Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian
1. Ilustrasi Kasus
a. Identitas Pasien
Nama

: Ny. R

Umur

: 69 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Ruang Nusa Indah

No. RM

: 367125

No. Roentgen

: K.21

Tanggal Pemeriksaan

: 16- 10 - 14

Pemeriksaan

: X-Foto Lumbosacral AP-Lateral

Riwayat Penyakit

: Nyeri Pinggang.

Diagnosa

: Spondylosis Lumbal

b. Riwayat Pasien
Berdasarkan data dari dokumentasi pasien merupakan pasien
rawat inap pada ruang nusa indah dengan keluhan sering nyeri pinggang
pada sebelah kanan. Pada hari Kamis, tanggal 16 Oktober 2014 pasien
bernama NY .R umur 69 tahun datang ke Instalasi Radiologi RSUD
Kraton

Pekalongan

di

antar

perawat,

dengan

permintaan dokter foto pada bagian lumbosacral.

membawa

surat

2. Prosedur Pemeriksaan Vetebra Lumbosacral di Instalasi Radiologi


RSUD Kraton Pekalongan
a. Persiapan Pasien
Berdasarkan observasi peneliti pada pemeriksaan ini tidak ada
persiapan khusus, sebelum pemeriksaan di lakukakan pasien melepas
benda benda yang yang menempel dan terbuat dari logam yang dapat
menyebabkan gangguan pada pembacaan radiografnya.
b. Persiapan Alat dan Bahan
1) Pesawat Konvensional.
Merek DR.GEM.
2) Film dan kaset ukuran 30 cm x 40 cm (2 buah).
3) Marker R.
4) Plester.
5) Autometic Processing Film.
Merek : Colenta.
6) White board marker.
c. Teknik Pemeriksaan Lumbosacral
a) Anterior Posterior
1) Posisi pasien
Pasien supine di atas meja pemeriksaan.
2) Posisi Obyek
a) Kedua kaki lurus.
b) Kepala diletakkan di atas bantal.
c) Mengatur posisi MSP tegak lurus kaset.
d) Kedua tangan pasien diletakkan di samping tubuh.

e) Meyakinkan tidak ada rotasi pada pelvis.


f) Krista iliaka di pertengahan kaset.
3) Arah sumbu sinar (CR)
Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
4) Titik bidik (CP)
Setinggi Krista iliaka (interspace L4 L5).
5) Fokus Film Distance
Jarak 100 cm.
6) Kaset
30 cm x 40 cm
7) Faktor Eksposi
Tegangan tabung

: 70 Kilovolt

Kuat arus tabung

: 200 mili Ampere

Waktu eksposi

: 0.10 detik

8) Kriteria Radiograf
Tampak vetebra lumbal, sacrum, space intervertebra, prosessus
spinosus tidak dalam satu garis pada vertebra, prosessus
transversus kanan dan kiri berjarak sama.

Gambar 3.1 gambar radiograf proyeksi anterior-posterior

b) Lateral
1) Posisi pasien
Memposisikan pasien tidur miring ke salah satu sisi tubuh (bagian
kanan)
2) Posisi Obyek
a) Kedua kaki berhimpit dan fleksi
b) Kepala diletakkan di atas bantal
c) Mengatur posisi Mid Coronal Plane (garis yang membagi tubuh
depan dan belakang) tegak lurus kaset
d) Kedua tangan pasien diletakkan di atas kepala
e) Meyakinkan tidak ada rotasi pada pelvis
f) Krista iliaka di pertengahan kaset
3) Arah sumbu sinar (CR)
Vertikal tegak lurus terhadap kaset
4) Titik bidik (CP)
Setinggi Krista iliaka (interspace L4 L5)
5) Fokus Film Distance
Jarak 100 cm
6) Kaset
30 cm x 40 cm
7) Faktor Eksposi
Tegangan tabung

: 80 Kilovolt

Kuat arus tabung

: 200 mili Ampere

Waktu eksposi

: 0.125 detik

8) Kriteria Radiograf
Tampak foramen intervertebralis L1 L4, badan vertebra,
prosessus spinosus, dan persendian L5 S1, tampak space
intervertebralis.

3. Pengolahan Film
Pengolahan film yang dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Umun Daerah Kraton Pekalongan adalah dengan otometic processing
dengan waktu ....detik
4. Hasil Pemeriksaan
Hasil ekspertise radiograf oleh dr. Malita B, Sp.Rad pada hari Kamis
tanggal 16 Oktober 2014 adalah sebagai berikut :
Struktur tulang osteopenia
Kurve hiperlordotik, scoliosis lumbalis
Spur +, listhesis
Pedikel dan lamina normal
Diskus tak sempit

Sacroiliaca joint kiri kanan normal


Sendi coxae normal
Kesan spondylosis lumbalis
B. Pembahasan
1. Teknik pemeriksaan radiografi vertebra lumbosacral
Teknik pemeriksaan radiografi dengan kasus spondylosis
lumbal di instalasi radiologi RSUD Kraton Pekalongan secara umum
sudah memenuhi standar oprasional.
Namun dalam pelaksanaanya ada beberapa hal yang perlu
dibahas dalam pemeriksaan lumbosacral, antara lain:
a.) Luas lapangan penyinaran
Luas lapangan penyinaran masih melebihi obyek yang
akan di foto, menurut radiogrefer di RSUD Kraton
Pekalongan hal ini di lakukan karena untuk memperlihatkan
barangkali ada indikasi yang lain.
b.) Penggunaan fiksasi pada proyeksi lateral
Tidak adanya penggunaan fiksasi untuk bagian bawah
punggung yang cekung dan fleksi bagian lutut.
2. Alasan mengapa hanya dilakukan proyeksi antero posterior dan
lateral.
Berdasarkan pengamatan penulis untuk kasus spondylosis
lumbal di instalasi radiologi RSUD Kraton Pekalongan hanya di
lakukan dengan 2 proyeksi yaitu anterior posterior dan lateral hal
ini di lakukan dengan alasan :

a.)

Pada

proyeksi

anterior

dan

lateral

sudah

dapat

memberikan informasi yang di perlukan untuk menegakkan


diagnosa spondylosis, ini di tandai dengan kriteria radiograf
pada proyekasi anterior posterior dan lateral terlihat untuk
bagian corpus L4 L5 pada L5 pars interarticularis terlihat
tidak normal atau cacat yang dapat di simpulkan menurut
hasil ekspertise dokter radiologi merupakan sondylosis
lumbal.
b.)

Penggunaan 2 proyeksi saja pada kasus spondylosis


lumbal ini juga dilaksanakan guna meminimasir dosis
radiasi yang di terima pasien.

c.)

Menghemat biaya yang harus di tanggung oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai