Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS PENGUJIAN KEBOCORAN ALAT PELINDUNG DIRI APRON (APD) DENGAN

MENGGUNAKAN PESAWAT X-RAY FLUOROSCOPY DI INSTALASI RADIOLOGI RSU


MEURAXA BANDA ACEH 2015

Disusun oleh :

NAMA : Jecki serli


NIM : 713001S12010

Akademi Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi (Atro) Yayasan


Sihat Beurata Banda Aceh Tahun 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika di Universitas Wuzburg Jerman untuk
pertama kali menemukan Sinar Roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen
dengan sinar katoda. Penemuan Roentgen ini merupakan suatu revolusi dalam dunia
kedokteran karena ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa semua bagian-bagian
tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara pemeriksaan
konvensional.

Radiografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses pembuatan gambar dan
organ tubuh manusia dengan menggunakan radiasi Sinar-X sebagai sumber pencatat gambar.

Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat menembus organ tubuh


manusia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa keterangan yang telah di uraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tata cara teknik pengujian kebocoran pada apron dengan menggunakan
fluoroscopy.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Dibagi Menjadi 2 Antara Lain Yaitu :
1. Tujuan Umum :
a. Untuk mengetahui bagaimana tata cara teknik pengujian kebocoran pada apron
dengan menggunakan fluoroscopy Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah Meuraxa Tahun 2015.
b. Untuk menjamin bahwa peralatan proteksi radiasi yang di gunakan dapat
memberi perlindungan yang optimal bagi pekerja radiasi di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya
kebocoran pada apron.
b. Untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan akibat terjadinya kebocoran pada
apron terhadap petugas radiasi dibidang kesehatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis, untuk mengetahui teknik pengujian kebocoran pada apron (APD) dengan
menggunakan pesawat x-ray fluoroscopy Di Instalasi Radiologi RSU Meuraxa Banda Aceh.
2. Manfaat Aplikatif, dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui bagaimana tata cara teknik
pengujian kebocoran pada apron dengan menggunakan pesawat x-ray fluoroscopy Di Instalasi
Radiologi RSU Meuraxa Banda Aceh dan dengan adanya penelitian ini penulis juga dapat mengetahui
efek apa-apa saja yang dapat ditimbulkan oleh sebab terjadinya kebocoran pada apron bagi petugas
radiasi di bidang kesehatan.
3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan, dengan adanya proposal ini diharapkan akan dapat menambah
referensi, wawasan, dan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam bidang radiologi, serta sebagai bahan
bacaan tambahan di perpustakaan Akedemi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Yayasan
Sihat Beurata Banda Aceh.
4. Manfaat Bagi Peneliti Lain, dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti lain juga dapat
mengetahui bagaimana teknik pengujian kebocoran pada apron dengan menggunakan pesawat x-ray
fluoroscopy, serta efek apa-apa saja yang dapat ditimbulkan oleh sebab terjadinya kebocoran pada
apron bagi petugas radiasi di bidang kesehatan Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah
Meuraxa.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A.Pesawat X-Ray Fluoroscopy
Fluoroscopy adalah cara pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus sinar roentgen dan suatu tabir
yang bersifat luminisensi bila terkena sinar tersebut. Fluoroscopy terutama diperlukan untuk menyelidiki
fungsi serta pergerakan suatu organ atau sistem tubuh seperti dinamika alat peredaran darah, misalnya
jantung, dan pembuluh darah besar, serta pernafasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru.
B. Komponen Peralatan Fluoroscopy
Ada tiga komponen utama yang merupakan bagian dari unit fluoroskopi yakni, X-ray tube beserta
generator Image Intisifier dan sistem monitoring video. Bagian utama dari unit fluoroskopi adalah :
1. X-ray tube dan generator.
2. Image Intisifier.
a. Detektor
b. Photo Multiplier Tube (PMT).
1) Photokatoda..
2) Focusing Electroda..
3) Anode dan Output Phospor.
3. Sistem Monitoring dan Video.
C. Proses Terjadinya Gambaran Pada Fluoroscopy
Pada saat pemeriksaan fluoroskopi berlangsung, berkas cahaya sinar-x primer
menembus tubuh pasien menuju input screen yang berada dalam Image Intensifier Tube yaitu
sebuah tabung hampa udara yang terdiri dari sebuah katoda dan anoda. Input screen yang
berada pada Image Intensifier adalah layar yang menyerap foton sinar-x dan mengubahnya
menjadi berkas cahaya tampak, yang kemudian akan ditangkap oleh PMT (Photo Multiplier
Tube). PMT terdiri dari photokatoda, focusing elektroda, dan anoda dan output phospor.
Cahaya tampak yang diserap oleh photokatoda pada PMT akan dirubah menjadi elektron,
kemudian dengan adanya focusing elektroda elektron-elektron negatif dari photokatoda
difokouskan dan dipercepat menuju dinoda pertama. Kemudian elektron akan menumbuk
dinoda pertama dan dalam proses tumbukan akan menghasilkan elektron-elektron lain.
Elektron-elektron yang telah diperbanyak jumlahnya yang keluar dari dinoda pertama akan
dipercepat menuju dinoda kedua sehingga akan menghasilkan elektron yang lebih banyak
lagi, demikian seterusnya sampai dinoda yang terakhir. Setelah itu elektron-elektron tersebut
diakselerasikan secara cepat ke anoda karena adanya beda potensial yang kemudian nantinya
elektron tersebut dirubah menjadi sinyal listrik
D. Pengertian Apron (APD)
Apron adalah peralatan yang digunakan sebagai bahan pelindung terhadap radiasi sinar
–x. Apron tersebut berupa komposit yang terbuat dari karet alam dan timbale oksida (Pb3O4).
Apron berfungsi sebagai pelindung terhadap radiasi sinar –x yang ditunjukkan dengan daya
serapnya terhadap radiasi sinar-X, yang diharapkan setara dengan daya serap pelat timbale
dengan ketebalan tertentu. Apron ini juga harus bersifat elastis yang ditunjukkan dengan uji
kuat tarik, perpanjangan tetap, dan perpanjangan putus
E. Tata Kerja Pembuatan Apron
Tata kerja cara pembuatan apron (APD) antara lain terdiri dari beberapa tahapan antara
lain yaitu :
1. Bahan.
2. Peralatan..
3. Pelaksanaan Pembuatan..
a. Proses Pencampuran.
b. Proses Pembuatan Komponen
c. Proses Vulkanisasi
F. Teknik Pengujian Kebocoran Apron
Tata cara teknik pengujian pada apron (APD) antara lain terdiri dari beberapa
tahapan antara lain yaitu :
1.Alat dan bahan.
2.Cara kerja.
3.Frekuensi.
4.Penilaian dan evaluasi.
G. Efek Yang Dapat Ditimbulkan oleh Radiasi
Pengaruh radiasi pada organ tubuh manusia dapat bermacam-macam bergantung pada
jumlah dosis dan luas lapangan radiasi yang diterima. Pada tahun 1950 komisi internasional
untuk perlindungan terhadap penyinaran menetapkan bahwa pengaruh sinar-x adalah
sebagai berikut :
1. Luka permukaan yang dangkal.
2.Kerusakan hemopoetik.
3.Induksi keganasan .
4.Berkurangnya “kemungkinan hidup” .
5.Aberasi genetik .
6.Efek-efek lainnya
H. Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pemberian
perlindungan kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan terkena atau
terpapar radiasi secara percuma dan dapat merugikan bagi dirinya sendiri.
1. Tujuan proteksi radiasi antara lain yaitu :
a. Untuk menekankan dosis radiasi yang diterima pasien dan personil sekecil mungkin.
b. Untuk mencegah terjadinya efek stokastik dan efek non stokastik yang dapat
membahayakan bagi tubuh manusia.
c. Untuk mengurangi frekuensi terjadinya efek stokastik ke tingkat yang cukup rendah
dan masih dapat diterima oleh setiap anggota masyarakat.

