Disusun Oleh:
Afif Naufal Hisyam P1337430215061
Hendra Atmajaya P1337430215079
Ayudia Siswi Prihatiningrum P1337430215030
Nur Khamidah P1337430215033
Silvina Roadha P1337430215053
Sarika Setya Putri P1337430215007
Intania Megantari Putri P1337430215035
Indah Apriyani P1337430215047
Ayu Yuliana Fajriyah P1337430215013
Nurilma Anggid Kusumasari P1337430215073
Latar Belakang
Sejarah tomografi berawal jauh sebelum ditemukannya
teknik pengolahan citra digital, yaitu pada tahun 1917 ketika
Radon mempublikasikan artikelnya yang kemudian dikenal
sebagai transformasi Radon. Selama bertahun-tahun orang tidak
tahu kegunaan dari transformasi ini, hingga pada era 1960-an
ketika beberapa peneliti mengembangkan teknik tomografi
transmisi sinar-X. Siapa yang sebenarnya pertamakali
menemukan CT (Computed Tomography atau Computerized
Tomography) masih merupakan kontroversi. Namun pengakuan
diberikan kepada Godfrey Hounsfield dan Allan Cormack yang
pada tahun 1971 membangun CT. Delapan tahun kemudian, pada
tanggal 10 Desember 1979, kedua ilmuwan ini mendapatkan
hadiah Nobel dalam bidang Kedokteran dan Fisiologi (Medicine
and Physiology) untuk penemuan tersebut.
Definisi Body Section Radiography
Body Section Radiography(Radiografi Irisan Tubuh) merupakan teknik
radiografi khusus menggunakan sinar-X untuk memperlihatkan struktur
tubuh yang diperiksa secara lebih jelas dengan mengaburkan bayangan dari
struktur yang berada di bawah dan di atas obyek yang akan diperiksa. Body
section radiography bukan metode untuk meningkatkan ketajaman dari semua
gambaran radiograf. Pada tahun 1962,International Commission on Radiologic
Unit and Measurement memberikan istilah tomografi untuk menggambarkan
semua tipe dari teknik-teknik body section.
Gambar 2.2 Komponen pada pesawat tomografi konvensional. Gambar 2.1 Pesawat tomografi konvensional.
Pesawat tomografi mempunyai
komponen sebagai berikut:
Tiang penghubung ( Telescopic Rod ) adalah yang menghubungkan
tabung rontgen dengan tempat kaset yang dapat bergerak
sewaktu eksposi ( movement cassette tray ) , tiang penghubung ini
menghubungkan fokus pada tabung sinar X sampai pada cassette
tray.
Fulcrum, merupakan titik gerak yang dapat diatur ketinggiannya
sesuai dengan kedalaman lapisan yang dikehendaki.
Tabung sinar X , dapat bergerak selama eksposi.
Meja kontrol ( control table ) berfungsi mengatur faktor eksposi.
Panel control berfungsi mengatur penyudutan tabung, jarak sinar X
dengan meja, ketinggian fulcrum dan mengatur kolimasi.
Prinsip Kerja Pesawat Tomografi
Prinsip kerja dari pesawat tomografi ialah dengan cara
blurring (pengaburan) yang merupakan distorsi (perubahan
bentuk) dari penggambaran obyek yang tidak berada dalam
bidang focus. Pada tomografi, istilah blur digunakan pada
obyek diluar bidang fokal, dan istilah ini tidak digunakan
pada ketidaktajaman gambaran inheren (inherent unsharpness)
pada tomografi
Gambar 2.3 Prinsip Kerja Tomografi
Dari gambar diatas diterangkan tentang prinsip dan
teknik tomografi, yaitu pada permulaan eksposi tabung dan
film pada posisi T1 dan F1, selama eksposi tabung akan
bergerak berlawana dengan film dan pergerakan keduanya
akan berakhir pada posisi T2 dan F2. Focal plane adalah bidang
yang berada tepat pada titik fulcrum. Struktur gambaran yang
setinggi focal plane akan terproyeksi jelas yaitu titik 2,
sedangkan daerah diatas focal plane yaitu pada titik 1, dan
dibawahnya titik 2 akan terproyeksi kabur. Dalam tomografi
ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu pengaturan film dan
pengaturan fulcrum atau pivot point.
Terminologi-terminologi dalam
tomografi:
Blurring (pengaburan) merupakan distorsi (perubahan bentuk) dari
penggambaran obyek yang tidak berada dalam bidang focus.
Fulkrum merupakan titik sumbu (perpotongan) dari arm yang
berrotasi.
Focal plane merupakan bidang dari focus maksimal dan mewakili
sumbu (fulcrum) dari tabung sinar-X dan film yang berrotasi.
Focal plane level merupakan ketinggian focal plane di atas meja
pemeriksaan.
