LAPORAN KASUS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Praktek Kerja Lapangan II
Disusun oleh :
Khafidzul Fiqih Reviyant Toha
NIM : 450.106.19.A.018
PROGRAM STUDI
DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI CIREBON
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol
Penyusunan laporan kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu penugasan
dalam Praktek Kerja Lapangan II Jurusan Diploma III Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon di Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Dalam penyusunan laporan kasus ini penulis telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa
6. Kedua Oran Tua yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
ii
7. Teman-teman mahasiswa STIKes Cirebon yang sama-sama melaksanakan
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis menyadari dalam pembuatan laporan kasus ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis mohon saran dan masukan dari semua pihak, penulis berharap
laporan kasus ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa dan dijadikan studi bersama.
Indramayu, 17 September
2021
Khafidzul Fiqih
3
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa oleh Clinic Instructur (CI) Instalasi radiologi
RSUD Pantura M.A. Sentot Patrol Indramayu dan telah disetujui untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan III Jurusan Teknik Radiodiagnostik
NIM : 4501.0619.A.018
Menyetujui:
Gambar 3.2 Pesawat Sinar X Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol
Indramayu……………………………………………………………………………………………………………26
Gambar 3.3 Komputer Radilogi Unit Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot
Patrol Indramayu………………………………………………………………………………………………..26
Gambar 3.4 Hasil Radiograf Proyeksi AP Ossa Pedis (RSUD Pantura M.A Sentot
Patrol)………………………………………………………………………………………………………………..28
Gambar 3.5 Hasil Radiografi Proyeksi Oblique Ossa Pedis (RSUD Pantura M.A Sentot
Patrol)………………………………………………………………………………………………………………..29
i
BAB I
PENDAHULUAN
Conrad Rontgen pada tahun 1895, sinar x memegang peran yang sangat
penting dalam dunia medis, yaitu digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh
saluran dalam tubuh maupun pembuluh darah, oleh karena itu, sinar-X
digunakan sebagai penegak diagnosa suatu penyakit atau kelainan. (Asih Puji
tungkai. Tungkai dibagi oleh beberapa persendian mulai dari pangkal paha
tungkai bawah, dan kaki. Tungkai bawah berfungsi untuk lokomotor dan
bawah. Ossa pedis dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu Phalanges (toes atau
digits), Metatarsal (punggung kaki), dan Tarsal yang terdiri dari 7 tulang
dan lateral cuneiform). Tulang kaki pada dasarnya mirip dengan ossa manus
1
Pemeriksaan ossa pedis merupakan bagian dari jenis pemeriksaan
tumor, keganasan, atau post orif. Bagian permukaan anterior (superior) kaki
Dari latar belakang itulah maka penulis tertarik untuk membahas masalah
Ossa Pedis dengan kasus Arthritis Pedis Sinistra” di RSUD Pantura M.A.
1.3 Tujuan
jurnal.
salah satu organ dalam kelompok ekremitas bawah. Ossa pedis dibagi menjadi
3 bagian besar yaitu Phalanges (toes atau digits), Metatarsal (punggung kaki),
dan Tarsal yang terdiri dari 7 tulang (os talus, os calcaneus, os navicular, os
cuneiform).
2.1.1. Phalanges
Phalanges adalah tulang kaki bagian distal yang terdiri dari V digiti.
kecuali digiti I (Ibu Jari). Digiti I (Ibu jari) berada disisi medial, dan hanya
2.1.2 Metatarsal
Metatarsal disebut juga tulang punggung kaki. Terdiri dari 5 tulang dan
diberi nomor I sampai V. Tulang metatarsal digiti I dimulai dari sisi medial
pendek dan lebih kuat daripada yang lain,sedangkan metatarsal digiti II paling
panjang. Metatarsal terdiri dari tiga bagian, bagian terkecil dan terdapat pada
distal metatarsal disebut head (kepala), pada bagian medial berbentuk panjang
dan ramping disebut body (shaft), dan bagian proximal disebut dengan
metatarsal base. Pada metatarsal digiti V bagian sisi lateral terdapat tulang
kasar yang menonjol, tulang tersebut dinamakan Tuberosity. Trauma pada kaki
biasanya terjadi pada tulang tuberosity, oleh karena itu bagian sisi lateral
Gambar 2.2 struktur tulang metatarsal dan phalangeal joint (Lampignano dan kenderick, 2018)
Setiap sendi memiliki nama yang berasal dari dua tulang dikedua sisi
terdapat dua sendi karena mereka memiliki tiga tulang phalanges yaitu
Gambar 2.3 Struktur tulang Ossa Tarsal (Lampignano dan Kenderick, 2018)
cuneiform.
a. Os Calcaneus
b. Os Talus
c. Os Navicular
suatu tempat penting untuk pelekatan tendo karena batas medial kaki
d. Os Cuboid
cuneiform.