2. Tiga prinsip yang digunakan untuk mengendalikan bahaya radiasi antara lain yaitu :
a. Faktor Waktu
Seorang radiografer harus menggunakan waktu yang sependek mungkin pada
medan radiasi
b. Faktor Jarak
Dengan menambahkan faktor jarak antara sumber radiasi dengan seseorang maka
akan dapat memperkecil faktor bahaya radiasi

c. Faktor Perisai
Perisai merupakan sebuah alat yang terbuat dari timbal atau beton. Ada 2 jenis
perisai antara lain yaitu :
1. Perisai Primer, dan
2. Perisai Sekunder.

I. Nilai Batas Dosis Yang Diizinkan


Nilai batas yang diizinkan untuk perorangan ialah dosis yang terakumulasi selama
jangka waktu panjang atau hasil dari penyinaran tunggal,yang menurut pengetahuan,
mengandung kemungkinan kerusakan somatik atau genetik yang dapat diabaikan, selain itu,
besar dosis adalah sedemikian, yaitu setiap efek yang sering terjadi terbatas pada akibat yang
ringan, sehingga tidak akan dianggap tidak dapat diterima oleh seorang yang tersinari dan
oleh instansi yang berwenang dalam bidang medis.
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Penelitian
Pada semua peralatan yang berhubungan dengan penggunaan sinar-x untuk tujuan diagnostic pada
manusia dan sarana pendukungnya yaitu pesawat sinar-x diagnostik terpasang tetap (fixed/stationary)
dan pesawat sinar-x mobile dan fluoroscopy. Sedangkan sarana pendukung tersebut adalah kamar gelap,
prosesing film, perelatan proteksi radiasi, kaset dan tabir penguat dan film radiografi, kotak amatan
(viewing box). Harus di kalibrasi sesuai ketentuan yang ditetapkan yang bertujuan untuk meningkatkan
mutu pelayanan radiodiagnostik

