ABSTRAK
ANALISIS KEBOCORAN RUANG PEMERIKSAAN SATU DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. Berdasarkan pengamatan, penulis melihat adanya kebocoran pada
ruang pemeriksaan satu karena terdapat lubang pada tembok yang membatasi antara ruang pemeriksaan
panoramic dengan ruang pemeriksaan satu, pintu masuk pasien dan radiografer. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kebocoran ruang pemeriksaan satu di Instalasi Radiologi RSUD Panembahan Senopati
Bantul. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif deskriptif dengan pendekatan eksperimental. Penelitian ini
dilakukan dengan cara melakukan pengujian dengan menggunakan surveymeter yang diletakkan pada area
yang telah ditentukan. Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengujian dengan standar
Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011. Hasil pengujian menunjukkan bahwa wilayah untuk pekerja radiasi aman
karena hasil pengujian < NBD untuk pekerja radiasi menurut standar Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011
yaitu sebesar 0,2 mSv/minggu. Hasil pengujian menunjukkan bahwa wilayah untuk anggota masyarakat tidak
aman karena hasil pengujian > NBD untuk anggota masyarakat menurut standar Perka BAPETEN No. 8
tahun 2011 yaitu sebesar 0,01 mSv/minggu. Sebaiknya lubang yang ada pada area pengujian 3 harus segera
ditambal dan dilapisi Pb.
Kata Kunci : Kebocoran ruang radiologi, NBD, Surveymeter
ABSTRACT
ANALYSIS OF ONE EXAMINATION ROOM LEAK AT THE RADIOLOGY INSTALLATION OF RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Based on observations, the authors noticed a leak in the examination
room because of hole on the wall that restricted between the panoramic examination room and an examination
room, the entrance of the patient and the radiographer. The purpose of this study is to know the leakage of one
examination room at radiology installation of RSUD Panembahan Senopati bantul. This type of research was
descriptive quantitative research with an experimental approach. This research was done by testing using
surveymeter placed in designated areas. The data analysis was conducted by comparing the results of testing
to standards Perka BAPETEN No. 8 in 2011. The test results showed that the area for radiation workers is
safe because the test results <NBD for radiation workers by the standards of Perka BAPETEN No. 8 in 2011
which amounted to 0.2 mSv/week. The test result indicated that the area is not safe for community members
because the test result> NBD for members of the public by the standards of Perka BAPETEN No. 8 in 2011
which amounted to 0.01mSv/week. The holes in the third areas testing should be patched and coated Pb.
Keywords :leakage of space radiology, NBD, Surveymeter
penulis melihat adanya kebocoran pada ruang c. Ruang sinar-X dengan fluoroskopi adalah
pemeriksaan satu karena terdapat lubang berukuran 7,5m (p) x 5,7m (l) x 2,8m (t) [4].
70 cm (p) x 45 cm (l) pada tembok yang membatasi
Salah satu alat pengukur radiasi adalah
antara ruang pemeriksaan panoramic dan ruang
surveymeter. Surveymeter harus dapat memberikan
pemeriksaan satu yang ketinggiannya adalah 1.93
informasi laju dosis radiasi pada suatu area secara
m. Selain itu, penulis juga melihat bahwa daun pintu
langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat
utama akses keluar masuk pasien dan pintu yang
memperkirakan jumlah radiasi yang akan
digunakan sebagai akses keluar masuk petugas
diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama
radiologi saat pemeriksaan mengalami kerusakan
waktu tertentu. Dengan informasi yang ditunjukkan
pada gagang pintu yang menimbulkan lubang.
surveymeter ini, setiap pekerja dapat menjaga diri
Selain itu, pengujian kebocoran ruang pemeriksaan
agar tidak terkena paparan radiasi yang melebihi
terakhir dilakukan pada tahun 2010 oleh BATAN
batas ambang yang diizinkan. Sebagaimana
Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
fungsinya, suatu surveymeter harus bersifat portable
hasil pengujian kebocoran ruang pemeriksaan satu
meskipun tidak perlu sekecil sebuah dosimeter
di Instalasi Radiologi RSUD Panembahan Senopati
personal. Cara pengukuran yang diterapkan adalah
Bantul.
cara arus (current mode) sehingga nilai yang
ditampilkan merupakan nilai intensitas radiasi.