e. Os Cuneiform
kaki atau tengah kaki diantara tulang distal metatarsal digiti I sampai
2.2.1 Fraktur
dari daya lentur tersebut maka terjadi fraktur (patah tulang). Penyebab
terjadinya fraktur adalah trauma stres kronis dan berulang maupun
A. Trauma (benturan)
B. Tekanan.
seperti kayu, kayu, plastik, dan lain-lain. Berwarna opaq bila berasal
dari logam, nomor atomnya lebih tinggi dari jaringan sekitar seperti
2.2.3 Osteomielitis
pada hasil radiograf. Osetomeilitis paling sering timbul dari patah tulang
2.2.4 Arthritis
sendi ini dapat menyerang beberapa sendi. Dua jenis Arthritis yang
A. Osteoarthritis
Gejala Arthritis :
Penyebab Arthritis
ikat yang berfungsi untuk melindungi tulang agar tidak bergesekan satu
a. Osteoarthritis
lapisan licin dan keras pada ujung tulang. Kerusakan ini mengakibatkan
tulang saling bergesekan langsung, sehingga timbul nyeri sendi dan
pergerakan menjadi terbatas. Keausan pada sendi ini dapat terjadi selama
selama bertahun-tahun dan dapat dipercepat oleh cedera sendi atau infeksi.
b. Rheumatoid Artrhitis
kapsul sendi, yaitu suatu membran yang menutupi semua bagian sendi.
merusak tulang rawan dan tulang di dalam sendi. (Morison, 2003 dalam
meja pemeriksaan.
- Posisi Objek :
terpeleset.
- FFD : 100 cm
- Ukuran Kaset : 24 x 30 cm
- Marker : R/L
hingga kelima.
metatarsal.
B. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien :
menyamping
Posisi Objek :
FFD : 100 cm
Ukuran Kaset : 24 x 30 cm
Marker : R/L
- Kriteria Gambar :
2. Kaki distal.
4. Sendi tibiotalar.
Posisi Pasien :
Posisi Objek :
Central Pont :
kelima.
Central Ray :
FFD : 100 cm
Ukuran Kaset : 24 x 30 cm
Kriteria Gambar :
B. Proyeksi Lateral
Ukuran Kaset : 24 x 30 cm
Marker : R/L
Kriteria Gambar :
dimana detector panel datar digunakan sebagai pengganti film. Dengan system DR
gambar dapat dilihat di monitor segera setelah akuisisi, yang memakan waktu
signifikan.
umumnya detik.
Factor paparan untuk DR dapat dikurangi bila dibandingkan dengan factor paparan
Dalam prinsip kerja DR, terdapat 2 tipe penangkapan pada detector, yaitu :
a) Penangkapan tidak langsung DR (Indirect)
CCD atau thin-film transistor (TFT) mengubah cahaya menjadi sinyal listrik.
a. Pasal 21
b. Pasal 22
1) Ayat (1) Setiap orang atau badan yang melaksanakan pemanfaatan
nuklir.
didasarkan pada manfaat yang diperoleh lebih besar dari pada risiko
yang ditimbulkan.
2) Ayat (2) Limitasi dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku untuk : Paparan Medik dan Paparan yang berasala dari alam.
3) Ayat (3) Nilai Batas Dosis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kondisi khusus.
pada ayat (3) huruf a meliputi film badge, dan / atau dosimetri peorangan
1. Apron;
3. Kacamata Pb;
7. Pelindung gonad P.
BAB III
a) Identitas Pasien
sebagai berikut:
Nama : TN, S
Umur : 49 Tahun
Alamat : Indramayu
No RM : 22****
Ruang : Radiologi
Gambar 3.1 Lembar Permintaan Pemeriksaan Radiologi (RSUD Pantura M.A Sentot Patrol Indramayu)
1. Pesawat x-ray
No seri : 3G0210
Kv Maksimum : 600 Ma
Gambar 3.2 Pesawat Sinar X Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol Indramayu
2. Processing Film
konvensional digital yang berkembang saat ini dimana image atau gambar hasil
exposure dari objek radiografi diubah kedalam format digital secara real team
dengan menggunakan sensor berupa flat panel atau chard coupled devices (CCD),
dan tidak perlu menggunakan kaset reader untuk mendapatkan gambaran secara
digital.
Gambar 3.3 Komputer Radilogi Unit Rumah Sakit Umum Daerah Pantura M.A Sentot Patrol Indramayu
3. Persiapan Pasien
berikut:
radiograf.
4. Pelaksanaan pemeriksaan
ke lateral.
FFD : 100 cm
Evaluasi kriteria : Pada proyeksi ini akan tampak gambaran AP dari ossa
marker :L
Gambar 3.4 Hasil Radiograf Proyeksi AP (RSUD Pantura M.A Sentot Patrol)
2. Proyeksi Oblique
FFD : 100 cm
Evaluasi kriteria : Pada proyeksi ini akan tampak gambaran AP dari ossa
Gambar 3.5 Hasil Radiografi Proyeksi Oblique (RSUD Pantura M.A Sentot Patrol)
Hasil expertise :
mengatur central point pada metatarsal III dengan menggunakan FFD 100
film. Hasil radiograf dibaca oleh dokter untuk didiagnosa. Hasil dari
lanjut. Dari pemeriksaan tersebut dengan klinis Atritis Pedis Sinistra ini
dapat dilihat struktur anatomi dengan jelas. Dari pemeriksaan diatas dengan
klinis Atritis Pedis Sinistra dapat dihasilkan gambaran radiograf yang baik.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
marker. Perbedaan antara 2 literatur buku dan praktek yaitu factor eksposi,
4.2 Saran
Elsevier, 2018.
9. Puji Asih Utami,dkk. 2014. “Radiologi Dasar I”. Magelang: inti Medika Pustaka
CV.Budi Utama.