Kelas 2B
1. Proyeksi PA (scout)
Posisi Pasien: Prone
Posisi Obyek:
1. Kepala diberi bantal
2. Kedua tangan di samping kepala
3. Tungkai bawah lurus dengan suport pada ankle
4. Setengah bagian kanan tubuh berada pada pertengahan kaset
(sthenik) dan gallblader lebih horizontal, 5 cm lebih tinggi dan lateral
untuk hypersthenik, untuk asthenic gallblader vertikal dan 5 cm lebih
rendah dan dekat midline
5. Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis
Central Ray: Vertikal/tegak lurus
Central Point: Setinggi Lumbal ke-2 (sekitar 1,25-2,5 cm dari margin
terendah costae) dan 5 cm ke kanan dari MSP
FFD: 100 cm
Ekspose: pasien tahan nafas saat ekspirasi.
Injeksi: Informasikan pada pasien, kemungkinan adanya hot flush saat
media kontras diinjeksikan.
2. Post injeksi (AP Oblique (RPO)
Posisi Pasien: Supine
Posisi Obyek:
1.Oblique dengan bagian kanan belakang tubuh menempel di meja
pemeriksaan dan bagian kiri tubuh menyudut 10-20º dengan meja
pemeriksaan
2. Kedua lengan difleksikan di atas kepala
Central Ray: Vertikal/tegak lurus
Central Point: Sekitar 2 inchi superior dari prone oblique (sekitar 7,5
cm kearah kanan dari lumbal ke-3 dan 2 inchi superior)
FFD: 100 cm
Ekspose: pasien tahan nafas saat ekspirasi
TEKNIK RADIOGRAFI ESOPAGOGRAM (BARIUM SWALLOW)
1) Tujuan Pemeriksaan:
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menggambarkan anatomi, fisiologi
dan patologi dari esophagus dan pharynx
2) Persiapan Pemeriksaan:
Persiapan Pasien:
Prinsip tidak ada persiapan khusus, kecuali dilanjutkan untuk pemeriksaan
lambung & duodenum (terkadang disertai puasa 6 jam sebelum pemeriksaan
untuk mengurangi gas dan refluk)
Penjelasan pada pasien
Pasien mengisi informed concent
Persiapan Alat dan Bahan:
Pesawat + Flouroskopi
Baju Pasien
Gonad shield
IR ukuran 30 x 40 cm, grid/ bucky table
X-Ray marker
Tissue/kertas pembersih
Bahan kontras: Barium suspensi 250% w/v
Air Hangat
Sendok / sedotan
3) Prosedur Pemeriksaan:
1. Right Anterior Oblique (RAO)
Faktor Teknik:
SID 102 cm, 183 jika pasien erect
Ukuran IR 30x40, w grid, portrait
Proteksi: gonad shield, lindungi area radiosensitif di luar area px
kolimasi secukupnya
Posisi Pasien:
Recumbent (+disarankan) karena dpt mengisi penuh esofagus
Erect faktor gravitasi berpengaruh
Oblik 35°-40° dr prone, sisi kanan menempel IR
Posisi Obyek:
Oblik 35°-40° dr prone, sisi kanan menempel IR
IR diatur 5 cm di atas shoulder
Arah Sinar:
Tegak lurus IR
CP setinggi Th-6 (5-8 cm di bawah jugular notch)
Eksposi: setelah pasien menelan, tahan nafas
Kriteria Radiograf:
2. Left Lateral
Faktor Teknik:
SID 102 cm, 183cm jika pasien erect
Ukuran IR 30x40, w grid, portrait
Proteksi: gonad shield, lindungi area radiosensitif di luar area px
kolimasi secukupnya
Posisi Pasien:
Recumbent (+disarankan) karena dpt mengisi penuh esofagus
Erect faktor gravitasi berpengaruh
Posisi Obyek:
Tidur miring kiri, kedua tangan dijauhkan dr obyek
IR diatur 5 cm di atas shoulder
Arah Sinar:
Tegak lurus IR
CP setinggi Th-6 (5-8 cm di bawah jugular notch)
Eksposi: setelah pasien menelan,tahan nafas
Kriteria Radiograf:
1) Tujuan Pemeriksaan:
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menggambarkan anatomi, fisiologi
dan patologi saluran pencernaan atas (esophagus, lambung, duodenum)
2) Persiapan Pemeriksaan:
Persiapan Alat dan Bahan:
Pesawat + Flouroscopy
Film + kaset + grid ukuran 24 X 30 cm, 30 x 40 cm
Apron
Sarung tangan Pb
Baju pasien
Gelas dan sendok
Tissue
Bengkok
Marker
Media kontras barium sulfat
Obat emergensi : dexametason, delladryl, dll
Barium Encer (air hangat) (BaSO4 : air = 1 : 4) ± 200cc
Air minum
Kontras negatif : tablet efferfecent, natrium sulfas, sprite dll
Persiapan Pasien:
Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yg akan dilakukan
kooperatif
2 hari sebelum pemeriksaan pasien diet rendah serat untuk mencegah
pembentukan gas akibat fermentasi
