proteksi radiasi di kalangan dokter gigi tidak memuaskan di
Bengaluru. Oleh karena itu, Langkah-langkah kesadaran perlindungan dan
keselamatan radiasi harus diikuti karena profesi yang berbahaya. The Grafik 1 dan 2
menunjukkan kesimpulan dari survei. 8

2.11 Batas Dosis yang Direkomendasikan


Radiasi tidak dapat  kita  deteksi  secara langsung  dengan panca  indra tetapi

harus dengan peralatan khusus yang disebut detektor radiasi, misalnya film fotografi,

15
tabung geiger­muller (Geiger Muller counter) dan pencacah sintilasi. Hasil pencatatan

dari detektor radiasi ini diinterpretasikan sebagai energi radiasi terserap oleh seluruh

tubuh atau jaringan tertentu. 5

Banyaknya energi radiasi pengion terserap oleh tubuh disebut dosis terserap

yang   dinyatakan   dalam   satuan   Gray   (Gy),   dan   untuk   satuan   yang   lebih   kecil

dinyatakan dengan milli Gray (mGy). Besar dosis yang sama untuk setiap jenis radiasi

belum tentu punya efek biologis yang sama oleh karena setiap radiasi pengion punya

kemampuan   berbeda   dalam   merusak   jaringan   atau   organ   tubuh   manusia.   Karena

perbedaan tersebut diperlukan besaran dosis yang tidak tergantung dari jenis radiasi

yaitu dosis ekivalen dengan satuan Sievert (Sv) dan untuk satuan yang lebih kecil

digunakan milli sievert (mSv). 5

Batas dosis hanya berlaku dalam situasi paparan yang direncanakan tetapi
tidak untuk paparan medis terhadap pasien. Dalam kategori paparan batas dosis kerja
atau umum berlaku untuk jumlah paparan dari sumber yang terkait dengan praktek-
praktek yang sudah dibenarkan. Batas dosis yang dianjurkan diberikan dalam tabel 3.

Graph 1: Penggunaan penghalang utama


Dan lead aprons oleh dokter gigi

16
Graph 2: Posisi dokter gigi ketika paparan

Table 3: Batas dosis yang direkomendasikan


Kuantitas dosis Batas kerja dosis
Dosis efektif 20 mSv per year averaged
over
5 consecutive years (100
mSv in 5 years)
Dosis setara
pada
Lensa mata 150 mSv setahun
Kulit 500 mSv setahun /cm2
Tangan dan kaki 500 mSv setahun

Menurut European Commision (2004) dosis yang digunakan untuk radiografi


dalam kedokteran gigi adalah kecil yaitu 1-8,3 μSv untuk radiografi intraoral dan
3,85-30 μSv untuk radiografi panoramik. Namun demikian, dosis kecil dari radiasi
sinar X memiliki efek merusak dan dapat menghasilkan perubahan biologis dalam
jaringan hidup (Ianucci dan Howerton, 2012). Salah satu kerusakan yang dapat
ditimbulkan oleh paparan sinar X adalah terbentuknya mikronukleus. Mikronukleus
merupakan badan ekstra nukleus yang berada dalam sitoplasma sel dengan ukuran
yang kecil. Mikronukleus berbentuk bulat dengan diameter sepertiga lebih kecil
dibandingkan dengan diameter nukleus utama dan memiliki ciri khas pewarnaan yang
sama dengan nukleus utama. Jumlah mikronukleus bervariasi antara 1 sampai 3 buah.
Mikronukleus dapat berada di dalam sel selama dua sampai tiga kali pembelahan sel
(Pawitan, 1995). 7

BAB III

17
PENUTUP

Kesimpulan
Radiasi merupakan transmisi energi yang melalui ruang dan materi. Terdiri
dari pengion dan non pengion. Sedangkan sinar X merupakan radiasi pengion yang
digunakan secara intensif di dunia medis maupun praktek kedokteran.
Meskipun paparan radiasi dalam kedokteran gigi sedikit, tapi sangat penting
mengikuti pedoman untuk meminimalkan paparan radiasi. Mengikuti pedoman AERB
ketika membangun unit radiologi dan memantau paparan individu dan kualitas
instrumen sangat berguna dalam perlindungan terhadap radiasi. Pengetahuan tentang
jenis peralatan radiologis dan kalibrasi mesin adalah wajib selama membeli dan
pemakaian nantinya. Langkah sederhana selama membangun unit radiologi dan
patuhan pada pedoman AERB akan membantu individu untuk mengurangi dosis
dalam praktek dokter gigi.
Dalam proses pengambilan gambar, baik pasien maupun operator sama-sama
harus diberikan perlindungan terhadap radiasi sinar X. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah jarak,dari jarak sendiri dikenal hukum kuadrat terbalik, dan
pelindung-pelindung yang wajib digunakan seperti lead aprons dan thyroid collar.
Selain itu juga dosis yang diberikan harus dibatasi sesuai dengan yang dianjurkan.
Radiasi dari sinar X sesungguhnya dapat kita kurangi apabila pengetahuan terhadap
sistem radiologi dan langkah-langkahnya telah kita ketahui.

DAFTAR PUSTAKA

18
1. Boel T. Dental Radiografi Prinsip dan Teknik. Medan: USU Press, 2009: 3-18

2. Sarianoferni, Brahmanta A. Proteksi radiasi di bidang kedokteran gigi


(Radiation protection in dentistry). DENTA jurnal kedokteran gigi FKG-UHT
vol.1 no.1 Agustus 2006. Available from :
http://hangtuah.ac.id/fkg/images/stories/proteksi_radiasi.pdf. Accessed
December 30, 2017

3. Priaminiarti M. Digital radiografi di bidang kedokteran gigi (studi pustaka).


Jurnal kedokteran gigi universitas Indonesia vol.3 no.3 1996. Available from :
http://jdentistry.ui.ac.id/index.php/JDI/article/view/925. Accessed December
30, 2017

4. Uthami R, Mutahar R, Hasyim H. Analisis manajemen keselamatn radiasi


pada instalasi radiologi RSUD DR. H. M. Rabain muara enim tahun 2009.
Seminar nasional keselamatan kesehatan dan lingkungan vi Jakarta 15-16 juni
2010. Available from :
http://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/Rian_Uthami.pdf. Accessed January
2, 2018

5. Badunggawa P, Sandi IN, Merta IW. Bahaya radiasi dan cara proteksinya.
Available from :
https://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/view/9869/7399. Accessed
January 2, 2018

6. Widyapratiwi R. tingkat pemahaman pasien terhadap kebutuhan pemeriksaan


radiografi gigi sesuai indikasi pada rumah sakit gigi dan mulut unhas.
Availbale from : https://core.ac.uk/download/pdf/25494101.pdf. Accessed
january 2, 2018

7. Kartikasari Y, darmini, Rochmayanti D. Evaluasi kecukupan tebal lead apron


guna mendukung jaminan keselamatan radiasi pada unit pelayanan radiologi
rumah sakit. LINK vol. 11 no. 2 Mei 2015.

8. Praveen BN. Radiation in Dental Practice: Awareness, Protection and


Recommendations. The Journal of Contemporary Dental Practice, January-
February 2013;14(1):143-148

19

Anda mungkin juga menyukai