Anda di halaman 1dari 22

T EK NIK C OUN TER

P A RU
KELOMPOK 7
A N G G O TA :

1. KUR NIAWA N GH IN A AJI


(P1337430118014)
2 . N O F I A N T I FA D I A
(P1337430118072)
3 . N A D I YAT U L U D H M A
(P1337430118064)
PENGERTIAN
Teknik counter paru / sidik paru adalah pemeriksaan penyakit
paru dengan menggunakan Radioisotop yang disebut scanning
paru. Pemeriksaan tersebut digunakan untuk mengetahui
keadaan perfusi terutama di dalam menentukan diagnosa
emboli paru.
ANATOMI PARU-PARU
• Terletak pada rongga dada bagian atas, dengan bagian
kanan dan kiri dipisahkan oleh mediastinum.
• Terdiri dari beberapa lobus. Pada paru
kanan memiliki tiga lobus, sedangkan pada paru
kiri memiliki dua lobus.
• Setiap paru memiliki sebuah apeks, bagian
dasar, bagian medial, dan permukaan kostal.
• Pada permukaan mediastinal terdapat hilus,
tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah
bronki, pulmonary, dan bronkial dari paru.
• Dibungkus oleh selaput tipis yang disebut pleura.
Pleura terbagi menjadi pleura parietal (selaput
yang melapisi rongga thoraks dan pleira visceral
(selaput yang melapisi paru).
FISIOLOGI
Fungsi utama paru paru yaitu sebagai tempat pertukaran oksigen dan
karbondioksida dari darah. Selain itu paru-paru juga berfungsi untuk
melindungi jantung, mengatur keseimbangan pH, sebagai penyaring,
tempat penampung darah, melindungi tubuh dari infeksi, membantu
artikulasi bicara, dan melancarkan fungsi mukosiliar.
INDIKASI PEMERIKSAAN
1. Emboli Paru
Emboli paru adalah sumbatan aliran
darah pada paru karena gumpalan
darah, tumor, atau lemak. Paling sering
disebabkan oleh sumbatan vena di
daerah kaki dan merambat ke arah
emboli paru.

Gejala umum emboli paru berupa nyeri


dada, sesak nafas, batuk darah,
berkeringat, dan detak jantung cepat.
2. Emfisema
Emfisema adalah penyempitan (obstruksi) saluran
napas yang disebabkan oleh kantung udara di
paru yang menggelembung secara berlebihan dan
mengalami kerusakan yang luas

3. Hipertensi Pulmonal
Hipertensi pulmonal adalah kondisi dimana
tekanan di dalam pembuluh darah yang berasal
dari jantung menuju psru-paru terlalu tinggi.

4. Kanker Paru
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada
jaringan paru-paru.
5. Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
ARDS adalah bentuk penyakit paru yang
menyeluruh yang menyebabkan beberapa
variasi dari kondisi klinik. Pada dasarnya adalah
kenaikan permeabilitas yang menyeluruh dari
pembuluh darah kapiler alveoli, karena
rangsangan pada kapiler pelapis alveoli dan
endotel kapiler.

6. Atelektasis
Atelektasis adalah ekspansi paru yang tidak
sempurna pada saat lahir (ateletaksis
neonatorum) atau kolaps sebelum alveoli
berkembang sempurna. Atelektasis neonatorum
yang berarti bahwa respirasi belum pernah
7. Asma Bronkial
Asma bronkial adalah asma yang ditandai dengan respon
bronkoreseptor yang berlebihan terhadap banyak stimuli yang
menyebabkan limitasi (kesulitan) aliran udara, terutama saat
ekspirasi dengan ditandai sesak nafas dan wheezing (mengi).
8. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah peradangan nekrosis kronis, yang
menyebabkan dilatasi abnormal dari bronki. Ditandai dengan
batuk, demam, dan dahak yang purulent.
9. Penyakit Paru Interstitial (ILD)
ILD adalah penyakit paru restriktif, oleh karena itu dapat
10. Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit menular
granulomaltosa yang disebabkan oleh
mikrobakterium tuberculosis.
RADIOFARMAKA
Menyiapkan bahan-bahan sebagai berikut :
a. MAA kit
b. Lead pot
c. 10 ml spuit dengan jarum 21G
d. Tc-99m MAA
e. Tc 99m pertechnetat
f. Memindahkan logam dari botol MAA
PESAWAT YANG DIGUNAKAN
1. SPECT-CT
2. Kamera gamma
TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Teknik Scanning Perfusi Paru
Pencitraan perfusi  dilakukan dengan penempatan radiofarmaka yang
ditangkap oleh kapiler-kapiler paru. Radiofarmaka disuntikan melalui intra
vena. Radiofarmaka yang digunakan adalah Technetium 99m (Tc-99m)
yang dilabel dengan nama Macroaggregates Human Serum Albumin
(MAA). Pencitraan perfusi digunakan untuk mendeteksi embolisasi pada
paru. Hampir semua radiofarmaka dapat diserap oleh tubuh dan mampu
menggambarkan kelainan lebih jelas dibandingkan jenis pemeriksaan
kedokteran nuklir lainnya. Meninggalkan sisa radioaktivitas paling kecil
setelah pemeriksaan. Pengambilan gambar dilakukan sebanyak enam
kali : anterior, posterior, lateral kanan dan kiri, RPO dan LPO.
a. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus.