Lambung harus dlm kondisi kosong, untuk memastikan lambung kosong
dr makanan dan air pasien puasa 8 – 9 jam sebelum pemeriksaan
Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan yg menggandung
substansi radiopaque seperti steroid, pil kontrasepsi dll
Sebaiknya kolon bebas dari fecal material dan udara bila perlu diberikan
zat laxative
Tidak boleh merokok (nicotine merangsang sekresi saliva)
Pasien diminta mengisi inform concent
3) Prosedur Pemeriksaan:
Single contrast:
Penjelasan pada pasien tentang prosedur Foto Polos abdomen
Dibuat foto polos abdomen/dilakukan flouroskopi hepar, dada dan
abdomen
Pasien diberikan Media Kontras ± 1 gelas/ 200 cc
Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, jika pasien recumbent
pasien minum dengan sedotan
Pasien diinstruksikan minum 2 – 3 teguk media kontrast, dilakukan
manipulasi agar seluruh mukosa terlapisi diikuti flouroskopi atau dibuat
foto yg dibutuhkan
Setelah melihat rugae (lekukan yg ada di colon) pasien minum sisa barium
untuk melihat pengisian penuh dan duodenum
Dengan teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dp disudutkan shg
seluruh aspek oesophagus, lambung dan duodenum terlihat
Double contrast:
Setelah minum media kontras positif, pasien diberikan pil, bubuk carbonat
dsb untuk menghasilkan efek gas
Pasien diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk berguling-guling 4
– 5 putaran sehingga seluruh mukosa terlapisi
Dapat diberikan glucagon atau obat lain untuk mengurangi kontraski
lambung (lambung lebih relax)
Dilakukan pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang diinginkan
sama pada teknik single contrast
Bila menggunakan fluoroskopi diambil spot foto pada daerah-daerah yang
diinginkan
Barium Swallow adalah pemeriksaan radiologis oesophagus dgn cara
menelan media kontras
Barium meal adalah pemeriksaan radiologis lambung dan duodenum dgn
cara meminum MK
Barium Follow through pemeriksaan radiologis usus halus dgn meminum
MK, klanjutan dari pemeriksaan barium meal
Proyeksi Pemrotetan:
PA erect (film 30 x 40) untuk melihat type dan posisi lambung
Lateral erect untuk melihat space retrogastric kiri
PA recumbent untuk melihat gastroduodenal surface
PA Oblik (RAO) untuk melihat pyloric canal dan duodenal bulb
Right Lateral Decubitus duodenal loop, duodenojujunal junction dan
retrograstric space
AP recumbent melihat bagian fundus terutama pada teknik double
kontrast, rotasi lateral untuk melihat lesi pada dinding anterior dan
posterior, retogastric portion dr jejunum dan illium
Variasi supine dg mengatur kepala lebih rendah 25o – 30o untuk melihat
hernia hiatal dan 10o - 15o dan rotasi pasien ke depan (sisi kanan dekat
meja) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat
regurgitasi
Teknik Pemeriksaan:
1. RAO Position
Posisi Pasien: Recumbent
Posisi Obyek: Dari posisi recumbent putar 40-70 derajat dengan bagian
tubuh depan kanan menghadap IR atau meja, letakkan lengan kanan ke
bawah dan lengan kiri ditekuk di siku dan di atas kepala pasien,
fleksikan lutut kiri untuk menopang
CR: Tegak lurus terhadap IR
Tipe Sthenic: CR dan IR tengah ke bulb duodenum setinggi L2
Sthenic: pusat sekitar 2 inchi atau 5 cm lebih rendah dari L2
Hypersthenic: pusat sekitar 2 inchi atau 5 cm di atas tingkat L2 dan
lebih dekat garis tengah
SID: 100 cm
Ekspose: pasien tahan nafas di akhir respirasi
Struktur yang ditunjukan: seluruh perut dan C-loop duodenum terlihat
Hasil Radiograf:
2. Proyeksi PA
Posisi Pasien: Prone dengan tanagn di samping kepala
Posisi Obyek: Sejajarkan bidang perut midsagital dengan garis tengah
ke CR, pastikan badan tidak rotasi
CR: Tegak lurus terhadap IR
Tipe Sthenic: CR pusatdan IR ke level pylorus dan bulb duodenum
pada level L2
Asthenic: pusatkan sekitar 2 inchi atau 5 cm di bawah ketinggian L2
Hypersthenic: pusat sekitar 2 inchi atau 5 cm di atas tingkat L2 dan
lebih dekat garis tengah. Pusatkan kaset ke CR
SID: 100cm
