Anda di halaman 1dari 21

RPG Adalah : Pemeriksaan ginjal dan ureter dengan

pemasukan media kontras melalui cateter dimasukan lewat


uretra sampai ke pelvis
 Stricture Uretra : Penyempitan lumen uretra,karena fibrosis pada dindingnya akibat infeksi,
trauma uretra / kelainan kongenital ( Frakur pelvis ,kateterisasi )
 Batu Uretra : Batu saluran kemih, dapat berada di ginjal,ureter,kandung kemih,maupun
uretra ( batu ginjal )
 Renal Pelvic N : Sebagai saluran u/ mengalirkan urin dari ginjal menuju ke ureter , banyak
kanker ginjal di temukan di lokasi Renal Pelvis
 Renal Calculi : Adalah pengkristalan dari mineral-mineral yang mengelilingi suatu zat
organic seperti nanah, darah, sel-sel yang sudah mati ( Penyakit Batu
Ginjal / Nephrolithiasis )
 Ureteric Fistule : Adalah hubungan abnormal yang berkembang antara dua bagian tubuh
yang terpisah dari satu sama lain ( menandakan penyakit )
 Adalah suatu sistem kerja sama tubuh yang memiliki tujuan
utama mempertahankan keseimbangan internal atau
homeostatis.Hasil keluaran sistem urinari berupa urine atau air
seni.Sistem ini terdiri dari ginjal ,ureter,kandung kemih,uretra
 Disebut juga renal, kidney,terletak di belakang rongga peritoneum dan berhubungan
dengan dinding belakang dari rongga abdomen, ginjal terdiri dari dua buah kanan
dan kiri.Ginjal kanan lebih rendah dan lebih tebal dari yang kiri.Letak ginjal kanan
setinggi L 1,sedangkan yang kiri setinggi Thoracal XI dan XII.
 Adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjang nya antara 10
– 12 inch ( 25-30cm),dan diameter nya sekitar 1 mm
sampai 1 cm.
 Fungsi nya menyalurkan urine dari ginjal ke kandung
kemih,gerakan peristaltik mendorong urine melalui
ureter yang di ekskresikan oelh ginjal dan di
semprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum
uretralis masuk ke dalam kandung kemih
 Merupakan musculus membrane yang berbentuk yang
berbentuk kantong yang merupakan tempat
penampungan urine yang di hasilkan oleh
ginjal,letaknya di dalam panggul besar,sekitar
bagian postero posterior dari sympisis pubis
 Fungsi : Sebagai tempat penampungan sementara
urine,mempunyai selaput mukosa berbentuk
lipatan di sebut rugae( kerutan ) dan dinding
elastis sehingga kandung kencing dapat
membesar dan menampung jumlah urine yang
banyak
 Adalah : saluran sempit yang terdiri dari mukosa
membrane dengan muskulus yang berbentuk spinkter
pada bagian bawah dari kandung kemih.Pada wanita
1,5 inch ( 3,75 cm ),laki-laki 7 -8 inch ( 18,75 cm )
 Fungsi : Untuk transport urine dari kandung kencing ke
meatus externa, uretra merupakan sebuah saluran yang
berjalan dari leher kandung kencing ke lubang air
 Hasil ureum dan creatinin normal
 Satu hari sebelum pemeriksaan, pasien makan makanan yang
lunak/rendah serat, misalnya bubur kecap.
 12 jam sebelum pemeriksaan pasien minum obat pencahar.
 Selanjutnya pasien puasa sehingga pemeriksaan selesai dilakukan
 Selama puasa pasien dinjurkan untuk tidak merokok, dan banyak
bicara untuk meminimalisasi udara dalam usus
 Sebelum pemeriksaan dimulai pasien buang air kecil untuk
mengosongkan blass
 Akibat rasa takut pada jarum suntik, perlu diperhatikan :
 Penjelasan pada pasien
 Dorongan mental dan emosional
 Penandatanganan Informed consent.
 Pesawat sinar-X
 Media kontras iodium 20 cc
 Spuit 20 cc
 Needle 19 G
 Film dan kaset 24 x 30 dan 30 x 40
 Grid atau bucky
 Marker R/L
 Kateter (dipasang dgn bantuan cystoscopy)
 Desinfektan
 Lakukan Plain Foto (Abdomen polos)
 Untuk memastikan letak kateter (untuk dokter urologis)
 Radiografer : mengetahui ketepatan teknik dan posistioning.
 Lakukan injeksi 3-5 cc media kontras melalui kateter
menuju renal pelvis, pada ginjal yang diperiksa.
 Diambil dengan menggunakan film 24x 30
 Kontras dimasukkan kembali ± 5 cc sambil kateter ditarik
