Anda di halaman 1dari 25

Lujeng Agus Setiarso, S.ST, M.Tr.

Kes
TIM MK TR-3
Prodi RR PWT

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 1


Pengertian
Teknik pemeriksan colon in loop teknik
pemeriksaan secara radiologis dari usus besar
dengan menggunakan media kontras secara
retrograde

Tujuan
Tujuan pemeriksaan colon in loop adalah untuk
mendapatkan gambaran anatomis dari colon
sehingga dapat membantu menegakkan
diagnosa suatu penyakit atau kelainan-kelainan
pada colon

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 2


ANATOMI

Merupakan tabung berongga dgn p = 1,5 m dari


caecum – canalis ani, diameter rata-rata 2,5 inchi,
semakin ke ujung semakin kecil.

TERDIRI DARI :
1. COLON ASCENDEN
2. COLON TRANSVERSUM
3. COLON DESCENDDEN
4. COLON SIGMOIDEUM
5. REKTUM

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 3


Haustra

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 4


FISIOLOGI
 Diperlukan waktu 16 – 20 jam untuk mencapai
sekum

 Fungsi colon
1. Absorbsi air, garam dan glukosa
2. Sekresi musin oleh kelenjar lapisan dalam
3. Menyimpan selulosa
4. Defekasi

 Pergerakan colon : mencampur dan


mendorong

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 5


INDIKASI
1. Colitis : Penyakit2 inflamasi pd colon
2. Carsinoma
3. Diverticulum : merupakan kantong yg menonjol
pada dinding kolon, terdiri
lapisan mukosa dan muskularis
mukosa
4. Polyps : Penonjolan selaput lendir
5. Volvulus : Penyumbatan isi usus krn terbelitnya
usus ke bagian yg lain

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 6


INDIKASI
6. Invagination : melipatnya bagian usus besar ke
bagian usus itu sendiri
7. Intussusception
8. Atresi ani : tidak adanya saluran dari colon yg
seharusnya ada
9. Stenosis : Penyempitan saluran usus besar
10. Mega colon : Suatu kelainan kongenital yg
terjadi krn tidak adanya sel
ganglion di pleksus
mienterik & sub mukosa
pada segmen colon distal
menyebabkan feses sulit
melewati segmen aganglionik.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 7


KONTRA INDIKASI
1. Perforasi
2. Obstruksi akut atau penyumbatan
3. Diare berat

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 8


PERSIAPAN PASIEN

 Riwayat penyakit pasien sangat penting untuk


mengevaluasi keadaan anak yang akan
diperiksa. Karena ini akan membantu radiolog
dalam memutuskan instruksi dan prosedur
pemeriksaan yang akan diambil.
 Bayi sampai 2 tahun
Tidak ada persiapan yang diperlukan.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 9


PERSIAPAN PASIEN
 Anak 2 tahun sampai 10 tahun :
Pada malam hari sebelum pemeriksaan
hanya makan-makan yang rendah serat.
Malam sebelum pemeriksaan minum
satu tablet bisacodyl atau laxative atau
sejenisnya.
Jika setelah diberi laxative tidak
menunjukan pengeluaran yang cukup,
maka dilakukan enema pedi fleet (Urus-
urus) atas petunjuk dokter

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 10


PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

Persiapan alat Pesawat sinar – x


Marker
Film dan kaset sesuai ukuran
Standar irigator.
Kantong barium
Glass Spet
Spuit, untuk bayi gunakan spuit 60 ml
Kateter fleksibel, untuk bayi gunakan kateter
silikon nomor 10 yang fleksibel.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 11


PERSIAPAN ALAT DAN
BAHAN
Plester
Sarung tangan
Lap dan handuk untuk membersihkan
Pengatur tekanan udara aneroid (Jika metode
kontras ganda)
Glass spuit, Chateter, three way disposible
Klem
Kain kasa.
Alat-alat fiksasi
Apron untuk pemegang pasien

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 12


Persiapan Bahan

1. Media Kontras ( BaSO4/ Urografin )


2. Cairan pelicin (jelly / minyak)

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 13


Metode pemeriksaan

Pemeriksaan colon in loop pada bayi dan anak-


anak biasanya hanya menggunakan metode
kontras tunggal yang menggunakan media
kontras BaSO4 (barium sulfat) saja, sedangkan
metoda kontras ganda tidak dianjurkan

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 14


Metode Kontras Tunggal
 Pemeriksaan hanya menggunakan BaSO4/
urografin sbg media kontras
 Kontras dimasukkan ke kolon sigmoid,
desenden, transversum, ascenden sampai
daerah sekum
 Dilakukan pemotretan full filling
 Evakuasi  dibuat foto post evakuasi

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 15


 Media kontras yang BIASA digunakan
untuk pemeriksaan collon in loop pediatrik
adalah :
 Urografin 76 % 20 ml dicampur dengan
Nacl sebanyak 100 cc, kemudian dimasukkan
kedalam spuit
 Karena traktus digestivus pada bayi
berbeda dengan orang dewasa, pada bayi
sangat sensitif. Akan meninggalkan sisa
sisa barium pada kolon apabila
menggunakan media kontras BaSo4.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 16


Proyeksi antero posterior tanpa kontras
(Foto polos )

