Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEKNIK RADIOGRAFI 5

REVIEW JURNAL DIGITAL SUBSTRACTION ANGIOGRAPHY ABDOMINAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Teknik Radiografi 5

Dosen Pengampu : Dwi Rochmayanti, SST, M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 4 / Kelas 3C :

1. Erik Mega Damaiyanti / P1337430217025


2. Izzah Durrotul Ummah / P1337430217055
3. Ega Nanda Aprilia / P1337430217038
4. Aprilia Dhammashinta / P1337430217028
5. Nofa Rosalina / P1337430217043
6. Wahyu Indria Rahmah / P1337430217065
7. Fathur Rachman Hidayat / P1337430217018
8. Naufal Luthfi Ardiawan / P1337430217063
9. Gusti Eda Rahma Darmawan / P1337430217048
10. Laela Dwi Febrianti / P1337430217019

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK RADIOLOGI

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kenikmatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun dengan tujuan pembaca mendapatkan ilmu yang lebih luas tentang Digital
Substraction Abdomen Angiography yang kami sajikan dari sumber Jurnal.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Rochmayanti, SST, M.Kes selaku
dosen mata kuliah Teknik Radiografi 5 yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Dan
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam proses
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Kami sadar bahwa makalah masih ada kekurangan oleh karena itu kami sangat
berterima kasih apabila ada kritik maupun saran untuk perbaikan dan kelengkapan makalah
ini. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Semarang, 17 September 2019

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
A. Pengertian DSA ................................................................................... 3
B. Angiographic Finding .......................................................................... 4
C. Metastase............................................................................................... 7
D. Diskusi ............................................................................................... 10
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. Saran .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 1

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemeriksaan Digital Substraction Angiography (DSA) adalah suatu teknik
radiografi untuk memperlihatkan atau mendiagnosa penyakit pada pembuluh darah. DSA
dilakukan untuk menghasilkan citra pembuluh darah yang overlap dengan organ yang
lain. Pemeriksaan DSA dapat digunakan untuk mendeteksi tumor yang ada pada organ
atau pembuluh darah diseluruh tubuh. Pada daerah abdomen, tumor yang paling umum
terjadi yaitu Leiomyosarkoma. Leiomyosarkoma pada abdomen biasanya tidak sampai
menjadi tumor ganas, dan paling sering terjadi di saluran pencernaan. Pada kasus lain
yang juga bisa dideteksi dengan intervensional DSA yaitu perdarahan tumor
gastrointestinal atau GITS. Pemeriksan ini bertujuan untuk mendiagnosis dan
mengevaluasi letak, struktur, dan ukuran tumor, serta digunakan untuk menentukan
pemeriksaan selanjutnya. Selain terjadi pada saluran pencernaan, tumor di bagian
abdomen juga bisa terjadi pada saluran perkemihan dan pembuluh darah.
Leiomyosarkoma dapat terjadi kandung kemih dapat berupa vaskular
hipervaskular sedang, vaskularisasi metastasis biasanya mirip dengan lesi primer yang
ada di lambung dan kolon cukup vaskular.
Massa yang dibatasi dengan baik dengan pembuluh darah arteri yang
membesar dan vena yang mengering untuk presentasi dominan dari lelomiosakoma usus
kecil, dalam retroperitonium, neoplasma ini biasanya hipovaskular hingga vaskular
sedang dan spejtrum termuan angiografi lelomiosarkoma abdnormal pada 33 kasus
disajikan, dan nilai angiografi dalam diagnosis dan manajemen pasien tersebut dibahas,
fitur angigrafi lelomiosarkoma abdnormal berbeda tergantung pada tempat asalnya. Lesi
usus kecil adalah hipervaskular.
Terdapat 33 kasus leiomyosarcoma abdomen, dengan penderita 17
perempuan dan 16 laki-laki dan rata-rata umurnya 7-73 tahun. 15 orang pasien
terdiagnosa tumor primer, sedangkan 18 sisanya tumornya sudah metastase. 7 dari 15
orang pasien dengan tumor primer, tumornya berada pada saluran pencernaan. 3 dari 15
pasien dengan tumor primer, tumornya berada pada traktus urinarius. 4 dari 15 pasien
dengan tumor primer, tumornya berada sekitar inferior vena cava. 1 dari 15 pasien

iii
dengan tumor primer, tumornya berada di daerah pelvis. 16 dari 18 pasien dengan tumor
metastase, penyebarannya sudah sampai liver. 2 dari 18 pasien dengan tumor metastase,
penyebarannya sudah hampir mendekati liver. Dan 4 dari 15 pasien yang memiliki tumor
primer, juga sudah mengalami metastase hingga liver