perlahan, lalu foto, menggunakan film 30x40 cm untuk
melihat daerah ureter.
 Kontras dimasukkan sampai habis, sambil ditarik
diperkirakan kontras habis, dan keteter dilepas. Foto diambil
dengan menggunakan fim 30x40.
 1. Definisi
 Teknik atau prosedur pemeriksaan sinar-X sistem urinaria dengan menggunakan media kontras yang
dimasukkan melalui kateter yang telah dipasang dokter urologi dengan cara nefrostomi percutan.
 2. Tujuan
 Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi tractus urinarius bagian proximal.
 Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa yang informatif/kurang akurat/metode
RPG (retrograde pyelography) tidak memungkinkan.
 Untuk menunjukkan terutama gambaran renal pelvic dan ureter.
 Menujukkan obstruksi ureter akibat batu.
 3. Indikasi
 Nephrolitiasis : Suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis/calyces dari ginjal
 Urethrolitiasis: Penyumbatan saluran ureter oleh batu karena pengendapan garam,oksalat,atau kalsium.
 Nephritis : Kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman bakteri steptococcus
 Pyelonephritis : Radang pada ginjal dan saluran perkencingan bagian atas
 Trauma akut tractus urinarius
 Hydroneprosis ( Pembesaran ginjal ): distensi dan dilatasi dari pelvis renalis, biasanya disebabkan oleh
terhalangnya aliran urin dari ginjal
 Sama dengan persiapan pasien yang akan dilakukan operasi antara lain : puasa
 Persiapan Alat dan Bahan
 Media kontras iodium 50 cc, cairan NaCl 100 cc
 Spuit dissposible 50 cc
 Needle 19 G
 Handscoen
 Clamp
 Plester
 Alkohol dan betadine
 Haas
 Pesawat sinar-X, kaset dan film 24 x 30, dan 30 x 40
 Persiapan Pasien
 1) Sehari sebelum pemeriksaan, pasien harus banyak makan makanan yang tidak berserat, misalnya
bubur kecap.
 2) Makan terakhir jam 19.00.
 3) Minum obat pencahar jam 20.00, misalnya garam inggris sebanyak 30 gr atau Dulcolax sebanyak
6 tablet dan pagi-pagi diberi Dulcolax supposituria (per anal).
 4) Boleh minum air putih sampai jam 23.00.
 5) Puasa sampai dilakukan pemeriksaan radiografi.
6) Tidak boleh banyak bicara dan merokok
 Prosedur Pemeriksaan :
 Kateter yang telah terpasang diklem kemudian selang yang menghub dengan
urine dicabut
 Kontras medis disiapkan dengan mencampur kontras dan NaCl dgn
perbandingan 1:3
 Sebelum pemasukan media kontras dilakukan, lakukan plain foto dengan kaset
30 x40 orientasi ginjal
 Masukkan media kontras yang sudah diencerkan melalui kateter yang langsung
terhubung dengan pelviocalyces .
 Teknik Pemeriksaan :
 Terdapat 3 seri pemotretan* dengan menggunakan film 30x40
 Foto 1 fokus pada renogram dan pelviocalyceal system
 Foto 2 fokus pada ureter bagian proximal dan pelviocalyceal system
 Foto 3 fokus pada ureter distal dan vesika urinaria.
 Foto terakhir dibuat untuk melihat sekresi ginjal
Proyeksi AP
a) Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan.
b) MSP sejajar dengan pertengahan bucky.
c) Kedua tangan pasien diletakkan di samping tubuh.
d) CRnya tegak lurus terhadap kaset.
e) CP berada pada MSP setinggi Crista Illiaca.
f) FFD=100 cm.
Proyeksi AP Oblique
a) Pasien diposisikan semisupine di atas meja pemeriksaan.
b) Atur tubuh pasien sehingga membentuk sudut 45° terhadap meja
pemeriksaan.
c) Tekuk lutut yang jauh dari meja pemeriksaan, luruskan kaki yang dekat
dengan meja pemeriksaan, tangan yang dekat dengan meja pemeriksaan digunakan
sebagai ganjalan kepala, tangan yang jauh dari meja pemeriksaan diletakkan di depan tubuh.
d) CR tegak lurus terhadap kaset.
e) CP berada pada 2 inci (5 cm) medial dari SIAS dan 1½ inci (3,8 cm) di atas
Crista Illiaca.
f) FFD=100 cm.
Proyeksi yang dilakukan adalah
AP dan oblique.

Terlihat gambaran ginjal yang tidak terpotong dan gambaran dimulai dari nefron sampai blass
tetapi tidak ada rentang waktu seperti pemeriksaan BNO - IVP

Anda mungkin juga menyukai