Uji kebocoran apron (APD)

Pesawat sinar-x fluoroscopy Proteksi radiasi jenis apron (APD)

Hasil Pengujian Apron (APD)


B. Defenisi Operasional
Defenisi operasional antara lain yaitu :
1. Teknik pemeriksaan radiografi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara pemotretan dengan
menggunakan sinar-x untuk menghasilkan suatu gambaran radiografi yang baik dan optimal, serta dapat
memberikan informasi yang sebanyak-banyaknya untuk membantu seorang dokter dalam mendiagnosa suatu
penyakit yang di derita pasien.
2. Teknik pengujian kebocoran pada apron (APD) adalah untuk menjamin bahwa peralatan proteksi radiasi
memberikan perlindungan yang optimal bagi seorang petugas radiasi (Radiografer) pada saat digunakan
sewaktu melakukan pemeriksaan.
3. Teknik pengujian kebocoran pada apron (APD) dengan menggunakan pesawat x-ray fluoroscopy dapat
digunakan dengan cara meletakkan apron diatas meja pemeriksaan lalu disinari dengan sinar-x dan
ditampilkan pada layar monitor lalu setelah itu akan terlihat apakah adanya kebocoran,lipatan atau kelainan –
kelainan lain pada apron tersebut.

C. Pertanyaan penelitian
1. Bagaimanakah tata cara teknik pengujian pada kebocoran apron (APD) dengan cara menggunakan peawat x-
ray fluoroscopy.
2. Apa - apa saja hal yang dapat menyebabkan terjadinya kebocoran pada apron (APD).
3. Apa – apa saja hal yang dapat mencegah terjadinya kebocoran pada apron (APD).
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
bersifat deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang mendeskriptifkan suatu teori dengan
melakukan suatu penilaian terhadap pengujian kebocoran pada apron (APD) DI Instalasi
Radiologi RSU Meuraxa Banda Aceh.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Teknik pemeriksaan ini dilakukan di Instalasi Radiologi RSU Meuraxa, Banda Aceh.
Adapun waktu penelitian ini berlangsung pada hari (…..) tanggal (…) Bulan (…) Tahun
2015 , pada pukul (. … .) wib.
C. Objek Penelitian
Objek yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah hasil pemotretan gambaran
kebocoran pada apron yang telah di periksa dengan pesawat sinar-x fluoroscopy yang
menggunakan teknik pengujian kebocoran pada apron (APD).
D. Alur Penelitian.
Pada teknik pengujian kebocoran pada alat pelindung diri penulis menggunakan apron
(APD) dan alat pesawat x-ray fluoroscopy. Metode pengujian teknik kebocoran alat pelindung
diri (apron) dapat digunakan dengan cara meletakkan apron diatas meja pemeriksaan lalu
disinari dengan sinar-x dan ditampilkan pada layar monitor lalu setelah itu akan terlihat apakah
adanya kebocoran,lipatan atau kelainan – kelainan lain pada apron tersebut.

Gambar : 4.1 : Tata Cara Teknik Pengujian kebocoran Apron (APD)


E. Cara Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, metode yang penulis gunakan dalam
teknik pengumpulan data antara lain yaitu :
1. Kepustakaan..
2. Observasi (Pengamatan), dan.
3. Konsultasi.

F. Teknik Analisa Data


Analisa yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu analisa uraian hasil
pengujian kebocoran pada apron (APD) yang disajikan dalam bentuk hasil foto
roentgen yang sesuai dengan metode yang digunakan dalam teknik pemeriksaan
pengujian kebocoran pada apron (APD).
DAFTAR PUSTAKA

1. Akhadi, Mukhlis. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi.2000. Rineka Cipta. Jakarta.

2. Keputusan Mentri Kesehatan. No 1250/MENKES/SK/XII. 2009. Pedoman Kendali

Mutu Jakarta.

3. Kristianti, dkk. Puslitbang Teknilogi Maju-BATAN Jogjakarta.2005.

4. Rasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik. FKUI : Jakarta.

5. Suhartono. Drs. B.P. D. F. M. Eka Syarif Hidayat. Dipl. Rad. Spd. 2004. Teknik

Radiografi Tulang Ekstremitas Atas. EGC : Jakarta.


Thank You

Anda mungkin juga menyukai