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran pemeriksaan DSA Abdomen pada kasus Leiomyosarkoma
Abdomen ?
2. Bagaimana teknik pemeriksaan intervensional DSA pada kasus perdarahan tumor
gastrointestinal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peran pemeriksaan DSA Abdomen pada kasus Leiomyosarkoma
Abdomen.
2. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan intervensional DSA pada kasus perdarahan
tumor gastrointestinal.

iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Digital Substraction Angiography


Digital Substraction Angiography (DSA) adalah suatu teknik radiografi untuk
memperlihatkan atau mendiagnosa penyakit pada pembuluh darah. DSA dilakukan
untuk menghasilkan citra pembuluh darah yang overlap dengan organ yang lain.
Prosedurnya membutuhkan pemasukan kateter dalam sistem vaskuler dengan panduan
flouroskopi Angiografi biasanya digunakan untuk mengidentifikasi anatomi atau
proses patologi.

Pada DSA konvensional, untuk menggambar pembuluh darah di wilayah otak,


cairan kontrasnya disemprotkan melalui pembuluh darah di daerah leher dikarenakan
pembuluh terdekat. Film yang digunakan pun berlapis-lapis. Kini dengan teknologi
terkini dan sistem digital yang terkomputerisasi, DSA bisa mendeteksi abnormalitas
pada pembuluh darah secara lebih jelas dan terukur, serta penggunaan cairan kontras
seminimal mungkin. Kemajuan paling signifikan dibandingkan sistem konvensional,
adalah penggunaan kateter (selang kecil dengan diameter lebih kecil dari 2 mm)
melalui pembuluh kaki (femoral). Selain lebih nyaman, prosedur yang dikenal
sebagai Trans Femoral Cerebral Angiography (TFCA) ini juga lebih aman bagi
pasien, karena pembuluh leher (carotis) memiliki sensitivitas yang vital bagi
lancarnya darah dari dan menuju otak. Jadi dengan tindakan invasif seminimal
mungkin, hasil yang dicapai pun lebih baik. Tujuan DSA ada dua, yaitu:

1. Diagnostik, yaitu untuk mendeteksi kelainan pembuluh darah, vaskularisasi tumor,


dll. Pasien hanya perlu melakukan persiapan berupa puasa empat jam, pengecekan
Hb dan leukosit, fungsi ginjal dan hati. Pasien dengan diabetes mellitus sebaiknya
menghentikan pemakaian obat sehari sebelum tindakan DSA.
2. Terapeutik, yaitu untuk tindakan pengobatan abnormalitas pada pembuluh darah,
dengan cara memasukkan obat, alat, maupun implan pada pembuluh yang dituju.
DSA juga digunakan sebagai terapi pelengkap sebelum menjalani operasi.

Tidak tertutup kemungkinan, pada saat menjalani DSA, pasien yang bertujuan
diagnostik harus langsung menjalani tindakan terapeutik. Tindakan DSA pada sistem
saraf manusia dikenal dengan istilah neurointervensi, dan menjadi teknik yang lebih

iii
banyak digunakan pada kasus aneurisma dan stroke, karena penggunaan obat menjadi
lebih tepat sasaran.

Pasien stroke iskemik yang dapat menjalani tindakan neurointervensi harus


memenuhi beberapa kriteria neurointervensi, yaitu tidak berusia lebih dari 86 tahun,
tidak boleh mengalami pendarahan, tekanan darah relatif normal, serta masih dalam
periode emas, yakni kurang dari 8 jam setelah serangan terjadi. Pada penanganan
stroke ini, fokusnya adalah apakah otak masih hidup atau tidak. Jika sel otak sudah
rusak, aliran darah yang sudah dilancarkan pun tidak berguna lagi.

Risiko tindakan DSA kini jauh lebih kecil dibandingkan dengan prosedur yang
harus ditempuh sebelum teknologi ini berkembang, dimana pasien harus menjalani
operasi vital, seperti pembukaan tengkorak, yang juga dapat mengakibatkan infeksi.
Kini risiko yang ada hanyalah kemungkinan pergesekan pembuluh dengan kateter,
atau robeknya pembuluh darah. DSA kini jauh lebih minim risiko.

