Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MRI LANJUT

MRI PELVIS

Oleh :

Arin Setyawanti

151810383018

PROGRAM STUDI

D-IV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


Dapat melakukan scanning pada pemeriksaan MRI Pelvis dengan menentukan:
1. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan MRI Pelvis
2. Prosedur pemeriksaan
3. Penentuan sequence
4. Penentuan irisan dan batas-batasnya
5. Penentuan parameter scanning
6. Rekontruksi hasil citra
7. Dokumentasi citra (Filmming)
1.2 Dasar Teori
Pemeriksaan MRI Pelvis merupakan pemeriksaan canggih dan modern
untuk dapat menampilkan gambaran organ reproduksi wanita dengan sangat
baik dan mampu menunjukkan kelainan disekitarnya.
a) Anatomi Female Pelvis
b) Indikasi
- Assessment of congenital abnormalities of the urogenital tract
- Cervical lesions
- Uterine lesions
- Benign uterine tumours, for example : leiomyoma and fibroids
- Bladder lesions
- Rectal lesions
- Infertility
c) Endometriosis
Endometriosis adalah kondisi ginekologi kronis yang menyerang
wanita usia subur dan dapat menyebabkan nyeri panggul dan infertilitas.
Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kelenjar endometrium ektopik
fungsional dan stroma di luar rahim dan mencakup tiga manifestasi yang
berbeda: endometrioma ovarium, implan peritoneal, endometriosis panggul
dalam.
Lokasi utama berada di panggul; endometriosis ekstrapelvis jarang
terjadi. Diagnosis membutuhkan kombinasi riwayat klinis, teknik invasif
dan non-invasif. Diagnosis definitif didasarkan pada laparoskopi dengan
konfirmasi histologis. Pencitraan diagnostik diperlukan untuk perencanaan
perawatan. MRI adalah sebagai teknik lini kedua setelah USG.
Gambaran MRI pada lesi endometriotik bervariasi dan tergantung pada
jumlah dan usia perdarahan, jumlah sel endometrium, stroma, proliferasi
otot polos dan fibrosis. Tujuan pembedahan adalah untuk mencapai reseksi
lengkap dari semua lesi endometriotik dalam pembedahan yang sama.
d) Persiapan Pasien
- Cek GFR atau BUN dan creatinine apabila ada indikasi tumor
- Lepaskan benda logam (ferromagnetic)
- Pasien diperiksa dengan metal detector
- Mengenakan baju yang telah disiapkan diruang ganti baju
- Diberikan ear plug/ ear phone
- Melakukan anamese dan memberikan penjelasan sebelum pemeriksaan
dimulai
- Meminta pasien untuk mengisi informed consent.
e) Pengaturan posisi pasien dan objek
- Posisi pasien supine (Head First)
- Letakkan bagian abdomen bawah didalam coil abdomen
- Atur posisi abdomen bawah isocenter dengan medan magnet
f) Parameter
- Jenis coil : Abdomen coil
- Slice Thickness : 5-7 mm
- Slice gap : 0,5-1 mm
- Matrix : 320 x 192
- FOV : 21 (Menyesuaikan)
g) Sequence yang harus dibuat
- Sagital T2WI FSE
- Sagital T2WI FSE Fatsat
- Sagital T1WI
- Axial T2WI FSE
- Axial T2WI FSE Fatsat
- Axial T1WI
- Coronal T2W1 FSE
- Coronal T2WI FSE Fatsat
POST KONTRAS
- Axial, Sagital & Coronal T1WI Fatsat
- DWI
h) Planning irisan
- Irisan Coronal
Pembuatan irisan coronal dari irisan axial, pastikan FOV tidak
terpotong.

Gambar 1.2 (b) Planning irisan coronal


- Irisan Axial
Pembuatan irisan axial dilakukan dari coronal dan sagittal. Pastikan
FOV tidak terpotong.

Gambar 1.2 (c) Planning irisan axial


- Irisan Sagital
Pembuatan irisan sagittal dilakukan dari coronal dan axial. Pastikan
FOV tidak terpotong.

Gambar 1.2 (d) Planning irisan sagittal


BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam melaksanakan percobaan adalah


seperangkat computer dengan menggunakan aplikasi Radiant Dicom Viewer.

