DISUSUN OLEH:
1. ACHMADY AZIZ
2. AGUNG WINORO
3. ANDANI FATMANINGRUM
4. ANITA KESUMA SAVIRA
5. BIBIANA DONARAIS SANTYA DON
6. DANANG DWI SAPUTRO
7. DISTYO SETIAWAN
8. EFRINA SARI MOMANG
9. FEBRIKA PUTRI KUSUMA
10. GIKE MARIA COEI PERANGIN ANGIN
11. JOHAN PRATAMA
12. MUAMMAR ALFARIDZI
13. MUNYATI NUR AZIZAH
14. NATALINO DEJESUS SIPA CASENUBE
15. NUR LAILATUL AULIYA
16. SILFIYANI
17. SRI WANDA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Variasi kV pada teknik pemeriksaan adalah salah satu yang biasa digunakan untuk
proyeksi tertentu tergantung pada ukuran ketebalan badan, dan pemberian nilai mAs juga
disesuaikan untuk masing-masing badan yang diperiksa.
Sistem teknik yang menggunakan variasi kV memiliki keuntungan yang menjanjikan
dalam variasi ekspose pada ketebalan badan yang berbeda-beda. Kenaikan kV yang terus
meningkat dapat mengurangi kontras pada radiografi. Penurunan nilai kontras dapat terjadi
jika kV awal terlalu rendah menyediakan penetrasi yang cukup dari organ itu.
Suatu penurunan kontras diperbolehkan ketika kV terlalu tinggi dapat mengurangi
kemampuan radiolog untuk melihat detail yang bagus di gambaran organ. Pemanfaatan sistem
variasi kV harus mampu dalam penetrasi/daya tembus yang cukup dari bagian organ tersebut
dan hasil tingkatan nilai kontras itu bisa diterima oleh radiolog.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai dari kontras. Faktor yang utama adalah untuk
mengontrol kontras yang bergantung pada kVp/mAs. Faktor yang kedua, tidak kalah penting
adalah kendali dari pancaran radiasi untuk menghindari produksi radiasi dalam jumlah yang
berlebihan dalam mengaburkan gambaran. Faktor yang lain yang mempengaruhi skala dari
kontras adalah penggunaan dari IS.
Sehingga pada makalah ini kami memaparkan atau menjelaskan tentang
pemanfaatan penggunaan variasi kV yang berbeda, tepatnya penggunaan high kV teknik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah-masalah yang dibahas dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Definisi high kV teknik.
b. Tujuan penggunaan high kV teknik.
c. Anatomi paru-paru.
d.Teknik pengambilan gambar.
C. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa/i dapat memahami tentang high kV teknik.
D. Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh data dari membaca buku sumber dan
membuka situs internet yang mendukung pembahasan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Anatomi Paru-Paru
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentangkan luas permukaannya ± 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih
700 juta buah. Paru-paru dibagi dua: Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, lobus pulmo dekstra
superior, lobus media, dan lobus inferior. Paru-paru kiri, terdiri dari dua lobus, pulmo sinistra lobus
superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen.
Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan
lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah
segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada
lobus inferior.
Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.
Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah
getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus,
bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus
berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm. Letak paru-paru di rongga dada
datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah
terdapat bagian tampuk paru-paru yang disebut hilus. Pada mediastinum depan terdapat jantung.
Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua:
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus
paru.
2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan
normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga
terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari
gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
A. Kesimpulan
Teknik High kV merupakan teknik radiografi yang menggunakan faktor eksposi dengan
kV tinggi yaitu lebih dari 100 kV, sehingga perbedaan densitas antar tulang, jaringan, dan udara
menjadi relative homogen. Pada penggunaan high kV teknik untuk foto thorax memungkinkan
ke opaquekan dari ribs berkurang sehingga bila terjadi kelainan pada garis bawah ribs dapat
terlihat.
B. Saran
Bila ingin menghasilkan gambaran dari suatu jaringan, tulang ,udara dengan densitas
yang hampir sama antara ketiganya sebaiknya menggunakan teknik kv tinggi. Untuk mengurangi
dosis radiasi terhadap pasien, salah satu caranya adalah dengan penggunaan teknik kV tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Files, Glen W. 1943. Medical Radiographic Technic. USA: Charles C Thomas
Harsanto, Widy. 2000. Learning Worksheet. Jakarta
http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/09/high-kv-technique.html
(3-4-2011, 17.12 wib)
http://www.gudangmateri.com/2010/10/high-kv-technique-pada-radiologi.html
(3-4-2011, 17.30 wib