Tomographic angle merupakan amplitude yang dinyatakan dalam
satuan derajat.
Exposure angle merupakan sudut dimana berkas sinar-X (Central
Ray) bergerak selama eksposi berlangsung.
Blurring
Tujuan utama dari tomografi adalah untuk mengubah bentuk yang mengganggu
persesi kita pada gambaran radiorafi yang khusus. Pada tomografi, istilah blur
digunakan pada obyek diluar bidang fokal, dan istilah ini tidak digunakan pada
ketidaktajaman gambaran inheren (inherent unsharpness) pada tomografi.
Lebar Blur
Lebar blur tergantung pada jarak dimana gambaran sebuah obyek tersebar pada film.
Obyek di luar bidang fokal mengalami blur Obyek di luar bidang fokal mengalami
maksimal blur yang minimal
Gambar 2.14 Komponen pesawat PET Gambar 2.15 Detektor pesawat PET
Prinsip Dasar Pesawat PET
Sel-sel kanker memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi
dari sel-sel lain. Salah satu karakteristik adalah bahwa sel-sel
kanker memerlukan tingkat yang lebih tinggi glukosa untuk
energi. Ini adalah langkah-langkah proses biologis PET.
Positron emisi tomografi (PET) membangun sistem
pencitraan medis gambar 3D dengan mendeteksi gamma
sinar radioaktif yang dikeluarkan saat glukosa (bahan
radioaktif) tertentu disuntikkan ke pasien. Setelah dicerna,
gula tersebut diolah diserap oleh jaringan dengan tingkat
aktivitas yang lebih tinggi / metabolisme (misalnya, tumor
aktif) daripada bagian tubuh.
Prinsip Kerja Pesawat PET
PET-scan dimulai dengan memberikan suntikan FDG (suatu
radionuklida glukosa-based) dari jarum suntik ke pasien. Sebagai
FDG perjalanan melalui tubuh pasien itu memancarkan radiasi
gamma yang terdeteksi oleh kamera gamma, dari mana aktivitas
kimia dalam sel dan organ dapat dilihat. Setiap aktivitas kimia
abnormal mungkin merupakan tanda bahwa tumor yang hadir.
Sinar Gamma yang dihasilkan ketika sebuah positron dipancarkan
dari bahan radioaktif bertabrakan dengan elektron dalam jaringan.
Tubrukan yang dihasilkan menghasilkan sepasang foton sinar
gamma yang berasal dari situs tabrakan di arah yang berlawanan
dan terdeteksi oleh detektor sinar gamma diatur di sekitar pasien.
Detektor PET terdiri dari sebuah array dari ribuan kilau kristal
dan ratusan tabung photomultiplier (PMTS) diatur dalam pola
melingkar di sekitar pasien. Kilau kristal mengkonversi radiasi
gamma ke dalam cahaya yang dideteksi dan diperkuat oleh PMTS.
Gambar 2.16 Proses anhilisai pada pencitraan PET
Gambar 2.17 Blok Diagram Sistem PET-Scan
Kesimpulan
Body Section Radiography atau Radiografi Irisan Tubuh
merupakan teknik pemeriksaan radiografi yang memotong
tubuh dalam bidang axial, coronal dan transversal.
Modalitas dalam body section radiography bermacam-macam,
yaitu:
Tomografi
Panoramic
Computed Tomography Scan (CT Scan)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Single Photon Emisson Tomography (SPECT)
Positron Emission Tomography (PET)
Cara kerja dari masing-masing modalitas masih mengandalkan
radiasi pengion kecuali modalitas MRI. Adapun prinsip kerja dari
masing-masing modalitas ialah:
Pada tomografi, panoramic dan CT Scan menggunakan radiasi pengion
eksternal berupa sinar-X dan image receptor/detector yang berputar
bersamaan.
Pada MRI menggunakan medan magnet yang dibangkitkan dari kumparan
magnet dan magnet-magnet ini akan menggetarkan electron dalam tubuh dan
energy getaran tersebut akan ditangkan oleh detector.
Pada SPECT dan PET menggunakan radiasi pengion internal, yang mana
radionuklida yang telah dicampur senyawa pembawa ke masing-masing organ
yang selanjutnya disebut radiofarmaka dimasukkan ke dalam tubuh pasien.
Namun pada SPECT radiofarmaka yang dimasukkan memancarkan radiasi
gamma sedangkan pada PET radiofarmaka yang dimasukkan memancarkan
radiasi positron. Pada SPECT sinar gamma akan langsung ditangkap oleh
detector yang mengelilingi tubuh. Sedangkan pada PET radiasi positron akan
bertabrakan dengan electron tubuh sehingga terjadi anihilasi dan terbentuk
radiasi gamma yang akan direkam oleh detector.
DAFTAR PUSTAKA