Laporan Kasus
Disusun oleh :
P1337430219038
2019
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
A. Latar Belakang
Thorax adalah bagian tubuh yang terletak di antara leher dan abdomen yang berfungsi
untuk melindungi organ-organ yang ada dalam rongga dada seperti jantung dan paru-paru
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru atau bagian distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran
gas setempat. Pemeriksaan diagnostik awal yang paling umum dilakukan pemeriksaan thorax
dengan proyeksi Postero-Anterior dan lateral dengan sinar horizontal.
Untuk menentukan seseorang benar-benar terserang pneumonia atau tidak, biasanya
dibutuhkan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan radiologi thorax merupakan pemeriksaan
yang sangat penting. Kemajuan yang pesat selama dekade terakhir dalam teknik pemeriksaan
radiologi thorax dan pengetahuan untuk menilai suatu roentenogram thorax menyebabkan
pemeriksaan thorax dengan sinar-X menjadi suatu keharusan (rutin). Pemeriksaan paru tanpa
pemeriksaan radiologi saat ini dianggap tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum dapat di
pastikan dengan pasti sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi
Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih lebar
dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan.
Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang didalam
rongga dada di antara kedua paru-paru. Di dalam rongga dada terdapat beberapa sistem di
antaranya yaitu sistem pernapasan dan peredaran darah. Organ pernapasan yang terletak
didalam rongga dada yaitu oesofagus, trachea dan jantung, sedangkan pada sistem
peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran limfa.
Tulang thorax melindungi dinding rongga pleura dan diafraghma membantu dalam
pernapasan. Volume rongga thorax dapat bervariasi, thorax juga berfungsi melindungi
jantung dan paru-paru. Tulang thorax dibentuk oleh sternum, 12 pasang tulang rusuk
dan 12 tulang vertebra thoracalis
Gambar Anatomi thorax (Ballinger, 2003).
Keterangan gambar:
1. Trachea
2. Lung (paru-paru)
3. Heart (jantung)
4. Diafraghma
5. Superior aperture
6. Mediastinum
Paru-paru adalah organ berbentuk seperti spons dan berisi udara, terletak dalam
rongga thorax. Paru-paru ada dua, paru kanan dan paru kiri. Paru kanan terbagi menjadi
dua fisura dan tiga lobus yaitu superior, medial dan inferior. Paru kiri terbagi oleh sebuah
fisura dan dua lobus yaitu superior dan inferior
Paru kanan lebih besar dan lebih berat dibandingkan dengan paru kiri, akan tetapi
lebih pendek karena letak kubah diafragma kanan letaknya lebih tinggi.
Tiap-tiap segmen pada paru-paru kanan dan kiri masih terbagi lagi menjadi belahan-
belahan yang bernama lobulus. Dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di
dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut
duktus alveolus.
Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat
kembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk
melicinkan permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada
sewaktu ada gerakan bernafas.
B. Pneumonia
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di
tenggorokan terhisap masuk ke paru-paru. Penyebaran juga dapat melalui darah dari
luka di tempat lain, misalnya kulit. Jika melalui saluran saluran napas, agen (bibit
penyakit) yang masuk akan di lawan oleh berbagai sistem pertahanan tubuh manusia.
Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir
tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia untuk mengeluarkan (lendir)
tersebut keluar.
Menurut Ngastiyah (2005) etiologi pneumonia meliputi :
a. Bakteri
Bakteri penyebab pneumonia adalah pneumococus, streptococcus, Hoemophilus
influenza, dan Pseudomonas aeruginosa.
b. Virus
Respiratori syncitial virus, adenovirus, sitomegalovirus, dan virus influenza.
c. Pneumonitis Interstisial dan bronkiolitis
Pneumocystis carinii pneumonia, Mycoplasma pneumoniae, dan Klamidia.
d. Jamur
Aspergilus, koksidiodomikosis, dan hitoplasma
e. Aspirasi
Cairan amnion, makanan, cairan lambung
f. Pneumonia Hipostatik
Disebabkan karena terus-menerus berada dalam posisi yang sama. Gaya tarik
bumi menyebabkan darah tertimbun pada bagian bawah paru-paru, dan infeksi
yang membantu timbulnya pneumonia.
g. Pneumonia oleh radiasi
Disebabkan karena terus menerus terpapar oleh radiasi sehingga terjadi infeksi
pada paru yang dapat menyebabkan kerusakan paru.
h. Pneumonia hipersensivitas
Keadaan sensifitas yang berlebihan mengakibatkan paru sangat rentan terhadap
benda asing yang masuk, reaksi sensitifitas tersebut dapat mengakibatkan
infeksi pada paru sehingga terjadi kerusakan pada paru.
