Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS PRAKTEK PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 RADIOLOGI

JUDUL Laporan : Teknik Pemeriksaan Radiografi Os Humerus Dengan Klinis


Trauma Fraktur Di Instalasi Radiologi RSPAU dr. Esnawan
Antariksa
Tanggal Praktik : Bulan Februari (01-27 Februari 2021)
Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa

Disusun Oleh:
DIFA WARDAH FARAHDILLA
NIM: P21140218017

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh Clinical Instruktur (CI) dan akan
dilaporkan dan atau diujikan, sebagai salah satu syarat dalam memenuhi mata kuliah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau Nyata (PKN) Program Studi Diploma 3 Radiologi
Jurusan Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.

Jakarta, 28 Februari 2021

Menyatakan, Menyetujui,
Mahasiswa, Clinical Instruktur (CI)

Difa Wardah Farahdilla Usfahtul Khasanah, S.ST.


NIM: P.2.11.40.2.18017 NIP: 1978033120009122002
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OS HUMERUS DENGAN KLINIS
TRAUMA FRAKTUR DI INSTALASI RADIOLOGI RSPAU dr. ESNAWAN
ANTARIKSA

Difa Wardah Farahdilla1)


1
Mahasiswa Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Jakarta II, Jl. Hang Jebat III Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, 12120
2
Koordinator Departemen Radiologi, RSUP Hasan Sadikin, Jl. Pasteur No. 38, Pasteur,
Kecamatan Sukajadi,Kota Bandung, Jawa Barat 40161
3
Dosen Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta II, Jl. Hang Jebat III Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, 12120
Email: difawardah12@gmail.com

Abstract
Humerus radiograph technique is one of the conventional radiological screening techniques, which aim to
look at the physiological anatomy of the os humerus. The examination is conducted to help uphold a doctor's
diagnostic points on the os humerus examination, a clinical one that will usually be found in many cases is
fracture trauma. Fracture is a dislocated continuity of bone and or cartilage, which may result from direct
or indirect trauma. A common cause of direct trauma is the impact of bone fractures on the premises. While
indirect trauma can cause fractures on the bone at a distance from the impact area. In this case, humerus
radiograph techniques will employ two projections of Antero-Posterior (AP) and Lateral.
Keywords: Humerus, fracture trauma

Abstrak
Teknik pemeriksaan radiografi humerus merupakan salah satu teknik pemeriksaan radiologi konvensional,
yang bertujuan untuk melihat anatomi fisiologi dari os humerus. Pemeriksaan ini, dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosa dokter. Pada pemeriksaan humerus, klinis yang biasanya akan banyak
dijumpai adalah trauma fraktur. Fraktur atau yang biasa disebut patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
tulang dan atau tulang rawan yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya, yang bisa terjadi akibat trauma
langsung maupun tidak langsung. Penyebab trauma langsung dapat dikarenakan benturan pada tulang, yang
mengakibatkan fraktur di tempat tersebut. Sementara, trauma tidak langsung dapat menyebabkan fraktur
pada tulang, yang tempatnya jauh dari area benturan. Dalam kasus ini, teknik pemeriksaan radiografi
humerus menggunakan 2 proyeksi yakni Antero-Posterior (AP) dan Lateral.
Kata kunci: Humerus, trauma fraktur
PENDAHULUAN

Humerus (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar pada ekstremitas
superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan bersendi
pada siku lengan atau antebrachi di bagian distal. Ujung proksimal humerus memiliki
kepala berbentuk bulat (caput humeri) yang bersendi dengan cavitas glenoidalis dari
scapula untuk membentuk articulatio glenohumeri. Pada bagian distal dari caput humeri
terdapat collum anatomicum yang terlihat sebagai sebuah lekukan oblik. Terdapat
tuberculum majus pada bagian distal dari collum anatomicum. Tuberculum majus
merupakan penanda tulang humerus paling lateral yang teraba pada regio bahu. Antara
tuberculum majus dan tuberculum minus terdapat sebuah lekukan yang disebut sebagai
sulcus intertubercularis. Collum chirurgicum merupakan suatu penyempitan humerus
pada bagian distal dari kedua tuberculum, dimana caput humeri perlahan berubah menjadi
corpus humeri. Bagian tersebut dinamakan collum chirurgicum karena fraktur sering
terjadi pada bagian ini. (Hardja, 2018)

Fraktur atau patah tulang adalah suatu kondisi dimana kontinuitas jaringan tulang
dan/atau tulang rawan terputus dikarenakan benturan atau osteoporosis. Fraktur dapat
terjadi di bagian ekstremitas maupun anggota gerak tubuh yang disebut dengan fraktur
ekstremitas. Fraktur ekstremitas adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang membentuk
lokasi ekstremitas atas (manus, wrist, antebrachi, humerus, dan shoulder) dan ekstremitas
bawah (pelvis, femur, patela, cruris, dan pedis). (Ghassani, 2013)

Teknik pemeriksaan humerus ini dilakukan karena sesuai permintaan dokter


pengirim, terkait adanya masalah atau rasa sakit yang timbul pada bahu dan lengan.
Masalah ini umumnya dikarenakan trauma maupun patologi dan akan terasa sangat sakit
di bagian lengan. Karena alasan tersebut, pasien tidak diharuskan melakukan pemeriksaan
dalam posisi berdiri. Pasien dapat diposisikan duduk ataupun berbaring, atau diposisikan
sesuai kemampuan pasien itu sendiri. Dengan pasien diposisikan sesuai kemampuannya,
objek yang akan difoto atau os humerus pasien, dapat diposisikan dengan cepat dan
mudah walaupun ada sedikit ketidaknyamanan pada posisi pasien. (Merrill et al., 1999)

Teknik pemeriksaan radiografi humerus dengan proyeksi Antero-Posterior (AP).


Pasien diposisikan erect/supine di atas meja pemeriksaan, menghadap tube. Posisikan
objek hingga true AP dan pastikan humerus berada di pertengahan kaset, agar
keseluruhan objek masuk dalam gambaran. Central ray tegak lurus vertical menghadap
ke meja pemeriksaan dengan central point pada mid (pertengahan) humerus. Jarak Focus
Film Distance (FFD) 100 cm. Sementara, untuk proyeksi Lateral, pasien diposisikan
erect/supine dengan posisi objek lateral. Pastikan keseluruhan humerus menempel di atas
kaset. (Merrill et al., 1999)

Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh penulis di instalasi radiologi RSPAU dr.
Esnawan Antariksa, proyeksi AP dan Lateral humerus pada pasien dengan klinis trauma
fraktur, dilakukan dengan posisi pasien supine. Dengan central ray tegak lurus vertical
ke arah meja pemeriksaan. Pada pemeriksaan yang telah penulis lakukan, ada beberapa
tipe fraktur yakni, fraktur transversal, fraktur kuminutif, fraktur oblik, fraktur segmental,
fraktur impaksi dan fraktur spiral. (Black & Hawks, 2014)

Berdasarkan latar belakang yang penulis telah jabarkan, penulis tertarik untuk
meninjau lebih lanjut kasus ini sebagai laporan Praktik Kerja Nyata (PKN) dengan judul
“TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OS HUMERUS DENGAN KLINIS
TRAUMA FRAKTUR DI INSTALASI RADIOLOGI RSPAU dr. ESNAWAN
ANTARIKSA”.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini yang digunakan berupa kualitatif yang bersifat deskriptif.
Pengambilan data dilakukan di instalasi radiologi RSPAU dr. Esnawan Antariksa. Waktu
pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari 2021.

Populasi penelitian diambil dari seluruh pemeriksaan konvensional non-kontras


di instalasi radiologi RSPAU dr. Esanawan Antariksa. Sample penelitian ini diambil dari
pemeriksaan radiografi humerus dengan klinis fracture trauma.

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis bersifat observasi, yaitu


mengamati secara langsung dan mencatat hasil pengamatan tersebut pada lembar kerja
yang manyangkut dengan masalah penelitian, studi dokumen, serta melakukan
wawancara kepada dokter spesialis radiologi, radiographer, dan pasien langsung untuk
mendapatkan data. Berikut merupakan data yang telah dikumpulkan oleh penulis
berdasarkan hasil observasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pasien dengan nama Ny. DS, usia 43 tahun, dengan nomor Rekam Medik
2XXXXX, datang ke ruangan radiologi dengan membawa kertas permintaan foto
humerus AP dan Lateral. Tercatat dengan klinis trauma fraktur dari dokter poli bedah
orthopaedi. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien mendaftar ke administrasi radiologi
terlebih dahulu, untuk diinput data pasien dan permintaan foto. Kemudian, data tersebut
akan masuk ke ruangan dokter radiologi, untuk dilampirkan hasil ekspertise dari bacaan
gambaran radiologi tersebut. Selanjutnya pasien masuk ke dalam kamar pemeriksaan
yang sudah ditentukan petugas administrasi radiologi.

Persiapan alat dan bahan yang digunakan sebelum dilakukan pemeriksaan


radiologi humerus di instalasi radiologi RSPAU dr. Esnawan Antariksa adalah pesawat
sinar-x Digital Radiography (DR) Philip dan komputer DR.

Persiapan pasien adalah pasien diminta untuk melepaskan besi atau logam
ataupun peniti yang berada di sekitar lengan atas pasien yang akan diperiksa. Jika sudah
siap pasien naik ke atas meja pemeriksaan dan diposisikan supine menghadap tube.
Posisikan humerus pasien hingga true AP agar gambaran humerus tidak superposisi
setelah dilakukannya exposure. Dengan Central Point pada mid humerus atau
pertengahan humerus. Atur Central Ray tegak lurus vertical pada meja pemeriksaan. Atur
jarak Focus Film Distance (FFD) hingga batas akhir yakni 113 cm. Faktor Eksposi yang
digunakan 63 kV dan 6 mAs .
Hasil Gambaran pasien pada pemeriksaan humerus AP dan Lateral dengan proyeksi AP

Gambar 1. Hasil gambaran humerus dengan proyeksi Antero-Posterior (AP)

Setelah dilakukannya proyeksi AP, selanjutnya dilakukan proyeksi lateral. Pada


observasi langsung yang penulis lakukan, proyeksi lateral digunakan dengan posisi
pasien supine. Posisi objek pada pemeriksaan ini, lengan bawah pasien di flexi kan sedikit
atau sesuai kemampuan pasien. Pastikan objek atau humerus pasien sudah benar-benar
lateral. Atur Central Ray tegak lurus vertical pada meja pemeriksaan. Atur Central Point
pada mid humerus atau pertengahan humerus. Atur Central Ray tegak lurus vertical pada
meja pemeriksaan. Atur jarak Focus Film Distance (FFD) hingga batas akhir yakni 113
cm. Faktor Eksposi yang digunakan 63 kV dan 6 mAs
Hasil Gambaran pasien pada pemeriksaan humerus AP dan Lateral dengan proyeksi
lateral

Gambar 2. Hasil gambaran radiografi Humerus proyeksi lateral

Hasil ekspertise dokter radiologi:


KESIMPULAN

Berdasarkan data laporan kasus Humerus dengan klinis fracture trauma atau
trauma fraktur (patah tulang) di instalasi radiologi RSPAU dr. Esnawan Antariksa, dapat
diambil kesimpulannya bahwa, hasil foto radiografi yang sebelumnya telah penulis
lakukan pemeriksaannya menunjukan humerus mengalami fraktur tipe fraktur spiral.
Fraktur spiral merupakan, fraktur yang timbul akibat torsi ekstremitas. Fraktur tipe ini,
akan menimbulkan sedikit kerusakan pada jaringan lunak dan cenderung cepat dalam
penyembuhan dengan imobilisasi.

Sementara, teknik pemeriksaan radiografi humerus dengan klinis trauma fraktur


di instalasi radiologi RSPAU dr. Esnawan Antariksa dilakukan sebanyak 2 kali foto yaitu
Antero-Posterior (AP) dan Lateral. Semua pemeriksaan yang dilakukan, pasien
diposisikan dalam posisi supine.

Dilakukannya pemeriksaan dalam posisi supine, agar memudahkan pasien dalam


memposisikan humerus dan mengurangi rasa sakit saat dilakukan pemeriksaan. Juga
memberikan kenyamanan pada pasien agar meminimalisir pergerakan pada pasien saat
dilakukannya pemeriksaan. Dalam melakukan teknik pemeriksaan radiografi Humerus,
pada umumnya dibutuhkan faktor eksposi yang tepat dan pengaturan posisi yang benar
juga tepat. Agar gambaran tulang humerus tampak dengan jelas, juga dapat
menampakkan gambaran dengan baik, sehingga gambaran radiografi yang dihasilkan
dapat pula menegakkan diagnosa patologi pada pemeriksaan humerus dengan klinis
fracture trauma atau trauma fraktur.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan jurnal yang berjudul Teknik Pemeriksaan Radiografi Os


Humerus dengan Klinis Trauma Fraktur di Instalasi Radiologi RSPAU dr. Esnawan
Antariksa ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
orang tua, dosen, dokter radiologi, radiografer di RSPAU dr. Esnawan Antariksa serta
sahabat-sahabat yang telah memberikan semangat dukungan, bantuan, bimbingan, dan
masukan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). BAB II, Konsep Fraktur. 6–45.
Ghassani. (2013). pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender dan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas
di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Skripsi Tidak Dapat Dipublikasikan, 60(4),
1–4.
Hardja, S. (2018). Fisiologi Tulang ( Humerus ).
Merrill, V., W. Ballinger, P., & D. Frank, E. (1999). VOLUME ONE; MERRILL’S ATLAS
of RADIOGRAPHIC POSITIONS & RADIOLOGIC PROCEDURES (10t ed.).
Mosby.

Anda mungkin juga menyukai