TINJAUAN TEORI
Secara elektronik, nilai intensitas tersebut
Persyaratan ruangan pemeriksaan menurut dikonversikan menjadi skala dosis, misalnya dengan
PERMENKES No. 1014 MENKES /SK/XI/2008 satuan roentgen/jam [7].
adalah : Persyaratan ruang diantaranya adalah (1)
Letak ruangan radiologi hendaknya mudah TATA KERJA
dijangkau dari ruang gawat darurat, perawatan
Peralatan yang dibutuhkan pada saat melakukan
intensive care, kamar bedah dan ruang lainya, (2)
pengambilan data adalah pesawat sinar-X yang
Setiap ruangan radiologi dilengkapi dengan alat
berada di ruang pemeriksaan satu, panthom
pemadam kebakaran dan alarm sesuai dengan
radiografi kepala, surveymeter, instrumen
kebutuhan, (3) Suhu ruangan pemeriksaan antara
penelitian. Jenis penelitian ini yaitu penelitian
200-240C dan kelembaban 40-60%, (4) Suhu untuk
kuantitatif deskriptif dengan pendekatan
alat disesuaikan dengan suhu yang telah
eksperimental. Pengumpulan data dilakukan dengan
direferensikan oleh pabrik tersebut.
cara studi literatur, observasi, pengujian dan
Persyaratan ruangan meliputi jenis,
dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara
kelengkapan dan ukuran/ luas ruangan yang
melakukan pengujian dengan menggunakan
dibutuhkan sebagai berikut : (1) Ketebalan dinding.
surveymeter yang diletakkan pada area yang telah
Bata merah dengan ketebalan 25 cm dan kerapatan
ditentukan. Setelah data terkumpul, langkah
jenis 2,3 g/cm3 atau beton dengan ketebalan 20 cm
selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk
atau setara dengan 2 mm timah hitam (Pb) sehingga
tabel [6]. Untuk analisis data, dilakukan dengan cara
tingkat radiasi di sekitar ruangan pesawat sinar-X
membandingkan hasil pengujian dengan standar
tidak melampaui Nilai Batas dosis 1 mSv/tahun. (2)
Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011, untuk kemudian
Pintu ruangan pesawat sinar-X dilapisi dengan
dijadikan pembahasan dan ditarik kesimpulan [1].
timah hitam dengan ketebalan tertentu sehingga
tingkat radiasi di sekitar ruangan pesawat sinar-X
tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun, HASIL DAN PEMBAHASAN
ventilasi setinggi 2 meter dari lantai sebelah luar Pengujian ini dilakukan pada dua wilayah pengujian
agar orang di luar tidak terkena paparan radiasi. Di yaitu wilayah untuk pekerja radiasi yakni area 1,
atas pintu masuk ruang pemeriksaan dipasang lampu area 6, area 7 dan wilayah untuk anggota masyarakat
merah yang menyala pada saat pesawat dihidupkan yakni area 2, area 3, area 4, area 5 dan area 8.
sebagai tanda sedang dilakukan penyinaran (lampu Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh
peringatan tanda bahaya radiasi). (3)Ruangan melalui pengujian kebocoran ruang pemeriksaan
dilengkapi dengan sistem pengaturan udara sesuai satu secara langsung pada 8 area yang telah
dengan kebutuhan. (4)Pada tiap-tiap sambungan Pb, ditentukan di Instalasi Radiologi RSUD.