BAB III
A. Hasil
1. Identifikasi Pasien
Nama : Ny. R.J
Tanggal lahir/ Umur : 09-12-1995 / 22Y
Jenis Pemeriksaan : Radiografi Thorax PA+Lat
ID. Pasien : MDAN-0000079354/321045
Jenis Kelamin : Perempuan
Klinis Pasien : Pneumonia
2. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pemeriksaan Radiografi Thorax di Rumah Sakit Columbia Asia Medan.
a. Pasien datang dari klinik dokter dengan membawa surat permintaan pemeriksaan
radiografi yang telah dibuat dokter spesialis paru ke registrasi instalasi radiologi Rumah
Sakit Columbia Asia Medan.
b. Pasien datang ke radiologi dengan membawa surat permintaan tersebut lalu
memberikannya kepada petugas radiologi.
c. Petugas radiologi membaca pengantar poto tersebut lalu memberikan pengarahan ke
pada pasien dan keluarga pasien untuk mengikuti suatu prosedur pemeriksaan yang
tertulis.
3. Persiapan Pasien
Pada pemeriksaan Radiografi Thorax dengan Sangkaan Pneumonia tidak memerlukan
persiapan, akan tetapi diinformasikan kepada pasien agar menukar baju dengan baju pasien
yang sudah di sediakan, serta instruksikan kepada pasien untuk melepaskan benda-benda
yang dipakai pasien berupa metal ataupun besi yang dapat mengganggu gambaran
radiografi. Setelah itu informasikan pasien tentang tujuan pemeriksaan.
4. Persiapan Alat
a. Pesawat rontgen yang digunakan dalam pemeriksaan ini memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
Merk Pesawat : Philips Diagnost CS 2/4
Tipe Pesawat : SRO 33100/REFF
NO. Seri : 226450
Kapasitas Pesawat : 654 mA
Jumlah Tube : 1 Tube
Palayanan Pesawat : Radiografi
Frekuensi : 50-60 Hz
Max Voltage : 40 - 150 kV
b. Perlengkapan Pemeriksaan
1. Kaset Computer Radiografi ukuran 35cm x 43cm
2. Imaging Plate
3. Media Perekam
5. Teknik Pemeriksaan
a. Proyeksi Postero-Anterior
Tujuan Pemeriksaan :Untuk memperlihatkan gambaran serta
kelainan pada rongga thorax dari aspek
Postero-Anterior (arah sinar dari belakang ke
depan)
Posisi Pasien :Pasien diposisikan erect (berdiri)
menghadap bucky stand, bagian anterior
tubuh pasien menempel pada bucky stand.
Dagu pasien diatur sedikit ekstensi
Atur bagian belakang tangan pasien pada
sisi pinggang kanan dan kiri.Atur bahu dan lengan
pasien di putar kedepan agar scapula terlempar kesamping
sehingga tidak menutupi area thorax.
Posisi Obyek :Upayakan agar objek simetris terhadap kaset.
Instruksikan pasien agar menarik nafas dan
menahan nafas sejenak lalu di eksposi,
setelah di eksposi pasien di instruksikan
kembali bernafas seperti biasa.
FFD :180 cm
Central Point (CP) :Pada Thorakal VII
Central Ray (CR) :Horizontal
Kaset/IP :35 cm x 43 cm
Faktor Eksposi :63kV 6.30mAs
Bercak
infiltrat Jantung
Diafragma Sinus
costophrenius
b. Proyeksi Lateral
Tujuan Pemeriksaan :Untuk memperlihatkan gambaran rongga
thorax serta kelainan pada rongga thorax dari
aspek lateral
Posisi Pasien :Pasien diposisikan erect (berdiri) dengan
salah satu sisi tubuh menempel pada bucky
stand.
Posisi Objek :Tempatkan salah satu sisi tubuh pada
pertengahan kaset dan mid sagital line (garis
tengah tubuh) pada pertengahan kaset.
Dagu pasien diatur sedikit ekstensi
Instruksikan ke pasien agar kedua siku
ditekuk dan kedua tangan di gerakkan kearah
kepala agar tidak superposisi.
Instruksikan pasien agar menarik nafas dan
menahan nafas sejenak lalu di eksposi,
setelah di eksposi pasien di instruksikan
kembali bernafas seperti biasa.
FFD :180 cm
Central Point (CP) :Setinggi Thoracal VII
Central Ray (CR) :Horizontal
Kaset/IP :35cm x 43 cm
Faktor Eksposi :77kV 12mAs
sternum
Bercak infiltrat
Bayangan
jantung
diafragma
Sinus
costophrenius
Gambar 3.4 : Evaluasi Thorax Proyeksi Lateral
Evaluasi Gambar : Tampak infiltrat yang berada pada daerah anterior paru.
B. Ulasan
Pada Radiografi dari Thorax dengan sangkaan Pneumonia di Rumah Sakit Columbia Asia
Medan digunakan proyeksi Postero-Anterior dan Lateral. Namun, Hal itu dilakukan untuk
pasien yang kooperatif, sedangkan untuk pasien yang non-koperatif cukup dilakukan
proyeksi Antero-Posterior dengan posisi semi-fowler ataupun supine. Dari aspek posisi
pasien untuk pemeriksaan radiografi thorax, penulis menggunakan posisi erect. Hal ini
dilakukan agar udara bebas yang terdapat pada rongga paru dapat terlihat dengan jelas jelas.
Untuk menghasilkan radiografi thorax yang optimal Sebaiknya untuk membantu dokter
menegakkan diagnosa dapat dilakukan proyeksi postero-anterior karna obyek lebih dekat
kaset.
Lampiran