P A RU
KELOMPOK 7
A N G G O TA :
3. Hipertensi Pulmonal
Hipertensi pulmonal adalah kondisi dimana
tekanan di dalam pembuluh darah yang berasal
dari jantung menuju psru-paru terlalu tinggi.
4. Kanker Paru
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol pada
jaringan paru-paru.
5. Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
ARDS adalah bentuk penyakit paru yang
menyeluruh yang menyebabkan beberapa
variasi dari kondisi klinik. Pada dasarnya adalah
kenaikan permeabilitas yang menyeluruh dari
pembuluh darah kapiler alveoli, karena
rangsangan pada kapiler pelapis alveoli dan
endotel kapiler.
6. Atelektasis
Atelektasis adalah ekspansi paru yang tidak
sempurna pada saat lahir (ateletaksis
neonatorum) atau kolaps sebelum alveoli
berkembang sempurna. Atelektasis neonatorum
yang berarti bahwa respirasi belum pernah
7. Asma Bronkial
Asma bronkial adalah asma yang ditandai dengan respon
bronkoreseptor yang berlebihan terhadap banyak stimuli yang
menyebabkan limitasi (kesulitan) aliran udara, terutama saat
ekspirasi dengan ditandai sesak nafas dan wheezing (mengi).
8. Bronkiektasis
Bronkiektasis adalah peradangan nekrosis kronis, yang
menyebabkan dilatasi abnormal dari bronki. Ditandai dengan
batuk, demam, dan dahak yang purulent.
9. Penyakit Paru Interstitial (ILD)
ILD adalah penyakit paru restriktif, oleh karena itu dapat
10. Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit menular
granulomaltosa yang disebabkan oleh
mikrobakterium tuberculosis.
RADIOFARMAKA
Menyiapkan bahan-bahan sebagai berikut :
a. MAA kit
b. Lead pot
c. 10 ml spuit dengan jarum 21G
d. Tc-99m MAA
e. Tc 99m pertechnetat
f. Memindahkan logam dari botol MAA
PESAWAT YANG DIGUNAKAN
1. SPECT-CT
2. Kamera gamma
TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Teknik Scanning Perfusi Paru
Pencitraan perfusi dilakukan dengan penempatan radiofarmaka yang
ditangkap oleh kapiler-kapiler paru. Radiofarmaka disuntikan melalui intra
vena. Radiofarmaka yang digunakan adalah Technetium 99m (Tc-99m)
yang dilabel dengan nama Macroaggregates Human Serum Albumin
(MAA). Pencitraan perfusi digunakan untuk mendeteksi embolisasi pada
paru. Hampir semua radiofarmaka dapat diserap oleh tubuh dan mampu
menggambarkan kelainan lebih jelas dibandingkan jenis pemeriksaan
kedokteran nuklir lainnya. Meninggalkan sisa radioaktivitas paling kecil
setelah pemeriksaan. Pengambilan gambar dilakukan sebanyak enam
kali : anterior, posterior, lateral kanan dan kiri, RPO dan LPO.
a. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus.
c. Posisi pasien
Pasien berdiri atau duduk menempel kamera. Pasien yang tidak dapat
berdiri atau duduk dapat digantikan dengan posisi supine pada meja
pemeriksaan dan camera atau posisi pasien ditempatkan untuk merekam
masing-masing gambaran yang tepat.
TEKNIK INJEKSI PADA PERFUSI PARU
1. Kocok botol sebelum mengambil radiofarmaka. Radiofarmaka
seharusnya tidak ditarik dalam suntikan untuk beberap waktu sehingga
pertikelnya bergerak ke ujung suntikan. Juga menjauhkan suntikan dari
tutup plastik.
2. Gunakan jarum 21G untuk mengambil dan menyuntikkan radiofarmaka.
3. Pasien diposisikan supine untuk injeksi agar memastikan distribusi
partikel melewati kedua paru.
4. Balikkan suntikan yang berisi MAA beberapa menit untuk mencampur.
Masukkan jarum ke intravena tarik darah kebelakang ke dalam ruang
hampa dari spuit hanya untuk memeriksa bahwa venepuncture dan
suntikan secara perlahan dengan pasien bernafas secara normal.
5. Pancarkan spuit 3 kali
2. TEKNIK SCANNING VENTILASI
PARU
Teknik scanning ventilasi paru merupakan pemeriksaan fungsional
sistem ventilasi saluran trakeobronkialis yang dievaluasi
menggunakan radiotracer. Pemeriksaan sidik ventilasi paru dilakukan
untuk melihat penyakit paru obstruksi menahun seperti bronchitis
kronis, emfisema, dan asma.
a. Posisi pasien
Tidak ada persiapan pasien
c. Peralatan
Gamma kamera dipastikan dengan kolimator general purpose
d. Posisi pasien
Pemeriksaan dengan posisi duduk dengan punggung dekat atau menempel
gamma kamera hanya posisi posterior yang direkam.
TEKNIK PEMERIKSAAN PADA
SCANNING VENTILASI PARU
1. Pastikan camera multiformatter dan komputer diatur. Pilih window 20%
dan pusatkan ini pada 81 keV dari Xe 133.
2. Posisi pasien termasuk keseluruhan lapangan paru.
3. Jelaskan prosedur kepada pasien. Pakaikan face mask dan mulai
pemeriksaan.saat pasien sudah mengerti apa yang dijelaskan, suntikkan
Xe 133 ke dalam sambal pasien menahan nafas selama mungkin.
4. Pasien bernafas secara normal ke dalam sistem dan rekam gambaran
equilibrium pada film sebaik komputer selama 300 000 counts.Intensitas
kamera harus dikurangi untuk gambaran ini.
CONTOH HASIL SCANNING PARU
NORMAL
CONTOH HASIL SCANNING PARU
EMBOLI
KEUNTUNGAN PEMERIKSAAN
SCANNING PARU
1. Mudah dikerjakan dan biasanya tidak menimbulkan komplikasi dan dapat
diulang.
2. Hanya sedikit menimbulkan perasaan tidak enak bagi pasien.
3. Sensitif, tapi kurang spesifik
KETERBATASAN PEMERIKSAAN
SCANNING PARU
Pemeriksaan ini tidak spesifik. Pada keadaan hipoksia berat dan kelainan
jantung bawaan yang menimbulkan aliran dari kanan ke kiri merupakan
kontra indikasi pemeriksaan ini.
TERIMAKASIH