POSISI PASIEN
 Pasien diposisikan supine diatas kaset / meja
pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh
berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan
diletakkan diatas kepala pasien dan diberi pengganjal
untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi
pengganjal juga.
POSISI OBJEK
 Objek diatur dengan menentukan batas atas processus
xypoideus dan batas bawah adalah symphisis pubis. Titik
bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah
sinar vertikal tegak lurus dengan kaset. Eksposi dilakukan
saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. FFD: 100cm

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 17


Fiksasi untuk bayi :
 Posisikan lengan menjauhi sumbu
tubuh (Adduksi), tempatkan sand bag
yang lembut dan fleksibel diatas
masing-masing lengan.
 Posisikan lengan menjauhi sumbu
tubuh, tempatkan sand bag yang
lembut dan fleksibel di atas masing-
masing lengan.
 Tempatkan satu sand bag yang agak
besar diatas kedua lutut bayi. Proyeksi AP pada bayi dengan alat immobilisasi
sand bag (Bontrager, 2001)
 Perhatikan keadaan bayi, jika bayi
tenang berarti dia merasa nyaman, tapi
jika menangis berarti ia merasa
kesakitan, pemberian dot bisa
membantu menenangkan bayi
tersebut.
Lujeng Agus Setiarso, S.ST 18
Fiksasi untuk balita :

 Hampir sama dengan bayi, tapi pada balita dipasang


pita kompresi diatas lutut (Femur). Jangan lupa
antara pita dan kaki pasien diberi lapisan lembut
(gabus) agar pasien tidak merasa kesakitan.
 Jika orang tua membantu memegangi pasien maka :
 Persiapkan apron dan sarung tangan untuk orang
tua
 Atur tabung dan kaset serta faktor eksposi sebelum
memposisikan pasien.
 Posisi pasien dan orang tua agar tidak mengganggu
pemandangan radiografer.
 Orang tua diminta untuk memegang lengan anak,
sedangkan kedua kaki difiksasi dengan sand bag
atau pita kompresi.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 19


TEKNIK PEMASUKAN MEDIA
KONTRAS
Setelah dilakukan foto polos kemudian dilakukan
pemasukan media kontras, kateter dimasukkan keanus
pasien dengan mengolesi terlebih dahulu dengan jelly /
gliserine dan diberi balon udara  5 cc untuk fiksasi
kateter. Media kontras yang sudah disiapkan dimasukkan
kedalam Glass Spet sebanyak 100 cc, kateter yang
sudah dimasukkan dihubungkan dengan Glass Spet
yang sudah terisi kontras. Selanjutnya pemasukkan
kontras dilakukan dengan pelan-pelan.
Setelah yang masuk dirasa cukup maka dilakukan
pemotretan dengan kateter tetap terpasang untuk
memblok biar kontras tidak keluar dan antisipasi
selanjutnya.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 20


Proyeksi Antero Posterior Dengan Kontras
POSISI PASIEN
Pasien diposisikan supine diatas kaset / meja
pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh
berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan
diletakkan diatas kepala pasien dan kedua kaki lurus
kebawah dengan di pegang oleh orang tuanya yang
telah menggunakan apron.
POSISI OBJEK
Objek diatur dengan menentukan batas atas
processus xypoideus dan batas bawah adalah
symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua
crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak lurus
dengan kaset. Eksposi dilakukan saat pasien
ekspirasi penuh dan tahan nafas. Jika pasien
menangis lakukan eksposi pada waktu jeda
tangisannya reda.
Lujeng Agus Setiarso, S.ST 21
Kriteria radiograf
 Terlihat garis tepi dari jaringan lunak dan struktur
berisi udara seperti pada bagian usus dan perut,
terlihat kalsifikasi (jika ada) dan struktur tulang.
 Columna vertebralis lurus dan tepat ditengah-
tengah radiograf.
 Tidak ada rotasi dari pelvis, hip joint, rongga
pelvis harus terlihat simetris.
 Tidak ada gerakan : batas diafragma dan pola
udara di paru harus tampak tajam.
 Kontras radiograf baik.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 22


Proyeksi lateral
POSISI PASIEN
Pasien diposisikan lateral atau tidur miring dengan
Mid Coronal Plane (MCP) diatur pada pertengahan
kaset dan vertikal terhadap garis tengah kaset, genu
sedikit fleksi kedua ujung kaki dan tangan dipegang
oleh orang tuanya yang terlebih dahulu diberi
Apron, hal ini dikarenakan pasien selalu bergerak
dan menangis.

Arah sinar ; tegak lurus terhadap film. Titik bidik ;


Pada Mid Coronal Plane setinggi spina illiaca anterior
superior (SIAS). Eksposi dilakukan saat pasien diam.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 23


Setelah pemotretan dilakukan, maka selanjutnya
kateter dicabut, alat-alat dan rembesan media
kontras dibersihkan. Tidak dilakukan pemotretan
post evakuasi. Orang tua dari pasien diberi pesan
jika terjadi tanda-tanda alergi segera hubungi
dokter radiologi.

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 24


T ER
KA I M A
S IH
H!

Lujeng Agus Setiarso, S.ST 25

Anda mungkin juga menyukai