Anda di halaman 1dari 26

ARTERIOGRAFI

FEMORALIS
DISUSUN OLEH :
1. ALISSY PRATIWI AUREL
2. ALMA AULIAMARWA
3. CANIYA PRISSRI
4. CYNDI RINANDA SEPTIANTI
5. DIVITRY FATJRI ATULFALAH
PENGERTIAN ARTERIOGRAFI

Arteriografi femoralis yaitu “pemeriksaan


radiografi untuk memperlihatkan pembuluh arteri
pada ekstremitas bawah dengan memasukkan
kontras media positif”
TUJUAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan Arteriografi dilakukan untuk


memperlihatkan anatomi dan patologi dari hip
joint sampai dengan kaki.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Arteri femoralis merupkan arteri utama yang
menyuplai darah ke ekstremitas bawah. Arteri ini
dimulai dari arteri iliaka eksterna yang merupakan
cabang dari arteri iliaka komunis
 Arteri poplitea adalah lanjutan dari arteri femoralis
yang berjalan melalui rongga popliteal dibelakang
sendi lutut dan berakhir pada batas bawah muskulus
popliteal. Arteri popliteal mengeluarkan cabang-
cabangnya pada otot, sendi lutut, dan bercabang
menjadi arteri tibia anterior dan arteri tibia
posterior.
 Arteri tibia anterior mengalir ke arah anterior
caput tibia di bagian depan tungkai. Arteri ini
kemudian muncul ke permukaan (superficial)
pada garis bagian depan caput fibula ketitik
tengah antara dua maleolus.
 Arteri tibia posterior adalah cabang arteri
popliteal yang berjalan ke bawah pada bagian
posterior tungkai dan akan bercabang menjadi
arteria dorsalis dan arteri plantar
 Arteria dorsalis pedis yang berjalan sepanjang
daerah medial kaki ke dasar os metatarsal satu
dan dua arteri ini bercabang menjadi arteri
arcuata yang cabang-cabangnya memperdarahi
jari kedua sampai kelima sedangkan arteri plantar
berjalan sepanjang telapak kaki medial dan
bercabang kejari utama dan jari keempat
Indikasi pemeriksaan

 Arterosklerosis Kontra indikasi


Obliterans
 Aneurisma  Alergi terhadap
 Trauma Arteri
kontras media
 Kelainan jantung
 Arteriovenosus
Malformasi
 Artritis

 Neoplasma
ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN :
steril

unsteril
1. Jarum arteriogram
2. Adaptor
3. Spuit 50 ml sebanyak 2 buah 1. Pembersih kulit
4. Spuit 10 ml sebanyak 1 buah 2. Ampuls Kontras Media
5. Spuit 2 ml sebanyak 1 buah 3. Saline
6. Drawing up canula
4. Jarum Disposable
7. Kateter
5. Pembuka Ampuls
8. Sponge forceps
9. Mangkuk pelembab 2 buah 6. Lokal Anestesi (
10. Gallipot Omnopone atau
11. Kasa
Scopolamine )
12. Handuk
13. Baju pasien
PERSIAPAN PASIEN
 Persiapan Pasien
 Pasien puasa kurang lebih 5 jam sebelum
dimulainya pemeriksaan.
 Mencukur rambut pada daerah yang akan
dilakukan punksi ( pada daerah inguinal atau
lipatan paha dan pubis ).
 Pasien diwajibkan mixie sebelum pemeriksaan
dimulai
PREMEDIKASI
Pemasukan bahan kontras ke dalam pembuluh darah
akan menyebabkan rasa sakit selama pemeriksaan
dilakukan, sehingga diperlukan premedikasi untuk
mengurangi rasa sakit tersebut. Jika dilakukan anastesi
lokal maka harus diberikan omnopon dan scopolamine.
POSISI PASIEN
 Pasien diposisikan supine di atas meja
pemeriksaan dengan jari-jari kaki diputar 30° ke
dalam.
 Kedua tumit sedikit dijauhkan agar mudah
untuk diputar.
 Variasi posisi pasien juga dapat dilakukan untuk
mendukung penglihatan yang lebih baik pada
daerah poplitea dan cabang-cabangnya.
PENYUNTIKAN SECARA LANGSUNG (DIRECT
PUNCTURE)

 Common femoral artery kanan merupakan arteri yang


paling sering dijadikan akses puncture oleh karena
lumen yang cukup besar, pulsasi yang teraba lebih
superficial, terdapat caput femoris di bagian profunda
sehingga mudah dilakukan penekanan arteri untuk
menghindari hematoma dan komplikasi lebih lanjut.
KATETERISASI TEKNIK SELDINGER
 Pada pemeriksaan arteriografi femoralis, punksi dilakukan setelah
anestesi lokal pada daerah lipat paha (inguinal) dengan jarum no.18.
Bila canul telah berada di dalam lumen arteri, maka dimasukkan
guide wire melalui jarum seldinger ke dalam lumen arteri.
Pemasukkan guide wire dilakukan di bawah kontrol fluoroskopi dan
diarahkan ke aorta abdominalis (L2 atau L3).

 Kemudian jarum atau canul dicabut secara perlahan-lahan dan hati-


hati agar guide wire tidak tercabut. Daerah punksi ditekan agar tidak
terjadi hematom. Kateter dimasukkan melalui guide wire sampai ke
daerah pembuluh yang dikehendaki dibawah kontrol fluoroskopi.
Guide wire dicabut selanjutnya dimasukkan bahan kontras (tes
kontras) ke dalam kateter untuk melihat apakah kateter sudah
berada didalam pembuluh darah yang diinginkan.
TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Menggunakan film ukuran besar yaitu ukuran 35
cm x 43 cm atau 35 cm x 35 cm
2. Posisi Pasien
 Batas atas bawah di setiap foto kontras baik
Femur,genu dan cruris sama saja seperti foto tanpa
kontras biasa.
 CR: tegak lurus menembus opjek.

 CP: sama seperti foto Femur,genu dan cruris biasa.


PENGAMBILAN GAMBAR
 Pengambilan plan foto terlebih dahulu dari
(femur,genu dan cruris) dengan posisi AP dan
Lateral baik dextra maupun sinistra.
 Jika kontras sudah dimasukan dengan kecepatan
12 cc/detik, maka barulah dilakukan foto lagi
dari (femur,genu dan cruris) dengan posisi AP
dan Lateral baik dextra maupun sinistra.
GAMBAR RUANGAN
PERAWATAN PASIEN
 Pada akhir pemeriksaan kateter dan introduccer sheet
dicabut.
 Tekan bekas suntikan sampai pendarahan berhenti.

 Setelah terjadi pendarahan, bekas punksi diberi plester.

 Pasien bed rest selama 24 jam dan harus tetap dikontrol


tekanan darah dan nadi selam 15 menit selama 4 jam
pertama dan setelahnya dilakukan 4 jam sekali selama
24 jam.
 Suhu tubu dan denyut nadi dicatat tiap 4 jam sekali
selama 24 jam setelah pemeriksaan arteriografi
femoralis.
 Setelah 24 jam, plester pada daerah bekas punksi bisa
dilepas.
THANK YOU
DAFTAR PUSTAKA
Ballinger W. Phillip, Radiographic Position and Radiologic
Procedures, Sixty Edition, The C.V. Mosby Company,
London, 1986.
Periferal Arteriografi.
http://www.academia.edu/26928221/PERIFERAL_ARTERI
OGRAFI.
Clark, K.C, MBE, FSR, Positioning in Radiography, Volume
Two, Ninty Edition, William He Ineman LTD, london,
1947.

Anda mungkin juga menyukai