b. Radiofarmaka dan dosis


Menggunakan Tc 99m-MAA Volume yang tepat digunakan sebagai
standar dosis. Dosis standar orang dewasa harus mengandung 400.000
counts partikel dan aktifitasnya 70-200MBq.

c. Posisi pasien
Pasien berdiri atau duduk menempel kamera. Pasien yang tidak dapat
berdiri atau duduk dapat digantikan dengan posisi supine pada meja
pemeriksaan dan camera atau posisi pasien ditempatkan untuk merekam
masing-masing gambaran yang tepat.
TEKNIK INJEKSI PADA PERFUSI PARU
1. Kocok botol sebelum mengambil radiofarmaka. Radiofarmaka
seharusnya tidak ditarik dalam suntikan untuk beberap waktu sehingga
pertikelnya bergerak ke ujung suntikan. Juga menjauhkan suntikan dari
tutup plastik.
2. Gunakan jarum 21G untuk mengambil dan menyuntikkan radiofarmaka.
3. Pasien diposisikan supine untuk injeksi agar memastikan distribusi
partikel melewati kedua paru.
4. Balikkan suntikan yang berisi MAA beberapa menit untuk mencampur.
Masukkan jarum ke intravena tarik darah kebelakang ke dalam ruang
hampa dari spuit hanya untuk memeriksa bahwa venepuncture dan
suntikan secara perlahan dengan pasien bernafas secara normal.
5. Pancarkan spuit 3 kali
2. TEKNIK SCANNING VENTILASI
PARU
Teknik scanning ventilasi paru merupakan pemeriksaan fungsional
sistem ventilasi saluran trakeobronkialis yang dievaluasi
menggunakan radiotracer. Pemeriksaan sidik ventilasi paru dilakukan
untuk melihat penyakit paru obstruksi menahun seperti bronchitis
kronis, emfisema, dan asma.
a. Posisi pasien
Tidak ada persiapan pasien

b. Radiofarmaka dan dosis


99m Tc-DPTA dosis 15-20 mCi, diberikan perihanlasi

c. Peralatan
Gamma kamera dipastikan dengan kolimator general purpose

d. Posisi pasien
Pemeriksaan dengan posisi duduk dengan punggung dekat atau menempel
gamma kamera hanya posisi posterior yang direkam.
TEKNIK PEMERIKSAAN PADA
SCANNING VENTILASI PARU
1. Pastikan camera multiformatter dan komputer diatur. Pilih window 20%
dan pusatkan ini pada 81 keV dari Xe 133.
2.  Posisi pasien termasuk keseluruhan lapangan paru.
3. Jelaskan prosedur kepada pasien. Pakaikan face mask dan mulai
pemeriksaan.saat pasien sudah mengerti apa yang dijelaskan, suntikkan
Xe 133 ke dalam sambal pasien menahan nafas selama mungkin.
4. Pasien bernafas secara normal ke dalam sistem dan rekam gambaran
equilibrium pada film sebaik komputer selama  300 000 counts.Intensitas
kamera harus dikurangi untuk gambaran ini.
CONTOH HASIL SCANNING PARU
NORMAL
CONTOH HASIL SCANNING PARU
EMBOLI
KEUNTUNGAN PEMERIKSAAN
SCANNING PARU
1. Mudah dikerjakan dan biasanya tidak menimbulkan komplikasi dan dapat
diulang.
2. Hanya sedikit menimbulkan perasaan tidak enak bagi pasien.
3. Sensitif, tapi kurang spesifik
KETERBATASAN PEMERIKSAAN
SCANNING PARU
Pemeriksaan ini tidak spesifik. Pada keadaan hipoksia berat dan kelainan
jantung bawaan yang menimbulkan aliran dari kanan ke kiri merupakan
kontra indikasi pemeriksaan ini.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai