Anda di halaman 1dari 21

PENATALAKSANAN TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

HIP JOINT DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM


IBNU SINA PEKANBARU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Kasus

Praktek Kerja Lapangan II

Disusun Oleh
HUSNI HIDAYAT
18002047

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AWAL BROS PEKANBARU
TAHUN AJARAN 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek
Kerja Lapangan I pada Program Studi Diploma III Radiologi
Nama : Husni Hidayat
NIM : 18002047
Judul Laporan Kasus :“ Penatalaksanan Teknik Pemeriksaan Radiografi Hip
Joint Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru”

Pekanbaru, 26 Februari 2021


Clinical Instructure

Zul Kahfi,S.Tr.Rad
NIP :

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul ” Penatalaksanan Teknik

i
Pemeriksaan Radiografi Hip Joint Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Pekanbaru”.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) II Semest er V Prodi D-III Teknik
Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru y ang bertempat di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru.
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ketua STIKes Awal Bros Pekanbaru, Dra. Wiwik Suryandartiwi A., MM
2. Kepala Ruangan Radiologi, Zul Kahfi,S.Tr.Rad
3. Clinical Instructure (CI) Zul Kahfi,S.Tr.Rad dan Seluruh Radiografer beserta
Staf Instalasi Radiologi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru
4. Supervisor Institusi, Bapak Danil Hulmansyah,S.Tr.Rad
5. Serta pihak lain yang membantu dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, guna memperbaiki laporan kasus selanjutnya. Penulis juga berharap laporan
kasus ini bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Pekanbaru, Februari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Hip Joint ................................................................................ 3
B. Patologi hip hoint.................................................................................. 4
C. Komponen Pesawat Sinar X................................................................. 5
D. Teknik Pemeriksaan Hip joint ............................................................. 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus........................................................ 10
1. Identitas Pasien.............................................................................. 10
2. Paparan Kasus................................................................................ 10
3. Persiapan Alat................................................................................ 10
4. Persiapan Pasien............................................................................ 11
5. Teknik pemeriksaan....................................................................... 12
B. Pembahasan........................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Saran..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan di bidang kedokteran semakin berkembang yaitu dengan
ditemukannya alat dan metode yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa
terhadap penderita dilakukan berbagai cara antara lain pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan secara radiologis. (Moore, Keith L.2018)
Pemeriksaan secara radiologi mampu memberikan informasi secara radiografi
yang optimal baik keadaan anatomis maupun fisiologis dari suatu organ di dalam
tubuh yang tidak dapat di lihat oleh mata secara langsung serta mampu memberikan
informasi mengenai kelainan-kelainan yang mungkin dijumpai pada organ-organ
yang akan diperiksa, contohnya pada pemeriksaan hip Joint dapat untuk melihat
berbagai indikasi klinis seperti fraktur,dislokasi,total hip replacement dan lain
sebagainya.
Teknik pemeriksaan radiografi hip joint adalah teknik pemeriksaan yang rutin
dilakukan di instalasi radiologi rumah sakit ibnu sina pekanbaru.dengan permintaan
dari dokter pemmeriksaan proyeksi Antero Posterior (AP) meskipun di dalam teori
dijelaskan bahwa terdapat banyak teknik pemeriksaan yang digunakan dalam
pemeriksaan hip joint,Lain halnya rumah sakit ibnu sina hanya menggunakan 1
proyeksi yaitu Antero Posterior (AP)

Melihat kenyataan dilapangan penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut


menjadi sebuah laporan yang utuh dengan judul “PENATALAKSANAN TEKNIK
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI HIP JOINT DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PEKANBARU “

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut :

1
1. Bagaimana Penatalaksanaan Teknik Pemeriksaan Hip Joint di Instalasi
Radiologi Rumah sakit Islam ibnu sina Pekanbaru?
2. Apakah Alasan Instalasi Radiologi Ibnu Sina Pekanbaru Tidak
Menggunakan Proyeksi Lateral pada pemeriksaan Hip Joint?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Penatalaksanaan Teknik Pemeriksaan Hip Joint di Instalasi
Radiologi Rumah sakit Islam ibnu sina Pekanbaru?
2. Apakah Alasan Instalasi Radiologi Ibnu Sina Pekanbaru Tidak
Menggunakan Proyeksi Lateral pada pemeriksaan Hip Joint?

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis diharapkan laporan ini dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai
referensi bahan ajar dan keperluan pendidikan khususnya di bidang
radiologi.
2. Manfaat Bagi Penulis
Dengan membahas teknik pemeriksaan Hip Joint di instalasi radiologi
rumah sakit ibnu sina pekanbaru dapat menambah wawasan kepada
penulis dan lebih giat untuk melakukan penelitian dan laporan kasus
kedepannya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Hip Joint


Anatomi osteologi tulang femur proksimal terdiri dari caput femur,
collum femur, regio trokhanter dan subtrokhanter. Pada regio trokhanter,
terdapat tiga bagian: Greater trokhanter, Linea intertrokhanter dan Lesser
trokhanter. Tulang hip (pinggul) tergolong tulang yang besar, pipih dan
berbentuk irreguler. Pinggul adalah gabungan bola dansocketsendiyang
memenuhi empat karakteristik:memiliki rongga sendi; permukaan sendi
ditutupi dengan kartilago artikular; memiliki membran sinovial yang
memproduksi cairan sinovial, dan; dikelilingi oleh kapsul ligamen.Hip
adalah tulang sendi yang berongga dan berbentuk bola yang
memungkinkan kaki bagian atas dapat bergerak dari depan ke belakang
dan ke samping. Hip merupakan tulang sendi yang memikul beban paling
besar di tubuh. Oleh karena itu dikelilingi oleh ligamen dan otot yang
kuat.
Pada sendi coxae (hip joint) terjadi artikulasi antara caput femur
dengan acetabulum dari tulang coxae. Cup-shaped acetabulum dibentuk oleh
tulang hip(innominate) dengan kontribusi dari ilium (40%), ischium
(40%) dan pubis (20%). Pada tulang yang imatur (usia muda),ketiga
tulang ini dipisahkan oleh kartilago triradiate (kurang lebih pada usia 14-16
tahun), namun pada usia dewasa ketiga tulang ini akan menyatu (Byrne et
al., 2010).

3
Gambar 2.1 Anatomi hip joint
B. Patologi Hip Joint
1. Fraktur
Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari
suatu tulang. Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak di sekitarnya juga
sering kali terganggu. Radiografi (sinar-x) dapat menunjukkan
keberadaan cedera tulang, tetapi tidak mampu menunjukkan otot
atau ligamen yang robek, saraf yang putus, atau pembuluh darah yang
pecah sehingga dapat menjadi komplikasi pemulihan klien ( Black dan
Hawks, 2014).
2. Dislokasi
Dislokasi merupakan masalah pada tulang berupa bergesernya
tulang dari sendi atau posisi yang semestinya. Dislokasi dapat terjadi pada
sendi manapun, tetapi yang tersering mengalaminya adalah sendi bahu,
jari, siku, lutut, dan panggul. Sendi yang pernah mengalami dislokasi
memiliki faktor risiko lebih besar untuk mengalami dislokasi berulang.
Penyebab utama dislokasi adalah cedera atau trauma yang
disebabkan oleh benturan keras. Contohnya ketika seseorang terjatuh,
tertabrak, atau bentuk trauma lainnya yang bisa menyebabkan benturan
keras.
3. Osteoarthritis
Osteoarthrosis atau osteoarthritis (OA) merupakan
penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago

4
sendi. Vertebra, panggul, lutut, dan pergelangan kaki palingsering
terkena OA.Osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang
mengenai sendi-sendi penumpu berat badan dengan gambaran
patologis yang berupa memburuknya tulang rawan sendi, yang
merupakan hasil akhir dari perubahan biokimiawi, metabolisme
fisiologis maupaun patologis yang terjadi pada perendian
(Sukamto,2006).
C. Komponen Pesawat Sinar X
1. Pesawat Sinar X
Alat Rontgen dipergunakan untuk mengetahui bagian dalam khususnya
paru-paru. X ray menjalankan fungsi kerjanya dengan penggunaan sinar radiasi.
Sinar X (rontgen) merupakan jenis radiasi yang paling banyak ditemukan dalam
kegiatan sehari-hari. Semua sinar X di bumi ini dibuat oleh manusia dengan
menggunakan peralatan listrik tegangan tinggi. Alat pembangkit sinar X dapat
dinyalakan dan dimatikan. Jika tegangan tinggi dimatikan, maka tidak akan ada
lagi radiasi. Sinar X dapat menembus bahan, misalnya jaringan tubuh, air, kayu
atau besi, karena sinar X mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek.
Sinar X hanya dapat ditahan secara efektif oleh bahan yang mempunyai
kerapatan tinggi, misalnya timah hitam (Pb) atau beton tebal Sinar X atau sinar
Röntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan
frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar X umumnya digunakan
dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar X. Sinar X adalah bentuk
dari radiasi ion dan dapat berbahaya.

2. Bucky atau Lysolm Grid


Grid potter bucky atau lysolm dipergunakan untuk mengurangi radiasi
hambur. Grid potter bucky dalam pengoperasiannya dihubungkan secara
kelistrikan dengan meja pengendali. Sedangkan grid lysolm penggunaannya
secara manual tidak menggunakan listrik. (Yusnida, M. A & Suryono. 2014)

5
3. Kaset CR ( Computer Radiografi )
Kaset film IP (Imaging Plate) atau sering disebut dengan kaset. Kaset
berfungsi sebagai pelindung Imaging Plate dan tempat menyimpan Imaging
Plate serta sebagai alat dalam memudahkan proses transfer Imaging Plate
menuju alat CR Reader. (Yusnida, M. A & Suryono. 2014)
4. Computer Radiografi
Computer Radiografi merupakan proses digitalisasi citra dengan
menggunakan imaging plate (IP). Di dalam Imaging Plate terdapat
Photostimulable phosphor (PSP) yang menangkap atenuasi sinar X. Sinya-
sinyal tersebut kemudian dikonversi dan dibaca dalam IP Reader yang
kemudian dapat ditampilkan citra pada monitor. Citra yang dihasilkan dari
pengolahan dengan menggunakan computer, dengan cara mempresentasikan
citra secara numeric. Citra tersebut ditampilkan dalam bentuk matrik (kolom
dan baris). Citra yang dihasilkan oleh perangkat Computer Radiografi dapat
digunakan untuk menegakkan diagnose. Oleh karena itu, semua perangkat
Computer Radiografi harus berfungsi sesuai standar yang telah ditetapkan.
(Yusnida, M. A & Suryono. 2014)
5. IP (Imaging Plate )
Imaging Plate adalah suatu media yang berfungsi menyimpan bayangan
laten dalam Imaging Plate itu sendiri. Imaging Plate terbuat dari unsur
phosphor tepatnya adalah barium fluorohide phosphor. (Yusnida, M. A &
Suryono. 2014)

D. Teknik Pemeriksaan Radiografi Hip Joint


1. Persiapan Pasien
Pada pemeriksaan Hip joint,tidak perlu persiapan khusus,hanya saja
menginstruksikan kepada pasien untuk melepas benda logam yang ada di
sekitar pelvis agar tidak menggangu hasil radiograf.
2. Proyeksi Pemeriksaan

6
a. AP (Antero Posterior)
1) Posisi Pasien : Posisi Pasien supine dengan kaki
sedikit direnggangkan dan bila memungkinkan tungkai bawah
diputar ke dalam 30 derajat dan diimobilisasi pada posisi ini
dengan mengganjal bagian lateral ankle dengan bantal pasir.
2) Posisi Objek : Posisi Pelvis harus simetris dengan
kedua sisi berjarak sama terhadap meja pemeriksaan.
3) Ukuran kaset : 24x30cm Vertikal
4) CR : Tegak lurus Vertikal
5) CP : Pada garis tengah tubuh kurang lebih
2,5 cm diatas sympisis pubis/Columb Femuris
6) FFD : 90 cm
7) Luas lapangan : Dari Symphisis pubis sampai 1/3 Distal
Femur
8) Marker : R/L Orientasi AP
9) Kriteria gambaran : Tampak tulang Pubis, Crista iliaca,
ilium, Acetabulum, Femoral Head, Greater Trochanter, Femoral
Neck, Lesser Trochanter, dan Body femur.