Digital Substraction Angiography Abdomen adalah salah satu jenis


pemeriksaan angiografi untuk melihat adanya sumbatan pembuluh darah pada organ
Abdomen. Tindakan ini juga dilakukan untuk mengevaluasi kesehatan dan struktur
pembuluh darah pada Abdomen.

B. Karakteristik Pasien
Patologis klinis yang sering terjadi di wilayah abdomen yaitu tumor. Tumor
dibagi menjadi dua yaitu ganas dan jinak. Contoh tumor pada abdomen yaitu
Leiomyosarkoma dan GIST. GIST adalah tumor mesenchymal yang paling sering
terjadi di saluran pencernaan. GIST terjadi paling umum di lambung, usus halus, usus
besar, dan esofagus. Meskipun GIST usus halus hanya terjadi 20-45 % dari
keseluruhan, dalam beberapa tahun terakhir grafik penderita GITS menunjukkan
peningkatan. Selain itu, tingkat kekambuhan GIST usus kecil lebih tinggi dari tumor
lainnya. Gejala umum dari GIST yaitu nyeri pada perut, terdapat massa di perut,
perdarahan GI,dan obstruksi usus. Namun pada kasus tumor yang kecil biasanya tidak
menampakkan gejalanya. Kurang spesifiknya lokasi tumor akan membuat sulit untuk
mendiagnosa.
Leiomyosarcoma primer yang berada pada lambung menampakkan gambaran
tumor yang moderate vasculer. Tumor yang berada pada usus halus menampakkan

iii
gambaran hypervascular. Tumor pada rectum menampakkan gambaran moderate
vascular tumor, dimana batas-batas nya tampak kurang tegas dan terkadang juga
mengalami penyebaran hingga tulang.
Pada vesika urinaria terdapat dua tumor. Pada tumor yang pertama tampak
hypervascular dengan banyak pembuluh abnormal yang mengandung banyak media
kontras, seperti tampak pada gambar 3. Pada tumor yang kedua menampakkan
gambaran moderate vascular dan menggambarkan saluran atau vessel yang berbelit-
belit. Dan pada leiomyosarcoma primer pada ginjal menampakkan gambaran
hypovascular yang mana tidak menampakkan adanya media kontras.
Tumor atau leiomyosarcoma primer pada retroperitoneal kebanyakan tampak
hypovascular hingga moderate vascular. Artery utama mendapat aliran cairan dari
arteri lumbal. Vaskularisasi tambahan berasal dari arteri siliaka, arteri mesentrika
superior, arteri msentrika inferior, dan ginjal, tergantung pada luasnya pembuluh
darah yang diberi media kontras.
Leiomyosarcoma primer yang ada pada pelvis menampakkan gambaran
hypervascular dengan penuh kontras media, menampakkan adanya bercak tumor, dan
gambaran pembuluh darah yang terbungkus oleh kontras media. Pemeriksaan dari
pelvic veins menyatakan pemindahan dari kedua vena iliaka komunis dan inferior
vena cava.

iii
Pada jurnal yang kedua dilaporkan bahwa dari januari 2006-desember 2013
terdapat 25 pasien dengan klinis OGIB (obscure GI bleeding) akut atau subakut yang
datang ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan emergensi angiografi untuk
menentukan apakah ada perdarahan aktif yang membutuhkan pemeriksaan
intevensional lebih lanjut. Dalam catatan medis pasien, 28 orang pasien dikonfimasi
mengalami GIST usus halus. Karakter klinis dari 25 pasien dapat dilihat pada tabel 1.

Gambaran klinis dari 25 kasus GIST dirangkum dalam Tabel 1. Usia pasin
sekitar 34 sampai 70 tahun. 6 pasien berumur sekitar 30-39 tahun, dan 19 lainnya
berumur diatas 40 tahun. Tanda klinis utamanya adalah pasien menderita OGIB akut
atau subakut dengan berbagai tingkatan anemia. 44 % pasien mengalami melena
intermittent, dan satu pasien juga mengalami hematemesis akut. Riwayat klinis
perdarahan GI sekitar 3 hari-10 tahun. Kadar hemoglobin pasien sekitar 34-104 g/L.
19 pasien melakukan transfusi darah 2-16 U.

Sebelum dilakukan pemeriksaan DSA, semua pasien telah melakukan


pemeriksaan rutin, yaitu 21 pasien melakukan USG, 16 pasien rontgen abdomen, 7
pasien melakukan CT polos abdomn, dan 3 pasien melakukan CT angiografi.
Terdapat satu pasien dengan hasil gambaran ileus pada inferior usus halus dan satu
pasien lainnya terdapat gambaran massa di daerah jejenum, keduanya dilakukan
pemeriksaan menggunakan CT, namun hasil gambarannya tidak dapat digunakan
untuk mendiagnosis secara pasti apakah massa tersebut merupakan hemangioma,
malformasi vaskular, atau tumor usus halus.

iii
C. Metastase
Metastase pada liver ditemukan pada pmeriksaan arteriografi di 16 pasien. 6
metastase berasal dari tumor primer di usus halus, dan masing-masing satu dari
mesentery, pelvis, kelenjar adrenal, dan bladder, dimana semua tampak hypervascular
(gambar 5). Dua kasus leiomyosarcoma lambung yang tampak moderate vascular sudah
mengalami metas tase hingga liver. 12 dari 16 pasien menampakkan adanya tumor
staining (bercak tumor) dan pembuluh darah yang terbungkus oleh media kontras ; 11
menampakkan pemindahan arteri intrahepatic dan pembuluh yang dipenuhi media
kontras. Salah satu pasien yang mengalami metastase di liver dengan tumor primer
berasal dari usus halus tampak seperti gambar no. 6. Pada keempat pasien yang
mengalami keduanya, yaitu tumor primer dan metastase, pembuluh darah nya yang
abnormal atau telah mengalami metastase tampak seperti tumor primer.
Terdapat dua pasien yang metastase nya sudah menuju ke liver. Pada kasus
yang pertama diduga tumor primernya berasal dari inferior vena cava yang akan
mengalami metastase ke bagian posterior liver. Gambaran tumor ini tampak hypo-
moderate vascular dengan sedikit mendapat aliran kontras dari arteri hepatica (gambar
7). Vena cava inferior mengalami obstruksi, sehingga mengganggu aliran pada vena
collateral termasuk vena mesentrica inferior. Pada kasus anak berusia 7 tahun dengan
leiomyosarcoma dan telah melakukan operasi pada kolon sisi kanan nya. Setelah
dilakukan pemeriksaan angiografi tumornya telah mengalami metastase hingga ke bagian
lobus kanan liver.

iii
Pasien dengan leiomyosarcoma primer pada uterus telah melakukan operasi
pada 10 tahun awal pada bagian tumor metastase di retroperitoneal. Namun, tumor di
retroperitoneal ini juga bisa menjadi tumor primer kedua. Hal itu ditemukan saat
pemeriksaan angiografi yang menampakkan gambarannya seperti tumor primer, yaitu
hypovaskuler, pembuluhnya terbungkus, dan distorsi dari inferior vena cava, arteri
mesentrica superior, arteri ginjal kanan. Metastase omentalditemukan pada pasien
dengan leiomyosarcoma primer di usus halus. Metastase ini tampak hypervaskuler
dengan gambaran bercak tumor yang jelas (gambar 8). Pasien lain dengan
leiomyosrcoma di ginjal menampakkan pembuluh dengan baik, dan tidak
menamapakkan gambaran bercak tumor dengan jelas

D. Diskusi dan Prosedur Pemeriksaan


Tumor jinak dan ganas pada otot polos merupakan 1% dari semua neoplasma
dari saluran gastrointestinal. Mayoritas dari tumor otot polos muncul di lambung dan
usus kecil, dengan pengecualian dari tumor rectal leiomyomatous, neoplasma ini
sangat langka di kolon.
Angiografi tidak dapat membedakan tumor jinak dan ganas otot polos. Serta
tidak dapat membedakan tumor otot polos dari hypervascula neoplasms yang lain,
seperti neurogenic tumors, carcinoids, on vascular metastases from melanoma,
hypennephroma, dan choniocarcinoma.
Karsinoid merupakan neoplasma umum dari usus halus, yang sering terjadi
pada vaskular atau hypervaskular, terutama ketika ditingkatkan dengan menggunakan
epinephirin. Pola vaskuler seperti bintang terlihat di karsinoid, itu cukup konsiten dan
berkarakter. Tumor stain dan eraly draining vein jarang terjadi. Angiography
memperlihatkan metastase hypervasculer hypernephroma dan Ieiomyosancoma, dan
membedakan dengan ectopic gastric mucosa juga prosedur lokasi hypervascularyty
dan noda kapiler yang padat. Meskipun tidak ada vena yang mudah mengering,
angiografi sulit membedakan leiomyosancoma. Penyakit inflamasi dengan
hypervasculanity dan staining harus dipertmbangkan memberiklan diagnosis.
Pasien dengan leiomyosarcoma dari rectum, lesinya meluas ke tulang dan
tampak moderately Vascular dengan tepi yang tidak jelas dan pembuluh tumor
terbungkus tidak teratur.

iii
1 % dari renal neoplasma adalah sarcoma, dimana Ieiomyosarcomas adalah
yang paling umum. Ini mungkin berbentuk kapsul atau parenkim. Renal sarcomas
secara umum adalah hypovascular. Perbedaan diagnosis termasuk hypovasculan renal
cell carcinoma, transitional cell carcinoma, squamous cell carcinoma, and renal
metastases, terutama dari karsinoma payudara dan paru-paru.
Tumor mesenchymal pada kandung kemih jarang terjadi, tapi paling umum
keduan adalah malignant neoplasm pada kandung kemih. Leiomyosarcomas kandung
kemih biasanya hypenvasculan. Pertimbangan perbedaan angiography termasuk
carsinoma, tumor jinak dan ganas mesenchymal yang lainnya, dan
pheochnomocytoma. Karsinoma pada bladder berasal dari mukosa dan umumnya
cukup vaskular hingga hipovaskulan.

iii
Leiomyosarcomas retnopenitoneal biasanya tumor hipo- atau sedang, tetapi
neoplasma hipertensi juga telah tampilkan. Dalam gambaran lebar ukuran yang
mereka tampilkan adherence to sunrounding tissue, multiple arteries supply these
masses. angiognaphic yang paling konsisten adalah perpindahan atau distorsi
pembuluh darah utama, terutama vena cava inferior. Neovasculanity and vascular
encasement ditemukan tetapi biasanya jarang. Pengisian Tumor staining and early
venous tapi tidak sering. Tiga puluh satu kasus leiomyosancoma dari vena cava
inferior telah dilaporkan. Neoplasma ini paling sering terjadi antara diafragma dan
ginjal vena dan hadir dengan obstruksi vena caval, edema,dan asites. Venakavografi
inferior menunjukkan obstruksi dan sirkulasi agunan.
Retroperitoneal Ieiomyosarcoma tidak dapat dibedakan secara angiografi dari
retnoperitoneal sarcomas jinak atau ganas, tumor neurogenic, retnopenitoneal nodul
involvement, and even inflammatory lesions. Namun, temuan angiografi seperti
perpindahan vena cava inferior dan utama lainnya pembuluh, perluasan tumor ke
organ yang berdekatan, dan informasi mengenai pasokan vaskular tumor adalah
sangat berharga untuk perencanaan pra operasi, infus intraarterial, dan / atau oklusi
transcatheter.
Ieiomyosarcoma relatif umum metastase ke liver. Kehadiran metastasis dari
yang dikenal Ieiomyosarcoma dapat ditentukan oleh radionuclide pemindaian,
ultrasonografi, dan computed tomography. Itu fitur angiografi dari fokus metastatik di
hati umumnya mirip dengan neoplasma primer. Sebuah massa hypervascular yang

iii
dibatasi dengan baik adalah presentasi metastasis anastigognaphic biasa dari primer
Ieiomyosarcoma dari usus kecil Namun, gigi berlubang metastasis tidak jarang.
Ketika ada satu massa, harus dibedakan dari metastasis lain atau dari neoplasma
hepatoseluler jinak dan ganas primer, terutama ketika hypervascular. Evaluasi
angiografi berguna untuk perencanaan bedah jika metastasis terlokalisasi dalam
bagian hati yang dapat direseksi. Pendekatan ini juga semakin penting untuk inisiasi
dan tindak lanjut kemoterapi intraarterial atau, baru-baru ini, untuk terapi vaskular
oklusif. Prospek untuk pasien dengan Ieiomyosarcoma miliki telah dilaporkan cukup
bervariasi. Pengalaman kami dengan 33 kasus ini serupa. Beberapa pasien
bermetastasis awal dan memiliki perkembangan penyakit mematikan yang cepat,
sedangkan yang lain mengembangkan metastasis beberapa tahun setelahnya tumor
primer telah diangka.

Untuk GIST usus halus, manifestasi klinis awal adalah seringnya tidak ada atau tidak
spesifik, dan terutama tergantung pada tumor ukuran dan lokasi. Untuk 25 pasien saat
ini, OGIB akut atau subakut adalah indikasi utama untuk DSA, yang dikonfirmasi
dengan pembedahan selanjutnya. Transfusi sel darah merah, yang dilakukan di
sebagian besar pasien (19 dari 25 pasien atau 76%) adalah indikasi lain untuk
perawatan intervensi. Karena itu, ketika endoskopi konvensional dan rutin gagal
menemukan lesi pada pasien dengan perdarahan pada waktu yang tepat, maka DSA
emergensi mungkin akan menjadi pilihan yang tepat. Studi ini menunjukkan bahwa
ada beberapa karakteristik umum pemeriksaan DSA pada GIST usus kecil. Meskipun
ukuran tumor yang berbeda, DSA dapat dengan jelas menggambarkan lokasi, jumlah,

iii
suplai darah dan komplikasi yang sebenarnya pada tumor. Dari 28 tumor usus kecil
dalam penelitian ini, tumor berukuran 2 cm atau kurang (6 dari 28 pasien, 21,4%)
juga didefinisikan dengan baik dan menunjukkan pembuluh darah yang jelas
mengering di permukaan tumor dengan peningkatan homogen. Dibandingkan dengan
Temuan Fang et al, yang menunjukkan pengeringan itu vena hanya ditemukan pada
27,2% dari tumor ini, kami berpikir bahwa perbedaan penampilan dari vena yang
mengering terutama didasarkan pada lokasi tumor, ukuran, dan klasifikasi. meskipun
CT scan juga fokus pada pendeteksian tumor pada arteri yang tidak mendapatkan
suplai makanan, sedikit perhatian telah diberikan pada vena yang mengering dari
GIST. dalam penelitian ini, di samping gambaran yang jelas dari arteri makan, banyak
pembuluh darah pada tumor juga muncul dengan jelas pada fase awal prosedur DSA.
Pembuluh darah yang mengering dari tumor bergabung ke dalam sistem vena portal.
Selain itu, vena yang mengering diperbesar sesuai ukuran tumor. Kami berpikir
bahwa fitur ini dapat digunakan sebagai salah satu kriteria angiografi untuk GIST
usus kecil dan dapat digunakan untuk mendeteksi dan melokalisasi GIST yang lebih
kecil (terutama <2cm dalam penelitian kami). Selain itu, dua alasan bahwa usus kecil
GIST relatif lebih kecil dibandingkan dengan laporan sebelumnya termasuk
pendarahan tumor dan penggunaan prosedur DSA yang tepat waktu. Selain itu, untuk
pengetahui kami, artikel ini menyajikan seri DSA terbesar dari usus kecil GIST
hingga saat ini. Berdasarkan temuan DSA kami, tidak sulit untuk mendeteksi dan
membuat diagnosis pra operasi dan untuk menemukan GIST usus halus.

CT abdomen dan MRI memainkan peran penting dalam diagnosis tumor usus
kecil, terutama ukuran lebih besar tumor, dan memfasilitasi mereka sejauh mana
evaluasi, struktur tumor tetap, stadium dan deteksi metastasis perut. Karena itu, CT
sering kali merupakan yang modalitas pencitraan pertama digunakan untuk
mengevaluasi pasien yang datang dengan gejala perut non-spesifik atau teraba massa
perut.GIST yang lebih kecil biasanya tampak sebagai massa jaringan lunak dan
kepadatan rendah yang terdefinisi dengan baik yang relatif homogen pada CT yang
ditingkatkan. Ketika tumor lebih besar (biasanya,> 5 cm), mereka seringkali
heterogen karena nekrosis, perdarahan, dan degenerasi myxoid.Namun, tampilan
GISTs ditingkatkan tergantung variasi CT pada ukuran, lokasi dan keagresifan
tumor.Wu et al melaporkan 100 sampel serangkaian GIST usus kecil dan menemukan
bahwa sensitivitas deteksi CT meningkat adalah 91%. Namun, penelitian lain

iii
menunjukkan bahwa tingkat deteksi CT rendah untuk tumor dengan pertumbuhan
intraluminal dan untuk ukuran lebih kecil tumor (<35 mm). Endoskopi kapsul (CE)
dan enteroskopi balon ganda (DBE) benar-benar mengubah pendekatan dan
meluncurkan era baru untuk manajemen klinis kecil penyakit usus. Beberapa
penelitian menyarankan ini dua modalitas secara diagnostik lebih unggul dari rutinitas
lainnya prosedur, seperti enteroskopi tekan, CT abdomen dan angiografi usus halus,
dalam mendeteksi lesi usus kecil.

Dibandingkan dengan pendekatan diagnostik yang disebutkan di atas, DSA


intervensi bermanfaat dan tepat waktu untuk mendeteksi GIST usus kecil pada pasien
dengan pendarahan yang disebabkan untuk beberapa keunggulan. Berbeda dengan CT
perut / MRI, CE atau prosedur DBE, DSA lebih mudah dan tepat waktu dan pasien
tidak perlu persiapan sebelum operasi yang khusus.Selain itu, waktu prosedur juga
tidak terlalu panjang. Selain itu, prosedur ini cukup sensitif untuk mendeteksi GIST
usus kecil. Terakhir, jika tanda-tanda aktif perdarahan diamati selama prosedur DSA,
ahli radiologi intervensi dapat mengobati perdarahan.Hasil kami konsisten dengan
penelitian sebelumnya yang menunjukkan itu prosedur radiologis intervensi dalam
pendeteksian GIST pendarahan usus kecil lebih unggul dari yang lain pendekatan
diagnostik. Dalam penelitian ini, hasil patologis dan positif CD34 menunjukkan
bahwa bebas dari lesi kistik. Temuan ini mungkin terkait dengan munculnya beberapa
GIST usus kecil pada DSA dan dapat menunjukkan satu alasan untuk perdarahan.
Namun, tidak terlalu jelas mengapa beberapa pasien menunjukkan gejala melena
intermiten.

Secara umum, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. pertama, sampel


tumor terlalu kecil untuk analisis lebih lanjut, termasuk jumlah dan ukuran (> 5 cm)
tumor. kedua, meskipun perdarahan akut atau subakut adalah indikasi utama untuk
DSA, kami tidak menemukan tanda-tanda yang jelas dari extravastion agen kontras,
yang menunjukkan perdarahan. darnel et al melaporkan bahwa satu dari tiga DSA
yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda perdarahan aktif. penjelasan yang mungkin
adalah resolusi perdarahan sementara karena penggunaan hemostasis dan faktor lain
sebelum DSA. Hasil ini juga menjelaskan riwayat perdarahan intermiten pada
beberapa pasien dengan GIST dalam kelompok penelitian kami (11/25, 44,0%).

iii
dalam penelitian ini, hasil patologis dan positif CD34 menunjukkan bahwa bebas dari
lesi kistik. Temuan ini mungkin terkait dengan munculnya beberapa GIST usus kecil
pada DSA dan dapat menunjukkan satu alasan untuk perdarahan. Namun, tidak terlalu
jelas mengapa beberapa pasien menunjukkan gejala melena intermiten.

Secara umum, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. pertama, sampel


tumor terlalu kecil untuk analisis lebih lanjut, termasuk jumlah dan ukuran (> 5 cm)
tumor. kedua, meskipun perdarahan akut atau subakut adalah indikasi utama untuk
DSA, kami tidak menemukan tanda-tanda yang jelas dari extravastion agen kontras,
yang menunjukkan perdarahan. darnel et al melaporkan bahwa satu dari tiga DSA
yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda perdarahan aktif. penjelasan yang mungkin
adalah resolusi perdarahan sementara karena penggunaan hemostasis dan faktor lain
sebelum DSA. Hasil ini juga menjelaskan riwayat perdarahan intermiten pada
beberapa pasien dengan GIST dalam kelompok penelitian kami (11/25, 44,0%).
Namun, berdasarkan pengalaman kami dan

E. Teknik Pemeriksaan

a. Team Angiography :

1. Radiologist

2. Scrub

3. Radiographer

b. Persiapan Pasien :