dibuat tumpang tindih/overlapping. Ruang Panembahan Senopati Bantul, diperoleh hasil
penyinaran/ruang sinar-X sebagai berikut:
Keterangan :
a. Ukuran ruangan : sesuai kebutuhan/ besarnya
alat. Area1 :balik pintu ruang keluar masuk petugas
radiologi ke ruang pemeriksaan
b. Ruang sinar-x tanpa fluoroscopi minimal alat Area 2 : balik pintu keluar masuk pasien
dengan kekuatan s/d 125 kV : 4m (p) x 3m (l) Area 3 :balik tembok antara ruang pemeriksaan satu
x 2,8m (t) dan alat dengan kekuatan >125 kV : dan panoramic
6,5 (p) x 4m (l) x 2,8m (t). Area 4 : balik pintu kamar ganti pasien
Area 5 : balik pintu WC pasien
Tabel 3:Perbandingan Hasil Pengujian dengan Standar Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011 terhadap Pekerja
Radiasi
Standar Perka
BAPETEN No. 8 tahun
No Area Pengujian Rata-rata hasil pengujian 2011
Konversi Keterangan
(0.2 mSv/ minggu)
µSv/ jam mSv/ mSv/ minggu
jam
1 Area 1 1.38 0.001 0.05 Aman
2 Area 6 2.42 0.002 0.09 Aman
3 Area 7 1.73 0.002 0.06 Aman
Tabel 4. Perbandingan Hasil Pengujian dengan Standar Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011 terhadap Anggota
Masyarakat
Standar Perka
No Area Pengu jian Rata-rata hasil pengujian BAPETEN No. 8
tahun 2011
Konversi Keterangan
(0.01 mSv/
µSv/ jam mSv/ mSv/ hari mSv/
minggu)
jam minggu
1 Area 2 1.73 0.002 0.04 0.3 Tidak aman
2 Area 3 20.45 0.02 0.49 3.44 Tidak aman
3 Area 4 2.08 0.002 0.05 0.35 Tidak aman
4 Area 5 2.08 0.002 0.05 0.35 Tidak aman
5 Area 8 1.04 0.001 0.03 0.18 Tidak aman
Berdasarkan Tabel 4 perbandingan hasil yang terdiri dari area 2 yaitu di balik pintu keluar
pengujian dengan Standar Perka BAPETEN No. 8 masuk pasien, area 3 yaitu di balik tembok antara
tahun 2011 terhadap anggota masyarakat di atas, ruang pemeriksaan satu dan panoramic, area 4 yaitu
diketahui bahwa area 3 yaitu di balik tembok yang di balik pintu kamar ganti pasien, area 5 yaitu di
membatasi ruang pemeriksaan satu dengan ruang balik pintu mandi pasien dan area 8 yaitu di balik
panoramic memperoleh paparan radiasi tertinggi tembok ruang pemeriksaan satu taman yang
yaitu sebesar 3.44 mSv/minggu. Sedangkan, area 8 mengarah ke utara, di ketahui bahwa area 2 memiliki
yaitu di balik tembok ruang pemeriksaan satu yang paparan radiasi sebesar 0.3 mSv/minggu, area 3
mengarah ke utara memperoleh paparan radiasi memiliki paparan radiasi sebesar 3.44 mSv/minggu,
terendah yaitu sebesar 0.18 mSv/minggu. area 4 dan area 5 memiliki paparan radiasi yang
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis sama yakni sebesar 0.35 mSv/minggu, dan area 8
lakukan pada wilayah untuk petugas radiasi yang memiliki paparan radiasi sebesar 0.18 mSv/minggu.
terdiri dari area 1 yaitu di balik pintu ruang keluar Berdasarkan hasil penelitian pada kelima area ini,
masuk petugas radiologi ke ruang pemeriksaan, area dapat disimpulkan bahwa area 2, area 3, area 4, area
6 yaitu di balik tembok yang memisahkan ruang 5 dan area 8 tidak aman karena hasil pengujian lebih
pemeriksaan satu dengan ruang computed besar dari Standar Perka BAPETEN No. 8 tahun
radiography (CR) dan area 7 yaitu pada tempat 2011 yang menetapkan pembatasan dosis radiasi
eksposi sinar-X, diketahui bahwa area 1 memiliki untuk anggota masyarakat adalah sebesar 0.01
paparan radiasi sebesar 0.05 mSv/minggu, area 6 mSv/minggu.
memiliki paparan radiasi sebesar 0.09 mSv/minggu Hal ini juga di dukung oleh hasil penelitian
dan area 7 memiliki paparan radiasi sebesar 0.06 Toto tahun 2008 yang mengatakan bahwa pada titik
mSv/minggu. Berdasarkan hasil penelitian pada 1 (di balik pintu pemeriksaan satu) kondisinya tidak
ketiga area ini, dapat disimpulkan bahwa area 1, area aman karena melebihi NBD yaitu sebesar 1,1
6 dan area 7 dikatakan aman karena hasil pengujian mSv/tahun untuk anggota masyarakat dan titik 6 (di
lebih kecil dari standar Perka BAPETEN No. 8 balik pintu ruang ganti pasien) kondisinya tidak
tahun 2011 yang menetapkan pembatasan dosis aman karena melebihi NBD yaitu sebesar 2,834
radiasi untuk pekerja radiasi adalah sebesar 0.2 mSv/thn untuk anggota masyarakat [5].