Gambar 2.2 Posisi Pasien AP


10) Kriteria Evaluasi : Tampak Tulang Pubis dan Ischi
superposisi diatas sacrum dan coxigis,Kedua Foramen
obturatorium harus simetris.Ramus pubis dan ischi harus dekat
dengan tengah-tengah radiograf Sendi paha harus masuk.

7
Gambar 2.3 Hasil Radiograf Posisi AP

b. LATERAL
1) Posisi Pasien : Pasien tiduran dengan posisi recumbent
seeing lateral dari femur dan panggul menempel meja.
2) Posisi Objek : Sendi panggul ditempelkan ditengah
meja, Lutut sedikit ditekuk (Fleksi), Tungkai sisi yang lain
diluruskan, diletakkan dibelakang tungkai sisi yang diperiksa dan
diganjal dengan bantal.
3) Ukuran kaset : 24x30cm Vertikal
4) Central Ray (CR) : Vertikal Tegak lurus terhadap kaset
5) Central Point : Pada sendi tegak lurus pada tengah-
tengah kaset.
6) FFD : 90 cm
7) Luas lapangan : dari Symphisis pubis sampai 1/3 distal
femur.
8) Marker : R/L Orientasi AP
9) Kriteria gambaran : Acetabulum, Femoral Head, Femoral
Neck, Lesser Trochanter, Ischial tuberosity.

8
Gambar 2.4 posisi pasien lateral
10) Kriteria Evaluasi : Hip joint, Acetabulum dan head
femoral harus tampak,Femoral Neck superposisi dengan
trochanter mayor lebih besar pada proyeksi ini.

Gambar 2.5 Hasil radiograf Posisi Lateral

9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.GA
Jenis Kelamin : Laki – laki
Umur : 26 Tahun
Alamat : Air molek
No. RM : 539xxx
No. Foto : 323/RO
dr. Pengirim : dr.Rangga Ardianto P,SpOT
Tanggal Pemeriksaan : 22 februari 2021
Permintaan Pemeriksaan : Hip joint dx AP
Diagnosa : Nyeri pada persendian
2. Riwayat Pasien
Pada Tanggal 22 Februari 2021 datang pasien ke poli Ortophedi rumah
sakit islam ibnu sina pekanbaru dengan nyeri pada bagian panggul,setelah
diperiksa oleh dokter,pasien di beri arahan ke instalasi radiologi untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui diagnosa dan terapi
yang akan diberikan selanjutnya.
Kemudian dokter membuat form permintaan untuk dilakukan
pemeriksaan rontgen di unit raduiologi dengan pemeriksaan Hip Joint dextra
proyeksi Anterior Superior (AP),kemudian pasien dilakukan foto rontgen.
3. Persiapan Alat
a. Pesawat Sinar X
Nama Alat : Shimadzu Radspeed fit
Type : 582-24556 (0612P18DE85)
No seri : RM6F3B079017
kV/mA Max : 150 kV / 500 mA