1. Puasa 8 jam sebelum pemeriksaan

2. Pemberian premedication untuk penenang

3. Pemberian soft bag agar nyaman

4. Vital sign terpasang untuk mengamati pasien

5. Mencukur bulu agar insisi tidak terganggu

6. Komunikasi yang baik dengan pasien.

c. Akses pembuluh darah : Arteri Fermoralis, Arteri Brachialis, Arteri


Lumbal, Arteri Radial, Arteri Carotis

iii
d. Pemeriksaan

1. AP

2. Lateral

3. Obliqe

e. Fase Arteri : 2 Citra per detik

f. Fase Vena : 1 Citra perdetik

Selama 8 detik pertama

F. Hasil Pemeriksaan

Gambaran GIST Usus Halus Pada DSA

Pertama tampak gambaran pembuluh darah yang banyak dan berlanjut tampak
gambaran tumor yang hypervascular, gambarannya diamati dari fase arteri awal
hingga fase vena, tampak pada gambar 1,2,3,4.

iii
Gambaran tumornya homogen atau tampak halus dan tidak tampak adanya
defect (nekrosis), fisul arteriovenousa, dan pseudoaneurysma. Kedua, feeding arteri
tidak tampak jelas (gambar 1A) atau hanya sedikit membesar (Gambar 2A dan 3).
Feding artery dibagi kebeberapa cabang (gambar 1A, 2A, dan 3). Ketiga, biasanya
hanya ada satu tumor (gambar 1,3, dan 4) multiple tumor hanya terjadi dalam
beberapa kasus (gambar 2). Tidak ada gambaran getah bening yang abnormal
disekitar tumor yang diamati (gambar 1B, 2B, dan 4). Keempat, vena yang menebal
ditemukan pada tumor yang membesar (gambar 2B dan 4). Kelima, tanda-tanda
perdarahan aktif tidak tampak jelas, meskipun pasien memiliki gejala perdarahan GI
akut, namun tidak ada ekstravasasi mdia kontras yang terdeteksi. Terakhir terdapat
modalitas DSA yang dapat digunakan bersamaan dengan intusussepsi.

Total ada 28 pasien tumor yang bterdeteksi menggunakan intervensional DSA,


dengan 22 kasus single tumor dan 3 kasus multiple tumor. 20 GIST berlokasi di
jejenum dan 8 di ileum. 8 tumor pada 7 pasien dengan perdarahan besar menggunakan
transcatheter arterial embolization dengan gelfoam selama pemeriksaan DSA
berlangsung. Waktu per prosdur intervensi berkisar dari 22-45 menit.

Alasan Penggunaan Intervensional DSA yaitu dari semua pasien yang


menjalani DSA, yang paling penting alasannya adalah OGIB akut atau subakut
dengan hemoglobin rendah tingkat; alasan terpenting kedua adalah karena
pengalaman klinis dokter mengenai penggunaan DSA dalam deteksi OGIB dan
perawatan intervensi dari sumber perdarahan GI, seperti arteriovenous malformasi,
ruptur arteri, dan beberapa tumor GI.

iii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Leiomyosarcoma atau tumor pada otot dapat terjadi disemua bagian
abdomen, hal ini karena leiomyosarcoma menyerang jaringan yang ada pada tubuh.
Pemeriksaan angiografi pada leiomyosarcoma abdomen termasuk cukup efektif
dilakukan karena dapat mengetahui adanya metastase tumor maupun letak tumor primer
nya. Namun terdapat kelemahan dimana dengan pemeriksaan angiografi tidak dapat
membedakan antara tumor jinak dan tumor ganas. Pada pemeriksaan angiografi
didapatkan hasil gambaran hypovascular, moderate vascular, dan hypervascular. Adanya
tumor ditandai dengan gambaran tampak hypovascular, dimana tidak terdapat cairan
media kontras pada organ atau jaringan tersbut, sehingga gambaran tidak menampakkan
warna putih akibat media kontras. Jika suatu gambar tampak hypervascular namun
terdapat bercak atau sedikit perbedaan warna pada bagian tertentu, maka kemungkinan
organ atau jaringan tersebut telah terkena metastase.

B. Saran
Dalam melakukan angiografi, team harus melakukan dengan hati-hati
karena pemeriksaan ini menggunaan kontras media, yang mana termasuk cairan asing
yang dimasukkan kedalam tubuh, sehingga memungkinkan adanya oalergi atau
penolakan dari tubuh pasien yang berakibat gejala yang tidak diinginkan. Serta dosis
radiasi dalam pemeriksaan angiografi juga cukup tinggi karena pengambilan foto yang
dilakukan secara berulang, maka sebagai radiografer harus dapat menghitung besar
faktor eksposi dengan tepat agar gambaran yang dihasilkan bagus namun dosis yang
diterima pasien tidak melebihi ambang batas.

iii

Anda mungkin juga menyukai