mSv/minggu. Menurut penulis, paparan radiasi yang
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis tinggi pada area 2, area 4 dan area 5 di sebabkan oleh
lakukan pada wilayah untuk anggota masyarakat kerusakan pada daun pintu, dimana pintu pada area
2 mengalami kerusakan pada gagang pintu dan Bantul menunjukkan bahwa wilayah untuk pekerja
menimbulkan lubang. Selain itu, area 3 memiliki radiasi yang terdiri dari area 1, area 6 dan area 7
paparan radiasi yang paling tinggi dari area aman karena tidak melebihi NBD untuk pekerja
pengujian yang lain. Hal ini di karenakan adanya radiasi menurut standar Perka BAPETEN No. 8
lubang berbentuk persegi panjang yang berukuran tahun 2011 yaitu sebesar 0,2 mSv/minggu. Hasil
70 cm (p) x 45 cm (l) dengan ketinggian 1.93 cm pengujian juga menunjukkan bahwa wilayah untuk
pada tembok yang membatasi ruang pemeriksaan anggota masyarakat yang terdiri dari area 2, area 3,
satu dengan ruang panoramic. Kondisi ini tidak area 4, area 5 dan area 8 tidak aman karena melebihi
sesuai dengan persyaratan ruangan pemeriksaan NBD untuk anggota masyarakat menurut standar
menurut PERMENKES No. 1014 Perka BAPETEN No. 8 tahun 2011 yaitu sebesar
MENKES/SK/XI/2008 yang mengatakan bahwa 0,01 mSv/minggu.
ventilasi setinggi 2 meter dari lantai sebelah luar
agar orang di luar tidak terkena paparan radiasi. UCAPAN TERIMA KASIH
Kondisi yang mendukung persepsi penulis adalah
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis banyak
ventilasi atau lubang tersebut berbatasan langsung
mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, untuk
dengan ruang pemeriksaan panoramic yang dalam
itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
pemeriksaannya juga menggunakan radiasi sinar-X.
Faktor lain yang mendukung persepsi penulis adalah 1. Kepala PSTA-BATAN Yogyakarta
ruang pemeriksaan satu dan ruang pemeriksaan 2. Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
panoramic sering dilakukan pemeriksaan secara 3. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
bersamaan dengan waktu yang bersamaan, sehingga ‘Aisyiyah Yogyakarta
paparan radiasi yang diterima bertambah besar. 4. Ketua Prodi D III Radiologi Universitas
Selain itu, paparan radiasi yang terdeteksi pada area ‘Aisyiyah Yogyakarta
8 disebabkan oleh kondisi tembok yang mengalami
keretakan sehingga paparan radiasi dapat DAFTAR PUSTAKA
menembusi tembok tersebut. 1. Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 8 tahun
Oleh karena itu, penulis menyarankan agar 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam
pintu pada area 2, area 4, dan area 5 segera Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi
diperbaiki dan diganti serta dilapisi Pb sehingga Diagnostik dan Intervensional, Jakarta
memenuhi standar persyaratan ruangan pemeriksaan 2. Akhadi, Mukhlis. Dasar–Dasar Proteksi
menurut PERMENKES No.1014 MENKES/SK/ Radiasi. PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2000.
XI/2008 yang mengatakan bahwa pintu ruangan 3. Permenkes. Standar Pelayanan Radiologi
pesawat sinar-X dilapisi dengan timah hitam dengan Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
ketebalan tertentu (1 sampai 1,5 mm Pb) sehingga PERMENKES No.
tingkat radiasi di sekitar ruangan pesawat sinar-X 1014/MENKES/SK/XI/2008. Jakarta. 2008.
tidak melampaui Nilai Batas Dosis 1 mSv/tahun. 4. KMK No. 1014 tentang Standar pelayanan
Selain itu, penulis menyarankan agar lubang pada radiologi diagnostik di sarana pelayanan
area 3 tersebut ditambal dengan semen dan dilapisi kesehatan.2008
Pb setebal 1 mm Pb sehingga radiasi tidak dapat 5. Toto, dkk. Study Penerimaan Dosis Eksterna
keluar dari ruang pemeriksaan satu menuju ruang pada Pekerja Radiasi, BATAN: Yogyakarta.
pemeriksaan panoramic ataupun sebaliknya. 2008.
Penulis juga menyarankan agar keretakan tembok 6. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian
pada area 8 untuk diperbaiki dan dilapisi Pb setebal Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
1 sampai 1,5 mm Pb sehingga radiasi tidak dapat Alfabeta
keluar dari ruang pemeriksaan satu. 7. Statkiewicz, M., Russel, E. Radiation
Protection for Student Radiographer. CV
KESIMPULAN Mosby Company. St Louis. 2000.
Hasil pengujian kebocoran ruang pemeriksaan satu
di Instalasi Radiologi RSUD Panembahan Senopati