Ekspose: pasien tahan nafas di akhir respirasi
Struktur yang ditunjukkan: seluruh perut dan duodenum terlihat
Hasil Radiograf:
4. LPO Position
Posisi Pasien: recumbent, dengan tubuh diputar sebagian ke posisi
LAO
Posisi Obyek: putar 30-60 derajat dari posisi terlentang, dengan
posterior kiri menghadao IR tau meja, fleksikan lutut kanan, retangkan
lengan kiri dari tubuh dan angkat lengan kanan tinggi di dada untuk
memegang ujung meja sebagai penyangga. Pusat IR di CR (bagian
bawah kaset kira-kira setinggi puncak iliaca)
CR: tegak lurus terhadap IR
Tipe sthenic: CR tengah dan IR ke level L1
Asthenic: pusatkan sekitar 2 inchi atau 5 cm di bawah ketinggian L2
Hypersthenic: pusat sekitr 2 inchi atau 5 cm di atas tingkat L2 dan
lebih dekat garis tengah
SID: 100cm
Ekspose: tahan nafas di akhir ekspirasi
Struktur yang ditunjukkan: seluruh perut dan C-loop duodenum terlihat
Hasil Radiograf:
5. AP Projection
Posisi Pasien: Supine, lengan di samping, bantalan untuk kepala
Posisi Obyek: Sejajarkan bidang perut midsagital dengan garis tengah
ke meja, pastikan badan tidak rotasi. Pusatkan kaset ke CR (kaset harus
setinggi puncak iliaca)
CR: tegak lurus terhadap IR
Tipe sthenic: CR tengah dan IR ke level L1
Hypersthenic: pusat sekitar 1 inchi atau 2,5 cm di atas L1
Asthenic: tengah sekitar 2 inchi atau 5 cm di bawah dan lebih dekat ke
garis tengah
SID: 100cm
Ekspose: tahan nafas di akhir ekspirasi
Struktur yang ditunjukkan: seluruh perut dan duodenum terlihat,
diafragma dan bidang paru-paru bagian bawah dimasukkan untuk
menunjukkan kemungkinan hernia hiatus
Hasil Radiograf:
Kriteria Radiograf:
Fleksura colic kanan dan kolon asendens dan sigmoid terlihat "terbuka"
tanpa superimposisi yang signifikan
Seluruh usus besar dimasukkan, dengan kemungkinan pengecualian pada
fleksura colic kiri, yang paling baik ditunjukkan pada posisi LAO
Ampula rektal harus dimasukkan pada margin bawah radiografi
3. LAO Position
Posisi Pasien: Semiprone diputar 35 sampai 45 derajat miring ke kiri anterior,
dengan bantal untuk kepala.
Posisi Obyek:
Sejajarkan bidang perut midsagital sepanjang sumbu panjang tabel,
dengan margin kanan dan kiri perut berjarak sama dari garis tengah tabel
dan atau CR
Letakkan lengan kanan di atas pilolw, letakkan lengan di belakang pasien
dan lutut kanan ditekuk sebagian
Periksa panggul dan batang posterior untuk rotasi 350 hingga 450
CR:
Tegak lurus IR, diarahkan ke titik sekitar 2,5 cm di sebelah kanan bidang
midsagital
Pusatkan CR & IR pada 2,5 hingga 5 cm di atas puncak iliaka
SID: 100 cm
1) Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan secara radiologi untuk menilai kemungkinan kelainan pada
jantung dengan menggunakan media kontras positif
2) Persiapan Pemeriksaan:
Persiapan Alat dan Bahan:
Pesawat + Flouroskopi
Baju Pasien
Gonad shield
Kaset + film ukuran 35 x 35 cm
Grid
X-Ray marker
Tissue/kertas pembersih
Bahan kontras
Air Hangat
Sendok / sedotan
Persiapan Pasien:
Prinsip tdk ada persiapan khusus,
Penjelasan Pada pasien
Proyeksi Pemotretan
Lateral
PA
Tambahan: RAO/ LAO
PA dengan 6 feet = (teleroentgenogram) maksimal magnification 5-
10%
Pasien menelan Barium pekat pada oesophagus (BaSO4 250% w/v)
Eksposi pada saat tahan nafas setelah inspirasi penuh
3) Teknik Pemeriksaan:
1. Proyeksi PA
Posisi Pasien: Sedapat mungkin pasien erect
Posisi Objek:
Tepi IR pada jarak 5 cm di atas shoulder joint
Kedua dorsum manus endorotasi diletakkan di atas SIAS
Siku didorong kedepan
CR: Tegak lurus terhadap IR
CP: pada MSP setinggi Thoracal 6-7
FFD : 180 cm
Ekspose: pada saat tahan napas setelah menelan barium pekat
Kriteria Radiograf:
Tampak gambaran oesophagus terisi barium yg overlaping dengan
gambaran jantung
Tidak ada rotasi dari tubuh, kedua sternoklavicular joint simetris
Seluruh thorak tercover pada film
Eksposi cukup mampu menunjukkan struktur oesophagus dan jantung
Gambaran tajam pada tepi menunjukkan tidak ada pergerakan obyek