2.2 Tata Laksana Percobaan

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan praktikum MRI


Pelvis, antara lain :

1. Membuka aplikasi Radiant Dicom Viewer


2. Membuka file dicom MRI Pelvis
3. Memilih data image yang akan diplaninng.
4. Memilih menu MPR
5. Melakukan simulasi planning irisan seperti pada teori, antara lain :
a. Sagital T2WI FSE
b. Sagital T2WI FSE Fatsat
c. Sagital T1WI
d. Axial T2WI FSE
e. Axial T2WI FSE Fatsat
f. Axial T1WI
g. Coronal T2W1 FSE
h. Coronal T2WI FSE Fatsat
6. Menentukan parameter masing-masing sequence yang dibuat

2.3 Analisa

1. Jelaskan masing-masing sequence yang dibuat meliputi parameter


sequence, tujuan pembuatan sequence, dan fungsinya
2. Rekonstruksi citra yang akan dilakukan print out meliputi :
a. Sagital T2WI FSE
b. Sagital T2WI FSE Fatsat
c. Axial T2WI FSE
d. Axial T2WI FSE Fatsat
e. Coronal T2WI FSE Fatsat
3. Print film menggunakan format 4x4 atau 4x5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Percobaan


a. Sagital T2WI FSE

b. Sagital T2WI FSE Fatsat

c. Axial T2WI FSE


d. Axial T2WI FSE Fatsat

e. Coronal T2WI FSE Fatsat


3.2 Pengolahan Data
a. Sagital T2WI FSE
b. Sagital T2WI FSE Fatsat
c. Axial T2WI FSE
d. Axial T2WI FSE Fatsat
e. Coronal T2WI FSE Fatsat
3.3 Analisa Hasil
a. Sequence T2WI FSE

Sequence T2WI adalah sequence yang berfungsi untuk memvisualisasikan


patologi cairan yang akan tampak enhance, mengidentifikasi jaringan yang
berisi cairan (CSF). Seperti halnya saat kita ingin menilai cairan pada buli-
buli dan urin, akan terlihat jelas jika menggunakan sequence ini. Jadi T2WI
FSE bertujuan untuk memunculkan perbedaan kontras T2 dengan menekan
munculnya kontras T1 akibatnya cairan dan lemak akan tampak terang.

Sagital T2WI FSE

TE TR WW WL T FS

90.0 4006.8 2462 1169 6.0 mm 1.5

Axial T2WI FSE

TE TR WW WL T FS

90.0 5902.9 6524 3106 7.0 mm 1.5

b. Sequence T2WI FSE Fatsat


Sequence T2WI FSE Fatsat bertujuan untuk memunculkan perbedaan
kontras T2 dengan menekan munculnya kontras T1. FatSat dilakukan
dengan tujuan untuk membuat lemak yang banyak terdapat di daerah
pelvis akan tampak gelap, sedangkan cairan akan tampak terang
Sagital T2WI FSE Fatsat

TE TR WW WL T FS

90.0 3908.1 1860 1070 6.0 mm 1.5


Axial T2WI FSE Fatsat

TE TR WW WL T FS

90.0 5902.9 6524 3106 7.0 mm 1.5

Coronal T2WI FSE Fatsat

TE TR WW WL T FS

90.0 3703.6 2164 1035 6.0 mm 1.5


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Pada praktikum MRI Pelvis ini menngunakan :

a. Sagital T2WI FSE


b. Sagital T2WI FSE Fatsat
c. Sagital T1WI
d. Axial T2WI FSE
e. Axial T2WI FSE Fatsat
f. Axial T1WI
g. Coronal T2W1 FSE
h. Coronal T2WI FSE Fatsat

Yang memiliki fungsi masing-masing, seperti T2WI FSE untuk menampilkan


patologis sedangkan T2WI FSE Fatsat bertujuan untuk menekan kontras pada
lemak agar berwarna hitam dan tidak sama dengan patologis yang telah
tervisualisasi.

4.2 Saran

Sebelum melakukan praktikum mahasiswa diharapkan memahami materi yang akan di


praktekkan untuk mempermudah pengerjaan, praktikum lebih baik dilakukan secara
bersama-sama agar memudahkan bertanya apabila ada kesulitan atau kedala.
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum MRI Lanjut Program Studi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Edisi 2017

Foti, P. V., Farina, R., Palmucci, S., & dkk. (2018). Endometriosis: clinical features, MR
imaging findings and pathologic correlation. Springer, 149-172.

Anda mungkin juga menyukai