10
Gambar 3.1 Pesawat sinar x

b. Imaging Plate

Gambar 3.2 Imaging Plate

c. Computed Radiografi

Gambar 3.3 Computed Radiografi

11
4. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan Khusus pada pemeriksaan hip joint,tetapi pasien
di instruksikan agar melepas barang yang berbahhan logam di sekitar celana
pasien agar tidak mengganggu Hasil radiograf.
5. Teknik pemeriksaan
AP (Antero Posterior)
a. Posisi Pasien : Posisi Pasien supine dengan kaki sedikit
direnggangkan dan bila memungkinkan tungkai bawah diputar ke
dalam 30 derajat dan diimobilisasi pada posisi ini dengan mengganjal
bagian lateral ankle dengan bantal pasir.
b. Posisi Objek : Posisi Pelvis harus simetris dengan kedua sisi
berjarak sama terhadap meja pemeriksaan.
c. Ukuran kaset : 24x30cm Vertikal
d. CR : Tegak lurus Vertikal
e. CP : Pada garis tengah tubuh kurang lebih 2,5 cm
diatas sympisis pubis/Columb Femuris
f. FFD : 90 cm
g. Luas lapangan : Dari Symphisis pubis sampai 1/3 Distal Femur
h. Marker :R
i. Kriteria gambaran : Tampak tulang Pubis, Crista iliaca, ilium,
Acetabulum, Femoral Head, Greater Trochanter, Femoral Neck,
Lesser Trochanter, dan Body femur.
j. Kriteria Evaluasi : Tampak Tulang Pubis dan Ischi superposisi
diatas sacrum dan coxigis,Kedua Foramen obturatorium harus
simetris.Ramus pubis dan ischi harus dekat dengan tengah-tengah
radiograf Sendi paha harus masuk.

12
Gambar 3.4 Radiograf hip joint AP
B. Pembahasan
Teknik Pemeriksaan Hip joint di awali dengan melepas semua barang
bersifat logam di celana pasien kemudian dilanjutkan dengan posisikan pasien
dan melakukan pemeriksaan sesuai permitaan dokter.
Dari pengamatan penulis selama kegiatan praktik dilapangan,di temukan
ketidaksamaan dengan teori.yaitu btidak dilakukan nya pemeriksaan lateral di
rumah sakit islam ibnu sina pekanbaru.alasan tidak digunakan proyeksi lateral
adalah karena Permintaan dokter ortophedi yang menginstruksikan poryeksi
AP.dengan ini radiographer menjalankan tugas sesuai instruksi dan permintaan
dari dokter yang bersangkutan,alasan selanjutnya bagian dari acetabulum akan
superposi,kemudian pada kasus fraktur dan post orif sangat tidak dianjurkan
dilakukan pemeriksaan proyeksi lateral karena akan dapat menimbulkan cidera
yang lebih kepada pasien.Oleh karena itu tidak dilakukannya proyeksi Lateral di
rumah sakit ibnu sina pekanbaru.
Hasil radiograf Posisi Antero Superior (AP) dinilai sudah dapat memberi
diagnosa yang jelas untuk dilakukan tindakan lebih lanjut oleh dokter yang
bersangkutan sehingga tidak perlu proyeksi Lateral karena dapat membuat pasien
tidak nyaman.

13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada Penatalaksanaan pemeriksaan hip joint di instalsi radiologi rumah
sakit ibnu sina pecan baru dapat diperoleh kesimpula,bahwa petugas
radiographer melakukan pemeriksaan sesuai dengan instruksi dari dokter.dan
tingkat pengurangan resiko cidera yang dilakukan pada posisi lateral dapat
terhindari resiko cidera yang lebih besar.
B. Saran
Saran untuk petugas radiologi yang melakukan pemeriksaan agar lebih
memperduikan keselamatan pasien dan penguranan resiko cidera lebih lanjut
kepada pasien.
Dari penulisan di atas,penulis ingin meneliti lebih jauh penatalaksanaan
pemeriksaan hip joint pada kasus kasus tertentu di kemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Frank, Eugene D, Long, Bruce W, Smith, Barbara J, 2016. Merril’s Atlas of


Radiographic Positioning and Procedures, Volume One, Twelfth Edition,   St.
Louis : Mosby Elsevier

Price, Sylvia. A, Dan Wilson, Lorrains, M. 1995. Patofisiologi konsep klinis proses-
proses penyakit. Jakarta : Penerbit EGC.

15
LAMPIRAN
FORMULIR PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

16
LAMPIRAN
HASIL BACA DOKTER

17

Anda mungkin juga menyukai